Posted in Angst, Friendship, Hurt, Sad, Series

Hated Friend! #2

hated friend!

 

Hated Friend! Part 2

Present by nabiy

Cast: Cho Kyuhyun, Choi Sooyoung, Kim Myungsoo || Genre: Angst, sad, hurt, friendship || Lenght: Series

Hated Friend! Part 1 here

Note: Annyeong, nabi balik lagi. Sebelumnya, nabi belum rela buat ngepost part 2nya, soalnya part ending atau part 3nya belum kelar sama sekali. Kalo flashback beberapa waktu lalu, udah kelar setengahnya, karena si netty terkena musibah, hilanglah semua ff setengah jalan macem ‘In Law’ juga. Buat ngetik ulangnya itu loh males bingitssss. Tapi karena ga mau ngecewain dan berusaha nyelesaiin satu ff series, nabi pun mulai ngetik ulang. Doain aja moga ga kena penyakit mematikannya para penulis. Semoga part ini ga ngecewain kalian, setelah minggu lalu aku sedikit kecewa sama beberapa hal. Selamat membaca^^

.

.

.

Kyuhyun kembali melangkahkan kakinya menuju pintu yang sudah menjadi titik fokusnya setelah memasuki apartemen milik Sooyoung ini. Gadis itu belum juga pulang setelah menolak ajakan Kyuhyun sore ini. Kyuhyun sama sekali belum tahu alasan yang membuat Sooyoung menolak ajakkannya untuk yang pertama kali.

Dengan perasaan mantap, Kyuhyun meraih kenop pintu itu. Ia tahu kalo Sooyoung sedang tidak ada di sini, padahal jam sudah menunjukkan pukul 10 malam. Seperti ada bom yang baru saja meledak, Kyuhyun berdiri mematung setelah menyaksikan pemandangan kamar itu. Sangat amat terlihat berbeda dengan kamar yang ia temui 3 minggu yang lalu, dan kini kamar itu terlihat kosong, KOSONG?

STORY BEGIN…

Sebuah mobil berwarna hitam baru saja memasuki pelataran apartemen mewah. Mobil itu memunculkan Sooyoung yang keluar melalui pintu penumpang. Tangannya yang memeluk penuh permen kapas yang tadi ia beli di festival sore. Kakinya kini membawanya mengitari mobil itu hingga berhenti tepat di samping pintu pengemudi. Tubuhnya sedikit membungkuk mendekati Myungsoo.

Gomawo untuk hari ini.”

Nde, masuklah. Sudah semakin malam, tidak baik untuk seorang gadis sepertimu di luar seperti ini.”

Sooyoung tersenyum simpul untuk Myungsoo sebelum akhirnya Myungsoo pergi meninggalkan Sooyoung yang masih memandang mobil Myungsoo hingga tertelan gelapnya malam. Dengan hati gembira, Sooyoung kembali melangkahkan kakinya menuju apartemennya.

Bip!

Setiba Sooyoung di apartemennya, ia segera meletakkan permen kapasnya secara asal. Kakinya kini tertarik untuk melangkah ke kamarnya. Dengan langkah malas, ia memaksa untuk terus menyeret sepasang kakinya untuk kembali melangkah.

Neo—“ teriak Sooyoung terdengar shock ketika mendapati seorang lelaki ada tepat di atas ranjangnya.

“Ternyata kau sudah sudah pulang. Selamat malam nona Choi.” Sapa lelaki itu sambil melambaikan tangan kirinya dan menumpukan kepalanya di atas tangan kanannya.

“Yak! Cho Kyuhyun, sedang apa kau di kamarku? Hah!” teriak Sooyoung lagi. Kyuhyun masih berada di kamar Sooyoung, tentu. Jarak waktu kedatangan Kyuhyun dengan Sooyoung tak berbeda jauh. Sedangkan 5 menit yang lalu Kyuhyun baru menapaki kakinya di apartemen itu.

“Aniya, aku hanya ingin mampir saja kesini. Bukankah terakhir aku kesini itu 3 minggu yang lalu? Akh, rupanya selama itu kamarmu banyak yang berubah.” Kata Kyuhyun lalu mentelentangkan tubuhnya di atas ranjang milik Sooyoung.

“A—apa maksudmu?” tanya Sooyoung dengan rasa gugup yang tidak bisa terhindarkan.

“Lihatlah! Kamar ini sekarang jadi kosong, kau kemana ‘kan poster-poster itu?” tangan Kyuhyun menunjuk kearah dinding yang kosong. Ani! Dinding itu tidak bisa dibilang kosong, buktinya ada beberapa sketsa rancangan yang masih setia menempel di tempatnya sejak beberapa bulan lalu.

“N—ne, oh. Poster-poster itu baru kucopot, aku bosan melihat wajah-wajah mereka, terlebih lagi wajah kau.” Jawab Sooyoung dengan wajah polos tak bersalahnya berhasil membuat Kyuhyun mengerang kesal.

“Itu bukan alasan yang tepat nona Choi!” ucap Kyuhyun sembari bangun dari pembaringannya. “Jika kau membenciku, bukan seperti itu caranya nona Choi.” Lanjutnya lagi dengan penuh penekanan.

“Kau sudah tahu aku membencimu, jadi kenapa kau tidak membenciku juga.” Sooyoung terkekeh kecil, tangannya yang terlipat di dada menambah kesan dingin yang mencuat dari diri Sooyoung. “Aku lelah. Pergilah dari sini, atau perlu kupanggil security untuk membawamu pergi?”

Kyuhyun mulai beranjak dari duduknya, berjalan melewati Sooyoung yang tengah tersenyum sinis. “Ah ya, ada satu kenyataan yang harusnya kau ingat. Kau—“

Kepala Sooyoung bergidik miring, seolah menyuruh Kyuhyun untuk melanjutkan omongannya.

“Kau tidak akan pernah bisa membenciku nona Kim.”

▒ ▒ ▒

Seorang gadis dengan kacamata yang bertengger manis di batang hidungnya terlihat sibuk menyusun kain yang akan ia buat menjadi kostum untuk drama musikal di kampusnya. Gadis lainnya ikut disibuki oleh kegiatan sahabatnya itu. Ya, Raemi tengah merasa ada yang aneh dengan sahabatnya itu, entah apa yang jelas Sooyoung sama sekali tidak mau terbuka sedikit pun padanya. Itulah yang kini Raemi rasakan.

“Yak! Soo—ya, minumlah dulu sebelum Cocoa Cappuccinomu semakin dingin.” Kata Raemi, tatapan sendunya akan sahabatnya itu terus tergambarkan.

Sooyoung pun menghentikan pekerjaannya, menatap Raemi dengan mata yang tersembunyi di balik kacamatanya itu. Sekarang segelas Cocoa Cappuccino yang memang sudah terasa dingin berada dalam genggamannya, dan selangkah lagi Cocoa Cappuccino itu akan mengairi tenggorokannya yang kering.

Waeyo? Ada apa denganmu Soo—ya? Apa kau akan tetap bertahan dengan aksi tutup mulutmu? Kau sudah tidak seperti dulu lagi.” Kata Raemi begitu lirih seolah menyiratkan sebuah keperihatinan.

Sooyoung tersenyum tipis, diikuti dengan gelengan kepala yang begitu lemah. “Aniya, nan gwencanayo Raemi—ya. Mungkin kau sudah salah mengira.”

“Hey nona Choi! Kita sudah 8 tahun berteman, hanya teman bodoh yang tidak bisa merasakan perasaan temannya sendiri. Sayangnya, aku bukan teman yang seperti itu nona Choi. Baiklah, aku tidak akan memaksamu untuk cerita, tapi suatu saat nanti aku akan menagihmu untuk bercerita tentang hal itu.” Kata Raemi  dengan terkekeh geli.

“Sepertinya aku harus pergi.” Ucap Sooyoung sembari merapihkan kain-kain yang sudah ia susun, lalu melenggang pergi meninggalkan Raemi yang masih diam terpaku.

“Raemi—ya,” suara bass seorang namja bergema tepat di telinga kanannya, suara itu sudah tidak asing lagi untuk seorang Raemi. Matanya Raemi pun segera bergeser untuk melihat namja itu.

“Sepertinya aku tahu siapa yang membuat Sooyoung pergi, huh menyebalkan!” desis Raemi dalam hatinya.

Waeyo?” tanya Sooyoung begitu datar.

“Kau yang mengurus bagian pemeran drama ‘kan?”

Ne—“

“Apa kau bisa mengenalkanku dengan Jung Sejin?”

Nde?” tanya ulang Raemi yang sebenarnya ia mendengar jelas permintaan namja itu. “Tunggu sebentar. Apa selama ini kau juga meminta bantuan Sooyoung untuk mengenalkanmu ke para gadis?”

Namja itu tersenyum miring yang lebih terlihat seperti menyeringai, “Ndewae?”

Wajah raemi terlihat memerah seolah ia sedang menahan sebuah amarah, “Oh good, Cho Kyuhyun. Kau memang namja brengsek. Jangan harap kau menyebut dirimu sahabat lagi dihadapan aku dan Sooyoung. Aku muak harus melihatmu.”

▒ ▒ ▒

Suasana ramai kini menyelimuti perapian sebuah villa di tengah runtuhan hujan. Mereka adalah sebuah keluarga yang berhasil menghangatkan suasana hati Sooyoung. Sooyoung sudah mengenal keluarga itu sejak ia masih kecil dan bahkan sekarang ia bersahabat dengan putra dari keluarga itu. Keluarga yang sudah Sooyoung anggap sebagai keluarganya sendiri, begitu juga keluarga itu pun menganggap Sooyoung sebagai anaknya.

“Kyu kudengar kau akan mengisi soundtrack lagu untuk drama terbaru dari hoobaemu? Apa yang kudengar itu benar Sooyoung—ah?” tanya seorang wanita yang lebih tua dari Sooyoung, wanita itu merupakan anak tertua di keluarga itu, dia juga yang akan mewariskan perusahaan yang keluarga itu punya.

Sooyoung kini tergugup, entah apa yang akan ia jawab lantaran ia sudah tidak mengikuti berita terupdate tentang Super Junior yang menaungi putra di keluarga itu, Cho Kyuhyun. Ya, Sooyoung kini tengah berada di antara keluarga Cho. Keluarga yang ia punya setelah Appa Sooyoung ikut pindah bersama eonni-nya.

Noona,” suara bass dari laki-laki yang duduk berhadapan dengan Sooyoung telah berhasil memecahkan kegugupan Sooyoung, “Kau salah telah menanyainya tentang Super Junior, dia bukan ELF lagi.”

Mata Sooyoung terbelalak kaget setelah pernyataan Kyuhyun yang memang kenyataannya benar.

M—wo? Apa maksudmu Kyu? Apa benar itu Sooyoung—ah?” tanya Ahra.

“Apa kau tidak percaya? Datang saja ke apartemennya, sudah tidak ada lagi poster Super Junior di kamarnya.” Celoteh Kyuhyun sambil melemparkan tatapan sinis kearah Sooyoung yang diam tak berkutik.

“Sudah –sudah, ini minumlah untuk menghangatkan tubuh kalian.” Eomma Kyuhyun pun berbaur di tengah mereka setelah datang membawa tampan berisi beberapa cokelat hangat di dalam cangkirnya.

“Sooyoung—eh,”

Neeomma?”

“Bisakah eomma sedikit mendengar suaramu.” Pinta Kyuhyun eomma dengan wajah memelas.

Ne, Sooyoung—ah. Aku juga ingin mendengarmu menyanyi walaupun disini ada seorang penyanyi sungguhan, tapi aku bosan mendengar suaranya.” Lanjut Ahra noona sambil mencuri pandang kearah Kyuhyun yang kini mendengus kesal.

“N—ne,”

Sooyoung sedikit berdehem bermaksud untuk menghilangkan rasa gugup yang kini belum melebur sebelum ia mulai bernyanyi.

Saranghaedo doenayo (Dapatkah aku mencintaimu?)

Hagopeunmal inneunde  (Aku punya sesuatu yang ingin ku katakan)

Naeipsuri mugeowo danhanbeondo motaetdeon naemaeumi haneunmal (Tapi bibirku yang berat dan hati ku memiliki kata-kata yang tidak bisa ku katakan bahkan sekali)

Sooyoung tersenyum kecil menatap Kyuhyun oemma begitu senang dengan mata berbinar. Seketika tatapan Sooyoung terlempar menuju namja yang duduk tepat dihadapannya, Cho Kyuhyun.

Meoreojigoisseoyo. Motdahanmarinneunde. Geudaeyeo~ (Kau semakin lebih jauh ketika aku masih memiliki kata-kata yang aku tidak bisa katakan, sayangku)

Gaseumeuro samkin geumare babocheoreom naega apado geudaemaneul ojigwonhaeyo (Seperti orang bodoh, aku menelan kata-kata ke dalam hatiku. Meskipun sakit, aku hanya ingin kau.)

Hanbeonman nal saranghaejwoyo (Silahkan mencintaiku hanya sekali)

Ttakhanbeon michidorok bulleobwado doenayo (Aku bisa gila menyebut nama mu hanya sekali?)

Naemamhana deohaejuryeo geudaegyeote ireoke gakkai gallaeyo (Karena hati ku, aku ingin pergi lebih dekat ke sisi mu.

Sejak kedua pasang mata itu saling menatap dalam mata orang yang ada dihadapan mereka masing-masing, sepasang mata milik Sooyoung mulai berkaca-kaca. Kedua bilah bibirnya tetap bersenandungkan lagu yang dinyanyikan  Kyuhyun untuk mengisi suatu soundtrack sebuah drama.

Gwaenchantago malhaeyo (Aku memberitahu mu bahwa itu baik-baik saja)

Yeogijigeum isseoyo. Geudaeyeo~ (bahwa aku di sini sekarang, sayangku)

Naegaseume geudael pumeoseo meongideureo naega apado geudaemaneul ojigwonhaeyo (Meskipun  aku mendapatkan luka dengan memelukmu dalam hatiku. Meskipun sakit, aku hanya menginginkan kau)

Hanbeonman nal saranghaejwoyo (Silahkan mencintaiku hanya sekali)

Ttakhanbeon michidorok bulleobwado doenayo (Aku bisa gila menyebut nama mu hanya sekali?)

Naemamhana deohaejuryeo geudaegyeote ireoke gakkai gallaeyo (Karena hati ku, aku ingin pergi lebih dekat ke sisi mu.

Seotunnauisarang algoinnayo (Apakah kau tahu tentang cinta ku yang kikuk?)

Doraseoneun geudaelbomyeo maldomotago nauinameun sarangeul maeume modu dameulkke (Seperti yang ku lihat kau berpaling, aku tidak bisa mengatakan apa-apa. Jadi aku hanya akan menempatkan semua cinta ku di dalam hatiku)

Nal saranghaejwoyo

Hanbeonman nal saranghaejwoyo (Silahkan mencintaiku hanya sekali)

Ttakhanbeon michidorok bulleobwado doenayo (Aku bisa gila karena menyebut nama mu hanya sekali?)

Naemamhana deohaejuryeo geudaegyeote ireoke gakkai gallaeyo (Karena hatiku, aku ingin pergi lebih dekat ke sisi mu)

Geudaeege jeonhaejuryeo geudaegyeote ireoke gakkai gallaeyo (Dalam rangka untuk memberitahu mu, aku ingin pergi lebih dekat ke sisi mu)

Saranghamnida Geuriunsaram (Aku mencintaimu, seseorang yang aku rindu…)

P.S Cho Kyuhyun – Just Once

Rimbunan air di tepi kelopak mata Sooyoung sudah tidak dapat dibendung lagi. Sebuah lagu yang mengibaratkan tentang dirinya telah berhasil ia nyanyikan tanpa ada kesalahan sedikitpun, namun kini hanya ada satu kesalahan yang terus menerus membuat ia membalikkan pikirannya ‘mengapa air mata ini harus jatuh tidak pada tempat dan waktunya?’. Semua mata kini tertuju pada Sooyoung yang tiba-tiba bangun dari duduknya, di tambah lagi dengan adanya linangan air yang membasahi pipinya.

Jwesongeyo, aku kembali ke kamar duluan.” Langkah kaki Sooyoung sudah tidak bisa di hentikan lagi. Lari kecil yang ia buat membuat setiap mata yang menatap punggung Sooyoung harus kehilangan itu tepat di balik pintu berwarnakan cokelat kayu.

Kyuhyun eomma yang baru saja beranjak untuk menghampiri Sooyoung tertahan oleh genggaman tangan Kyuhyun, “Andweyo eomma, biar aku saja.” ucap Kyuhyun sembari melangkahkan kakinya menuju pintu yang menyembunyikan punggung Sooyoung.

Dibukanya pintu itu hingga menampakkan kamar bernuansa cokelat. Villa itu memang milik keluarga Cho yang setiap tahunnya keluarga Cho pasti berlibur kesini. Sooyoung pun tak luput untuk ikut di tengah keluarga itu. Kamar bernuansa cokelat inilah yang selalu Sooyoung tempati saat berada di Villa ini. Kyuhyun tidak mendapatkan Sooyoung di dalam ruangan itu, hingga mata Kyuhyun tertuju pada pintu balkon yang terbuka.

Kyuhyun mendekati Sooyoung tengah duduk merengkuh kedua kakinya di tepi balkon. Punggung Sooyoung terus bergetar seiring suara isak tangis yang terus bergema. Hal itu menyimpulkan bahwa yeoja itu tengah menangis. Kyuhyun pun menempati ruang kosong di samping kirinya, tangannya terangkat untuk merengkuh tubuh Sooyoung.

Uljima, kau akan bertambah jelek jika terus menangis.” Ledek Kyuhyun yang akhirnya membuat kepala Sooyoung terangkat.

Kkaa! Aku muak melihatmu, kkaa!”

“Hey! Aku bercanda nona Kim. Sungguh akhir-akhir ini kau sedikit sentimentil, apa kau sekarang tengah ada tamu?”

“Kumohon, pergilah!” teriak Sooyoung lagi bermaksud mengusir Kyuhyun dari tempatnya sekarang. Namun Kyuhyun kembali merengkuh Sooyoung hingga bibir Kyuhyun mendarat indah tepat di bibir Sooyoung. Kyuhyun sedikit melumat bibir Sooyoung yang terasa manis cokelat mungkin akibat tadi ia meminum cokelat hangat buatan Kyuhyun eomma. Kedua mata Sooyoung masih terbelalak sempurna saat menerima perlakuan Kyuhyun. Bibir Kyuhyun masih terus berpaut untuk melumat habis bibir Sooyoung. Sooyoung tersadar kalau ini salah sampai ia mendorong kasar kedua bahu Kyuhyun hingga bibir mereka terpisah.

Jeongmal mianhae. Aku tidak akan membuat air mata ini jatuh lagi.” Kyuhyun mengusap beberapa bulir air mata yang masih mengalir di kedua bilah pipi Sooyoung. “Dan aku tidak akan membiarkan satu orang pun membuatmu menangis, uljima.”

▒ ▒ ▒

Sooyoung melangkahkan kakinya menuju gedung bernamakan Crown Concert Hall. Padahal senja telah berwarnakan jingga, pertanda hari akan menutup seiring tnggelamnya mata hari di ufuk barat. Disela bibirnya tersenandungkan nada yang ia buat sendiri. Hari ini ia berada disini lantaran sutradara musikal drama baru saja mengubunginya untuk segera datang.

Suasana di dalam Crown Concert Hall terbilang cukup ramai sore hari ini. Mungkin sutradara mulai aktif menjalankan sesi latihan untuk para pemeran. Kali ini pemeran utamanya adalah hoobaenya yang bernama Jung Sejin yang berpasangan dengan Lee Jungshik.

“Sooyoung—ah,” suara panggilan dari seorang yeoja mengalihkan tatapan Sooyoung kearah yeoja yang memanggilnya hingga ia mendapatkan seorang Go Raemi yang berjalan menghampirinya.

“Hey. Kau ada disini juga?” tanya Sooyoung dengan nada gembira.

Raemi menatap tajam Sooyoung yang hari ini terlihat aneh. Bukan, bukan penampilannya yang aneh, tapi err—,  “Ne, ada apa denganmu? Sepertinya kau sedang bahagia?”

“Aniya. Mungkin kau salah lihat. Lihatlah ini, aku sedang cemberut.” Jelas Sooyoung langsung melengkungkan senyumnya ke bawah.

“Nona Kim.” Suara seseorang wanita kini telah mengintrupsi perdebatan di antara mereka. Wanita itu ada sutradara di musikal drama ini, dialah yang menyuruh Sooyoung untuk datang petang ini.

Nde?”

“Apa kau sudah mulai membuat kostumnya?”

Ne, rancangan untuk kostum para pemeran sudah jadi semua. Mungkin secepatnya aku akan memulai membuatnya.”

Nde. Pergilah ke gudang belakang, disana ada beberapa paket kain untuk membuat kostum itu.” seru wanita itu. “eum, nona Go. Ikutlah dengannya.” Tambahnya lagi sekaligus memerintah Raemi.

Ne—“

Mereka –Sooyoung dan Raemi- pun segera bergegas menuju gudang yang tepat berada di belakang gedung Crown Concert Hall. Mereka harus berjalan mengitari gedung itu untuk menemukan letak gudang. Warna jingga masih setia menghiasi ufuk barat ketika mereka menginjakkan kaki di luar gedung. Pantas saja Kyunghee University dijadikan sebagai tempat yang harus dikunjungi oleh para wisatawan luar, karena Kyunghee University telah memasuk jajaran tempat terindah di Korea, terlebih jika mereka yang datang langsung menapaki sisi danau tepat di musim semi.

Sooyoung terus bersenandung di setiap langkahnya, tanpa ia sadari Raemi sudah memerhatikannya sejak tadi. Senandungan halus itu terkuah dari sela bibir mungilnya, senandungan yang ia bunyikan secara asal tanpa tahu nada jelasnya. Terkadang Sooyoung tersenyum kecil dan hal itu masih dapat dilihat oleh Raemi. Raemi sedikit begidik ngeri melihat kelakuan sahabatnya itu.

“Yak, Sooyoung—yanan gwenchanayo?”

Nde?”

WaeyoNan gwenchana? Hari ini kau benar-benar menyeramkan.”

Gwenchana, apanya yang menyeramkan?”

“Kau selalu bersenandung di setiap jalan. Kau seperti yeoja gila yang menyanyikan lagu lullaby, aku takut saat di tempat sepi, nanti tiba-tiba kau menyekikku, arr—“ kata Raemi menelisik retina mata Sooyoung hingga dalam, mencari pembenaran dari setiap kata yang barusan ia ucapkan.

Sooyoung seperti ingin menahan tawa setelah mendengar omongan Raemi. “Yak, nona Go. Ini akibat kau selalu menonton film horor fantasi, apa seorang monster sepertimu bisa takut dengan yeoja gila yang bersenandung lagu lullaby.”

“Itu beda ceritanya. Untuk siapapun yang mendengarmu seperti itu, mungkin mereka juga akan begidik ngeri, kau menyeramkan. Kajja kita masuk.”

Raemi bergerak maju mendahului Sooyoung untuk memasuki gudang yang cukup terang dikarenakan adanya cahaya lampu yang terlihat temaram menggantung bebas di latar gudang dan di dalam gudang. Gudang itu tidak terlihat seperti gudang yang selayaknya, gudang itu cukup terbilang bersih dari debu dan sarang laba-laba yang mengiasi setiap sudut ruangan dalam gudang tersebut.

Sooyoung berjalan menuju tumpukan dari gulungan kain, “Ah mungkin ini kain yang di maksud,” gumam Sooyoung.

“Yak! Raemi—ya, tolong aku membawanya. Kurasa akan sulit jika kubawa sendiri.” Pintanya sambil meraih satu persatu gulungan kain itu.

Raemi pun segera ikut meraih gulungan kain yang tersisa lalu mendekati Sooyoung yang sudah siap untuk meninggalkan gudang itu. “Apa kau ingin langsung membawanya ke apartemenmu? Kapan kau akan memulainya? Nanti biar aku bantu.”

“Aniya, bukankah kau juga tengah sibuk untuk mengiringi musik di drama itu? Jika aku perlu bantuan harusnya ‘kan aku meminta bantuan dari mahasiswa fakultas design bukan mahasiswa dari fakultas musik sepertimu.”

“Tsk, apa kau tak sadar nona Kim?”

Nde?” Sooyoung bertanya ulang. Matanya kini meneliti sekitarnya yang sudah sangat gelap. Suara decapan terus teralunkan bersama riuh angin yang berhembus.

Wae?”

Raemi yang merasa pertanyaannya tak digubris oleh Sooyoung sampai ia melihat sikap aneh yang Sooyoung tunjukkan. Raemi pun ikuti mengelilingi sekitar, suara decapan serta desahan seseorang masih terus tergemakan. Sampai kedua bola mata Raemi berhenti tepat kearah dua insan yang sedang berperang bibir. Tunggu! Mata Raemi lagi-lagi terbelalak kaget, laki-laki itu?

Kedua mata Raemi kini mengarah menuju gadis yang berdiri tegak di sampingnya. Mata gadis itu sudah terlihat berkaca-kaca.

Kajja!” Sooyoung membuka suaranya lalu kembali melangkahkan kakinya hingga mereka sampai tepat di hadapan mobil Sooyoung.

“Apa kau baik-baik saja?” tanya Raemi sedikit berhati-hati.

“Yak! Memangnya ada apa denganku? Aku baik-baik saja nona Go.” Elak Sooyoung sambil menata kain di bagasi mobilnya. “Sudahlah! Aku pergi dulu. Gomawo sudah membantuku.” Lanjut Sooyoung terdengar begitu datar.

░ ░ ░

Sooyoung kini sudah teronggok kaku di atas meja bar di suatu pub. Kesadarannya sudah terbilang hanya sebatas meracau, raganya pun seperti sudah ditinggalkan oleh jiwanya. Matanya yang membengkak menegaskan kalau ia baru saja menangis, tapi kali ini ia menangis bukan di tempat biasa melainkan di sebuah pub yang terbilang sepi.

Drrt –drrt..

Light Yagami (‘O’)9 calling

Nama itu masih terus terpampang jelas di layar handphone milik Sooyoung yang tergeletak indah di atas meja bar. Tapi kali ini Sooyoung memutuskan untuk mengangkatnya dengan sisa kesadaran yang mulai menipis.

Yeoboseyo—“ teriakan namja di ujung telpon benar-benar membuat Sooyoung menjauhkan handphonenya dari telinga.

Yeoboseyo, yak ada apa kau menelponku? Apa kau akan menanyakan hal tadi? Tenang saja, aku tidak melihat kalian berciuman tuan Cho. Apa kau tau juga, aku semakin muak melihat wajahmu. Kau pantas dimusnahkan oleh L-ku. Oh sekarang sepertinya aku mulai menyukai Myungsoo. Oh bukan, dia tetap L-ku. Ah sudahlah, tidak penting lagi. Bye tuan Cho—“

Bip!

Sooyoung masih terus meracau tak jelas, sesekali ia meneguk segelas wine yang tersedia di hadapannya lalu meminta lagi kearah bartender. Handphone Sooyoung kembali berdering, lagi-lagi Sooyoung tak menghiraukan panggilan tersebut. Buah kepalanya kini terdepak di atas meja bar, matanya sudah terlihat sayu sambil memegang gelasnya.

Sudah hampir setengah jam Sooyoung mencapai waktu dengan posisi duduk yang belum berubah, kepalanya masih setia terdepak di atas meja. Bartender itu mulai menghampiri Sooyoung, bermaksud untuk membangunkan Sooyoung. Tubuh Sooyoung sedikit berguncang yang diakibatkan goyahan kecil dari bartender bar itu, “Nona.” Sampai berkali kali bartender itu mencoba membangunkannya, tetap saja tak ada reaksi dari Sooyoung sendiri.

Bartender itupun berinisiatif untuk menghubungi keluarga dari Sooyoung lalu diraihnya handphone Sooyoung. Dibukanya handphone itu, dapat dilihat beberapa pesan sekaligus panggilan tak terjawab tertera di layar handphone. Mungkin orang ini tengah mencari nona ini, pikir bartender itu. Belum sempat ia menghubungi orang yang sejak tadi berusaha mengubungi ponsel itu. Kini sudah tertera nama yang berbeda tengah menghubungi ponsel itu.

Yeoboseyo..”

Seorang namja dengan langkah terburunya memasuki sebuah pub yang terbilang tidak terlalu ramai. Matanya menjelajah kesetiap sudut ruangan di pub itu untuk mencari seorang gadis yang menjadi titik tujunya berada disini. Dengusan putus asa terkadang terhelakan disela kegiatannya, kedua retina matanya belum juga menagkap sosok gadis itu. Tidak mau menunggu lebih lama lagi, kakinya terarahkan menuju meja bar.

Jwesongeyo—“ ucap namja itu saat berhadapan dengan seorang bartender.

Nde? Ada yang bisa saya bantu.”

“Aku mencari seorang ga—“ jelas namja itu namun harus dipotong balasan bartender tadi, “Dia ada di samping anda tuan.”

Namja itu pun mengalihkan kepala dan juga kedua matanya menuju seorang gadis yang tengah menelungkupkan kepalanya kearah kiri. Namja itu segera berlari menuju sisi kiri sang gadis dan… benar, gadis itu gadis yang ia cari sejak tadi.

Noona!” panggilnya sambil menggoyahkan tubuh yang tidak lain adalah Sooyoung.

“Nngggh,” Sooyoung mendesah pelan seolah merasa terusik oleh goyahan yang didapat oleh tubuhnya. Kepala Sooyoung terangkat, matanya yang sedikit terbuka menggambarkan jelas sesosok namja yang ia kenal.

“Myungsoo, bagaimana bisa kau kesini? Kau masih kecil bocah!” gumam Sooyoung dengan memberi banyak jeda setelah efek dari mabuk itu sudah sedikit merusak kesadarannya. Tangan Sooyoung kini terangkat untuk meraih wine yang tersisa di gelasnya, namun tangan L berhasil lebih dulu merebut gelas itu dan kemudian ia teguk habis wine itu.

“Yak! Brengsek! Kau benar-benar menggangguku! Kka—“ teriaknya begitu keras untuk pertama kalinya di hadapan Myungsoo.

Myungsoo menggenggam erat kedua bahu Sooyoung yang terus berusaha memberontak, mata elang Myungsoo kini tergambarkan sirat ketajaman. “Hajima! Berhentilah menyakiti dirimu sendiri, aku muak melihatmu terus menyiksa dirimu sendiri.”

Sebuah bulir kristal telah berani menuruni pipi putih milik Sooyoung. Tubuh Sooyoung kembali bergetar, tapi kali ini bukan lantaran tubuhnya tengah digoyahkan oleh sosok namja di depannya. Ia menangis.

Nugu?” suara tajam yang keluar dari sela bibi Myungsoo benar-benar terdengar menusuk, hal itu tentu berhasil untuk mengalihkan perhatian Sooyoung.

Nde?”

Nugu? Siapa dia?” Myungsoo mengulang kembali pertanyaannya, tatapannya yang semula mengeras kini begitu nanar melihat sosok gadis di hadapannya, matanya yang sembab, aroma alkohol terus menguak dari sela bibirnya, ditambah lagi kenyataannya bahwa gadis dihadapannya itu hanya memiliki presentasi kesadaran yang amat tipis.

Sooyoung tertawa renyah, senyum miring Sooyoung terciptikan disela tawanya. “Bagaimana— bagaimana kalau aku jawab— kau?”

Sebuah tarikan cukup keras tak terelakkan oleh Sooyoung, kini bibir yang selalu terulaskan senyum miring yang menjadi ciri khas Myungsoo sudah mendarat tepat di bibir cherry Sooyoung. Kedua mata Sooyoung terbelalak sempurna setelah menerima perlakuan Myungsoo. Entah perintah dari mana, kedua mata Sooyoung terpejam erat dan memulai pergelutan indah bibirnya di atas bibir Myunsoo.

Myungsoo melumat pelan bibir cherry itu, berusaha menikmati manis dari bibir yang sebelumnya sudah terlebih dahulu terlumurkan oleh wine yang diminum Sooyoung. Sooyoung mengangkat tangannya menuju tengkuk Myungsoo, mencoba menahan bibir Myungsoo yang masih bergelut untuk mengeksplor setiap rongga mulutnya.

Bugh!!

Sebuah pukulan telak mendarat tepat di pipi kiri Myungsoo setelah seseorang dengan paksa menarik Myungsoo. Tatapan membunuh tergambar jelas di lingkar mata orang yang mengintrupsi kegiatannya tadi.

Bugh!!

Tangan orang itu kembali terangkat untuk meninju pipi kiri Myungsoo, tapi suara Sooyoung benar-benar menghentikan gerakan tangannya itu. “Hentikan!”

Sooyoung menuruni tubuhnya, mendekati Myungsoo lalu menutupi wajah Myungsoo dengan masker yang masih bergantung di lehernya. Sooyoung pun mengangkat Myungsoo walau dirinya masih dalam keadaan setengah sadar. Ia menyadari bahwa banyak pasang mata menatap lekat kearah mereka, rasa takut sebuah scandal akan terealisasikan hadir di karenakan ia berada tepat di samping seorang artis papan atas dan tak lama sebelumnya ia baru saja berciuman dengan artis itu.

“Sooyoung—ah,” gumam orang itu.

“Hentikan! Hentikan semua ini Kyu. Hentikan semua sandiwaramu, aku muak dengan tingkahmu selama ini. Bila ini benar-benar skenario brengsekmu, tolong hapus aku dari skenariomu. Anggap aku tidak pernah ada di hidupmu, anggap aku tidak pernah sekalipun berhubungan denganmu. Karena aku hanya akan menjadi angin di hidupmu, jadi kumohon biarkan aku menjadi badai besar di hidupku.”

“Aww,” suara rintihan kasar terus terhelakan dari bibir Myungsoo. Tangan manis Sooyoung terus mengusapkan obat untuk luka hantaman yang Kyuhyun beri tadi di pipi kiri Myungsoo.

“Yak! Pelan-pelan!” teriaknya kali ini saat dirasakan sebuah tekanan di pipinya yang membiru itu.

“Berhentilah merintih sebentar saja, jika kau terus saja seperti itu, kau lebih terlihat seperti wanita.”

Kata-kata Sooyoung sungguh berhasil mendekap semua rintihan kesakitan yang dirasa Myungsoo dengan berganti menjadi gerakkan menggeliat seolah menolak perilaku Sooyoung. Sooyoung sudah beranjak dari posisinya setelah dikira kegiatannya itu telah usai ia kerjakan.

Noona, berhentilah menyakiti dirimu sendiri. Lihatlah! Kau bukan malaikat berhati emas. Kumohon kali ini noona, bebaskan dirimu dari bayang-bayang namja itu. Masa depanmu akan terlihat lebih panjang jika kau tidak lagi mengikuti bayangannya.” pinta Myungsoo yang kini duduk di sisi sofa dengan Sooyoung yang memunggungi Myungsoo.

“Aku tahu, menjadi seseorang yang terlibat dalam hal musik adalah bukan keinginan hatimu, kau hanya bisa mengikuti langkah seseorang itu, yang memang nyatanya kau mampu menyeimbangi dirimu sendiri. Tapi nyatanya kau tak bisa menyeimbanginya di dunia yang menurutmu bodoh itu. Lagi-lagi pikiran dangkalmu terus menuntunmu, apa kau sadar kau telah dibutakan olehnya?”

Tubuh Sooyoung berbalik arah menghadap Myungsoo. Tatapan sengit terus terlontarkan kala matanya saling bertempur dengan kedua mata Myungsoo.

“Keinginan terbesarmu adalah menjadi fashion designer dunia, apakah kali ini aku benar lagi? Tapi karena seseorang kau rela meninggalkan semua impianmu bahkan ambisi terbesarmu untuk sebuah obsesi gilamu. Dia Light Yagami-mu noona, dia yang sudah berhasil mengmusnahkankan hati dan otak terkecilmu, baginya kau seperti kejahatan yang perlu dimusnahkan dengan sekali jentikkan jarinya. Tanpa kau sadari, cinta yang kau punya adalah catatan kematian yang ia punya. Caranya terlalu licik untuk gadis bodoh sepertimu noona.”

Kka!!” teriak Sooyoung berusaha menyuruh Myungsoo untuk pergi.

“Kau sudah terlalu dalam membohongi perasaanmu. Kau tidak pernah sadar, kebohongan menyelamatkanmu sementara, tapi menghancurkanmu selamanya. Belajar untuk menghargai hidupmu, karena suatu hari nanti itu bisa direnggut darimu kapan saja. Baiklah, aku akan pergi.”

Myungsoo beranjak dari duduknya, kakinya mengarah menuju pintu yang tersemat di ujung ruangan. Belum sampai menyebrangi pintu, tubuh Myungsoo berputar sedikit menghadap Sooyoung.

“Ahya, aku mempunyai dua aturan. Pertama, aku tidak pernah salah. Kedua, jika aku salah kembali ke peraturan pertama. Ah selamat tinggal noona.”

░ ░ ░

Sudah lima hari setelah kejadian itu berlalu, Sooyoung masih mengurung diri di dalam apartemennya. Beberapa orang terus mendatangi apartemen Sooyoung entah siapa itu, tapi Sooyoung tak sekalipun bereaksi untuk membawa orang-orang tersebut ke dalam apartemennya, dan juga password apartemen yang sudah di ganti tentunya membuat beberapa orang yang tahu password sebelumnya tidak berhasil menemui Sooyoung.

Pikirannya terus melayang saat seorang namja yang lebih muda darinya berhasil mengutuk semua kenyataan yang ia buat. Mata sipitnya selalu tehiaskan oleh lingkar hitam menyerupai panda, selama lima hari itu juga ia mengalami insomnia dadakan dikarenakan menangis telah menjadi rutinitasnya setiap malam.

Belajar untuk menghargai hidupmu, karena suatu hari nanti itu bisa direnggut darimu kapan saja

Kata-kata itu yang kini tengah menghantuinya, bersamaan dengan perasaan bingung yang menjalar dalam benaknya.

Keinginan terbesarmu adalah menjadi fashion designer dunia, apakah kali ini aku benar lagi? Tapi karena seseorang kau rela meninggalkan semua impianmu bahkan ambisi terbesarmu untuk sebuah obsesi gilamu.

“Fashion designer,” gumam Sooyoung secara tak sadar. Pikirannya yang berkelut memerintahkan dirinya untuk membuka laptopnya. Jari-jarinya menari di atas keyboard setelah memasuki website pencarian. Hingga sebuah halaman mode telah tertampil di wajah laptopnya.

“Central Saint Martins?” tanyanya seperti bergumam, telunjuknya terus mengscroll, menjelajahi website itu sampai pada akhirnya ia berhenti tepat di halaman berisikan form pendaftaran mahasiswa baru secara online.

TBC

88 thoughts on “Hated Friend! #2

  1. di part ini aku bingung :3
    kyuyoung sahabat, soo cinta kyu tpi kyu ngga nyadar, tiba-tiba kyu nyium soo trus bikin janji, tapi besok nya dia ciuman sama org lain . begitu liat soo ciuman sama myungsoo kyu berang
    trus soo di juluki ‘Nona Kim’
    Nona Kim ? Kim Myungsoo ?
    jadi ini cinta segitiga, cinta 2 hati apa cinta sepihak ?

  2. annyeong!! salam kenal..
    ah~ kyu menghancurkan kebahagiaan dlm sekejap.. teganya kau bang.. u.u
    L oppa bijak banget.. keren!!
    soo eonni kasihan sekali dirimu.. T.T

  3. dari chapter sblmnya knpa dpnggil nona kim soo unnie?skrng jga??
    kyuppa jhat isss…

  4. knpa soo dipanggilnya nona kim yah,salah pengetikan atau apa?
    aigoo kyu baru aja sooeon seneng malah udah dibikin nangiss lagi 😥

  5. Soo kenapa di panggil nina kim?
    Kyuppa janji gk bakal buat soo menangis..
    Tapi dia yg buat soo menangis lagi..
    Penasaran…
    Kyuppa sebenarnya gmn..

  6. aduh ginama sih kyu oppa dy dah janji ngak akan buat soo nangis tp pd kenyataanx mlah terbalik,aku shock wkt bc kalau trxta kyu oppa kisseu ma yeoja lain yah? Bnr ngak sih i2? Hancur dhe hatiku kalau diposisi soo. Sbnrx kyu suka ma soo atau hax main2 aja ? Khan kasian soo dah ngorbanin impianx jd fashion designer. Thor feelx dpt bgett,keren dhe pokokx. Nex part donk thor,jeball. Gomawo thor dah posting.

  7. aduhhhh gmna sih kyu,ktany gk akn mbiarkn soo nangis. tpi nyatany justru dia yg bkin soo nangis

  8. mulai suka sama L! #gawatnih… hihi…
    keren! keren! nyisipin plot death notenya keren!…
    tp ntar KYnya ttep bersatu kan???
    awas kalo KYnya ngga happy end! #ngancem… hihi

  9. itu typo ya thor
    kok kim?
    ih kyu nyebelin bgt. kaya cuma ngasih harapan palsu doang.
    sooyoungnya jadi kasian gtu kan.
    part endnya ditunggu. hwaiting..

  10. aku rada bingung kok sooyoung dipanggil nona kim???
    kyu brengsek banget,, sooyoung udah seneng2 taunya sakit hati karna ulahnya.. untung ada myungsoo yg nyadarin soo..

  11. kenapa soo di panggil nona kim mulu??
    kalo kyu mah aku ngiranya dy liat soo pulang ama myungsoo. kim myungsoo. jd dy manggil nona kim gt buat ngegoda.. tp yg lain kok ngikutan dan soo oke oke aja?? kenapa??

    dan kyu, kurang ajar bgt ya.. ckck
    kelewatan tuh.. apa maksutnya coba.. ckck

    ini cuma 3 part??
    brarti next part trakhir dong?? wah ditunggu.. 😀

    daebakk chingu.. keren..
    😉 lanjuuuutttt

  12. Kyu mau lo sebenernya apa? Jangan jadi tukang PHP deh kasian Sooyoung.
    Ini happy end kan nantinya?

  13. Syo nya bakal sekolah di luar negeri?
    Smoga syo sukses dan kyu bakal ngerajuk terus tuh buat deketin syo?

  14. DAEBAK~!!! wah,, rencana nya sooyoung mau ngapain ya??~!!!
    PENASARAN NIH~!!! Next part di tunggu nee???
    HWAITING~!!! 😀

  15. agak bingung.. soo sm kyu pacaran? ato gmn? kl iya knp kyu mainin soo gt? hiss nyebelin si kyu. nexttt ^^

  16. Sebel ama kyu -_- soo eonni lakuin apa yang kamu mau..next part dtunggu n jgn lama ne thor

  17. Sbnarnya kyu itu ska ngga sih sma soo?
    Yes! Soo ciuman sma myungsoo:D hehe
    Soo sma myungsoo ajj yah:( kyu jhat bgt sih
    Jd ngga sbar sma crita slnjutnya 😀

  18. bingung, waktu kyu nyebut marga syo itu Kim hehe
    kyu jahat bgt sumpah, klo gini ending nya sama siapa coba #rempong 😀
    next part di tunggu 🙂

  19. L sebenrnya baik sih. ngedukung sooyoung sm kyuhyun. tp kyuhyun jg ga peka apa gimana sih
    next part ditunggu 🙂

  20. Kyu oppa jahat buat soo eon nangis mulu:(
    Kyu oppa kiss sama siapa sih emang:(
    L oppa sweet bangett kata-kata pun bijak 😀
    Lanjut thor jangan terlalu lama di post nya 😉

  21. part 3 kudu cepet di post nih, kira2 Soo sama siapa ya?? Kyuhyun or Myungsoo
    tpi kalau kelakuan Kyu kaya gitu, jadi berharap Soo sama Myungsoo aja, yang lebih perhatian………

  22. Omo daebak.. makan hati thor baca ini.. huhuhu kasian soo.. kyu sbnrnya suka gak si sama soo?.. daebaklah pokonya.. lanjut ya..

  23. uugghhh kesel sama cho kyuuu mainin perasaannya sooyoung doang -____-” apa soo akhirnya mutusin kuliah ya? ah jangan2 soo juga mulai suka sama myungsoo

  24. kyu mah tega ….
    katany g mw bwt.nangis…knp dibwt makin parah???
    udah soo ke L aj…

      1. ah maaf banget. waktu itu cast aslinya pake marga kim, tapi disini aku lupa buat ganti dan ga teliti. maaf.

  25. yaiks bingung sama sifat kyu disini, sbenernya kyu itu suka ga sih sama soo, tpi untung disini ada myungsoo, udh soo eon nurut aja sama yg dikatakan myungsoo klo ikutin kyu trs soo eon ga akan bisa lepas dri byng2nya kyu, next part cpt publish ya ditunggu loh 🙂

  26. Dear eonnie, aku masih bingung. Nona kim itu siapa? Atau ada salah ketik kah? Tapi nggak papa ditunggu next chapter ya 😉 overall, sukaaaa banget sama ceritanya!

  27. Tambah rumit aja hubungan 3 org itu.
    Yg ciuman sm kyu digudang siapa ya?
    Di ending part ini soo berencana mau pindah universitaskah?? Mau lari dr masalahnya sekarang?

  28. Lho knpa soo marganya kim? Sbnernya gmna sih hubungan kyu sama soo? Kyu jahat bgt ciuman sama yeoja lain:( Part selanjutnya ditunggu ne chingu hwaiting jgn lama!!^^

  29. Wah sooyoung mau pindah sekolah? Keliatan dari nama sekolahnya di luar negri? Jangan sampe deh :’
    Aaa soo dicium sama myungsoo, kyu cemburu nih hahaha

  30. kenapa soo di panggil nona kim?
    kyu koq ga peka sih.nanti dah di ambil L baru tau rasa lho.
    next thor

  31. next pokoknya..sumpah yaampun kyu hobi bngt bikin orang berharap..
    next chap ditunggu thor semangat!!

Leave a reply to Rizky NOviri Cancel reply