[Beginning Part] Love Airlines

Title      : [Beginning Part] Love Airlines

Author     : EdraRybelvi

Length   : Twoshots

Cast   : Choi Sooyoung, Cho Kyuhyun

Genre    : NC 21, Romance

Disclaimer         : My plot, my theme, my own story and please do not copy and paste without permit

______

“Mccchhh.” Bunyi berkecipak dari bibir kami terdengar jelas. Kyuhyun menyudahi ciuman mesranya dari bibirku setelah puas menjamahnya dengan rakus. Kami menyatukan kening kami dan memandang satu sama lain dengan jarak pandang yang dekat.

“Kukira kau tak harus pergi.” Aku menatapnya sayu dan dia menggeleng lemah. “Kau tahu bagaimana konsekuensinya.” Jawabnya. Mataku menutup dan kemudian membuka. Aku melepaskan tanganku yang sebelumnya memeluk bahunya dengan lembut. “Oke, selamat jalan.” Aku bergerak menuruni ranjang yang sudah porak poranda karena ulah kami. Membiarkan tubuh telanjangku berjalan lunglai meninggalkannya yang kini menatapku merana.

Aku tahu, aku terlalu sentimentil. Pria yang baru saja kutinggal pergi itu hanya butuh pengertianku. Dia harus bekerja untuk menghidupi kami. Akan tetapi egoku memilih untuk menampakkan diri. Aku tak suka ditinggal terbang olehnya. Mungkin aneh, biasanya wanita lebih sering mengatakan ‘ditinggal pergi’, hanya saja ini berbeda. Tunanganku, pria dengan bibir tebal itu adalah seorang pilot. Badan tak berbentuk miliknya itu sanggup menerbangkan kendaraan berkecepatan super. Ya, Cho Kyuhyun itu Pilot. Pria yang baru saja kutinggal itu adalah seorang pilot.

Awalnya kami adalah partner, dia pilot nya sementara aku seorang pramugari. Kami bekerja pada maskapai yang sama. Aku mengenalnya setelah penerbangan ke empatku. Entah kenapa wajahnya begitu menarik perhatianku. Kyuhyun itu pendiam, Kyuhyun itu dingin, Kyuhyun itu kejam (omongannya) dan Kyuhyun itu straight to the point. Masih teringat oleh ku saat aku melihat dengan mata dan kepalaku sendiri pria ini mencemooh seorang pramugari dari maskapai lain. Oh entahlah, aku juga bingung, sepertinya ketampanannya itu telah menyebar ke semua maskapai.

Hubungan antara pilot dan pramugari itu bukan lagi sebuah hal yang tabu, melainkan rahasia umum. Banyak yang mengatakan para pilot ‘bermain’ dengan pramugari. Tapi harus kuakui tidak semua yang melakukan hal itu (kecuali kami).

Sejujurnya aku masih tergolong baru dalam pekerjaanku. Aku masih junior dan selalu mengikuti para senior saat kami terbang. Tidak hayal aku selalu melakukan kesalahan. Para senior sering mengataiku ‘magic legs’ dan itu sesungguhnya sangat menyinggung perasaanku. Mereka selalu memuji kerampingan dan cantiknya kakiku, akan tetapi mereka juga selalu mengejeknya. Aku selalu saja melakukan kesalahan dengan kedua kaki cantikku ini, dan karena kedua kaki inilah aku mengenal Kyuhyun.

Aku mendatangi kabin pilot untuk memberikan mereka minuman dan beberapa cemilan. Saat itu aku sangat kesusahan dengan long skirt yang kugunakan. Aku mencoba membenahinya (sambil berjalan) dan tanpa sadar menabrak pintu kabin (yang pada saat itu tengah terbuka secara tiba-tiba). Aku tak dapat mengelak, maka tumpahlah dua cangkir kopi yang tengah kubawa dengan nampan.

Aku terkejut begitupun dengan penumpang kelas executive. Mataku semakin melebar ketika kusaksikan kemeja putih andalan pilot itu telah ku nodai dengan kopi dan parahnya lagi kopi itu menetes dengan menjijikan seperti pakaian yang baru saja di cuci. Aku menengadah dan mendapati pilot yang baru saja ‘ketumpahan’ kopiku itu adalah pria yang sedang aku ceritakan.

Saat itu matanya menatap bulat dan penuh amarah padaku. Sebaliknya, aku menatapnya gugup dan takut. Dia menepuk dua kali pada noda kopi yang kini mulai memenuhi kemeja area perutnya. Dia sedikit berdeham dan aku mencoba untuk tidak menatap bola matanya.

“Jeosonghamnida.” Aku menunduk dan mulai berlutut, mencoba untuk membersihkan cangkir dan tumpahan kopi serta nampan yang berserakan. Ku kumpulkan satu persatu cangkir itu dan juga beberapa snack. Sembari membersihkan, masih kulihat pria ini berdiri dihadapanku karena kedua kakinya masih berada di depan mataku. Aku menelan ludah dengan paksa dan napas ku jadi pendek. Aku tahu, sebentar lagi dia akan menceramahiku tentang betapa ceroboh dan bodohnya aku. Setelah yakin dengan semua kekacauan pada lantai, aku kembali berdiri. Aku menatap ke atas sedikit (karena ia masih tetap saja tinggi meskipun aku menggunakan heels) dan kulihat wajah itu masih tetap saja lurus. “Maafkan saya, saya akan bawakan baju ganti anda.” Aku tak tahu harus memanggil dia dengan cara seperti apa. Matanya menatap tak ramah sementara jantungku seakan mau copot.

Kembali aku mengangguk dan bergegas untuk pergi meninggalkan dia. Aku fikir Min-ah bisa membantuku untuk membawakan baju ganti Tuan pilot yang terhormat ini. Kakiku dengan cepat berjalan menuju kabin belakang (dimana kami, para pramugari berkumpul). Kuusahakan kakiku tetap berjalan lurus dan benar agar tak lagi membuat kekacauan.

Hanya butuh waktu 2 menit, aku berhasil menuju kabin dan dengan cepat aku mencari Min-ah. Dia tengah tertawa dengan beberapa temanku yang lainnya. Aku menepuk pundak temanku ini dan seketika dia berbalik. Dia tersenyum, namun sedetik kemudian matanya membulat sempurna. Aku balik tersenyum enggan, sepertinya dia tahu aku dalam masalah besar.

“Min-ah ya, I need your help. Aku baru saja membuat kesalahan dengan menumpahkan kopi pada kemeja Pilot Cho. Aku tak tahu harus bagaimana lagi. Aku berjanji untuk membawakan pakaian ganti untuknya dan kumohon bantu aku untuk menyerahkan pakaian ganti itu untuknya.” Aku mengatup kedua tanganku dan menatapnya memohon. Min-ah tersenyum enggan padaku dan sesekali melirik kebelakang.

“Min-ah ya, akan kulakukan apapun untukmu asalkan kau mau melakukan permintaanku.” Ucapku dan Min-ah menatapku pucat.

“Kalau begitu kau antarkan saja pakaian ganti itu pada ku dan kau ikut aku sekarang juga.” Semua rambut ditubuhku mendadak berdiri ketika sebuah suara menyahut dibelakangku. Aku berbalik dan kini melihat Pilot Cho Kyuhyun itu tengah berdiri berdekap dada dengan kini kedua lengannya ikut mengenai noda kopi itu. Aku speechless dan mendadak beku. Dia menatapku seolah matanya itu mesin fotocopy. Melakukan ‘scanning’ dari atas ke bawah.

“Ckckck,-“ Dia menggeleng-geleng menatapku. Bagaimana mungkin aku tak mendengar suara langkah kakinya? Itu sebabnyakah Min-ah terkejut saat menatapku? Astaga Choi Sooyoung, kau benar-benar sial!

“Bagaimana bisa maskapai terbaik di Korea menerima pramugari seperti dirimu? Kau ceroboh, bodoh dan terlebih lagi kau tidak bertanggung jawab. Apa ini yang akan kau tunjukkan pada seluruh passenger? Pramugari bodoh dengan langkah kaki yang bodoh?” Dia kembali menggeleng-geleng sambil berdecak tak percaya. Sementara aku menundukkan kepalaku sedalam mungkin. Dia memang benar-benar kejam. Aku tahu itu.

“Sekarang kau bawakan baju gantiku dan ikut aku sekarang juga!” Ia membentakku dan aku menutup mata. Suara bentakkannya benar-benar membuat telingaku sakit. Aku bergegas menuju lemari yang memang berisi beberapa pakaian ganti. Kuambil salah satu dan mulai mengikuti langkahnya. Kami berhenti tepat di toilet khusus passenger. Aku melihat pria kasar itu berjalan masuk dan aku menunggu di luar. Beberapa detik kemudian, tangannya terulur dan ia menyerahkan kemeja kotor itu padaku, sebaliknya aku menyerahkan pakaian ganti untuknya. Ia kembali menutup pintu toilet dan beberapa saat kemudian dia keluar.

“Lain kali, jika kau kesusahan,-“ Ia berjalan mendekatiku dan berdiri dihadapanku. “Kau potong saja skirt-mu itu dan kau buat se-mini mungkin agar kau tak lagi membuat kesalahan seperti ini.” Ia berbisik ditelingaku dan kemudian berjalan pergi meninggalkanku yang mematung dengan ucapannya.

Semenjak saat itu, aku dengan cepat memutuskan untuk menyukainya. Aku memang gila, dan semua tahu itu. Aku berusaha untuk selalu menarik perhatiannya. Awalnya dia bersikap acuh dan aku semakin gencar untuk mendekatinya. Kyuhyun itu tenar dikalangan pramugari senior. Dia ramah dengan pramugari yang lain, kecuali denganku. Aku yakin, sepertinya dia tahu bahwa aku mulai menyukainya. Tak heran dia selalu menghindariku dan berusaha untuk tidak eye contact denganku. Kami selalu ‘kucing-kucingan’ hingga akhirnya ia datang menemuiku di kamar hotel saat kami melakukan penerbangan ke Thailand.

“Kau, apa yang kau lakukan?” Ia bertanya seperti biasa dengan nada sinis padaku. Aku menatapnya dengan wajah ‘pura-pura bingung’. Ia mendekat dan aku mundur selangkah. “Sebenarnya apa yang ingin kau tunjukkan padaku?” Ia bertanya dengn raut penuh kebingungan kali ini. Aku tersenyum dalam hati. Dia mulai menangkap maksudku selama ini.

Aku memperhatikan wajahnya dengan seksama. Dia cakep hari ini. Dengan jacket denim melekat pada tubuhnya dan kaos putih berada di balik denimnya. Tidak hanya itu jeans navy blue yang digunakannya semakin membuatnya kelihatan seksi. Seketika aku mengerjapka mataku. Aku tidak boleh begini. Aku terlihat begitu memujanya sementara ia sama sekali tak memberi sinyal padaku.

“Aku tidak melakukan apapun.” Aku berkilah dan mendorongnya mundur. Aku butuh pergi darinya. Penampilan dan wangi tubuhnya sangat memabukkanku dan aku butuh menghindar darinya. Aku dikuasai nafsu dan aku takut kami akan berakhir buruk di sini.

“Hey Coffee!” Dia menarik tanganku saat memanggilku. Coffee? Hmm interisting. Aku berlagak bosan saat menatapnya dan kini kulihat ia tersenyum miring padaku. Secara tiba-tiba aku merasakan perasaanku mulai tak enak saat melihatnya.

“Kau yang memulainya, maka kau yang meminta.” Ucapnya dan dengan secara kilat ia menarikku dan berjalan memasuki sebuah kamar hotel. Hatiku terkejut, mataku membulat lebar.

Ia mengeluarkan kartu kamar hotel lalu menggeseknya pada sisi pintu dan dengan cepat membuka pintu kamar tersebut. Ia menarikku masuk dan aku masih terdiam membisu.

“Kau mau apa? Katakan padaku?” Dia menatapku masih dengan seringainya dan aku mendadak mencapai alam sadarku.

“Aku tak ingin apapun dan aku ingin keluar dari sini!” Aku berbalik dan menyentuh gagang pintu, namun semua terlambat. Pria ini berhasil menyambar pinggangku dari belakang lalu mengangkat tubuhku dan memindahkannya dengan enteng ke depan ranjang. Mataku semakin membulat besar tak karuan. Ini gila! Aku benar-benar takut sekarang.

“Kau kira aku tak tahu apa yang kau coba lakukan Nona? Kau mencoba menggodaku dan sekarang setelah berhasil membuatku penasaran kau berniat kabur?” Dia berbisik di telingaku dan seketika menyebabkan aku merinding. Bahuku bergedik dan kurasakan sebuah kecupan mendarat di leherku.

“Pernah coba gaya apa dengan pilot sebelumnya?” Ia bertanya dengan nada mencemooh dan kini mulai melepas pelukannya pada pinggangku. Aku berbalik dan menatapnya penuh amarah. Demi Tuhan, aku masih perawan!

Dia kembali tersenyum miring padaku, sementara aku mulai mencari celah untuk lolos darinya. Dia tertawa beberapa detik kemudian saat membaca gelagatku dan aku kesal.

“Pernah tahu sebelumnya bahwa aku suka bermain kasar?” Dia kembali berkata dan itu semakin membuatku kesal. Dia tengah bermain dengan kata-kata dan aku benci dipermainkan olehnya!

Aku menantang matanya dan ia balik tersenyum remeh untukku. “Kau bisa melakukan apapun yang kau mau jika kau berani menerima tantanganku.” Lantangku. Dia mengangkat sebelah alis lalu bersedekap. “Tantanganmu?” Dia membalas. Aku tersenyum, dia termakan omonganku. Sebenanya ini bukanlah sebuah hal yang kuinginkan. Ini adalah cara untuk membuatku lepas dan dia menjadi takut denganku.

“Setelah kau melakukan apapun yang kau inginkan denganku, aku ingin kau datang menemui orang tua ku dan meminta izin mereka untuk segera melamarku.” Ucapku dan dengan seketika wajahnya membatu. Matanya melotot dan mulutnya menipis membentuk garis tipis. Aku tersenyum penuh kemenangan. Dia pikir aku ini apa? Woman whore?

Pilot ini membisu dan aku memutuskan untuk menyudahi tontonanku. Sudah pasti dia takut dan tak akan berani. Aku memutuskan untuk segera keluar dari kamar ini, meninggalkannya. Namun saat beberapa langkah, dia menangkap pergelangan tanganku dan memaksaku untuk berbalik. Aku menurutinya dan kulihat dia berwajah datar.

“Kau ingin aku menikahimu? Itu maumu?” Aku mengangguk dan dia menghela napas kasar. Aku tertawa dalam hati. Sudah pasti dia tak akan mau. Menikah itu bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan. Akupun tak ingin begitu cepat melakukannya. Aku masih terikat kontrak dan itu membutuhkan waktu dua tahun lagi untuk menyudahinya. Lagipula kami tidak saling mencintai, maksudku pria ini tidak mencintaiku. Jadi apa gunanya kami menikah?

“Oke, kita menikah.” Dan seketika aku merasa seluruh dunia menggantung dipundakku.

“WHAT?????!!!!!”

Kali ini gantian dia yang tersenyum padaku. Sekali lagi ia mengeluarkan pandangan andalannya. Menatapku dari atas hingga ke bawah dan aku menjadi risih dibuatnya. Dia tertawa dan kembali menarik pinggangku (Sepertinya dia senang sekali memegang pinggangku).

“Kau kurus sekali, pinggangmu sama sekali tidak berlemak.” Bisiknya dan degan seenak jidatnya mencium (lagi) leherku.

“Wait-wait-wait-wait,- Kyuhyun, ini tidak benar. Kita tidak saling kenal dan kita tak terikat hubungan apapun. Aku rasa kau tengah mabuk atau mungkin kau terangsang karena menonton film porno atau mungkin kau merindukan istrimu.” Aku berkilah dan melepaskan tubuhku dari pelukannya. Dia menggeleng dan kembali menarikku.

“Pertama, aku kenal kau. Kedua kita ini saling berhubungan. Ketiga aku tidak mabuk, tidak habis menonton film porno ataupun merindukan istriku karena aku masih lajang.” Ucapnya dan kembali membuatku merinding. Dia benar-benar gila!

Dia dengan cekatan mendorong tubuhku ke ranjang dan menatapku penuh nafsu. Ya Tuhan, aku tak tahu jika pria ini benar-benar gila dan dia benar-benar kasar.

“Ok fine! I’m sorry. Aku tidak bermaksud untuk menggodamu. Aku hanya bermain-main. Percayalah.” Aku memilih untuk mengalah. Jujur, aku belum siap. Dia menatapku dengan pandangan terluka dan matanya dengan tiba-tiba berkilat marah. Ia menarik kakiku hingga aku merosot mendekatinya. Dia marah dan itu marah yang benar-benar marah.

“Kau bilang bermain-main?” Ia mengucapkan kata itu dengan menggeram.

PUK!

Ia memukul kasur disisi kaki kiriku dengan keras, membuat aku terkejut.

“Kau bilang main-main. Kau fikir kau siapa hah?!” Ia kembali memarahiku dan aku ketakutan. Kupejamkan mataku karena aku tak ingin melihatnya penuh emosi seperti ini.

“Maafkan aku.” Hanya itu yang bisa kuucapkan. Aku takut, takut yang benar-benar takut.

“Main-main katamu? Aku tak tahu lagi harus berbuat apa dihadapanmu. Kau mencoba menggodaku Nona. Kau tak tahu kau telah bermain dengan apa? Kau telah bermain dengan api dan juga nafsu!” Ucapnya dan seketika menyentak kemejaku. Membuat kancing kemejaku bertebaran dimana-mana. Aku segera menutup bagian tubuhku yang terekspos. Kyuhyun marah dan aku ketakutan. Dia menarik kedua tanganku yang berusaha menutupi tubuh bagian depanku.

“Lepaskan!” Perintahnya dan aku menggeleng. Ia kembali menatap marah. “Kubilang lepaskan!” dan aku menaruh kedua tanganku di atas pahaku. Ia menatapku dalam dan sesekali matanya menatap pada tubuhku yang terbuka. Dia menutup mata dan duduk dihadapanku. Sebelah tangannya menangkup kepalanya dan ia kelihatan tersesat.

“Kau takut?” Tanyanya setelah ia mungkin merasakan sedikit ketenangan. Aku mengangguk, dan kembali lagi ia menutup mata.

“Maafkan aku.” Ucapnya dan aku kembali mengangguk.

_____

T B C

_____

Mau tahu kelanjutannya??

Silahkan berikan komentar kamu pada kolom komentar 😀

Next part akan saya protect because it will be NC part

Buat permintaan Password nya:

1. Setelah part 2 nya terbit, kamu bisa langsung meminta passwordnya ke twitter @edrarybelvi
2. Cukup dengan mention dan menyebutkan uname yang kamu gunakan pada part 1

Hanya itu yang bisa saya sampaikan

Kurang dan lebih dari FF ini tolong diberikan saran dan komentarnya

Sampai jumpa pada part berikutnya yaa ;;)