Demigod Chap 3: The Best Kiss

©Yamashita Yumi (@muthmay2499)

16-5-2015

thank you so much for cover, elfairies 🙂

Chapter 1 | Chapter 2: He is

–

Demigod Chap 3: The Best Kiss

–

“Sudah berapa lama kau berhubungan dengan dia, Soo?”

Sooyoung menoleh heran ke Siwon. Nada ketus sangat ketara dalam omongannya. Kenapa dia terlihat tidak suka pada Kyuhyun? “Tidak lama. Kebetulan saja Kyuhyun tetangga Paman Max,” ujar Sooyoung seadanya. Toh memang itu kenyataannya.

“Kau ini kenapa? Tadi sangat bersyukur adiknya bisa dekat dengan pria. Sekarang malah terlihat murung. Memangnya dia tidak cocok denganku ya?”

“Bukan bukan itu. Ya Tuhan, Soo! Tentu saja cocok.” Siwon menggelengkan kepalanya cepat. “Tapi, nanti aku bersama siapa, jika kau punya kekasih?”

BUK

Sooyoung melemparinya bantal yang tepat mengenai kepala Siwon. “Bersama siapa bersama siapa, memangnya kau belum cukup juga Si Aprodite -Dewi Cinta, nafsu, kecantikan, dan kesenangan, Ares?”

“Sudah berapa kali kubilang, jangan panggil dengan nama asliku.” Sooyoung terbahak melihat wajah Siwon yang mendesis kesal.

“Dan jangan pernah juga mengatakan bahwa Kyuhyun adalah kekasihku, dude. Selamanya aku denganmu, ok?”

“Tidak tidak. Aku tidak mau terus bersamamu juga. Kau akan menggangguku menabur benih. Ah sudah sudah lebih baik kau bersama Kyuhyun saja.”

Sooyoung berdecak kesal. Pikiran Siwon memang hanya soal ranjang, menabur benih, dan wanita. Untung saja Siwon tidak terangsang terhadap tubuhnya. Kadang rasanya, ia merasa kurang seksi sehingga Siwon saja tidak turn on. “Berhentilah berfikir yang tidak-tidak, Soo. Kau seksi hanya saja aku memang sengaja tidak memberikan tubuhku perangsang saat di dekatmu. Sebenarnya tinggal kau pilih mana pria yang ingin kau tiduri lalu aku akan memberikan sedikit mantraku dan kalian akan berakhir di ranjang. Itu sangat mudah,” ujar Siwon.

“Itukan memang perkerjaanmu. Ah ngomong-ngomong kau belum bercerita tentang anak dewa asli itu. Coba ceritakan!”

“Tidak bisa. Aku tidak bisa memberitahukanmu karena aku saja tidak begitu yakin dia orangnya. Sempat beberapa kali aku melihat beberapa pria yang menampakan aura pria, tapi sayangnya orang yang aku lihat itu termasuk ke dalam demigod yang diincar bahkan banyak dari mereka yang meninggal.”

Sooyoung menghela nafas panjang. Kalau seperti ini, maka akan sangat sulit menemukan keturunan asli. Seperti mencari kapas di tumpukan jarum. Ia yakin banyak cobaan yang menghadang, mengingat ia adalah demigod yang sedang mencari dewa. Ah… yang benar saja.

“Tapi, aku sudah sepakat dengan ehem.. Aprodite telah menyatukan kalian. Jadi, tubuhmu hanya akan terangsang terhadapnya. Kemungkinan besar, kau yang akan sangat membutuhkannya, tapi tenang saja aku akan memberi matra agar kelak dia hanya melihatmu.”

“Idemu terdengar licik dan selamat kau telah memantra-mantrai adikmu sendiri.” Siwon terkekeh dan mengelus puncak kepala Sooyoung kemudian membawa adik kecilnya ke dekapannya. “Aku melakukannya demi kebahagianmu kelak. Kau tahu sendiri kaum kami seperti apa. Tidak akan pernah puas dengan satu pasangan dan aku tidak mau kau dicampakan, Soo. Kau hanya dapat didapatkan dengan penuh perjuangan, jadi pria yang nanti bersamamu tidak bisa mencampakkanmu begitu saja. Sedikit mantra tidak begitu berpengaruh, Soo.”

“Tsk. Terserah kau sajalah. Ngomong-ngomong, kau sangat mesra dengan Aprodite belakangan ini. Apa kalian akan menikah?”

Siwon berdecak kesal lalu melepaskan dekapannya. Ia terlihat enggan dengan topik ini sementara Sooyoung justru semangat meledek kakaknya itu.

-0-

Villa terasa sepi semenjak kepergian Paman Max dan Bibi Rin yang akan menengok kerabat Paman Max di Makpo. Sooyoung tidak ikut karena ia membenci bau amis. Si kakak berengseknya sudah pergi selang Paman dan Bibi pergi. Ia terkekeh begitu mengingat bahwa ia mengatai kakaknya sendiri berengsek.

Saat ini menikmati sore di pinggir kolam renang sangat menyenangkan. Ia jadi teringat dengan Kyuhyun. Kata Siwon tubuhnya akan terangsang jika bersama pasangannya. Apa Kyuhyun pasangannya? Tapi apa Kyuhyun seorang Dewa? Tapi sepertinya tidak. Kyuhyun sama sekali tidak mengirim sinyal-sinyal bahwa dia adalah Dewa. Mungkin yang Sooyoung rasakan hanyalah ketertarikan fisik semata. Siapa yang tidak meneteskan air liurnya begitu melihat Kyuhyun yang terlihat jantan seperti itu? apalagi saat bibir tipis Kyuhyun melumat bibirnya lembut. Sial! Kenapa ia malah berfikir yang tidak-tidak? Sooyoung segera memukul kepalanya akibat pemikiran yang tidak senonoh memenuhi pikirannya.

“Kau tidak gila karena terlalu lama sendirikan, Princess?” Sooyoung merinding mendengar suara yang sangat ia kenal terdengar tepat di telinga kanannya.

Secara refleks, Sooyoung menolehkan kepala ke kanan dan Kyuhyun buru-buru menjauhkan jarak wajah mereka. Sooyoung yakin jika Kyuhyun tidak menjauhkan kepalanya mungkin mereka sudah berciuman (lagi). Memikirkannya membuat pipinya terasa panas.

“Hey, kenapa kau merona seperti itu? ah… sedang memikirkan mesum bersamaku ya?”
Sooyoung mendongak menatap Kyuhyun sebal. Sialannya pria yang masih berdiri di hadapannya sangat tampan dengan T-shirt blaster putih-hitam pendek dan celana selutunya. Apalagi dengan rambut berantakan karena tertiup angin. “Dalam mimpimu, Kyu.”

Kyuhyun duduk di samping Sooyoung, “Ya sebenarnya aku pernah bermimpi erotis denganmu.”

APA??!! BERMIMPI EROTIS BERSAMANYA???!!! GILA!

“Aku sangat berharap kalau terlaksana. Fuh…” apa pria di sampingnya tidak bisa bersikap sedikit pemalu? Astaga! Bagaimana mungkin dia seenaknya berbicara seakan mengajaknya makan?

“Kau mengajakku untuk tidur denganmu begitu?”

“Bukan tidur tapi bercinta, tapi itupun jika kau mau.” Nada suara Kyuhyun seakan pasrah berbeda dengan Sooyoung yang sangat shock dan berdebar-debar. Kenapa Kyuhyun sangat to the point sekali?

“Kau tidak malu mengatakannya?”

Kyuhyun mengerutkan keningnya heran, “Buat apa malu? Memangnya kau perawan?”

SIALAN!!!

BENAR BENAR SIALAN!!!!

“Ah…. ternyata kau perawan ya?” Kyuhyun tertawa keras melihat muka Sooyoung yang memerah padam. Tertawa saja terus sampai kau mati, Cho Kyuhyun.

“Oh tidak-tidak aku tidak akan mati karena tertawa, Honey. Justru aku akan semakin sehat.” Sooyoung mendorong tubuh Kyuhyun ke kolam renang dan cukup menurunkan emosinya.

Kyuhyun segera muncul di permukaan. Dia mengusap wajahnya. Diurungkan niatnya untuk memarahi Sooyoung yang sedang tertawa. Sial bagian bawahnya terasa berdenyut, apalagi ketika Sooyoung membungkuk memegangi perutnya mungkin keram akibat tertawa, oh tidak… mata Kyuhyun sudah ternodai dengan belahan dada Sooyoung yang bias terlihat dari sini. Kyuhyun menelan ludahnya gugup. Sial!

“Hei. Memangnya aku badut apa sampai kau tertawakan seperti itu.” Kyuhyun berjalan ke arah Sooyoung yang mencoba berhenti tertawa. “Kau bahkan lebih lucu dibanding badut, Kyu.” Kyuhyun berdecak kesal. Sepintas ide jahil muncul di otaknya. Dia tersenyum miring.

Sooyoung yang menyadari gelagat aneh Kyuhyun bergelidik ngeri. Dia menatap Kyuhyun yang sedang megang pinggangnya punuh kewaspadaan, “Kau mau apa, Kyu?”

Senyum miring Kyuhyun semakin lebar, “Ku rasa mandi sore bukan masalahkan, Honey Soo?” dan…

BYUR….

Sooyoung masuk ke dalam kolam. Tangan Kyuhyun yang masih memegang pinggang Sooyoung segera menarik gadis itu ke permukaan. Sooyoung menyingkap rambut panjangnya ke belakang. Matanya menatap Kyuhyun yang tersenyum senang, sedang nafasnya masih belum stabil karena tidak ada persiapan untuk masuk air.

Sooyoung mendelik marah, mulutnya terbuka siap meluncurkan protes namun terhenti karena jari telunjuk Kyuhyun berada di bibirnya. “Kau sangat cantik dan seksi saat seperti ini. Mungkin aku jatuh cinta padamu.”

Senja menaungi mereka. Sooyoung tidak bisa berkata-kata. Mata Kyuhyun menatapnya lembut. Bayangan tubuhnya terlihat di iris Kyuhyun. Bening, indah, dan mempesona. Kyuhyun mencoba menghapus jarak tubuh mereka. Matanya menatap Sooyoung meminta ijin dan ketika Sooyoung menutup matanya, dia segera menghapus jarak mereka. Menempelkan bibirnya di bibir Sooyoung. Matanya ikut tertutup. Kyuhyun melumat bibir atas Sooyoung. Seakan tak mau kalah Sooyoung membuka mulutnya memberi akses lidah Kyuhyun masuk ke dalam mulutnya. Lidah bertemu lidah. Mereka berhenti sejenak mengambil nafas sebentar dan kembali berciuman. Kyuhyun semakin memeluk tubuh Sooyoung erat supaya tidak jatuh dan Sooyoung sudah sendari tadi mengalungkan tangannya di leher Kyuhyun, menekan tengkuk Kyuhyun supaya memperdalam ciuman panas mereka.

Tidak. Sooyoung belum mau berhenti bahkan ketika mereka harus terputus kembali untuk mengambil nafas, gairah mereka makin tersulut. Persetan dengan lututnya yang lemas. Hanya saja tubuh Sooyoung seakan mendamba bibir Kyuhyun. Suara desahannya keluar kala Kyuhyun mengelus punggungnya. Sooyoung mencari pelampiasan, dia meremas rambut Kyuhyun. Sial sial sial dirinya juga sudah basah (bukan hanya karena mereka dalam kolam renang).

Kyuhyun menggeram begitu Sooyoung yang seakan tidak ingin melepas tautan mereka. Rasa-rasanya logikanya sudah tidak terpakai, sekarang otaknya berpikir bagaimana caranya menyetubuhi gadis ini. Dan kenapa bibir Sooyoung sangat manis membuatnya candu.

“OH MY GOD!” Bibi Rin terpaku melihat keponakannya sedang berciuman dengan Kyuhyun.

Kedua orang yang berciuman itu segera menjauh satu sama lain mendengar suara orang lain. “Ahh… maaf aku menggangu kalian. Aku tidak bermaksud begitu. Aku masuk dulu.” Bibi Rin terlihat gugup. Dia membalik tubuhnya untuk masuk ke rumah lagi. “Silakan lanjutkan,” ujar bibi Rin sebelum benar-benar masuk rumah.

SIAL!!!!!!!!

“Errr…. Aku-“ Sooyoung meringis malu memandangi dada Kyuhyun. Dia sama sekali tidak berani untu menatap wajah Kyuhyun karena wajahnya sangat merona sekarang.

“Aku yang minta maaf. Aku- kelepasan. Ma-af.” Kyuxhyun tersenyum gugup sembari menggaruk tengkuknya. Keduanya bergegas pergi ke tepi. Kyuhyun membantu Sooyoung untuk naik meski terlihat ragu-ragu dan gugup. Sial!

“Kalau begitu, aku masuk dulu.”

“Oh iya, silakan, Soo.” Kyuhyun tersenyum gugup.

“Well. Bye.”

“Bye.”

-0-

DEMI ARES YANG PALING BAJINGAN!!! APA YANG TERJADI TADI????

Sooyoung menutup wajahnya dengan bantal. Dia sudah mandi tadi dan kilasan kejadian tadi sangat mengganggu ingatannya. Ouh… dia malu sekali. Kenapa bibir Kyuhyun sangat menggoda? “Ya ampun… kenapa aku bias berciuman dengan Kyuhyun? Ya ampun.”

Sooyoung yakin jika tidak ada Bibi Rin tadi mungkin sekarang suara desahannya akan semakin besar. Dia menggigit bibirnya dan memejamkan mata, mencoba menghilangan ingatan kejadian tadi. Sungguh dia sangat malu, apalagi saat dia dengan senang hati membalas ciuman Kyuhyun.

Ya ampun!

“Soo, kau di dalam?” itu suara paman Max.

“Ya, paman. Ada apa?”

“Makan malam sudah siap. Kami menunggumu.”

“Ya. Aku akan ke sana.”

–
–

Makan malam terasa neraka bagi Sooyoung. Pria itu duduk di sana, di hadapannya. Dia terlihat santai seperti biasa dan yeah.. sangat mempesona. Ingatan sore tadi, benar-benar merusak kinerja tubuhnya. Degup jantungnya serasa menggila dan sialnya Siwon juga berada di sini. Sooyoung sangat yakin kakaknya itu mendengar degup jantungnya.

“Kau baik-baik saja, Soo?” Sooyoung menoleh ke Siwon yang duduk di sampingnya dan mengangguk pelan.

“Wajahmu sangat merah,” ujar Paman Max.

“Benarkah? Aku pikIr biasa saja, mungkin Paman Max saja yang mulai bermasalah dengan penglihatan.” Sooyoung terkekeh di akhir kalimat dan dihadiahi pukulan sendok dari Bibi Rin.

“Hei. Dia suamiku.”

“Tapi bukan suamiku.” Sooyoung mengedipkan satu matanya.

“Aish! Anak ini benar-benar.” Bibi Rin mendesah berpura-pura kesal.

“Dasar anak kecil.” Cibir Siwon.

“Yak!”

“Sudahlah. Ini meja makan. Siwon berhentilah menggoda adikmu.”

“Siwon-ssi. Aku pikir adikmu sudah besar. Dia sangat lihai berciuman,” ujar Kyuhyun.

CHO KYUHYUN CARI MATI. KUBUNUH KAU NANTI!!!!!

-0-

“Kau berciuman dengannya?” Tanya Siwon.

Sooyoung mendesah panjang, ia menatap Siwon datar. “Kau sudah tahu jawabannya, bukan?” menjawab pertanyaan Siwon sama saja membuat wajahnya seperti kulit babi. Sooyoung masih tak mengerti dengan situasi sekarang. Bagaimana dulu, dia yang menyumpahi Kyuhyun dan ingin sekali menendang pria itu jauh-jauh, namun beberapa jam lalu berciuman dan ouh… bahkan mendamba. Ini gila dan yang gila adalah Kyuhyun.

“Dear, Listen to me!”

Sooyoung menatap Siwon bingung dan dilihat dari tatapan Siwon, dapat disimpulkan bahwa pria itu sedikit cemas dan kalut.

“Kau sedang dalam incaran. Aku baru saja pulang dari pertemuan dewa, dan Ibu Hera menyuruhku agar tidak jauh-jauh darimu. Bukannya aku tidak mau melihatmu bahagia, aku bahkan sangat senang kau bisa jatuh cinta_”

“Aku tidak jatuh cinta, Ares!” sela Sooyoung.

“Kau jatuh cinta dan jangan mengelak. Aku tidak bisa melihat kau bersamanya.”

“Kenapa?”

Siwon menghembuskan nafas panjang. Matanya menatap Sooyoung getir, “Karena orang yang selama ini kau cari bukan Kyuhyun dan orang yang kau cari mengingininkanmu.”

“Maksudmu kau sudah menemukan dewa asli selain kau?”

“Ya.”

Rasa-rasanya Sooyoung ingin menenggelamkan diri. Baru beberapa menit lalu dia ditampar kenyataan bahwa (mungkin) dia jatuh cinta pada Kyuhyun sekarang dia akan menghadapi dengan pria yang selama ini dibutuhkannya.

“Bagaimana dengan Kyuhyun?” Sooyoung bertanya lirih, matanya tiba-tiba memanas. Dia enggan berfikiran yang buruk, tapi begitu nama Kyuhyun menyeruak ke hatinya perasaan takut itu datang. Apakah dia sudah jatuh cinta pada Kyuhyun? Entahlah Sooyoung tidak bisa memastikannya.

Siwon menutup matanya mencoba tidak terlihat kalut dan frustasi, “Ada hal penting yang harus kau tahu, Summer.”
Sooyoung mendongak, Siwon akan memanggil nama olimpic-nya di saat dia akan memberikan berita atau informasi yang sangat penting.

“Jenismu akan ditentukan dengan siapa pria yang pertama kali bercinta denganmu. Jika kau bercinta dengan manusia, maka kau akan menjadi manusia seutuhnya. Dan jika kau bercinta dengan dewa, maka kau akan menempati salah satu tahta Dewi olimpic.“

“Bagaimana bisa? Misoo sudah berkali-kali berhubungan intim dengan para manusia tapi dia tetap menjadi demigod?” Tanya Sooyoung heran.

“Ibu Hera yang melakukannya. Dia yang membuatmu untuk memilih. Kau akan mati jika masih di demigod, Summer. Demi Ibu kita yang sangat cantik! Aku tidak rela kau mati ditangan para pengecut yang ingin menghabisi jenismu.”

Sooyoung mengelus keningnya, kepalanya mendadak pening. Manusia-demigod-dewa- errr… Kyuhyun. Yeah… semua itu membuatnya stress. Tubuhnya ditarik lembut oleh Siwon dan menyerukkan kepalanya di dada bidang Siwon. Dia terpukul dengan fakta yang sangat menentukan masa depannya ini.

“Kak, apa Kyuhyun adalah dewa?” lirih Sooyoung.

Siwon menghembuskan nafasnya pendek, “Aku harap begitu.”

“Tidurlah. Aku akan menemanimu di sini. Ada beberapa pekerjaan yang harus aku selesaikan.” Siwon membaringkan Sooyoung di ranjang gadis itu, kemudian menyelimutinya. “Aku mencintaimu, little girl. Aku di sini, jangan takut,” ucapnya setelah mengecup kening Sooyoung.

Malam ini malam yang panjang bagi Sooyoung. Jika saja Siwon tidak di kamarnya, mungkin dia tidak usah berpura-pura tidur sampai seperti ini. Banyangan Ibu Hera, Kyuhyun, dan raut wajahnya sendiri yang ketakutan membuatnya takut untuk menutup mata. Perasaan was-was sangat terasa. Dia yakin di balik jendela kamarnya, ada mata-mata yang sedang mengawasinya. Meski Siwon tak berkata tentang pemburuan Demigod itu, dia tahu bahwa dirinya diincar sampai menyebabkan Siwon sendiri yang menjaganya seperti ini.

Jika aku boleh berharap sekali saja. Aku berharap dapat melihat orang-orang yang aku cintai bahagia, bukan menatapku cemas seperti ini.

-0-0-

“Tidak bisakah sehari saja, kau tidak berkeliaran di sekitarku?”

Kyuhyun menatap Sooyoung heran, namun tak menghentikan niatnya untuk duduk di sofa yang sama dengan Sooyoung. “Itu hakku mau melakukan apa.”

“Terserahlah.”

“Tsk. Kemarin kau terlihat sangat manis saat di kolam renang sekarang kembali lagi menjadi galak.”
Sialan! Sudah seharian ini Sooyoung mencoba melupakan kejadian di kolam renang itu dan dengan sangat mudah Kyuhyun mengingatkannya kembali. Oh ya ampun! Dia butuh bantal untuk menutup wajahnya yang kembali merona. “Apa kau baik-baik saja?” Sooyoung menoleh mendapati raut wajah cemas Kyuhyun. Ia mengerutkan kening bingung kemudian mengangguk. “Aku baik-baik saja. Tumben sekali kau menanyakan keadaanku.”

“Wajahmu merah. Ah… pasti sedang memikirkan tentang yang di kolam renang itu ya?” Kyuhyun tersenyum miring.

‘Kalau iya, memangnya kenapa?’ tapi sungguh Sooyoung tidak mampu mengatakannya. Sooyoung mengendus kesal kemudia kembali focus ke tipi. Dia sedang tidak mood meladeni Kyuhyun.

Kyuhyun duduk di samping Sooyoung, menatap layar tipi tanpa minat. Acara varity show yang biasanya akan membuat mereka terbahak-bahak karena kekonyolan pemainnya tak mampu membuat mereka berbicara. Kyuhyun masih diam saat dia menoleh ke Sooyoung. Gadis itu memang memandang layar tipi tapi dapat dilihat kedua mata indah itu kosong, tanpa emosi sedikitpun. Tangan Kyuhyun terjulur untuk mengelus puncak kepala Sooyoung. Sebenarnya dia merasa aneh dan canggung mengingat mereka tidak pernah akur dan selalu memancing emosi malah sekarang tenggelam dalam keheningan.

“Kyu?” Sooyoung menoleh.

“Hmm.”

“Kau kenapa?” Tanya Sooyoung heran.

“Aku hanya heran kenapa para wanita selalu bertindak baik-baik saja padahal tidak.”

“Akukan memang baik-baik saja.”

“Tidak! Menangislah, Honey Soo.”

“Tidak mau! Akukan baik-baik saja.”

“Hei, aku disini menggantikan Siwon yang begadang karena menjagamu. Kau mau menangis atau bercerita?”

“Sudahku bilang,aku baik-baik saja.”

Nyatanya tidak. Desakan Kyuhyun sangat berpengaruh bagi Sooyoung. Beban itu kembali menghantamnya, mendorongnya untuk keluar. “Kau seperti dewa saja bisa membaca pikiranku, Kyu.”

Kyuhyun tersenyum sembali mengeratkan pelukannya. Dia membelai punggung Sooyoung lembut saat tangisan Sooyoung semakin keras. “Kalau aku dewa memangnya kenapa?”

–
–
–
Udah panjang belom?
Duh! Nyatanya saya masih susah buat bikin chapter karena bidang saya ya di Oneshoot.

Ares itu Siwon, dia pasangannya sama Aprodite.

Nah enaknya siapa yang jadi Aprodite?

Saya tahu,part ini tambah buat kalian bingung siapa Kyuhyun sebenernya. Tapi itulah tujuan saya. Jadi jangan timpuk saya hehehehhe.

Maaf kalo gak semua komentar saya bales hehehehehe.
Ya Cuma itu sih yang bisa saya bilang. Thanks for read and support ma story, Ding!