Demigod : Kyu’s effect or Yunho’s effect? [Chap 5]

©Yamashita Yumi (@muthmay2499)

Chap 1 | He is | The best kiss | The human and Apollo

–

–

Siwon memarkirkan motornya di depan Villa paman Max. Paman dan Bibi akan menginap selama seminggu di makpo, begitu bunyi pesan dari Paman Max. Dia menghembuskan nafas lelah melihat lampu kamar Sooyoung masih menyala. Kyuhyun tidak berbuat macam-macam terhadap adik kesayangannya kan?

Sial!

Langkahnya besar-besar dan tergesa-gesa beranjak ke kamar Sooyoung. Otaknya hanya mampu memikirkan kemungkinan-kemungkinan buruk. Meski, pikiran Kyuhyun tidak bisa terbaca tapi pria semacam Kyuhyun bukanlah pria yang tahan tidak berbuat yang ‘iya iya’. Oh bunuh saja dirinya sampai Kyuhyun sudah memerawani Sooyoung. Sampai pintu kamar Sooyoung terbuka, Siwon dapat bernafas lega. Pemandangan di depannya sangat sweet. Dimana Sooyoung tidur di ranjang dan Kyuhyun tertidur di kursi dengan kepala di ranjang dan kedua tangan mereka menggenggam satu sama lain.

Siwon mengelus rambut Sooyoung lembut, takut membangunkannya. Dia tersenyum lembut. “Hei, adik kecil. Sebenarnya aku tidak rela, jika kau melupakanku,” Siwon terseyum getir,”Tapi, jika bersamanya, kau bisa bahagia.” Lagi, dia memutus ucapannya. Dadanya begitu sesak. Matanya menatap Kyuhyun nanar,”Aku rela melepasmu. Dan Kyu, aku ingin melihat sebesar apa rasamu kepada Sooyoung.”

“Selamat berjuang.”

–0–

Siwon terduduk di ranjangnya. Kepalanya pening luar biasa. Biasanya dia akan ke club ataupun mencari mangsa dan rasa pening itu hilang seketika, tapi tidak di saat Sooyoung sedang bahaya. Artemis dan Hephaetus tidak akan diam mengingat keadaan Siwon sudah terlihat lemas seperti ini. Tindakannya harus cepat, Sooyoung menjadi dewi atau manusia, itu semua tergantung pilihan Sooyoung, meski hati kecilnya tidak bisa berbohong kalau dia mengharapkan Sooyoung menjadi dewi. Demi ayahnya! Dia mendadak geram sendiri mengingat Kyuhyun yang berdiri di posisi manusia. Ada beberapa kemiripan pria itu dengan dewa-dewa lainnya, tapi aura dewanya sama sekali tak terlihat, dan sangat jelas sekali Kyuhyun bukanlah salah satu demigod. Lalu kenapa dia sama sekali tidak bisa membaca pikiran Kyuhyun? Dan kenapa pula Kyuhyun melihatnya seakan pria itu tahu kalau Siwon adalah Ares?

“Sialan!”

“Kau terlihat semakin tua, dude.”Siwon mendongak, mendapati Yunho tengah duduk di sofa kamarnya dengan santai.

“Bagaimana mungkin aku bisa lupa memantrai ruangan ini?” Yunho tertawakan pertanyaan Siwon. Dia memang telah menggunakan kekuatan teleportasi untuk sampai di sini, kekuatan yang dimiliki semua dewa. “Ternyata selain wajahmu yang tua, kau juga pikun, dude.” Siwon tersenyum mendengar. Yunho memang sahabatnya sejak dulu.

Siwon membaringkan tubuhnya, lelah, “Jadi, ada urusan apa kau menemuiku? Bukankah tadi kita sudah jelas?”

“Aku hanya ingin melihat Sooyoung, ternyata dia manis juga.” Ucapan Yunho membuat Siwon kembali duduk dan menatap sahabatnya penuh rasa penasaran. “Aku juga sudah melihat errr… saingkanku ya? Dia cukup tampan, aku akui itu.”

“Namanya Kyuhyun, Cho Kyuhyun.”

Yunho mengelus dagunya terlihat berfikir, “Apa dia dewa?” “Bukan, dia murni manusia. Kau merasakan hal yang berbeda?”

Yunho mengangguk, ini aneh. “Sepertinya dia lawan yang tangguh. Auranya sangat dominan dan kuat.”

“Dia tidak bisa terbaca olehku.”

“Maksudmu, pikirannya tidak tertebak?” Siwon mengangguk membuat Yunho menghela nafas panjang. Sial! Ini bukan masalah kecil, namanya.

“Ah… apa Aprodite telah mengikatku dengan Sooyoung?” Siwon mengangguk, “Tapi mantra itu akan hilang, jika Sooyoung sudah menentukan pilihannya.” Yunho tersenyum miring, “Bagaimana jika kita melihat sebesar apa kekuatan mantra Aprodite?” Setidaknya dia masih mempunyai kesempatan untuk mendapatkan Sooyoung, apalagi dengan keterikatan fisik akan membuat Sooyoung jatuh kepelukannya secepatnya.

“Kau meragukan kekasihku?” Siwon tersenyum menggoda, “Demi Aprodite yang sangat sexy! Tetap saja aku harus melihat dampaknya bagi Sooyoung, Ares!” Yunho terlihat kesal mendengar godaan Siwon. “Baiklah. Aku akan mengajaknya di acara amal. Dia akan ikut karena menjadi pasanganku.”

“Ini akan sangat menarik. Aku akan menyelidiki siapa Cho Kyuhyun. Sepertinya dia bukan manusia biasa,” ujar Yunho.

“Terserah kau saja. Sebaiknya kau pergi dari sini. Aku ingin tidur.”

“Sialan kau, Ares!” Yunho berdecak sebal, kemudian menghilang.

–0–

Yunho menatap tajam ke luar jendela apartemennya. Dia bersandar di kursi kerjanya sembari mengelus dagu. Sebenarnya sudah lama Yunho atau Apollo tinggal di bumi, dan baru-baru ini dia tinggal di Korea. Sahabatnya –Siwon telah memberikan tugas besar. Mempercayainya untuk memerawani gadis agar menjadi dewi? Sialan! Itu bukan amanat rendahan, salah sedikit saja nyawanya yang hilang. Yunho akui, gadis itu termasuk ke dalam tipenya, hanya saja aura yang melingkupi gadis itu bukan aura biasa.

Aura itu ada karena pria yang sedang menggenggam Sooyoung. Aura mengintimidasi, bahkan dia saja sempat merinding begitu melihat wajah pria itu. Persis seperti aura Siwon. Tapi tidak mungkin, jika pria itu adalah Dewa, dia mengenal semua dewa. Gampang saja baginya membuat Sooyoung jatuh cinta padanya, yang menjadi masalah adalah adanya pesaingnya yang mampu membuatnya sedikit goyang.

“Cho Kyuhyun, sebenarnya siapa kau?”

Tok… Tok… Tok…

“Masuk,” ujar Yunho dingin.

Dua orang pria berbadan tegap dengan setelan formal masuk ke ruangannya, “Ada apa, Tuan Apollo?”

“Lakukan penyelidikan terhadap pria bernama Cho Kyuhyun, kupas semua biografinya. Dan terus pantau Choi Sooyoung, Saya tidak mau gadis itu luka sedikitpun.”

“Laksanakan, Tuan Apollo.” Kemudian kedunya keluar, menyisahkan Yunho dengan senyuman miringnya bak singa yang menemukan mangsa.

“Kita lihat saja, siapa yang menang, Cho Kyuhyun.”

–0–

Sooyoung gelisah dalam tidurnya. Lehernya tarasa lembab, seperti ada yang menjilati salah satu titik sensitifnya itu. Bekas yang terasa lembab itu perlahan menjadi dingin dan membuatnya menggeram sakit. Kedua matanya susah terbuka. Nafasnya memburu. Lalu dengan cepat bagai ada seutas tali yang melilit lehernya, membuat kedua matanya terbuka seketika. Dia tercekik. Dia tercekik karena rambut yang seperti ular dari makhluk itu.

Dia menatap nanar makhluk di hadapannya. Tenggorokannya terasa mengcengkeram. Dia sama sekali tidak bisa berteriak meski ingin. Bahkan untuk mengambil nafas saja dia tidak bisa. Makhluk yang tidak tahu apa namanya itu, tersenyum bak iblis. Makhluk itu benar-benar mirip dengan ilusi di film-film fantasi yang sering dia tonton. “Say goodbye for alive, Summer.”

Tidak!!!!!!!

Soooyoung mengcengkeram apapun yang dipegangnya semakin kencang saat tangan makhluk itu mencekiknya erat. Dia menangis. Mengerang. Pandangan matanya sudah mulai mengabur dan indra-indranya mulai mati rasa.

Oppa, aku takut. Kau dimana?

 

Detik itu juga dia masih bisa melihat sekelebat bayangan hitam yang membuat cekikan dilehernya perlahan tambah erat. Dia pasrah, tidak bisa mempertahankan kesadarannya.

Siwon oppa…

 

–0–

Kyuhyun merintih sakit karena tangannya digenggam erat oleh seseorang. Suhu udara di sekitarnya juga menjadi dingin. Prasaan dia sudah mematikan pendingin ruangan. Perlahan matanya membuka. Kesadarannya penuh seketika. Tangannya sedang diremas oleh Sooyoung, sedang gadis itu mulai tak berdaya akibat ulah makhluk yang disebut Gorgon raksasa berukuran dua puluh kaki. Mata Kyuhyun menggelap, dia mengerang karena marah.

“Lepaskan dia.”

Gorgon menyeringai sinis dan makin melilitkan rambutnya di leher Sooyoung. Kyuhyun bertindak cepat, dia ingat, dia masih mengantungi belati pemberian ibunya. “Sialan kau.” Dan ketika kata itu keluar dari mulutnya, genggaman Sooyoung melemah. Kyuhyun melepas genggaman Sooyoung dan menerjang makhluk itu.

BRAK

Siwon datang dengan mata yang tajam. Memandang Kyuhyun yang sedang baku hantam dengan Gorgon. Dia membulatkan matanya menatap Sooyoung. “Summer!!!” dia mengguncangkan pundak adiknya, berharap gadis itu bangun atau menunjukan tanda-tanda hidup. Lehernya seketika basah dengan liur. “Kubunuh kau,” desis Siwon tajam dan segera mengeluarkan pedangnya ketika menoleh ke belakang.

Gorgon itu menjadi tiga, Kyuhyun dan Siwon terus berkelahi dengan emosi yang sama-sama memuncak. “Kyuhyun, mereka akan mati jika kau menusuk tengkuk mereka.” Info dari Siwon membuat Kyuhyun bergerak cepat. Mereka menggiring Gorgon-gorgon itu ke halaman belakang. Kyuhyun berlari dan salah satu Gorgon mengejarnya, dia melompati kursi taman dan tepat saat dia membalik badannya dia sudah berada di pundak makhluk itu. Dan JLEB! Belatinya menusuk tengkuk gorgon, gorgon itu berubah menjadi abu dan bekas darahnya bagai lender menjijikan.

“HA!!” Suara geraman marah Siwon membuat Kyuhyun sadar dan segera membantunya untuk mengalahkan dua gorgon yang tersisa.

Kyuhyun dan Siwon saling membelakangi. Nafas mereka memburu. “Kau hebat juga dalam berkelahi, Kyuhyun.”

“Sekarang bukan waktunya memuji. Kita harus cepat meringkus makhluk sialan ini.”

Mereka memakai formasi. Kyuhyun terus mencoba mendekati gorgon itu, tak peduli lengannya sudah tergores karena cakar gorgon. JLEB!

Keduanya terduduk di rumput. Mereka berhasil meringkus gorgon-gorgon itu. “Sooyoung-ah,” gumam Kyuhyun lirih seraya melihat belati kesayangannya. Dia langsung berlari ke kamar Sooyoung dengan perasaan kalut luar biasa.

–0–

“Summer! Summer!” Siwon menepuk-nepuk pipi Sooyoung sembari memberi nafas buatan, sementara Kyuhyun mencari detak nadi Sooyoung. Wajah Kyuhyun tidak kalah pucat dari Siwon. Bekas lebam di leher Sooyoung membuktikan bahwa lilitan tangan gorgon tadi benar-benar kencang.

“Ya Tuhan! Honey Soo, jangan membuatku khawatir seperti ini.”Kyuhyun mendesah lega begitu menemukan denyut nadi di kaki Sooyoung, “Dia masih hidup,”ujar Kyuhyun. Siwon tersenyum seraya menepuk pundak Kyuhyun lega, “Dokter pribadiku sebentar lagi sampai.” Mereka mengangguk lega.

–

–

“Bagaimana, Yunho-ya?” Yunho memberi inhaler pada Sooyoung karena pernafasan gadis itu masih belum normal. Sekarang Sooyoung sedang tidur meski terkadang tidurnya gelisah.

Kyuhyun dan Siwon menatap Yunho cemas. “Sooyoung sudah membaik. Tapi, aku prediksi dia mengalami trauma. Aku belum bisa memberikannya penenang karena bisa membahayakan pernafasannya. Kalian tenang saja.” Yunho tersenyum tenang, ya memang pekerjaannya adalah dokter.

“Aku tidak bisa menemukan denyut nadinya di leher, kenapa?” Kyuhyun bertanya, “Mungkin karena ikatan tali di leher Sooyoung lumayan erat, jadi denyut nadi di lehernya tidak terasa. Dia sangat membutuhkan istirahat untuk menenangkan pikirannya, aku mohon kerjasamanya untuk kalian.” Yunho menatap Siwon penuh intimidasi, menandakan pria ini butuh kejelasan. Dia harus berpura-pura bahwa Sooyoung mengalami bunuh diri, padahal dia sangat tahu bahwa Sooyoung baru saja kedatangan tamu tak diundang. Sialan! Jika bukan karena ada Kyuhyun di sini, raut tenang Yunho akan tergantikan dengan raut khawatir karena diapun merasa cemas luar biasa.

“Oppa… Siwon oppa…hiks…” mereka bertiga langsung menoleh ke ranjang. Sooyoung mengigo, wajahnya ketakutan. “Summer, aku di sini.” Siwon membelai kepala Sooyoung lembut. Kyuhyun meringis, dia menggenggam tangan Sooyoung. Dia tidak menyangka bahwa Sooyoung bukan gadis biasa dan bagaimana dia juga lengah tadi? Ya Tuhan…

Sementara Yunho hanya tersenyum tipis melihat mereka berdua. Bukan hal aneh melihat Siwon begitu protektif dengan Sooyoung, namun dia sedikit bingung dengan ekspresi yang Kyuhyun keluarkan. Wajah Kyuhyun malah lebih tersiksa daripada Siwon, pria itu terlihat jelas lebih cemas daripada Siwon. Mungkinkah pria itu sudah mempunyai jalinan dengan Sooyoung? Dilihat dari tatapannya saat menanyakan tentang Sooyoung saja, Yunho sudah bisa melihat bahwa

Pria di depannya itu sudah jatuh kepada Sooyoung.

Yunho tersenyum kecut, mendengar pemikirannya sendiri.

“Kyuhyun-ah!” dan mata Yunho seakan mau keluar begitu melihat gadis itu terbangun dan memeluk erat Kyuhyun dan pria itu membalasnya tak kalah erat. Sialan! Dia sudah tertinggal satu langkah dari Kyuhyun. Yunho berdehem keras dan tersenyum menatap Sooyoung saat keduanya bertemu pandang. Yunho dapat melihat mata Sooyoung yang langsung meredup begitu melihatnya. Rupanya Aprodite bekerja sangat cepat, bahkan efeknya saja sudah terlihat.

“Siwon-ah, Kyuhyun-ssi, dan Sooyoung-ssi. Aku pamit dulu. Lekas sembuh.” Sedikit senyuman manis dan Yunho dapat melihat Sooyoung yang menegang.

Ouh- sepertinya malam ini Sooyoung tidak akan tidur nyenyak akibat mimpi erotisnya nanti.

–

–

Begitu Yunho keluar, Sooyoung merasakan pening luar biasa akibat gairahnya yang mendadak naik. Sialan! Kenapa dia dikelilingi pria yang menggoda seperti itu? Ini akan membuatnya cepat gila! “Aku ingin tidur lagi.”

“Sleep well, princess.” Siwon mengelus puncak kepala Sooyoung lembut kemudian mengecup keningnya. Sooyoung hanya tersenyum lemah, kedua matanya kemudian menatap Kyuhyun yang dibalas hanya senyuman manis. Sooyoung menghembuskan nafasnya lega begitu dia sendirian. Degup jantungnya masih berdetak cepat. Kepalanya pening luar biasa.

Sialan! Senyum manis Kyuhyun tadi membuatnya sulit tidur. Untuk apa pria itu tersenyum bak dewa seperti tadi? Sialan!

-0-

“Kyuhyun-ah,” panggil Siwon setelah menutup pintu kamar Sooyoung.

Kyuhyun menoleh, memandang Siwon bingung, “Ada apa?””Ada yang ingin aku tanyakan.”

Mereka duduk berhadapan. Tatapan mata Siwon mendadak dingin, sedangkan Kyuhyun bertindak santai. Dia sama sekali tidak akan goyah dengan tatapan dingin mapun intimidasi dari siapapun. “Apa kau ingin menanyakan dari mana belati itu aku dapatkan, err… Ares?” Kyuhyun memecahkan keheningan.

Siwon tersenyum sinis, “Rupanya kau sudah tahu siapa aku. Katakanlah! Jangan sampai aku membunuhmu karena kau punya salah satu barang yang hanya dimiliki keturunan Dewa.”

Kyuhyun mengubah duduknya menjadi tegak. Dia mengelurkan belati miliknya. Belati dengan pahatan emas dan berlian di pegangannya. “Aku memang murni manusia. Ibuku seorang demigod, keturunan Zeus,” Kyuhyun menghentikan ucapannya dan menelisik ekspresi Siwon. “Karena itulah aku mempunyai belati ini dan pikiranku sama sekali tidak bisa terbaca olehmu.”

“Kau cucu Zeus?”

“Ya. Aku tidak harus memanggilmu paman kan?” Siwon berdecak sebal karena pertanyaan Kyuhyun. Ayolah! Bukan waktunya untuk bercanda.

“Aku memang baru mengetahui siapa Sooyoung dan kau, sore tadi sebelum kau pergi. Sebenarnya kenapa Sooyoung diburu oleh makhluk seperti itu?”

Siwon terdiam. Haruskah dia membocorkan masalah kepada Kyuhyun? Dia menghembuskan nafasnya kasar.

“Aku akan menjelaskan semuanya.”putus Siwon akhirnya.

–0–

Sooyoung menghela nafas panjang. Sendari tadi, dia hanya menatap Villa tetangganya. Villa itu sudah kosong, padahal tadi malam pemiliknya masih memberikannya senyum manis yang membuat dia panas dingin. Siapa lagi kalau bukan Kyuhyun. “Sooyoung-ah?” Sooyoung menoleh dan tersenyum ke arah Siwon, “Apa semuanya sudah selesai, Oppa?”

“Tentu saja, cepatlah naik ke mobil. Kita harus sampai di Seoul sebelum tengah malam.” Sooyoung hanya mengangguk lesu sebelum menoleh lagi ke Villa Kyuhyun. Aku bahkan belum mengucapkan ucapan selamat tinggal kepadamu, Kyu.

–

–

“Tidak, Sooyoung-ah. Aku tidak mau kau kenapa-kenapa.”

Kemarin Siwon baru saja menghubungi Yunho karena dia tidak bisa mengikut sertakan adiknya ke acara amal. Namun pagi ini, dia sudah disibukan dengan rengekan Sooyoung agar bisa ikut ke acara amal itu. Memangnya dia pikir acara amal seperti apa yang akan ia datangi? Biasanya saja selalu menolak ketika diajak untuk datang ke undangan acara seperti itu.

“Tapi, akan lebih bahaya jika aku sendirian di apartemen, Oppa. Kau tahu sendirikan, Gorgon itu benar-benar mencari celah waktu yang tepat untuk membunuhku. Lebih baik aku ikut denganmu sehingga aku merasa aman.”

Siwon menghela nafas gusar, Demi Aprodite yang sampai sekarang dia sangat rindukan! Kenapa adiknya ini sangat keras kepala? “Kau keras kepala sekali sih?”

“Aku hanya meniru kakak laki-lakiku saja.” Ouh-bunuh saja dia!

“Bagaimana jika Gorgon tiba-tiba datang saat aku sendirian? Aku pasti tidak akan bisa melawan mereka,” ujar Sooyoung seraya melebaikan ekspresinya. Like a drama queen.

“Aku sudah memberi perlindungan di apartemen ini. Tidak ada yang bisa masuk, kecuali kau izinkan.”

“Ayolah, Ares…”

“Kau baru saja sembuh, adik kecilku.”memang fisik Sooyoung sudah sembuh, namun semalam saja Sooyoung masih mengerang ketakutan dalam mimpinya. Apa itu disebut baik-baik saja?

Sooyoung mengerucutkan bibirnya sebal. Siwon sangat susah untuk dirayu. “Aku baik-baik saja dan aku bosan dari kemarin di apartemen terus. Demi Ibu yang sangat cantik! Kenapa engkau mempunyai anak lelaki seperti dia? Sangat keras kepala seperti beton.” Sooyoung mengangkat tangannya dan mendesah kasar. Dia menunjukan ekspresi terluka.

Siwon berdecak sebal, “Aigo~ baiklah… kau boleh ikut.”

Sooyoung langsung memeluk Siwon erat, “Kau memang yang terbaik.” Siwon tersenyum dan membalas pelukan adik kecilnya itu.

–0–

Acara amal itu sama sekali diluar ekspetasi Sooyoung. Untung saja Siwon memaksanya untuk memakai gaun hitam selutut, sangat sederhana namun elegan dengan kalung yang terbuat dari krystal yang Sooyoung tidak tahu apa namanya. Hanya saja yang membuatnya ingin menendang Siwon adalah gaun ini melekat tubuhnya dan punggungnya terbuka. Rambutnya digerai biasa saja, sebenarnya itu akal-akalan dia saja untuk menutupi punggungnya.

“Cih… ini lebih pantas disebut pesta dibanding acara amal.” Sooyoung menggerutu, matanya terus terpesona dengan riasan gedung ini. Ouh –jangan salahkan kenapa dia terlihat begitu kampungan. Siwon memang pembisnis yang handal, tapi sampai sekarang baru kali ini Sooyoung ikut ke pesta seperti ini, bukan berarti Siwon tidak pernah mengajaknya, bahkan pria itu terlalu sering memaksanya untuk menjadi pendampingnya jika ada undangan. Tapi, yeah… kalian tahukan, Sooyoung agak anti-sosial? Lain sekali dengan kakaknya. Tsk.

“Berhentilah berbohong, Sooyoung. Memangnya aku tidak tahu apa yang ada di pikiranmu itu,” ujar Siwon kesal. Lain dengan tatapan Sooyoung yang begitu terpesona akan acara amal ini dan begitu senang, dia sama sekali tidak bisa menikmatinya. Beberapa kali mereka berpapasan dengan teman bisnis Siwon, tapi orang yang Siwon cari belum terlihat batang hidungnya.

“Siwon… Sooyoung…”

Great! Mereka membalikan tubuhnya. Yunho di sana memandang mereka dengan senyum manisnya –ah lebih tepatnya memandang Sooyoung. Siwon tersenyum dan menyalami sahabatnya itu. Giliran Sooyoung yang akan bersalaman, gadis itu tidak bergeming. “Sooyoung-ah?”

“Eh?” Ketara sekali gugupnya. Sooyoung segera membalas uluran tangan Yunho. “Kau sudah tahu namaku kan, Sooyoung?”

Bunuh saja Sooyoung! Bunuh!

Gadis itu sama sekali tidak begitu sadar dengan apa yang dia perbuat, maka hanya bisa mengangguk. Demi Tuhan! Pria yang dia ketahui bernama Yunho itu sangat uh…sexy. Dengan balutan setelah formal, begitu terlihat gagah apalagi dengan dua kancing kemejanya yang sengaja dibuka. Meleleh. Sooyoung serasa meleleh begitu Yunho tersenyum kepadanya. Dan tidak!! Kenapa namanya begitu sangat indah ketika Yunho yang menyebutnya?

Sooyoung terus merasa gugup sepanjang perbincangan yang dilakukan Yunho dan Siwon. Yunho berdampak besar baginya. Degup jantungnya menggila dan dia juga tahu bahwa pipinya sudah merona sejak pertama kali melihat Yunho tadi, bukan! Bukan karena blush on, ini murni karena dia gugup dan …malu? “Jadi kau bekerja di Hyundai, Sooyoung-ssi?”

Sooyoung mengerjapkan matanya sebelum menoleh ke arah suara yang memanggil namanya. “Apa?”

Kali ini Yunho yang merasa gugup. Ekspresi polos saat gadis itu sadar dari lamunannya begitu menggemaskan. Apalagi dengan mulutnya yang sedikit terbuka, membuat Yunho harus bertarung sendiri dengan akal sehatnya sebelum menyeret Sooyoung dan menghujaminya dengan ciuman bertubi-tubi. Sialan memang Aprodite, kenapa dia juga diberi mantra untuk tertarik dengan Sooyoung? Huh! Ini sungguh menyiksa. “Kau bekerja di Hyundai?”Yunho mengulangi pertanyaannya.

“Oh… ya… eum…begitulah.” Siwon rasanya tidak tahan untuk tidak tertawa begitu melihat ekspresi bodoh dari Sooyoung.

“Wah! Siwon-ah? Yunho-ya?” mereka bertika menoleh ke arah dua orang pria yang tak kalah menarik dari Siwon maupun Yunho. “Jonghyun Lee? Changmin?” Siwon dan Yunho menyalami keduanya dengan jantan sementara Sooyoung hanya tersenyum tipis saat mengenalkan dirinya.

“Kalian sudah bertemu dengan tuan rumah?”Tanya Changmin.

“Belum. Aku belum melihatnya,” jawab Yunho.

Sooyoung tidak begitu fokus dengan apa yang mereka berempat bicarakan. Fokusnya hanya untuk menormalkan degup jantungnya. Sesekali ekor matanya melirik ke Yunho dan akan selalu memalingkan wajahnya ketika pria itu tersenyum dan tertawa akibat obrolan pria-pria itu. Sebenarnya Jonghyun dan Changmin juga tidak kalah tampan dari Yunho, tapi anehnya matanya bahkan tidak bisa melirik selain ke Yunho.

Kejadian ini seperti de javu. Dia berusaha keras kapan dia merasa seperti ini. Pesta, degup jantung menggila, dan kakinya yang lemas –untung saja kali ini dia merangkul lengan Siwon. “Kyuhyun-ah?” ah! Iya Kyuhyun! Pria kurang ajar itu yang perta membuatnya seperti ini. Ngomong-ngomong kenapa Changmin menyebut nama Kyuhyun?

“Aku kira kalian tidak datang.”

Ya tuhan! Ya Tuhan! Suara itu begitu jelas.

Sooyoung menoleh ke belakang dengan derakan super pelan, mendapati Kyuhyun tersenyum memandang mereka. Dia ingin pingsan! Belum pernah sekalipun dia melihat Kyuhyun dengan penampilannya sekarang. Penampilan bak pria taipan dan juga rambut yang dicepak. Benar-benar membuatnya ingin mimisan.(SS3)

“Tentu saja, tuan rumah.” Perkataan Jonghyun membuat Sooyoung bertanya-tanya, jadi ini acara Kyuhyun? Tunggu! Bukankah Kyuhyun adalah dosen? “Tsk. Pak Dosen, kau selalu mengabsen kami jika mempunyai acara.” Mereka semua tertawa. Oh tidak! Sooyoung benar-benar lemas.

“Sooyoung-ssi, kau baik-baik saja?” Sooyoung mendongak dan melihat Yunho dengan ekspresi khawatirnya, “Ah…iya, tidak apa-apa.”

Tiba-tiba ada seorang wanita cantik yang menghampiri mereka. Sooyoung tidak begitu peduli dengan wanita yang jelas-jelas sexy –melebihinya dan sangat cintik itu. Tapi pandangnya berkunang-kunang begitu Kyuhyun tersenyum kepada wanita itu dan terlihat nyaman-nyaman saja ketika wanita itu bergelayut manja. Nafas Sooyoung memburu, dia sesak luar biasa.

“Sepertinya kau butuh udara segar, Sooyoung-ssi. Aku akan membawanya ke rootrof, Siwon-ah.”Yunho mengulurkan tangannya. Sialan! Memang sialan! Tadi Kyuhyun sekarang Yunho. Dia tidak bisa mengelak karena memang benar, dia butuh udara. Sekarang juga.

–0–

Ini lebih baik. Pikir Sooyoung.

“Pakailah, err…Sooyoung-ah,” Sooyoung sedikit terkejut begitu Yunho mengulurkan jasnya, tapi lagi-lagi takkuasa menolak karena dia membutuhkan jas. Udara malam sangat dingin mengingat musim gugur akan segera datang. Sebenarnya Sooyoung ingin pulang saja, tapi bayangan Gorgon-gorgon itu membuatnya mengurungkan niatnya.

“Bolehkan aku memakai banmal saja?”

“Tentu saja dan haruskah aku memangilmu Oppa?”Sooyoung tersenyum menggoda. Keduanya tertawa, “Ya terserahmu saja, Sooyoungie.”

“Baiklah, Oppa.”

Keduanya terdiam memandang gemerlap Seoul dari sini. Sooyoung mengagumi bintang, gemerlap malam, dan keheningan seperti ini. Batinnya terasa tenang. “Apa luka di lehermu masih sakit?” Sooyoung menggeleng pelan dan tersenyum, dia meraba lehernya, “Bahkan obat oles yang kau berikan sangat cepat bereaksi. Lihatlah bekasnya sudah hilang.” Yunho ikut meraba leher Sooyoung dan tidak mengindahkan sengatan listrik yang berdampak bagi tubuhnya.

“Aku baik-baik saja, Yunho oppa.” Sooyoung berusaha menepistangan Yunho begitu merasa tubuhnya terasa panas dingin.

Bahaya! Seharusnya mereka tidak berdua seperti ini.

“Apa tidak sebaiknya kita pulang saja?”

“Memagnya kenapa, Sooyoungie?” Sooyoung merutuki kebodohannya. Tidak mungkin dia bilang, karena tubuhku panas dingin bersamamu. Itu adalah jawaban terbodoh yang pernah dia pikirkan. “Di sini sangat dingin. Lihatlah wajahku saja sudah memerah.” Sooyoung tidak bohong mengatakan itu, wajahnya memang sudah merah, namun bukan karena dingin, tapi karena dia menahan…hasrat untuk tidak mencium bibir Yunho yang memerah itu! Ya Tuhan!

Sooyoung tersenyum tipis dan berbalik menuju pintu keluar dari rootrof. “Sooyoung-ah,”panggil Yunho.

Kejadian itu begitu cepat. Tubuh Sooyoung tiba-tiba diputar oleh Yunho dan bibir pria itu menempel tepat di bibirnya. Badannya kaku dan panas. Degup jantungnya serasa berhenti. Pinggang Sooyoung direngkuh posesif oleh Yunho sementara salah satu tangannya menekan tengkuk gadis itu. Dia sudah tidak tahan untuk tidak mengecup bibir mungil Sooyoung, dan rasanya sangat berbeda dibanding dia berciuman dengan wanita-wanita lainnya. Bibir Sooyoung manis alami dan begitu menggoda apalagi ketika gadis itu membalas ciumannya. Balik melumat bibirnya. Demi Aprodite yang sangat tepat merapalkan mantra! Yunho kecanduan!

BRAK!

Sooyoung mengerjap, dia langsung melepas ciuman mereka dan menoleh ke arah pintu. Ada seseorang yang membanting pintu itu dengan keras, namun saking kerasnya pintu itu malah tidak tertutup. Hati Sooyoung mencelos begitu tahu yang menutup pintu itu adalah seorang pria dan dia sudah sangat mengenal siluet punggung itu.

Pria yang memporak-porandakan hatinya.

“Kyuhyun-ah…”

–00–

Sebelumnya aku mau ngucapin

‘HAPPY MILAD FOR ME YANG KE 15+1, SEMOGA GAK KENA WRITER BLOCK LAGI, SEMOGA MAKIN PERCAYA DIRI. SELAMAT ULANG TAHUN XD XD’

Yap! TANGGAL 24 JUNI aku ultah jadi pengen banget untuk post ff.

Baik-baik back to cerita aja deh. Demigod tinggal 1 chapter lagi(T__T)

Dan chapter ini aku udah nulis panjang dan gak tau dapet gak feelnya.

Teros kapan chapter endnya? Chapter endnya lagi pengetikan.

Dan kayaknya diprotek

Tapi tergantung komentar wkwkwkwkwk, kalo komentarnya 70+ gak akan ku protek.(its plan)

Aku tahu ff-ku ini banyak kekurangannya, aku mohon maaf kalo mengecewakan.

Aku juga buat halaman ‘Q and A’ untuk ff ini.

Kalian bisa cek disini.

Aku tahu banyak diantara kalian yang kadang masih bingung dgn ff ini.