Posted in Fantasy, Horror, Mystery, Romance

[Series] Have You Seen -part 11-

Have You Seen

Title               : Have You Seen?

Author            : soocyoung (@helloccy)

Length            : on writing

Genre             : Romance, Fantasy, Horror

Rating            : PG 16

Main cast        :

  • Choi Sooyoung
  • Cho Kyuhyun

Other cast      : Find it 🙂

From Author   :

Annyeonghaseyo knightdeul^^

Aku bawa cerita baruuuu…

Kali ini aku bawa ff fantasy dan ada sedikit horror nya. By the way, tentu saja, semua hal yang berhubungan sama nama sesuatu yang ada di FF ini adalah buatanku, kecuali tokoh dan beberapa lokasi tempatnya. Meskipun ada beberapa juga yang memang ada/real, tapi aku ubah sedikit demi kepentingan cerita.

So, happy reading ^^/

Sooyoung POV

Hari pertama pembukaan toko bunga ‘Six Sense’.

Aku tak tahu bagaimana perasaanku sekarang setelah aku dan Yuri secara resmi membuka kembali toko bunga kami dengan nama yang berbeda. Kami sengaja menata ulang seisi toko sehingga terlihat berbeda dari toko bunga kami sebelumnya. Meskipun sebagian bunga yang ada disini adalah bunga-bunga yang ada di apartemenku, tapi itu sudah cukup untuk melakukaan pembukaan toko secara resmi.

Di lantai atas toko ini, aku dan Yuri sengaja membuat seperti semacam coffee shop kecil dengan taman-taman kecil yang penuh dengan bunga-bunga tertentu. Di bagian belakangnya juga ada taman lagi untuk melakukan pembibitan. Yah, meskipun tidak sebesar toko bunga kami sebelumnya tapi aku senang karena pada akhirnya kami bisa kembali menyalurkan apa yang sebenarnya kami sukai ini. Dan, toko ini pun benar-benar terasa baru karena kami membuatnya terlihat baru dengan menambahkan logo di etalase toko.

Heol, daebbak” komentar Kyuhyun saat dia pertama kali masuk ke dalam toko. “Bagaimana kalian bisa membuatnya seperti ini?” tanyanya, entah padaku ataupun Yuri.

“Dengan sedikit sihir, tentu saja” sahut Yuri sambil tertawa sebelum aku sempat menjawab. “Eotteyo? Apa lebih bagus dari toko kami yang sebelumnya?”

Cho Kyuhyun menganggukkan kepala.

Aku tersenyum tipis, “Kenapa kau datang kesini?”

Wae? Memangnya aku tak boleh mengunjungi yeo—“ Kyuhyun berhenti sesaat, lalu aku melihatnya melirik ke arah Yuri yang sedang sibuk merapikan beberapa bunga yang sedang mekar. “Oh, bunga apa itu?” tanyanya tiba-tiba.

Igeoyo?”

Kyuhyun mengangguk.

“Ivy,” jawabku sebelum Yuri. “Wae?”

“Apa bunga itu juga memiliki arti tertentu?”

Geureomyo” Kali ini Yuri yang menjawab. “Bunga Ivy itu berarti adalah sebuah ikatan cinta”

Ah, geuraeyo?” sahutnya dengan cepat. Kyuhyun melirikku sesaat sebelum kembali berbicara pada Yuri. “Kalau begitu tolong bungkuskan satu untukku”

Ne?”

Kyuhyun mengangguk. “Aku ingin memberikannya pada seseorang,” katanya kembali melirikku. “Biarkan aku menjadi pelanggan pertama toko bunga ini. Eotte?”

Aigoo, dwaesseoyo. Kau sudah membantu kami membereskan ini jadi kau tak perlu membeli apapun-“

“Mana bisa begitu?” Kyuhyun memotong perkataanku. Dia menoleh pada Yuri, “Tolong bungkuskan satu buket untukku, Yuri-ssi

Oh? Emm, eo

Aku menggelengkan kepala tak percaya melihat apa yang Kyuhyun lakukan saat ini dan membiarkan Yuri melakukan apa yang diminta oleh namja itu. Sementara Yuri membungkus bunga pilihan Kyuhyun, aku memilih untuk membersihkan lantai dua di bangunan ini. Aku sempat melihat tatapan mata Kyuhyun yang terarah padaku tapi aku mengabaikannya. Aku tak mau banyak mengobrol dengannya di depan Yuri karena sahabatku itu sama sekali belum tahu mengenai hubunganku dengan Kyuhyun.

Setelah beberapa saat, aku baru kembali turun dan ternyata Kyuhyun sama sekali sudah tidak ada disana. Meskipun kecewa tapi aku menyembunyikannya dari Yuri yang sekarang sedang duduk di salah satu kursi yang memang disediakan di toko bunga sambil meneliti bunga lily. Yeoja itu mendongakkan kepala saat aku mendekat, lalu tersenyum ke arahku sekilas.

“Kenapa kau pergi ke atas?” tanya Yuri padaku.

Mwoya? Apa ada pelanggan baru dan kau kewalahan?” Aku balik bertanya sambil duduk di sebelah Yuri. “Ya! Kau sudah lama tidak melakukan apa-apa jadi seperti ini sekarang?”

Yuri tertawa kecil, “Bukan itu maksudku. Kau tahu, detektif Cho itu datang kesini untuk menemuimu, ‘kan? Dulu dia juga sering begitu, dan sekarang juga”

Aku diam saja.

“Sudah sejauh mana hubungan kalian, Sooyoung-ah?”

Oh? Emm, kami hanya berteman”

Yuri menoleh padaku, lalu menatapku lama sampai aku sedikit gugup karena tatapannya itu. “Ya! Kau benar-benar harus belajar berekspresi di depanku jika harus berbohong” katanya.

Heol… neo jinjja!

“Pergilah,” sahut Yuri dengan cepat. “Susul dia sekarang atau dia sudah pergi jauh dari sini”

“Yuri-ah, neo-“

Gokchongma, nan gwenchana. Aku senang jika pada akhirnya kau bisa bersamanya” Yuri memotong perkataanku yang belum selesai. “Ah, jangan lupakan satu hal”

Mwoya…”

Yuri kembali tersenyum ke arahku, “Perkenalkan dia secara resmi padaku sebagai namjachingu-mu. Kau dulu melakukannya padaku dan Min Ho, ingat?”

Aku balas tersenyum, lalu mengangguk singkat.

Geureom, ga” kata Yuri lagi sambil menarikku berdiri dari kursi. “Haruskah aku mengantarmu kepadanya?”

Ani-“ Aku menyahut cepat. “Geureom,”

Yuri menganggukkan kepala.

“Aku akan meneleponmu nanti,” kataku sambil melangkah menuju pintu keluar. “Jangan lupa untuk menutup tokonya lebih awal karena kita akan makan bersama malam ini untuk merayakannya”

Eo, arraseo

Aku melambaikan tangan ke arah Yuri sebelum benar-benar keluar dari toko bunga. Pandanganku langsung mencari sosok Cho Kyuhyun di jalanan yang biasanya dia lewati saat datang kesini. Tapi tak ada siapapun disana. Apa mungkin dia sudah pergi jauh atau sudah kembali ke kantornya? Haruskah aku menyusulnya ke sana? Ah, tapi aku enggan bertemu gwishin ahjussi yang ada disana karena dia pasti akan meminta bantuanku untuk mencarikan arsip yang sama yang bahkan sudah aku lupakan sekarang.

“Apa kau mencariku?” Sebuah suara yang sudah sangat aku kenal itu tiba-tiba saja terdengar dari sisi kiriku. Aku menolehkan kepala, dan melihat Cho Kyuhyun sedang berdiri disana sambil tersenyum ke arahku. Dia memberikan sebuket bunga Ivy di tangannya padaku, “Ini untukmu, Sooyoung-ah

Ya! Kenapa kau memberikan bunga yang kau beli dari tokoku sendiri?” protesku tidak percaya.

Shirreo? Kalau begitu biar aku berikan pada yeoja lain-“

Aku langsung mengambil bunga itu dari tangan Kyuhyun, “Joayo. Kenapa kau cepat sekali bereaksi seperti itu?”

Kyuhyun tertawa ringan dan akupun ikut tertawa bersamanya. Lalu dengan anggukkan kepalanya, Kyuhyun mengajakku untuk berjalan menyusuri jalanan di Gangseok-dong, distrik Namdong ini. Selama beberapa menit berjalan, kami sama sekali saling diam dan akupun hanya terus memandangi bunga Ivy yang Kyuhyun berikan padaku. Aku tak bisa menahan diriku untuk tersenyum mengingat semua hal yang aku lakukan bersama namja ini. Rasanya semuanya sangat cepat bagiku sekarang dan aku juga semakin nyaman berada di dekat Kyuhyun.

Wae? Apa ada sesuatu yang lucu?” tanya Kyuhyun yang ternyata sedang memperhatikanku. “Kau tidak sedang berbicara dengan gwishin sekarang, ‘kan?”

Aigoo, apa kau pikir aku akan selalu berhubungan dengan gwishin?” tanyaku tak percaya.

Ah, jadi bukan gwishin. Geureom mwoga?”

Bimil,”

Ya!”

Aku tertawa kecil. “Oh, oppa. Ayo kita kesana,” seruku kemudian sambil menunjuk ke sebuah kedai kopi kecil yang terselip diantara dua toko pakaian yang cukup mencolok. “Udaranya masih dingin jadi secangkir kopi panas pasti akan terasa hangat di tubuh”

Eo, kajja” ajak Kyuhyun langsung menggenggam tanganku dan membawanya ke kedai itu.

Meskipun aku sudah terbiasa dengan genggaman tangan Kyuhyun tapi tetap saja ada saat-saat dimana jantungku berdebar kencang setiap kali bersentuhan dengan namja ini. Apalagi jika itu dilakukan secara tiba-tiba, seperti sekarang. Aku bahkan tak bisa mengalihkan pandanganku dari tangan kami yang saling menggenggam sampai akhirnya masuk ke kedai kopi itu. Tak lama, Kyuhyun berhasil menemukan satu meja kecil kosong di dekat pintu keluar dan dia pun bergegas mengajakku kesana.

“Kau pesan apa, Sooyoung-ah?” tanya Kyuhyun sambil memberikan buku menunya padaku.

Black coffee,”

Black coffee?”

Aku mengangguk.

Geurae,” kata Kyuhyun dengan nada yang kedengarannya heran. “Jamkkaman” katanya lagi, lalu dia beranjak dari kursinya dan pergi ke arah kasir yang antriannya sedikit.

Aku terus memperhatikan Kyuhyun sampai dia berdiri di antrian paling belakang di kasir yang paling ujung di kedai ini. Tapi kemudian mataku menangkap sosok gwishin yeoja yang sedang berdiri di sudut kedai. Mata kami bertemu, dan detik berikutnya gwishin itu sudah berada di depanku. Membuatku tersentak kaget sampai harus menjatuhkan tas ku. Aku menghela napas kesal sambil mengambil tas ku kembali.

“Majo, kau bisa melihatku” desisnya sambil terus memandangiku lekat-lekat. “Heol daebbak. Ini benar-benar nyata,”

“Mwohae, jangan ganggu aku” sahutku dengan suara yang sangat pelan dan nyaris berbisik. Aku menoleh ke arah jendela, lalu kembali berbicara. “Aku memang bisa melihatmu, tapi bukan berarti aku bersedia berbicara denganmu sekarang”

Heol, kau kasar sekali eonni” kata gwishin itu menjawab. “Ah, jamkkaman! Sepertinya kita seumuran” Gwishin itu sudah berpindah ke depanku dari balik jendela dan lagi-lagi berhasil membuatku terkejut.

Jebal jom! Waeiraeyo?!” dengusku kesal sambil berdiri dari kursiku. Beberapa orang melihat ke arahku, dan mau tak mau aku harus melemparkan senyum ke arah mereka lalu kembali duduk di kursiku. “Jujur saja, aku sedang tidak ingin berbicara dengan gwishin macam kalian sekarang jadi lebih baik kau pergi saja dari hadapanku”

Arraseo, arraseo” katanya langsung menghilang dari pandanganku. Tapi detik berikutnya dia muncul kembali persis di depan mataku, “Eonni!” serunya sambil menatapku dengan pandangan menyeramkannya.

Aku berusaha keras untuk tidak memaki gwishin ini meskipun aku sangat ingin melakukannya. Aku hanya bisa menatapnya dengan galak dan mengabaikannya meskipun dia terus berusaha menampakkan dirinya di depanku. Aku benar-benar tak suka pada gwishin yang seperti ini, yang selalu memanfaatkan kemampuannya untuk mengganggu seseorang sepertiku. Rasanya aku beanr-benar ingin memukulnya atau membuatnya menghilang untuk selamanya bahkan dari dunia ini sekalipun.

Mian, aku hanya bosan” kata gwishin itu sambil tertawa kecil. “Baru kali ini ada orang yang bisa melihatku jadi aku sangat antusias”

“Kau bilang itu antusias?” sahutku tak percaya. Gwishin itu mengangguk sangat bersemangat tapi aku tetap memasang wajah datar di depannya. “Babo gwishin,” umpatku.

“Aigoo, aigoo. Aku suka panggilanmu itu padaku, eonni”

Aku diam saja sambil mengalihkan pandanganku pada Kyuhyun yang sekarang sedang memesan kopi. Aku berharap dia cepat kembali kesini jadi ada sesuatu yang bisa mengalihkan perhatianku dari gwishin menyebalkan ini.

“Dia namjachingu-mu, ‘kan?” kata gwishin itu yang ternyata ikut memandang ke arah Kyuhyun. “Aku mengenalnya. Dia detektif Cho Kyuhyun dari Seoul, dan baru bertugas di Incheon hampir dua tahun ini”

Aku cukup terkejut karena perkataan gwishin ini, “Bagaimana kau mengenalnya?”

“Kau ingin tahu? Apa itu artinya kau ingin mengobrol denganku?”

Aku menatap gwishin ini cukup lama yang justru balik menatapku sambil mengangguk-anggukkan kepalanya. Aku menghela napas panjang lalu menghembuskannya dengan perlahan. “Baiklah, jamkkaman” kataku sambil mengeluarkan headset-ku dan langsung memasukkannya ke telinga.

“Apa kau selalu seperti itu saat berbicara dengan gwishin?”

Aku mengangguk.

“Kau takut orang-orang menganggapmu aneh karena berbicara dengan sesuatu yang tak bisa mereka lihat, ‘kan?” kata gwishin itu lagi terkikik geli. “Geureomyo, jika aku masih hidup dan melihat seseorang sedang berbicara sendiri, pasti aku akan langsung menganggapnya aneh”

“Kau mau memberitahuku kenapa kau bisa mengenal Kyuhyun atau tidak?” kataku mengabaikan perkataan gwishin itu. “Asal kau tahu, aku sama sekali tak mau berbicara dengan gwishin sepertimu-“

“Tapi kau banyak berbicara dengan gwishin-gwishin selama ini” sahutnya dengan cepat. “Kau bahkan membantu gwishin itu agar bisa mendekati yeojachingu-nya”

Keningku berkerut tajam sambil menatap gwishin di depanku ini. Aku merasa ada sesuatu yang janggal dari gwishin ini. Rasanya seperti dia sudah mengenalku, tapi aku sama sekali tak mengenalnya. Apa mungkin itu karena dia gwishin yang bisa mengetahui banyak hal tanpa bertanya, sementara aku harus bertanya terlebih dahulu untuk tahu sesuatu?

“Kita bicara lagi nanti,” kata gwishin itu tiba-tiba dan langsung menghilang.

Tepat setelah gwishin itu tak ada lagi di hadapanku, Kyuhyun datang sambil membawa dua buah gelas kopi. Dia tersenyum padaku lalu duduk di depanku dan memberikan salah satu gelasnya padaku.

“Apa yang sedang kau lakukan?” tanyanya seraya melihat ke arah headset di telingaku yang masih terpasang. “Gwishin?”

Aku mengangguk.

Mwoya? Apa ada gwishin yang meminta bantuanmu lagi?”

Aniyo, eobseoyo” jawabku langsung. “Dia baru akan berbicara padaku tapi menghilang saat kau datang. Katanya dia mengenalmu,”

Jinjja?”

Aku kembali menganggukkan kepala.

“Siapa namanya?”

Aku mengangkat kedua bahuku. “Molla, dia belum banyak bicara padaku” kataku. “Aku akan bertanya lagi padanya jika dia datang padaku-”

“Namaku Ahn Yewon,” desis gwishin itu membuatku langsung terdiam.Dia langsung menghilang entah kemana setelahnya, tapi aku yakin dia masih disekitar sini, mendengarkan percakapanku dengan Kyuhyun sekarang.

Aku menghela napas panjang, lalu cepat-cepat meminum black coffee ku untuk menenangkan pikiranku. Jujur, aku benar-benar tidak suka dengan gwishin yang mengaku bernama Ahn Yewon ini. Karena aku paling tidak suka diawasi oleh gwishin yang bahkan tidak bisa aku lihat disaat aku memiliki kemampuan untuk bisa melihat mereka. Untuk kali ini, haruskah aku menanggapinya atau mengabaikannya saja?

Wae? Kau tiba-tiba diam dan ekspresimu juga berubah dengan cepat” kata Kyuhyun lagi yang untuk beberapa saat aku abaikan karena memikirkan gwishin menyebalkan itu. “Apa terjadi sesuatu? Gwishin itu datang lagi?”

Aniya, gwenchana oppa” jawabku sambil tersenyum tipis. “Bagaimana kalau kita pergi dari sini saja?” Aku mengusulkan.

Kyuhyun menatapku lekat-lekat, lalu dengan perlahan dia menganggukkan kepala. Aku membiarkannya saat dia meraih tanganku dan menggenggamnya saat keluar dari kedai kopi. Sebelum benar-benar pergi menjauh dari kedai, aku sempat melihat gwishin Ahn Yewon itu disana sedang melambaikan tangannya ke arahku. Aku mendengus kecil sebelum akhirnya mengalihkan perhatianku lagi pada Kyuhyun yang mulai bercerita mengenai teman-teman sekantor-nya.

__

Kyuhyun POV

Mwo? Jaksa Kim membuka kasus lima tahun yang lalu? Waeyo” tanyaku tidak percaya setelah detektif Kim Myung Soo memberiku informasi itu. “Ani, bukankah kasus itu sudah selesai karena tidak ada bukti yang memberatkan?”

“Memang. Tapi penyidik Gong menemukan sesuatu yang menarik yang berhubungan dengan kasus yang sedang kau dan detektif Jung sunbae tangani” jawab detektif Kim terlihat serius. “Kasus pembunuhan di distrik Bupyeong itu”

Aku diam saja dan mendengarkan.

“Hal yang menarik adalah salah satu saksi dalam kasus tiga tahun yang lalu adalah tersangka utama dalam pembuhunan di distrik Bupyeong itu dan fakta bahwa dia mengenalmu sejak lima tahun itulah yang sedang diselidiki oleh Jaksa Kim”

Jamkkaman, apa maksudmu dengan mengenalku?”

“Kau adalah salah satu saksi dalam kasus lima tahun yang lalu itu, ‘kan?” tanya detektif Kim padaku. “Kasus kecelakaan yang melibatkan banyak kendaraan di Ganghwa-gun. Apa kau ingat?”

Aku mengingat-ingat kasus kecelakaan yang dimaksud oleh detektif Kim ini sambil terus memperhatikan warna emosinya yang menunjukkan keingintahunan. Jika itu kasus kecelakaan lima tahun yang lalu di Ganghwa-gun, apa maksudnya adalah kecelakaan yang juga menimpaku lima tahun yang lalu?

“Kau ingat sekarang?” tanya detektif Kim lagi.

Aku mengangguk pelan meskipun tidak terlalu yakin.

“Jadi memang benar kau mengenalnya?”

Nugu?”

Aigoo, Ahn Ji Won!” seru detektif Kim tidak percaya. “Dia juga salah satu saksi dalam kecelakaan itu, dan adiknya adalah korban dari kecelakaan itu. Kau ingat?”

Aku berusaha mengingatnya, “E-Eo,” jawabku pelan karena aku baru menyadarinya. “Aku rasa begitu,”

Aku memang sudah melupakan semua rincian mengenai kecelakaan itu dan hanya ingat beberapa hal saja. Aku bahkan lupa siapa saja yang saat itu ikut berpacu denganku atau siapa yang terlibat kecelakaan bersamaku. Lagipula saat itu aku mengalami kecelakaan parah dan aku sudah membuat diriku sendiri melupakan banyak hal buruk yang memang tak mau aku ingat-ingat lagi.

“Kyuhyun-ah, dengar” kata detektif Kim sambil merangkul bahuku dan membuatku tersadar dari lamunan singkatku. “Kita semua tahu bahwa Jaksa Kim tidak terlalu menyukaimu, jadi dia pasti mengambil kesempatan ini untuk membuat namamu jelek di seluruh Kejaksaan”

Aku tak memberi tanggapan untuk kali ini.

Detektif Kim melanjutkan, “Mungkin banyak orang yang tidak mengetahui bahwa kau adalah salah satu korban dan mungkin saksi kecelakaan lima tahun yang lalu tapi sekarang entah kenapa aku yakin sekali akan banyak orang yang mengetahuinya berkat Jaksa Kim”

Aku tersenyum kecil, “Aku akan mengantisipasi itu”

“Detektif Cho, apa kau disini sekarang?” seru detektif Jung yang baru saja masuk ke dalam ruangan. “Oh, dahaengida. Ayo kita bicara,” katanya begitu melihatku.

“Ada masalah apa, sunbae?”

“Kau… kau mengenal Ahn Ji Won, ‘kan?” tanya detektif Jung langsung. “Ya! Kenapa kau sama sekali tak memberitahuku bahwa kau mengenalnya?”

Ne? Ah, emm… aku tak ingat jika aku mengenalnya sebelumnya”

Mwoya? Kau bahkan mengenal baik dongsaeng-nya, Ahn Yewon”

“Ahn Ye… Yewon?” Aku mengulang nama yang baru disebutkan oleh detektif Jung itu. “Ahn Yewon, Ahn Yewon… hmm, Ah! Dia adalah salah satu teman dekat Joohyun!” kataku setelah berhasil mengingat nama itu.

“Joohyun mengenalnya?” sambung detektif Kim.

Aku mengangguk pelan.

Ah, jinjja! Aku yakin sekali Jaksa Kim pasti juga akan melibatkan Joohyun dalam hal ini” kata detektif Kim lagi. “Jaksa itu tak akan melewatkan sedikit pun hal rincian mengenai kasus yang sedang ditanganinya”

Ani, tapi kenapa dia tiba-tiba membuka kembali kasus lima tahun lalu? Apa ada seseorang yang memintanya atau apa?”

Detektif Kim mengangkat kedua bahunya, lalu dia berpaling padaku. “Bagaimanapun kau harus berhati-hati, detektif Cho. Dia pasti berusaha untuk menjatuhkanmu karena kau berhasil menyelesaikan banyak kasus besar baru-baru ini sebelum kejaksaan bahkan bertindak lebih jauh”

Aku kembali mengangguk.

“Bukankah seharusnya mereka berterima kasih untuk itu? Setidaknya mereka tak perlu melakukan penyidikkan karena kita yang melakukannya. Kerjasama kepolisian dan kejaksaan itu sangat penting, ‘kan?” Detektif Kim tak mau menyerah begitu saja untuk ingin tahu. “Jaksa Kim ini selalu membuat masalah dengan detektif-detektif baru yang berbakat di kota ini. Jinjja!”

Aku tertawa kecil mendengar apa yang dikatakan detektif Kim ini dan juga melihat bagaimana warna emosinya sekarang. Tapi mengetahui apa yang sedang dilakukan Jaksa Kim, dua orang sunbae-ku ini ada benarnya juga. Aku harus berhati-hati sekarang karena aku tahu bagaimana karakter Jaksa Kim itu. Jika seandainya dia sampai harus membawa-bawa Joohyun dalam hal ini, akupun tak akan diam saja karena dongsaeng-ku sama sekali tak mengetahuinya kecuali fakta bahwa dia adalah teman dekat Ahn Yewon yang sepertinya menjadi salah satu korban dalam kecelakaan itu.

Sebuah ketukan pintu berhasil mengalihkan perhatianku dan dua sunbae-ku ini. Lalu seorang petugas masuk ke dalam, melangkah menghampiriku dan memberi hormat pada kami bertiga sebelum berkata padaku, “Jaksa Kim mencarimu, detektif Cho” katanya memberitahu.

“Jaksa Kim?” Aku mengulang perkataannya.

Petugas itu menganggukkan kepala.

Aku melirik ke arah dua sunbae-ku yang hanya diam, lalu menarik napas panjang. “Arraseo, aku akan segera keluar” kataku pada akhirnya.

Ne. Aku akan memintanya untuk menunggu,”

Aniyo, aniyo. Aku akan keluar sekarang,” sahutku kemudian. “Kajja, petugas Yoon”

Petugas itu kembali memberi hormat, lalu melangkah keluar dengan aku di belakangnya. Dia membawaku ke ruang istirahat di sayap kanan kantor dan langsung mengantarku ke Jaksa Kim yang sedang duduk di salah satu kursi disana. Dia tidak datang sendirian, tapi bersama penyidik Gong yang beberapa kali aku temui saat melakukan penyelidikan untuk beberapa kasus.

Annyeonghaseyo, Jaksa Kim, penyidik Gong” sapaku sambil membungkukkan badan. “Apa yang membuat Anda jauh-jauh datang kesini untuk menemuiku?”

“Detektif Cho Kyuhyun. Jal jinaesseo?” tanya Jaksa Kim tanpa menjawab pertanyaanku terlebih dahulu. Dia mengulurkan tangannya padaku, dan mau tak mau akupun menyambutnya lalu menjabat tangannya. “Sudah lama tidak berjumpa secara langsung seperti ini, bukan? Anjaseyo

Ah, ne” kataku seraya menarik kursi di depan Jaksa Kim dan langsung mendudukinya. “Terakhir kita bertemu saat kasus Nyonya Oh Yeon Ha itu, ‘kan?”

Jaksa Kim mengangguk-anggukkan kepalanya pelan. “Melihat bagaimana pintarnya dan cepatnya kau menyelesaikan kasus yang kau tangani dengan baik, kau pasti sudah mengetahui tujuanku datang menemuimu, ‘kan?” katanya tiba-tiba mengubah arah pembicaraan, seperti kebiasaannya yang aku tahu selama ini.

Ah, Anda datang untuk mencari tahu tentang kecelakaan lima tahun lalu yang kasusnya dibuka kembali oleh Anda”

“Seperti yang kita harapkan, detektif Cho kita ini memang sangat pintar”

Aku tersenyum tipis, lalu mengubah ekspresiku dengan cepat dan mengabaikan warna emosi baik Jaksa Kim maupun penyidik Gong yang berwarna abu-abu. Aku paling tidak suka melihat warna emosi itu saat sedang berbicara dengan seseorang karena itu benar-benar mengangguku. Rasanya seperti apa yang aku katakan itu tidak penting baginya. Biasanya aku memilih untuk pergi jika ada orang yang memiliki warna emosi seperti itu, tapi untuk kali ini aku akan memilih tinggal karena aku juga ingin tahu satu hal.

“Detektif Cho,” Jaksa Kim memulai pembicaraan lagi. “Bisakah kau memberitahuku sejauh mana kau terlibat dalam kasus kecelakaan lima tahun yang lalu di Ganghwa-gun

“Kecelakaan lima tahun yang lalu di Ganghwa-gun?” ulangku tak langsung menjawab pertanyaan dari Jaksa Kim itu. “Josanghaeyo, Jaksa Kim. Sesuai dengan etika profesi kita, jika Anda ingin bertanya-tanya mengenai suatu hal, bukankah sebaiknya dilakukan di ruang interogasi atau semacamnya?”

“Apa kau benar-benar ingin diinterogasi, detektif Cho?” tanya Jaksa Kim dengan ekspresi seriusnya. “Aku bertanya padamu disini karena aku tak mau membuatmu terlihat seperti saksi yang memegang peranan penting dalam kecelakaan yang terjadi”

“Bagaimana jika aku memang memegang peranan penting?”

Jaksa Kim tersenyum tipis, “Kalau begitu kau akan sering berhubungan denganku karena aku benar-benar akan membuka kembali kasus itu”

“Anda memang sudah membuka kembali kasusnya, ‘kan?”

Warna emosi Jaksa Kim masih abu-abu, sementar penyidik Gong sudah berubah menjadi merah kekuning-kuningan. Sepertinya aku sudah berhasil membuat frustasi penyidik Gong meskipun itu belum berlaku untuk Jaksa Kim. Haruskah aku berusaha lebih keras lagi untuk membuatnya merasa frustasi atau bahkan mungkin kesal padaku? Pasti akan sangat menyenangkan melihat bagaimana ekspresi dan perasaan Jaksa Kim yang tidak sama itu.

“Detektif Cho, bukankah Anda ikut menangani kasus pembunuhan Choi Min Ho-ssi di distrik Bupyeong?” tanya penyidik Gong yang sedari tadi memilih untuk diam. “Kau bisa menyerahkan berkas kasus itu pada kami agar kami bisa melakukan penyidikkan-“

“Aku dan detektif Jung masih menyelidikinya, penyidik Gong. Josanghaeyo” potongku dengan cepat. “Kau bisa menunggu setelah penyelidikan kami selesai,”

Aigoo, kau bahkan belum menyelesaikan penyelidikannya sampai sekarang?”

Aku mengangguk sambil terus mengamati perubahan warna emosi kedua orang ini. Mereka saling memandang satu sama lain, sebelum akhirnya Jaksa Jung menatapku lekat-lekat dengan wajahnya yang sangat serius. Aku berusaha untuk bersikap biasa karena memang tak ada suatu hal yang salah yang aku lakukan. Bahkan sampai sekarang aku masih belum tahu kenapa tiba-tiba dia membuka kembali kasus kecelakaan itu, dan mungkin aku akan mencari tahu terlebih dahulu sebelum mengatakan apapun di depan dua orang ini.

Ponselku di saku tiba-tiba bergetar, dan mau tak mau aku mengalihkan perhatianku terlebih dahulu ke ponsel itu. Sebuah pesan masuk dari nomor yang sama yang sekarang aku tahu adalah milik Ahn Ji Won. Awalnya aku ragu untuk membukanya. Tapi kemudian aku teringat kekhawatiranku sendiri jika namja itu akan melakukan sesuatu yang berbahaya lagi, maka cepat-cepat aku membuka isi pesannya.

‘Jal jinaesseo, detektif?’

Aku mengabaikan pesan itu, tapi selang beberapa detik sebuah pesan baru muncul.

‘Hari ini aku menemukan sesuatu yang cukup mengejutkan. Lihat apa yang aku temukan di lemari lamaku’ tulisnya dengan sebuah foto lamaku yang ada di sebuah halaman surat kabar tua.

Aku mengetik, ‘Ahn Ji Won-’

“Detektif Cho,” panggil Jaksa Kim kembali mengalihkan perhatianku. “Untuk sekarang, kami tak akan bertanya banyak padamu karena surat penyelidikannya belum resmi keluar. Tapi kami akan mengawasimu, jadi sebaiknya kau berhati-hati”

Ah, ne-“ jawabku memasang ekspresi tenang. “Silahkan datang padaku jika Anda ingin bertanya-tanya, tapi mungkin sebaiknya Anda menunggu surat resminya keluar terlebih dahulu”

Jaksa Kim tak memberikan tanggapan apapun. Dia langsung beranjak dari kursinya, diikuti oleh penyidik Gong lalu pergi meninggalkan tempat ini beriringan. Aku terus mengamati mereka sampai benar-benar menghilang dari pandanganku sebelum kembali memusatkan perhatianku pada isi pesan Ahn Ji Won sebelumnya. Setelah membaca ulang pesan itu, sepertinya dia juga baru menyadari bahwa aku dan dia pernah saling mengenal meskipun kami tidak dekat.

“Kyuhyun-ah, kau masih disini” Suara keras detektif Jung terdengar dari belakangku. Saat aku menolehkan kepala, dia sedang melangkah menghampiriku. “Ada sesuatu yang aku ingin kau tahu mengenai Jaksa Kim,” katanya setelah berdiri tepat di depanku.

“Apa itu?”

“Alasan kenapa Jaksa Kim membuka kembali kasus itu adalah demi pencalonannya menjadi Kepala Jaksa di seluruh wilayah regional Incheon ini” kata detektif Jung memberitahuku. “Seperti yang kau tahu, kasus kecelakaan lima tahun yang lalu ‘dipaksa’ selesai karena kurangnya bukti dan kesaksian yang terlalu lemah. Jaksa Kim bertekad untuk menemukan bukti yang kuat beserta saksi-saksinya untuk menyelesaikan kasus itu karena dengan begitu semua orang akan mengakui bahwa dia layak untuk menjadi seorang kepala jaksa”

Kedua alisku saling bertaut mendengarkan apa yang dikatakan sunbae-ku ini. “Tapi bukankah itu sangat sulit? Kecelakaan lima tahun yang lalupun sama halnya dengan kecelakaan-kecelakaan yang sering terjadi, lalu kenapa dia harus membesar-besarkan masalahnya?”

Detektif Jung mengangkat kedua bahunya, “Mungkin sebaiknya kau mengingat kembali apa yang terjadi sebelum kecelakaan itu atau apapun yang berhubungan dengannya”

“Kenapa aku harus mengingatnya? Selama ini aku sudah melupakan apa yang terjadi saat itu, dan aku tak mau-“

“Kau harus mengingatnya, Kyuhyun-ah” potong detektif Jung dengan cepat sambil menepuk pelan bahuku. “Itu penting agar kita bisa menangkap Ahn Ji Won sebelum Jaksa Kim melakukan penyelidikannya mengenai kasus dimana kau terlibat di dalamnya,”

Aigoo, kedengarannya aku seperti tersangka utama dalam hal ini” komentarku dengan tenang. “Apa dia berusaha menjadikanku kambing hitam dari kecelakaan itu atau bagaimana?”

“Itu yang aku takutkan. Jaksa Kim pasti akan mencari seseorang yang akan dijadikan kambing hitam dalam kecelakaan itu, dan targetnya adalah kau untuk sekarang”

“Bagaimana dia akan melakukannya?”

“Dia seorang jaksa, kau tahu itu. Dia bisa membuat bukti yang ada menjadi tidak ada, dan sebaliknya” Detektif Jung langsung memberikan jawabannya padaku. “Aku percaya kau tak terlibat apapun yang terjadi dalam kecelakaan itu atau bahkan sebelum kecelakaan itu terjadi. Saat itu kau hanya berada di tempat dan waktu yang salah,”

Aku diam saja.

Detektif Jung melanjutkan, “Karena itu, detektif Cho Kyuhyun. Mau tak mau kau harus mengingat apapun yang terjadi lima tahun yang lalu. Jika kau membutuhkan sesuatu yang bisa membuatmu mengingatnya, aku masih memiliki file mengenai kecelakaan lima tahun yang lalu”

Sunbae, kau tahu… saat itu aku mengalami kecelakaan parah. Bagaimana bisa aku mengingat apa yang terjadi saat aku sendiripun tak ingat kecuali saat mobil yang aku kendarai menabrak mobil lain?” kataku pada akhirnya.

“Berusahalah mengingat apa yang terjadi sebelum itu,” kata detektif Jung tak mau menyerah. “Aku akan berdiri disisimu, begitu juga Myung Soo” katanya lagi dengan warna emosi yang penuh dengan keyakinan.

Eotteoke…”

“Kau adalah detektif yang berbakat. Sebagai sunbae-mu, aku tak akan membiarkan nama kita sebagai detektif disalahgunakan oleh orang-orang macam Kim Jung Myung itu,” Detektif Jung terlihat sangat serius saat mengatakannya. “Selama kau bisa mengingat apa yang terjadi lima tahun yang lalu, aku yakin kita akan mudah menangkap Ahn Ji Won mengingat dia dulu juga terlibat”

Aku mengangguk mengerti.

“Kau harus mengingatnya, eo?”

Arraseo,”

__

Sooyoung POV

Aku duduk sambil merapikan bunga di atas bangku panjang yang sengaja diletakkan di dalam toko. Yuri ada bersamaku juga, sedang mengerjakan hal yang selalu dia kerjakan dari dulu, yaitu merapikan bunga-bunga agar terlihat lebih menarik dilihat. Hari-hari kami sekarang memang lebih banyak dihabiskan di toko bunga ini daripada di apartemen atau berkeliaran di luar saat udara masih sangat dingin. Yah, meskipun kegiatan yang kami lakukan sama tapi setidaknya disini lebih hangat daripada harus menahan dingin diluar.

Aku menghentikan pekerjaanku sesaat, lalu menghela napas panjang dan melirik ke arah sahabatku itu. Sebenarnya tujuanku membuka kembali toko bunga ini adalah karena dia. Sejak kejadian beberapa bulan yang lalu, yang melibatkan Appa Jimin, aku memang berniat untuk tidak membuka toko bunga lagi. Tapi setelah aku memikirkannya dan membicarakannya dengan Yuri, ide untuk membuka toko bunga lagi itu menjadi sebuah pilihan yang tepat karena kita bisa bekerja bersama lagi. Selain itu juga kami memiliki sendiri toko bunga ini jadi tak perlu khawatir mengenai peraturan, jam kerja, dan sebagainya itu.

Seperti sekarang. Aku bahkan hanya melakukan apa yang perlu dilakukan, dan selebihnya jika itu memang belum terlalu harus dilakukan maka aku membiarkannya saja, begitu pula Yuri. Kali ini kami sepakat untuk melakukan pekerjaan yang sekiranya perlu dilakukan saja, tidak seperti saat di toko bunga kami sebelumnya karena toko baru ini pun tidak terlalu besar.

Ya!” panggil Yuri disela-sela pekerjaannya. Dia melirikku sesaat, lalu kembali berbicara. “Kau kenapa, Sooyoung-ah?”

“Tidak apa-apa,” jawabku tanpa menoleh.

“Lalu kenapa kau terus menghela napas?” tanyanya seperti tak puas dengan jawabanku. “Apa kau sedang bertengkar dengan detektif Cho?”

Aku menoleh ke arah Yuri, “Aniya. Kami bahkan tak pernah bertengkar sejak-“

“Kalian berkencan. Arra,” sambung Yuri dengan cepat. Dia tertawa pelan, lalu bangkit dari kursinya dan duduk di sebelahku. “Jika bukan karena detektif Cho, lalu apa? Tak biasanya kau mengerjakan sesuatu dalam diam seperti ini”

Heol… Anggap saja aku sedang tidak ingin bicara banyak” jawabku sambil menyelesaikan pekerjaanku. “Ini lebih baik, ‘kan? Jadi kita bisa menyelesaikan pekerjaan kita dengan lebih cepat”

“Memang. Tapi kau benar-benar terlihat aneh hari ini. Kau yakin tak ada sesuatu yang terjadi atau ada sesuatu yang menganggu pikiranmu?” Yuri terus mendesakku. “Ya! Bukankah dulu kau selalu membicarakan gwishin di depanku? Apa sekarang kau tak bisa melihat mereka lagi jadi kau tak pernah membicarakannya?”

Aku tertawa pelan, “Kau pasti benar-benar sedang bosan, ‘kan? Sampai ingin membicarakan gwishin denganku”

Maja, ini membosankan” sahut Yuri cepat. “Biasanya Min Ho-“ Dia langsung menghentikan kata-katanya dan cepat-cepat memalingkan wajahnya dariku.

Gwenchana?” tanyaku sambil memegang pundaknya. “Kau masih belum bisa melupakannya, ‘kan?”

Yuri menarik napas panjang, lalu menghembuskannya dengan perlahan. “Aniya. Aku hanya belum terbiasanya tanpanya. Dia selalu bersamaku selama ini jadi rasanya sedikit berbeda saat dia tak ada”

Arra. Aku juga merasakan hal yang sama saat kehilangan keluargaku. Kau tahu sendiri bagaimana aku saat itu, dan aku berterima kasih padamu karena kau selalu bersamaku. Aku akan melakukan hal yang sama untukmu, Yuri-ah

Gomawo,”

Aku tersenyum tipis sambil menepuk-nepuk pelan pundak Yuri. Aku sama sekali tak menyangka jika sahabatku ini berada di posisiku dulu, dan aku benar-benar akan melakukan apa yang dia lakukan padaku.

Yuri mendesah, “Semuanya pasti membutuhkan waktu, ‘kan?”

Eo,”

Gokchongma, akupun akan mulai terbiasa seiring berjalannya waktu”

Aku mengangguk pelan.

Yuri bangkit kembali dari tempat duduknya, lalu melangkah untuk mengambil air dan menyiram beberapa bunga yang terlihat tidak segar. Aku terus memandanginya sampai akhirnya dia selesai melakukan pekerjaannya itu dan kembali duduk di kursinya sebelumnya. Aku tak pernah menyangka bahwa ketidakhadiran Choi Min Ho dalam hidup Yuri benar-benar membuatnya berbeda dari dirinya yang sebelumnya. Tapi aku yakin, cepat atau lambat dia akan kembali. Selama dia sudah bisa membiasakan dirinya untuk terlepas dari bayang-bayang namjachingu­-nya yang sudah meninggal itu.

Ah, membayangkan bagaimana Choi Min Ho meninggal benar-benar membuatku sedih. Sampai sekarang aku masih tidak percaya mengetahui bagaimana dia terbunuh oleh Ahn Ji Won. Namja itu benar-benar berani melakukan sesuatu yang tidak masuk akal sampai membunuh seseorang hanya karena dia tak mendapatkan apa yang dia dinginkan. Tapi mengingat belum adanya kabar bahwa dia tertangkap, aku rasa mulai sekarang aku dan Yuri harus berhati-hati karena mungkin saja Ahn Ji Won masih mencari Yuri.

Ya!” Suara keras Yuri membuyarkan lamunanku seketika. Aku cepat-cepat menoleh ke arahnya dan memasang ekspresi tidak bersalah. “Aigoo, kau tak mendengarkanku, ‘kan?”

Aku mengerjap, “Eh?” celetukku. “Memangnya apa yang kau katakan?” tanyaku sambil menggaruk tengkukku.

Yuri memutar bola matanya mendengar pengakuanku. “Sebenarnya apa yang sedang kau pikirkan, huh?”

Aniya, amugeotdo. Wae?

Ya! Jika kau bukan sahabatku, aku benar-benar akan memukulmu. Jinjja jinjja!” dengus Yuri kesal. Dia menghela napas singakt, lalu melanjutkan bicara. “Aku bertanya padamu kapan kau akan mengambil bibit bunga asternya?”

Ah, itu… hmm,” Aku kembali menggaruk-garuk tengkukku yang tidak gatal, benar-benar tak tahu kapan aku akan mengambilnya. “Jujur saja, aku belum tahu. Tapi aku akan pergi memeriksanya karena mungkin mereka sudah menyiapkannya” kataku cepat-cepat sebelum Yuri sempat membalas.

“Pemasok kita itu benar-benar harus selalu di datangi agar mereka menyiapkan pesanan kita,” komentar Yuri tanpa menatapku. “Aku berpikir untuk menggantinya, tapi sampai sekarang masih belum menemukannya”

Aku memilih untuk tidak menanggapi.

Yuri mendadak bangkit dari kursinya, “Geurae. Ayo kita kesana bersama,”

Aku mengangguk. “Geureom, kajja” kataku sambil meraih mantel, tas, syal dan topiku lalu memakainya sebelum keluar dari toko bunga bersama Yuri yang juga memakai pakaian tebal yang hangat.

Kami berjalan bersama, menerjang udara dingin yang masih sangat terasa menjelang berakhirnya musim dingin. Ponselku bordering cukup keras saat kami baru saja melewati beberapa deret toko. Tanpa menunggu lama, akupun langsung mengangkat panggilan telepon yang ternyata dari Kyuhyun setelah aku melihat namanya di layar ponsel.

Ne, yeoboseyo?” sapaku sambil terus berjalan bersama Yuri.

Jagiya, mian. Aku tak sempat pergi menemuimu hari ini karena haru pergi ke Ganghwa-gun

“Ganghwa-gun?”

Eo. Ada sesuatu yang harus aku selesaikan disana,”

Ah, arraseo” jawabku. “Gwenchanayo. Hari ini aku dan Yuri juga menutup tokonya lebih awal karena udaranya terlalu dingin,”

Heol jinjja? Itu sangat bukan kalian,”

Aku tertawa, “Sebenarnya karena kami harus pergi mengambil bibit baru, jadi kami menutupnya lebih awal” kataku jujur pada akhirnya. “Geureom oppa, selesaikan apa yang sedang kau lakukan jadi kau-“

“Apa kau sudah merindukanku?” tanya Kyuhyun memotong perkataanku yang belum selesai. “Aigoo, kau sangat merindukanku bahkan saat sehari saja kita tak bertemu, ‘kan?”

Mwoya. Aniyo!” sahutku dengan cepat. “Ah, jinjja. Dwaesseoyo geureom,” kataku langsung menutup sambungan teleponnya tanpa menunggu tanggapan dari Kyuhyun terlebih dahulu.

Ya! Apa karena tadi kau berkata bahwa kau tak pernah bertengkar dengan namjachingu­-mu itu, lalu kau bertengkar dengannya?” komentar Yuri kemudian. “Aigoo, aku benar-benar merasa kasihan pada detektif itu”

Mwoya! Anigotten!” seruku keras.

Yuri tertawa kecil, lalu dia melingkarkan tangannya di lenganku. “Aku benar-benar tak menyangka jika pada akhirnya kau dan detektif itu berkencan. Bukankah dulu kau selalu membantahku saat aku menanyakan perasaanmu?”

Aku diam saja.

“Itu tidak seberapa,” Yuri melanjutkan. “Aku bahkan lebih tidak menyangka jika kau dan detektif Cho benar-benar saling mengenal sebelumnya. Aku pikir itu hanya bualanmu belaka, tapi ternyata benar”

“Aku tak pernah bisa berbohong di depanmu, ‘kan?”

Yuri menganggukkan kepala. “Tapi apa detektif Cho benar-benar pernah menjadi gwishin sebelumnya? Aku tak pernah tahu-“

“Yuri-ah,” potongku cepat-cepat saat aku melihat gwishin yang pernah aku lihat sebelumnya di kedai kopi saat aku mengunjunginya bersama Cho Kyuhyun. “Bagaimana kalau kau memeriksa bibitnya sendirian saja? Ada sesuatu yang harus aku lakukan sebentar,”

Yuri menatapku lekat, lalu pandangannya beralih ke arah dimana aku memandang. “Gwishin?” tanyanya yang langsung aku jawab dengan anggukkan kepalaku. “Aigoo, sampai kapan kau akan berurusan dengan mereka?”

Mian,”

Arraseo,” sahut Yuri. “Jika bukan karena kemampuanmu itu, akupun tak akan pernah tahu Choi Min Ho masih ada disampingku selama 49 hari sebelum dia benar-benar pergi”

Aku kembali diam.

Geureom, aku pergi dulu” kata Yuri menepuk pelan bahuku. “Josimhae. Jangan sampai kau mendapatkan luka baru lagi,” katanya seraya menunjuk ke arah luka baruku di lutut.

Eo, arraseo. Kau juga hati-hati di jalan, dan sampaikan salamku untuk Park Hyun Woo” ucapku menyebut nama pemasok bibit toko bunga kami itu. “Aku akan memberitahumu apa yang terjadi di apartemen nanti,”

Yuri mengangguk. Dia melambaikan tangannya sebelum pada akhirnya melanjutkan melangkah menuju halte bus. Aku terus memperhatikan yeoja itu sampai tak terlihat lagi di mataku, baru kemudian mengalihkannya ke gwishin yang ternyata sedang melambaikan tangannya padaku juga. Aku mengerjapkan mata beberapa kali, dan detik berikutnya gwishin itu sudah berada di depanku. Aku sempat terlonjak kaget tapi cepat-cepat bersikap biasa begitu melihat cengiran samar di wajah gwishin itu.

“Ayo kita bicara,” kataku langsung tanpa basa-basi terlebih dahulu.

“Oh, ini aneh sekali. Beberapa hari yang lalu kau menolak berbicara padaku, tapi sekarang kau justru mengajakku berbicara” balas gwishin itu sambil melipat kedua tangannya di depan dada. “Aigoo, aigoo eonni. Kau cepat sekali berubah pikiran,”

Ya!”

“Namaku Ahn Yewon,”

Aku menghela napas singkat, “Ya! Ahn Yewon… Sebaiknya kau jangan membuatku marah” kataku. “Aku mengajakmu berbicara karena kau belum menyelesaikan apa yang ingin kau katakan padaku,”

“Jinjja? Tentang apa?”

Aku berusaha keras untuk tidak marah pada gwishin ini sekalipun aku sama sekali tidak menyukai segala sesuatu tentangnya. Dari mulai pakaiannya, gayanya berbicara dan ekspresinya. Aku bisa membayangkan bagaimana menyebalkannya dia saat masih hidup dulu karena dia pasti sudah banyak membuat orang kesal padanya.

“Kau mengenal namjachingu-ku, ‘kan?” tanyaku pada akhirnya.

“Ah, itu…” celetuk Ahn Yewon dengan cepat. “Majo, wae?”

“Bagaimana kau mengenalnya?”

“Dia temanku. Ah, ani! Dia oppa temanku,”

Kedua alisku saling bertaut, “Oppa temanmu?” ulangku.

Ahn Yewon mengangguk. “Eo, kau mengenalnya juga eonni. Bae Joohyun, dia temanku”

“Bae Joohyun?”

“Aigoo, aigoo. Daritadi kau terus mengulang perkataanku. Apa kau tak memiliki kosakata yang lain sampai harus mengulang apa yang aku katakan?”

Ya! Bagaimana kau bisa berteman dengan Bae Joohyun?” tanyaku mengabaikan perkataan Ahn Yewon. “Dia tak mungkin memiliki teman sepertimu,” kataku sambil memperhatikan penampilan gwishin ini.

“Begitukah? Dia temanku, BFF”

Mwoya,”

Gwishin itu memperlihatkan senyum lebar di wajahnya, “Karena aku mengenalnya, tentu saja aku mengenal oppa-nya, ‘kan? Aku dekat dengan Joohyun, begitupula Kyuhyun oppa. Bahkan saat aku menjadi seperti ini, oppa ada disampingku”

“Apa maksudmu?”

Eonni!” Park Hae In tiba-tiba muncul di hadapanku, dan membuatku sedikit tersentak kegat. “Ya! Pergi sekarang,” katanya pada Ahn Yewon yang langsung menghilang entah kemana.

Ya! Hae In-ah, neo jinjja! Apa kau tak tahu aku sedang berbicara dengan gwishin lain?”

“Sekarang bukan saatnya untuk itu. Lebih baik kau cepat pulang eonni, ada seseorang yang masuk ke apartemenmu”

Mwo? Nugu?”

“Ahn Ji Won!”

Aku terkejut mendengar nama itu disebut, bahkan tas ku sampai terjatuh karenanya. Aku menatap Park Hae In lama, dan dia menganggukkan kepalanya mencoba untuk menyakinkanku. Tanpa berpikir dua kali akupun bergegas menuju ke halte bus sambil berusaha untuk menghubungi Yuri. Di sambungan ketiga, yeoja itu baru mengangkat teleponnya dan itu benar-benar membuatku sedikit bernapas lega. Karena aku yakin sekali Ahn Ji Won datang ke apartemenku untuk mencari Yuri.

Neo eodiya?” tanyaku tanpa menyapa Yuri terlebih dahulu.

“Masih di bus. Bukankah kau tahu aku akan pergi kemana?”

Eo, geureom jangan terburu-buru pulang”

Wae?”

“Dengarkan saja apa yang aku katakan. Aku akan segera menyusulmu,” kataku langsung memutus sambungan teleponnya.

Begitu sampai halte, aku langsung mengarahkan pandanganku pada ujung jalan. Sebuah bus hijau muncul dari kejauhan. Sepertinya bus itu tidak terlalu ramai. Sambil menunggu kedatangannya, akupun benriat mengirim pesan pada Kyuhyun untuk memberitahukan keberadaan Ahn Ji Won. Tapi sebelum aku menekan tombol kirimnya, aku berpikir untuk tidak memberitahunya karena aku takut itu akan menganggu apa yang sedang dia lakukan. Jadi, aku menghapusnya. Untuk sekarang lebih baik aku membiarkannya tidak tahu terlebih dahulu, dan akan memberitahunya nanti begitu bertemu dengannya. Ya, itu yang akan aku lakukan.

__

Kyuhyun POV

Aku melakukan segala cara untuk mengingat apa yang terjadi sebelum kecelakaan lima tahun yang lalu meskipun sebenarnya aku tak mau mengingat masa-masa itu lagi. Tapi apa yang dikatakan detektif Jung Jung Yong benar, bahwa aku harus mengingatnya agar jaksa Kim tak bisa melakukan apapun padaku. Jujur saja, aku benar-benar tak mengerti kenapa dari awal jaksa itu tidak menyukaiku. Apa benar hanya karena aku bisa menyelesaikan kasus tanpa bantuan kejaksaan atau memang ada sesuatu yang lain? Dulu aku tak memedulikannya tapi sekarang, setelah aku memikirkannya, rasanya benar-benar aneh.

Sunbae,” panggil Park Dong Soo pelan dibalik kemudinya. “Gwenchanayo?” tanyanya kemudian.

Aku menolehkan kepala menatap Dong Soo dan langsung melihat warna kuning sawo di wajahnya. “Tentu saja. Wae?”

Ani, tidak biasanya sunbae diam sambil melamun. Apa sedang memikirkan sesuatu?”

Eobseo,”

“Kau pasti khawatir karena buronan kita belum menampakkan dirinya lagi, ‘kan?” tanya Dong Soo tak mau menyerah. “Jangan khawatir, kita pasti bisa menangkapnya dengan cepat. Jangan pedulikan apa kata orang tentang-“

Ya! Tak mungkin aku tak mendengarkan apa kata orang. Kau tahu, biasanya kita menangkap buronan tidak selama ini. Tapi lihat, ini sudah lebih dari dua bulan tapi belum ada perkembangan”

“Ahn Ji Won pasti bukan orang biasa, sunbae. Itulah kenapa dia sulit untuk ditangkap,”

“Orang biasa atau bukan, seharusnya kita bisa menangkapnya dengan cepat” sahutku. “Dia melakukan perampokkan dan membunuh seseorang. Kejahatannya sama dengan pelaku kejahatan lainnya, lalu apa yang membuatnya sulit untuk ditangkap?”

Park Dong Soo diam saja.

Aku menghela napas, “Jika kita tak bisa menangkapnya dalam satu bulan, maka reputasi divisi kita akan hancur”

“Tapi bukankah detektif Jung yang seharusnya bertanggung jawab untuk menangkap Ahn Ji Won?” tanya Dong Soo sambil membelokkan mobilnya menuju kantor kepolisian Incheon. “Sunbae hanya membantunya, ‘kan?”

“Bertanggung jawab atau membantu, itu sama-sama bagian dari pekerjaan kita” jawabku. “Lagipula aku memang harus menangkap Ahn Ji Won agar tahu sesuatu tentang apa yang dia lakukan lima tahun yang lalu”

“Lima tahun yang lalu?”

Aku mengangguk, “Ahn Ji Won. Dia mengaku bahwa dia mengenalku lima tahun yang lalu,”

Mworaguyo?”

Aku memandangi Park Dong Soo lekat-lekat, “Aku pernah terlibat kecelakaan lima tahun yang lalu, dan itu juga melibatkan Ahn Ji Won dan dongsaeng-nya. Masalahnya adalah aku tak ingat apa yang terjadi saat itu di Ganghwa-gun sampai kecelakaan itu terjadi”

Ah, karena itu sunbae pergi ke Ganghwa-gun?”

Eo,

Sebelum aku melanjutkan kata-kataku, mobil yang dikemudikan Park Dong Soo sudah sampai di halaman parkir kantor. Aku dan dia bergegas keluar dari mobil, lalu berjalan ke dalam kantor dengan langkah terburu. Aku menyapa beberapa orang saat melewati mereka. Tapi saat baru saja aku keluar dari aula, tiba-tiba saja dua orang yang memakai jas datang menghadang langkahku. Aku menatap mereka dengan tajam, lalu pandanganku beralih pada tanda pengenal yang tergantung di jas mereka.

“Detektif Cho Kyuhyun?” tanya seseorang yang bernama Park Jae Geum padaku. “Kami datang untuk membawa Anda ke kantor kejaksaan untuk diinterogasi,”

Eo, geureundaeyo?”

“Mohon ikut kami-”

Jamkkamanyo,” potong Park Dong Soo dengan cepat. “Ada apa ini?” tanyanya kemudian.

“Mereka dari kantor kejaksaan,” kataku memberitahu Dong Soo.

“K-Kejaksaan? Ada apa kantor kejaksaan mengirim seorang penyidik kesini?” Sifat tak mau menyerah Dong Soo kembali, dan aku hanya tersenyum melihat bagaimana warna emosi kedua orang dari kepolisian ini karena Dong Soo. “Apa kalian memiliki surat perintah?”

Park Jae Geum tertawa kecil, “Apa perlu surat perintah?”

“Tentu saja. Ya! Kau pikir-“

Gokchongmarayo,” Kali ini aku yang memotong perkataan Dong Soo. Aku terus menatap namja dari kejaksaan ini yang masih dengan warna emosi yang sama. “Arraseoyo, ayo kita pergi” kataku kemudian.

Sunbae,” panggil Park Dong Soo, tapi aku mengabaikannya.

Aku membalikkan badan dan berjalan mengikuti Park Jae Geum, sementara satu orang lagi berada di belakangku. Beberapa orang menatap ke arahku dan akupun mengabaikan mereka. Tapi kemudian mataku menangkap sosok Choi Sooyoung yang sedang berdiri di dekat pilar besar di depan pintu masuk kantor. Dia juga sedang menatapku dengan ekspresi khawatirnya. Aku tersenyum ke arahnya agar dia tak perlu mengkhawatirkanku sebelum masuk ke dalam mobil milik kejaksaan itu.

Sepanjang perjalanan ke kantor kejaksaan aku terus diam sambil memikirkan alasan kenapa tiba-tiba mereka memintaku untuk datang. Aku yakin ini pasti karena jaksa Kim dan berkaitan dengan kasus yang dia buka lagi. Aku benar-benar tak menyangka jika jaksa itu sampai sejauh ini untuk mendapatkan sesuatu yang dia inginkan. Tapi baiklah, aku akan mengikuti permainannya sampai akhirnya aku sendiri menemukan apa yang sebenarnya diinginkan oleh jaksa Kim itu.

“Apa kau yakin tak ada surat perintah resminya, penyidik Park?” tanyaku berusaha memecah keheningan di dalam mobil. “Tak mungkin kejaksaan melakukan kesalahan kecil seperti ini, ‘kan?”

“Kau bisa menanyakannya sendiri nanti, detektif” jawabnya tanpa menatap ke arahku.

Aku tersenyum kecil, dan mengabaikan warna emosi abu-abu di wajahnya sekarang.

Tak lama, mobilpun berhenti tepat di depan kantor kejaksaan. Mereka memintaku untuk mengikuti masuk ke dalam kantor sampai akhirnya tiba di ruang interogasi. Mereka menyuruhku masuk dan meninggalkanku disana untuk beberapa saat sampai seorang jaksa yang kelihatannya seumuran denganku masuk dan duduk di kursi tepat di depanku. Aku mengamati warna emosinya, lalu pandanganku berpindah pada tanda pengenalnya.

“Lee Jungshin,” gumamku sangat pelan. “Baiklah, kita lihat apa yang akan kau lakukan”

Jaksa Lee menatapku dengan tajam, dan kali ini warna emosinya adalah merah keungu-unguan. “Detektif Cho Kyuhyun,” katanya.

Aku diam saja.

“Melihat bagaimana ekspresimu, sepertinya kau sudah mengetahui alasan kenapa kau dipanggil datang kesini” Jaksa Lee melanjutkan bicaranya, masih dengan tatapan yang sama.

Aku tersenyum, “Emm, majayo

“Sejauh mana kau terlibat dalam kecelakaan di Ganghwa-gun lima belas tahun yang lalu?” tanya Jaksa Lee dengan ekspresi yang lebih serius lagi meskipun warna emosinya sama sekali belum berubah.

“Entahlah. Aku tak tahu sejauh mana aku terlibat, tapi aku adalah korban dari kecelakaan itu” jawabku jujur. “Kecelakaan itu membuatku koma, dan aku tak ingat apa yang terjadi selain mobilku berbenturan dengan mobil-mobil lain”

“Kau tak ingat?” Jaksa Lee terus bertanya.

Ne,

“Bahkan orang-orang di sekitarmu juga kau tak bisa mengingatnya?”

“Mungkin beberapa aku ingat, tapi tidak banyak”

“Bagaimana dengan Ahn Ji Won?”

Aku diam sesaat, lalu kembali tersenyum. “Aku tak ingat,”

Jaksa Lee ikut tersenyum ke arahku. Detik berikutnya, dia memutar laptop di depannya dan menunjukkan sebuah foto dimana ada aku dan Ahn Ji Won disana sedang berdiri di depan mobil. Itu adalah mobilku yang dulu, yang aku gunakan saat kecelakaan itu terjadi. Aku bahkan tak ingat pernah mengambil foto bersama Ahn Ji Won saat itu.

“Kau ingat sekarang?”

Aku kembali diam.

“Apa kau juga ikut menyelidiki kasus pembunuhan yang dilakukan Ahn Ji Won karena kau mengenalnya?”

Aniyo,”

“Lalu kenapa dia membiarkan kau tahu dimana posisinya, sementara jaksa yang menangani kasusnya sama sekali tak bisa mengetahuinya?”

“Aku tak tahu,”

“Tak tahu?” Jaksa Lee tertawa kecil, lalu dia kembali berbicara. “Baiklah. Kalau begitu, aku yang akan memberitahumu”

Aku terus diam.

Jaksa Lee bangkit dari kursinya sambil membawa setumpuk kertas, lalu dia menghampiriku dan duduk di atas meja persis di depanku. “’Rasanya benar-benar menyenangkan saat bisa bertemu dengan teman lamaku, Cho Kyuhyun. Meskipun keadaan kami berbeda sekarang, tapi aku senang melihatnya lagi. Dongsaengku, Yewon, juga pasti akan senang mengetahui bahwa namja yang dia sukai sudah menjadi seseorang yang hebat’” Dia membacakan apa yang tertulis di kertas itu.

Aku menundukkan kepala sambil terus mendengarkan.

’Setelah apa yang aku lakukan, dan mengetahui dia mengejarku maka aku akan membiarkannya tahu dimana aku berada. Tapi aku tak akan ditangkap dengan mudah karena aku akan melakukan sesuatu yang pernah dia lakukan pada dongsaeng-ku’” Jaksa Lee terus membacakan isi kertas itu. “Detektif Cho, apa kau mengetahui semua ini tertulis di catatan pribadi Ahn Ji Won di tempat terakhir kau mengejarnya di Pohang?”

Mollaseoyo,” jawabku jujur. “Aku sama sekali tak tahu dia meninggalkan catatan untukku,”

Pintu ruangan mendadak terbuka, jaksa Kim masuk bersama dengan penyidik Gong. Dia menghampiriku, lalu menepuk pelan bahuku. “Untuk sekarang sampai disini saja,” katanya. “Kau akan di panggil lagi, jadi persiapkan dirimu, detektif Cho”

Ne. Pastikan lain kali Anda membawa surat perintahnya, jaksa” kataku sambil beranjak dari kursiku. “Dan, jaksa Park. Aku rasa Anda perlu belajar lebih banyak dari jaksa Kim bagaimana untuk menginterogasi seseorang. Tadi itu terlalu datar,” Aku menambahkan sebelum membungkukkan badan dan melangkah keluar dari ruang interogasi.

“Apa yang terjadi, sunbae?” tanya Park Dong Soo yang ternyata sudah menungguku di luar ruangan interogasi. “Kenapa tiba-tiba mereka menginterogasimu?”

“Tidak ada apa-apa, jangan khawatir” jawabku sambil terus melangkah. Park Dong Soo mengikutiku di belakang, “Lain kali kau hanya perlu memeriksa lokasi keberadaan Ahn Ji Won dengan lebih teliti agar tak ada orang yang salah paham,” Aku melanjutkan.

“Memangnya kenapa?”

Aku menghela napas singkat, “Sudah kukatakan tak ada apa-apa” kataku tak mengatakan yang sebenarnya terjadi. “Dia hanya ingin tahu mengenai kecelakaan lima tahun lalu yang bahkan belum bisa aku ingat dengan jelas. Itu saja, sudah puas?”

Park Dong Soo diam saja.

Kajja. Kita harus segera kembali ke kantor,” kataku langsung masuk ke dalam mobil. Park Dong Soo mengikutiku dan tanpa menunggu lama, diapun segera menyalakan mesin mobilnya. “Apa kau sudah menemui Jung sunbae? Bagaimana katanya?”

“Katanya ada seseorang yang melihat Ahn Ji Won di distrik Jung, sedang berusaha memasuki sebuah apartemen” jawab Dong Soo sambil terus menyetir. “Sepertinya dia sedang mencari sesuatu disana,”

“Apartemen?” ulangku yang langsung di jawab Dong Soo dengan anggukkan kepalanya. “Apa kau menemukan alamat apartemennya?”

Eo. Itu di Jungan-(9)i-dong, distrik Jung”

Mworaguyo?”

Park Dong Soo menyebutkan ulang alamat apartemennya, “Jungan-(9)i-dong, distrik Jung. Waeyo? Apa ada seseorang yang sunbae kenal disana?”

Aku tercengang untuk beberapa saat dan sama sekali tak menanggapi perkataan Dong Soo. Itu adalah alamat apartemen Sooyoung. Apa itu berarti Ahn Ji Won datang kesana untuk mencari Yuri? Tapi kenapa Sooyoung diam saja?

Sunbae,”

Ya! Park Dong Soo, cepat kita pergi ke toko buka ‘Six Sense’

E-Eo,

Tanpa banyak bertanya lagi, Park Dong Soo langsung menginjak pedal gasnya lagi dan menambah kecepatan mobil. Selama sisa perjalanan, kami sama sekali tak saling mengobrol. Aku terus memikirkan Sooyoung dan kenapa dia tak memberitahukan hal ini padaku? Apa dia tak tahu atau bagaimana? Tapi rasanya tidak mungkin jika dia tak tahu saat seseorang memasuki apartemennya.

Saat mobil berhenti tepat di depan toko bunga, akupun bergegas keluar dari sana dan mengabaikan panggilan Park Dong Soo. Tapi begitu aku masuk ke dalam, aku sempat melihat mobil Dong Soo sudah kembali melaju menuju ke arah kantor kepolisian Incheon. Aku rasa dia langsung kembali ke kantor untuk melanjutkan pekerjaannya daripada harus menungguku disini. Aku akan meneleponnya nanti setelah menyelesaikan urusanku dengan yeojachingu-ku ini.

Oh, oppa. Kenapa kau datang kesini?” Suara Bae Joohyun yang pertama kali terdengar saat aku di dalam toko dan sedang mencari sosok Sooyoung. “Ya! Apa kau kesini untuk menemui Sooyoung eonni-“

“Dimana Sooyoung?” potongku dengan cepat.

Eo?”

Ya! Dimana dia?” ulangku berusaha dengan suara yang terdengar biasa. “Apa dia disini sekarang?”

Aniya. Dia sedang pergi sebentar untuk mengantarkan bunga. Waeyo?”

“Aku ingin-“

Geurae. Kita bisa mendapatkan pelanggan baru,” ucap suara yang sangat aku kenali saat pintu toko terbuka. “Bagus sekali Yuri-ah, kau benar-benar sangat—oh, oppa yeogi isseo,”

Ya! Neo jinjja!” seruku dengan keras sambil melangkah menghampirinya. “Ya! Kenapa kau tak memberitahuku?”

Sooyoung terlihat bingung, “Mwoga?”

Aku melirik Yuri sesaat, lalu menghela napas panjang sebelum berbicara. “Ahn Ji Won. Dia datang ke apartemenmu, ‘kan?”

Ah, eo. Majayo

Majayo?” sahutku cepat. “Lalu kenapa kau sama sekali tak memberitahuku?”

Ya, Oppa!” seru Joohyun tiba-tiba. Dia berdiri di hadapanku, dan menghalangiku yang sedang berbicara dengan Sooyoung. “Kenapa kau sangat marah pada sesuatu yang terjadi di apartemen eonni? Memangnya oppa siapa? Namjachingu-nya? Oppa benar-benar tidak masuk akal,”

Aku menatap Joohyun lekat-lekat, dan mengabaikan warna emosi yang sedang ditunjukkan dongsaeng-ku itu sekarang. Pandanganku kemudian beralih pada Choi Sooyoung yang sempat terlihat sedang tersenyum, tapi cepat-cepat langsung bersikap biasa saat dia menyadari bahwa aku sedang menatapnya. Yeoja itu justru memalingkan wajahnya dan menatap Yuri yang juga terlihat bingung dengan apa yang sedang terjadi.

“Jam berapa toko ini tutup?” tanyaku memilih untuk tidak menanggapi perkataan Joohyun.

“Jam 6,” Yuri yang menjawab. “Waeyo?”

“Kalian tunggu disini setelah menutup tokonya. Arraseo?”

Mwoya,” komentar Joohyun sambil melipat kedua tangannya di depan dada. “Oppa, apa kau salah minum obat?”

Aku diam untuk sesaat, lalu meraih tangan Sooyoung dan mengajaknya keluar dari toko bunga. Aku benar-benar ingin berbicara hanya berdua dengannya, karena itulah aku mengajaknya menjauh dari kedua yeoja itu. Sepertinya Choi Sooyoung pun tahu jika aku ingin berbicara dengannya. Itulah kenapa dia sama sekali tak membantahku saat aku terus membawanya menjauh dari toko bunga. Aku baru melepas genggaman tanganku saat kami berada di tempat yang lebih sepi.

Mwo? Kenapa membawaku kesini?” tanyanya dengan ekspresi datar. “Kau sudah tahu, lalu apa lagi?”

Ya! Kenapa kau tak langsung memberitahuku saat Ahn Ji Won datang-“

“Kau sedang sibuk, ‘kan?” Sooyoung memotong dengan cepat perkataanku. “Aku tak mungkin memberitahumu saat kau sedang menyelesaikan sesuatu. Lagipula tak ada yang dia ambil, dan dia tak menemukan apa yang dia cari”

“Tetap saja seharusnya kau memberitahuku,” sahutku dengan suara yang lebih tinggi. “Apa kau tak tahu seberapa khawatirnya aku saat mendengar Ahn Ji Won memasuki apartemenmu?”

Sooyoung diam saja, dan hanya memandangiku lekat-lekat.

“Apa kau tak tahu apa yang mungkin bisa dia lakukan padamu, atau Yuri-ssi?” kataku lagi saat teringat dengan catatan yang ditinggalkan Ahn Ji Won yang tadi dibacakan oleh jaksa Lee. “Kau seharusnya memberitahuku. Apapun yang terjadi, kau seharusnya memberitahuku”

Mwoya… kenapa kau tiba-tiba seperti ini, oppa?”

Aku balas menatap Sooyoung, lalu dengan gerakan cepat aku langsung menariknya ke dalam pelukanku. Tak ada yang aku katakan dan hanya mempererat pelukanku. Aku sendiri tak tahu kenapa aku tiba-tiba seperti ini, tapi jujur aku benar-benar baru bisa merasa tenang saat aku melihat dengan sendiri keadaan Sooyoung meskipun kejadian itu terjadi beberapa hari yang lalu sekalipun. Aku menarik napas lega saat yeoja ini membalas pelukanku.

__

Sooyoung POV

Mwo? Tinggal di apartemenmu?” Aku mengulang perkataan Kyuhyun saat dia mengemukakan idenya di depanku. Kami masih berada di tempat yang sama saat dia mengajakku keluar dari toko bunga. “Ani, eotteoke…”

Wae? Bukankah lebih aman jika kau dan Yuri tinggal bersamaku?” sahut Kyuhyun sambil meraih tanganku. “Setidaknya aku akan merasa aman karena kau berada di dekatku,”

Aku menghela napas panjang, lalu menghembuskannya dengan perlahan. “Tidak akan ada yang terjadi, baik padaku ataupun Yuri”

“Bagaimana jika Ahn Ji Won datang lagi ke apartemenmu?”

“Tentu saja aku akan melawannya,”

Ya! Apa kau ingin nasibmu sama dengan-“

Aku menatap Kyuhyun dengan tajam, dan itu membuatnya langsung berhenti berbicara. Aku tahu dia mengkhawatirkanku, tapi menginap di apartemennya itu terlalu berlebihan untuk saat ini. Lagipula tak ada sesuatu yang terjadi, bahkan Ahn Ji Won sama sekali tak mengambil apapun di apartemenku. Kata Park Hae In, dia hanya memeriksa apartemen dan langsung pergi begitu saja tanpa melakukan sesuatu. Aku rasa dia memang sedang mencari keberadaan Yuri karena dia tahu akulah satu-satunya orang yang dekat dengan Yuri selain Choi Min Ho.

Geurae, arraseo” ucap Kyuhyun kemudian. “Tapi lain kali kau harus memastikan untuk memberitahuku jika terjadi sesuatu sebelum aku mengetahuinya dari orang lain. Arra?”

Aku menarik napas, lalu menganggukkan kepala singkat. “Apa sudah cukup bicaranya? Bolehkah aku kembali?“

Wae? Kau tak mau berlama-lama denganku disini?”

Mwoya… Ini masih jam kerjamu. Kembalilah ke kantor,” kataku sambil menatap ke arah jam di tangan Kyuhyun. “Katamu kami harus menunggu jam 6, ‘kan? Baiklah, kami akan menunggumu di toko”

Ah, jinjja. Arraseo,” jawab Kyuhyun pada akhirnya. “Kajja geureom-“

Kyuhyun langsung menarik tanganku, dan mengajakku berjalan bersama kembali ke toko bunga. Tapi saat kami melewati kedai yang sama dimana aku melihat gwishin Ahn Yewon, aku jadi teringat bahwa pembicaraanku dengannya belum selesai. Aku menatap Kyuhyun sesaat, lalu berhenti melangkah. Apa yang aku lakukan ini cukup membuat Kyuhyun terkejut. Diapun menatapku dengan raut muka penuh kebingungan.

“Ada sesuatu yang harus aku lakukan dulu,” kataku menjawab ekspresi bingung di wajah Kyuhyun. “Gwishin,” Aku menunjuk ke arah kedai itu.

Pandangan mata Kyuhyun mengikuti arah telunjukku, “Ah, gwishin itu?” komentarnya sambil mengangguk-anggukkan kepalanya. “Apa dia meminta bantuanmu?”

Aniyo,” sahutku dengan cepat. “Dia hanya ingin bercerita padaku, dan aku sudah berjanji untuk mendengarkannya” kataku berbohong.

Geurae? Haruskah aku menemanimu?”

Aku menggeleng dengan cepat, “Kau kembali saja ke kantormu, oppa

Arraseo,” ucap Kyuhyun pelan. “Ah, berikan aku sesuatu terlebih dahulu sebelum aku membiarkanmu berurusan dengan gwishin itu”

Kedua alisku saling bertaut, tak mengerti dengan apa yang Kyuhyun katakan. “Mwoya igeo?”

Kyuhyun tersenyum tipis, lalu dia menyodorkan pipinya padaku dan menunjuknya dengan jarinya. Mataku mengerjap beberapa kali, tak percaya dengan apa yang sedang dilakukan namja ini. Dia masih menungguku untuk menciumnya, tapi aku hanya diam di tempatku. Aku tak tahu apa aku harus melakukannya disini atau tidak. Bagaimana jika orang-orang melihatnya? Tapi jika aku terus mendiamkannya, orang-orang juga pasti akan menatap ke arah kami.

Ah, jinjja! Eotteoke!

Aku menarik napas dalam-dalam, lalu menghembuskannya perlahan. Dengan gerakan cepat, akupun melangkah maju dan mencium pipi Kyuhyun. Setelah itu, aku bergegas pergi meninggalkannya dan pergi ke kedai kopi. Sebelum benar-benar masuk ke dalam kedai, aku sempat menoleh ke arah Kyuhyun lagi. Dia sedang memegangi pipinya, membuatku tersenyum karenanya. Aku cukup terkejut saat dia melambaikan tangannya ke arahku, dan mau tak mau akupun ikut melambai ke arahnya.

“Yah, seharusnya Kyuhyun oppa melakukannya juga padaku dulu” Sebuah suara terdengar persis di sebelahku. Saat aku menoleh, ternyata gwishin Ahn Yewon sedang berdiri disana sambil terus memandangi Kyuhyun. “Sayang sekali dia sudah tak bisa melihatku sekarang. Ah, oppa! Aku benar-benar merindukanmu”

Ya! Dia namjachingu-ku!” bentakku dengan suara yang sedikit tertahan.

Ahn Yewon menoleh padaku, “Eonni, annyeong” sapanya. “Orenmaneyo, eonni”

Aku tidak menunjukkan reaksi apapun. Aku merogoh saku jaket tebalku, ada ponsel beserta headset yang masih tersambung disana. Akupun mengambilnya, lalu segera memasangkannya ke telingaku sambil berjalan mencari kursi kosong yang tidak banyak orang disekitarnya. Gwishin itu terus memandangi apa yang aku lakukan, tapi dia juga mengikutiku sampai akhirnya aku menemukan satu kursi kosong yang disekitarnya benar-benar tidak ada orang.

“Kau ingin berbicara padaku, ‘kan? Jadi kau datang kesini,” kata Ahn Yewon seraya duduk di kursi yang sengaja aku dorong untuknya. “Eonni, gomawoyo. Aku benar-benar tersentuh dengan apa yang kau lakukan ini. Kau tahu bagaimana bosannya aku karena tak ada orang yang bisa aku ajak berbicara selain kau”

Aku tersenyum tipis, “Sekarang katakan padaku, apa ceritamu? Kau pasti sudah ingin mengatakannya pada seseorang, ‘kan?”

“Eo, majayo”

Arraseo. Kau bisa menceritakan apapun padaku, dan aku akan mendengarkannya dengan baik”

“Jinjjayo? Eonni, kau benar-benar berbeda dari dirimu beberapa hari yang lalu” kata Ahn Yewon sambil berusaha memegang tanganku, tapi cepat-cepat aku menariknya. “Mian, aku hanya penasaran bagaimana rasanya menyentuh orang hidup lagi”

Gwenchana. Tapi aku tak suka jika bersentuhan dengan gwishin,”

Ahn Yewon menganggukkan kepalanya, “Kalau begitu, darimana kita memulainya?” tanyanya.

Aku diam sesaat dan berpikir. “Bagaimana kalau dimulai saat kau mengenal Bae Joohyun?”

“Ah, geurae geurae. Arraseo,” sahut gwishin itu kembali menganggukkan kepala. “Emm… eotteoke… emm, aku mengenal Joohyun sudah lama sekali. Saat itu di Seoul, kami kebetulan berada di tempat les yang sama”

Jamkkan, kau ikut les?” tanyaku tidak percaya karena melihat bagaimana penampilan gwishin ini.

Kau pasti bertanya karena melihat penampilanku sekarang, ‘kan? Eonni, dulu aku seorang pelajar yang rajin. Yah, hampir sama dengan Joohyun. Itulah kenapa aku dekat dengannya. Karena sekolah kami yang sama, dan kami juga pergi ke tempat les bersama”

Geuraesseo?”

“Setelah kami lulus SMA, aku baru tahu jika Joohyun memiliki seorang oppa. Namanya Cho Kyuhyun. Awalnya aku pikir dia namjachingu-nya, karena nama keluarga mereka tidak sama. Tapi setelah aku mencari tahu ternyata mereka memiliki ibu yang sama tapi ayah yang berbeda” Ahn Yewon melanjutkan ceritanya. “Aku langsung menyukai oppa itu begitu bertemu dengannya. Sayangnya, aku harus pindah ke Incheon karena keluargaku. Pemilik kedai ini adalah keluargaku yang sesungguhnya,”

“Apa maksudmu itu? Apa kau punya keluarga yang lain?”

“Eo. Keluarga yang selama ini tinggal bersamaku, itu bukan keluargaku yang sebenarnya. Aku diadopsi karena keluargaku sendiri tak mampu membiayai sekolahku, dan juga oppa”

Oppa?”

Ahn Yewon kembali mengangguk. “Namanya Ahn Ji Won. Dia-“

Aku berjengit, “Ahn Ji Won?”

“Wae? Kau mengenalnya?”

“E-Eo,” jawabku jujur karena jika aku berbohongpun, kemungkinan besar dia mengetahuinya. “Kami kuliah di tempat yang sama,”

Jinjjayo? Yah, dunia ini memang benar-benar sempit” komentar Ahn Yewon dengan penuh semangat. Tapi kemudian dia menundukkan kepalanya, “Sayang sekali oppa-ku sedang menjadi buronan Kyuhyun oppa sekarang. Aku benar, ‘kan?”

Kali ini giliran aku yang menganggukkan kepala tanpa mengatakan apa-apa.

“Dia benar-benar bodoh melakukan hal tidak berguna itu hanya karena seorang yeoja,” katanya. “Lihat apa jadinya dia sekarang. Buronan seseorang yang dia kenal,”

“Apa Ahn Ji Won juga mengenal Kyuhyun oppa?” tanyaku ingin tahu.

“Tentu saja dia mengenalnya. Mereka bahkan berada di tempat yang sama saat aku meninggal lima tahun yang lalu karena kecelakaan”

“Kecelakaan?” ulangku.

“Yah, eonni. Kebiasaanmu mengulangi setiap perkataanku masih belum berubah” komentarnya tanpa menanggapi perkataanku terlebih dahulu. “Aku menjadi seperti ini karena kecelakaan lima tahun yang lalu. Itu adalah kecelakaan yang sama yang dialami oleh Kyuhyun oppa”

Aku terkejut dengan apa yang baru saja dikatakan oleh Ahn Yewon itu.

Eonni, kau bisa membantuku ‘kan? Aku ingin berbicara dengan Kyuhyun oppa dan-“

Shirreo!” sahutku dengan cepat.

“Wae? Apa karena dia namjachingu-mu?”

“Bukan hanya karena dia namjachingu-ku, tapi karena memang aku tak mau membantu gwishin. Aku hanya akan membantu jika aku menginginkannya, mengingat resiko yang harus aku dapatkan setelahnya” kataku memberitahu. “Lagipula apa yang ingin kau katakan pada Kyuhyun oppa? Mungkin aku bisa menyampaikannya untukmu,”

“Ah, shirreo. Aku ingin dia sendiri yang mendengarnya, dan eonni bisa menyampaikannya langsung di depanku pada Kyuhyun oppa”

Ya! Neo jinjja!” bentakku, dan itu membuat beberapa orang menoleh ke arahku. Aku memalingkan wajahku dengan cepat, “Ya! Jangan membuatku marah, jika tidak aku akan-“

“Arraseo, arraseo. Kau akan memanggil pelindungmu, ‘kan?”

Aku mengerutkan kening, “Pelindung?”

“Molla?”

Aku diam saja.

Heol, eonni. Kau benar-benar tak tahu apapun tentangnya?” kata Ahn Yewon sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. “Dia bahkan memiliki ikatan yang kuat denganmu sampai tak ada gwishin yang berani mendekatimu saat ada dia di dekatmu,”

Keningku berkerut semakin tajam, “Aku tak mengerti dengan apa yang kau katakan. Pelindung apanya?”

Ahn Yewon mendekatkan tubuhnya padaku, dan itu menembus meja. Aku sampai harus bersandar di kursi karenanya tapi gwishin ini sama sekali tak menyingkirkannya dari hadapanku. Dia tertawa kecil, setelah itu baru dia sedikit menjauh dari meja.

“Eonni, kau benar-benar tak tahu apapun tentang Park Hae In, ‘kan?” tanyanya sambil menyipitkan matanya saat menatapku. “Anak itu… dia pelindungmu,” katanya melanjutkan.

Mwo? Bagaimana bisa dia pelindungku?”

“Eonni, cobalah ingat apa yang terjadi padamu 8 tahun yang lalu” Ahn Yewon memancingku.

“8 tahun yang lalu? Ya! Bagaimana kau-“

Ahn Yewon mengabaikanku, dan melanjutkan bicara sambil terus menatapku. “Saat kau kecelakaan, apa saja yang terjadi-“

Aku melupakan darimana Ahn Yewon tahu bahwa aku pernah mengalami kecelakaan 8 tahun yang lalu. Pikiranku pun langsung melayang pada kecelakaan itu, saat dimana keluargaku baru saja pulang dari pantai. Aku memikirkan dengan keras apa yang terjadi saat itu dan bagaimana mobil yang aku kendarai bertabrakkan dengan mobil lain.

-Sooyoung’s flashback-

Mobil yang aku kendarai melaju dengan kecepatan sedang menuju Seoul. Aku dan keluargaku baru saja menikmati pemandangan pantai di salah satu pantai timur Korea. Keluargaku memang sering mengujungi pantai, biasanya pada akhir pekan, sekedar untuk melihat matahari terbenam. Aku sendiri tak tahu kenapa kami begitu menikmati ini, bahkan sampai rela pergi jauh hanya untuk melihatnya. Satu hal yang pasti, ada kepuasaan tersendiri saat berdiri di bibir pantai sambil memandang ke arah laut lepas. Membiarkan kaki kami terkena riak ombak, dan menunggu matahari terbenam.

“Apa kau menikmati pantainya kali ini, uri ttal?” tanya Appa sambil menoleh ke kursi belakang dimana dongsaeng-ku, Soowan, dan eomma duduk. “Bagaimana menurutmu?”

“Pemandangannya kali ini sangat indah. Aku rasa pantai itu adalah pantai yang paling indah yang pernah kita datangi dari yang sebelum-sebelumnya” Soowan berbicara dengan ekspresinya yang sangat ceria. “Eomma, bagaimana menurutmu?”

“Emm. Kau benar, pantai kali ini memang sangat indah”

Aku tersenyum tipis sambil terus memandangi Eomma dan Soowan dari balik spion. Disebelahku, Appa juga tersenyum.

“Appa senang jika kalian menikmatinya,” kata appa lagi. “Sayang sekali kita tak berfoto bersama karena terlalu menikmati pemandangannya”

“Majayo appa,” sahutku dengan cepat.

“Lain kali appa akan mengajak kalian ke pantai yang jauh lebih indah lagi dan menikmati matahari terbenam disana” kata appa melirikku yang sedang mengemudi. “Sekarang ada seseorang yang bisa menggantikan appa jika sewaktu-waktu appa kelelahan menyetir. Maja, Sooyoung-ah?”

“Heol~”

“Gokchongma, eonni. Aku akan belajar menyetir dengan cepat, dan menggantikanmu dan appa jika kalian kelelahan” kata Soowan lagi. “Ah, aku bahkan akan sanggup menyetir tanpa harus digantikan oleh kalian”

“Yah, jinjja?”

“Tentu saja kau bisa. Fisikmu memang yang terbaik di keluarga kita,” kataku menyambung. “Tenagamu bahkan seperti tenaga seorang namja,” Aku menambahkan.

Semua yang ada di dalam mobil tertawa. Aku menoleh ke belakang sesaat untuk melihat bagaimana ekspresi kesal Choi Soowan. Tapi saat aku kembali berkonsentrasi pada kemudiku, sebuah mobil dari arah berlawanan melaju dengan kecepatan tinggi. Mobil itu melaju dengan tidak beraturan, dan dengan cepat menabrak mobil yang aku kendari. Sebelum mobilku terbalik, aku sempat melihat ke arah pengemudi mobil itu. Seorang yeoja, kira-kira seumuran Soowan, dan wajahnya terlihat seperti…”

-flashback end-

 

“Park Hae In,” gumamku.

“Aku benar, bukan? Kau dan pelindungmu itu benar-benar memiliki ikatan yang kuat. Karena itu tak-“

Aku langsung bangkit berdiri dari kursiku tanpa menunggu Ahn Yewon menyelesaikan kalimatnya. Bergegas aku keluar dari kedai kopi, dan setengah berlari menuju ke halte bus. Aku benar-benar harus bertanya langsung pada Park Hae In tentang apa yang sebenarnya terjadi padanya. Apa benar dia terlibat kecelakaan bersamaku? Apa benar dia adalah yeoja di dalam mobil itu? Jika kecelakaan itu tak terjadi, sekarang aku masih memiliki keluarga yang lengkap. Karena it aku benar-benar harus tahu karena yeoja itulah yang membuatku harus kehilangan seluruh keluargaku.

-TBC-

Eotte? Eotte?

Mian kalo mulai part ini aku sedikit lebih fokus sama kasus-kasus yang geje, tapi aku tetap usahain ada Kyuyoung moment-nya kok^^

Jangan lupa komentarnya knightdeul ^^

Gomawo buat readers yang udah mau baca dan komentar di FF ini..

Kritik-sarannya juga boleh buat next chap-nya..

Aku harap kalian masih mau nungguin part selanjutnya yah ^^

 

Gomawo #bow

Author:

just an ordinary girl in a ordinary life

66 thoughts on “[Series] Have You Seen -part 11-

  1. Konfliknya kebagi dua
    kyu sama ahn jiwon
    syo sama park hae in

    smga syo nggak lantas ngebenci park hae in ya.. Habisnya kasian jg gt itu gwishin

  2. daebak
    Ohh jd park hae in itu penyebab kecelakaan soo y? Kupikir park hae in itu soowan
    Trus ap y hub kyu sma ahn ji won
    Penasaran nih
    Nextnya cpt ne 😀

  3. ini konfliknya semua nya berkaitan.. meski gitu moment kyuyoungnya tetep ada, suka suka
    mudah mudahan cepet kelar masalah mereka.. lah kalo kelar masalahnya selesai dong,. hee
    ditunggu lanjutannya thor.. semangat!

  4. Ah seruuu….
    Mkin kngkap aja trnyata masa lalu mereka, yg pnnya ktrkaitan satu sama lainnya.
    D tnngu part nextnya ya thor…..

  5. Aku makin gregetan deh…
    Makin lama benang yang tadinya kusut mulai terurai sedikt demi sedikit.
    Ternyata mereka punya hubungan yang cukup rumit dimasa lalu

  6. Semakin greget sama nie ff ,,, msalah satu belum selesai ehhh masalah lain mulai muncul … Dan masalah nya itu berhubungan langsung dgn Kyuyoung … Masalah kecelakaan yg menimpa Kyu dan keluarga Soo ..
    Sangat sangat ditunggu kelanjutannya ..

  7. Bagus thor cmn menurut aku alurnya kelamaan.. Part selanjutnya banyakin kyuyoung moment ya thor

  8. Maap thor baru comment😂 makin menarik ceritanya, pasti ini udah mau END ya? Ahhhh bakal kangen sama ff yg kayak gini nih😭 Oh ya thor aku punya saran, pas part akhir itu mungkin author protect aja biar ketauan siders nya itu, kan yg siders pada kelabakan tuh gak bisa baca part akhir😄😚 mungkin itu aja sih thor yang aku pengen sampein, ff ini tuh keren sekali nya di post dan satu part itu langsung panjanggggg ceritanya keyen😂👍 fighting ya thor🙌👏💪

  9. dunia memang sempit :/ bisa saling terkaitan gitu makin penasaran konfliknya bikin kepo ditunggu next chapnya thor

  10. yaampun, ceritanya keren bangeeeettttt. ternyata gara2 itu hae in selalu ngelindugin soo.
    lanjut yaaa!!!

  11. Omg. . Jadi park hae in it yg nabraj m0bil soo? Aduh soo jngan marah dunk ke hae in, ntar hae in nya pergi. .

  12. akhirnya rahasianya park hae in mulai terkuak
    next part di tunggu banget thor ..
    jan lama” ya 😀

  13. Jadi haein juga terlibat sama kecelakaan itu?.-. Pantes dia selalu nemenin soo eonn, mungkin ngerasa bersalah kali ya atau apa duh soktau bgt aku hehe>< lanjut thor makin penasaran nih x3

  14. Knpa ahn jiwon dendam sama kyuhyun oppa? Jadi park hae in yg menyebabkan sooyoung unnie kecelakaan, next thor makin penasaran

  15. semoga sooyoung g marah sama hye in…..
    n kyuhyun jgn sampe jadi tersangka….
    ditunggu lanjutannya 🙂
    semangat 😀

  16. Ohhh jadi ahn jiwon sma ahn yewon itu sodaraan, pantes aja pas awal2 baca curiga kenapa marga mereka sma..
    Heeeuuuuhhhh jangan bilang pas sooyoung pulang ke apartemen si ahn jiwon sudah menunggu di depan pintu, tinggal langsung tusuk..
    Owalah ternyata kasusnya hampir ada sangkut pautnya -_-

  17. chingu saran dong jgn sampe sooyoung benci sm park hye in. kasian sm dia selama ini kan dia bantuin sooyoung terus
    trus jg cepet2 deh yewon suruh ngintilin kakanya etc biar kyuhyun bisa nangkep and then soo, yuri and kyuhyun bisa hidup happy lg
    tp itu cm saranku aja sih. aku balikin lg ke authornya hehe

  18. chingu saran dong jgn sampe sooyoung benci sm park hye in. kasian sm dia selama ini kan dia bantuin sooyoung terus
    trus jg cepet2 deh yewon suruh ngintilin kakanya etc biar kyuhyun bisa nangkep and then soo, yuri and kyuhyun bisa hidup happy lg

  19. Stelah nnggu lama akhirnya d post jg part 11nya. Mkin ksini konpliknya mkin seruu aja bkin gereget aja gto. Wah trnyata stiap ksus d hdapi Kyuppa psti ada hbungnya buat ngaitin Kyuppa ma Sooeon.
    Apa sbnarnya Ahn ji won tu mu bles dendam k Kyuppa gra² mslah adiknya!!!
    Thor klo mnurut aku ffnya udh bgus d tiap part pnya konflik trsendiri dn trus brsmbung k part brikutnya jd gk monoton aj gto sllalu ada kjutan d tiap partnya.
    Ttep smangat aja thor, aku slalu nunggu kejutan² lain d tiap ffmu….

  20. Ohh jadi Ahn Yewon itu adeknya Jiwon, ohh jadi Park Hae In itu yg buat kluarga Sooyoung meninggal semua.. complicated ya mirip kyk di dramkor2 gitu ceritanya, tp jujur thor aku ngerasa bosen sm ff ini soalnya monoton gitu. Coba deh msukin sesuatu yg baru kyk unsur comedy nya, serem nya atau mungkin sdikit nc #plakk biar readers ga ngerasa bosen. Itu sih saranku ya thor, klo ga dipake juga gapapa 😆😆

  21. yeay akhirnya wp saya kembali ^^
    maaf baru komen, berharap ga terjadi apa2 dengan kyuyoung ^^ apa alurnya jadi berbelit atau hanya perasaan saya saja? hihi tapi yang jelas ffnya seru ^^ semangat!

  22. justru aku lebih suka sama ide cerita kamu yang kayak gini thor, tiap part punya kasus yang beda, jadi klimaks nya selalu dapet
    teruskan author!!!

  23. Semoga semua kasus bisa cepet selesai, kasian kyuhyun oppa harus inget sama masa lalu yang ingin dia lupain, sooyoung eonni sama yuri eonni juga harus hati-hati. Ternyata dunia itu emang sempit ya sampe kyuhyun oppa, ahn ji won sama ahn ye won itu saling kenal. Ditunggu banget next partnya thor

  24. Part ini keren…. 👍👍👍👍
    Kira2 soo bakal benci gk ya sama park hae in???
    Walaupun kyuyoung momentnya sedikit tapi sweet
    Dulunya kyu temenan sama ahn jiwon???
    Penasaran sama part selanjutnya..
    Cepetan publish ya thor 😀😀😀😀

  25. makin seru ceritanya
    jadi penasaran kyuhyun kira ada hubungan apa sm ahn yewon, fighting buat next chap

  26. Setelah lama tunggu akhirnya post jua,,,
    Eh soo ntar benci gak sih sma park hye in,,,
    Kok bisa” semua nya saling berhubngan ya,,,
    Dunia emang sempit deh,,,,
    Di tunggu klanjutannya thor semangat,,,

  27. aigooo.. ada misteri apalagi ini thor.. ada hubungan apa antara kyuppa ahn ji won sama ahn yewon.. trus ada ikatan apa antara park hae in sama sooyoung eonnie.. ff ini bener2 penuh misteri ean kejutan.. jadi gak sabar nunggu part selanjutnya..

  28. Tambah seru crita ny.
    Next part ny dtunggu. Qu suka bgt dg cerita detektif, jd klo crita kasus2 detektif ny semkin bnyk, qu ymbh semangat baca ny.
    Sukses slalu utk karya ny thor

  29. pas ada notif di email ff ini dipost rasa.ya kaya dapat insentif dr kantor 😀
    bner” ff favorit qu 😀

    thor, banyaaakk konflik, smakin rumit, tp rahasia demi rahasia mulai terungkapp.. daebaaak lah poko.ya thor ^^
    ditunggu part slanjut nyaa..

  30. Astaga ternyata semuany seperti itu kyuppa sma sooeoniu sma2 pernah kecelakaan next part di tnggu jng lma2 ne eoni smkin penasaran sma kelanjutan jalan ceritany

  31. Makin seru nih thor…
    Jadi makin penasaran…
    Next part ditunggu ya…jgn lama-lama ya thor…hehe…

  32. Smua masalah yg terjdi, sling terhubung, mkin penasaran samamasa lalu kyuhyun dan sooyoung. . . .
    ya ampun kyuyoung moment itu simple tpi sweet. Hehe. .
    oke ditggu next ya thor. .
    palli oke thor. . .

  33. Sukaaa banget sama jalan cerita nya thor
    Walaupun kyuyoung moment nya di part ini lebih sedikit tapi tetep ngena xD
    Ditunggu part selanjutnya ya thor

  34. Terbongkar juga tentang park he in, apa yg bakal syo lakuin ke dia? Nice ff Thor👍🏻 next ditnggu

  35. Wah ..
    Jangan jangan sooyoung jadi benci ke park hae in .. Wah jadi penasaran nih sama kelanjutan nya . di tunggu kelanjutan nya

  36. Aigooo ga nyangka dunia tuh smpit bgt, Syoo bisa bertemu dgn gwishin Ahn ye won yg ternyata adik dri Ahn ji won…
    Jadi kyuhyun juga pernah mengenal ahn ji won juga, tpi lupa ingatan…
    Duh joohyun harus diberi tau tuh uri kyuyoung sdh berkencan wkwkk
    Jadi seriusan Park hae in yg terlibat kecelakaan bersama syoo 8 tahun lalu, tpi apakah nnti setelah syoo bertanya ke park hae in bahwa mreka pernah terlibat kecelakaan yg sama syoo eon akan membenci park hae in?..

    Masalah semakin rumit, ditambah masalah2 yg akan muncul nantinya…
    Ahh ini sudah bgus banget.. next part juseyoo~
    Semangat yaaa 😉

  37. semua kecelakaan yg terjadi malah keungkap skrg.. ternyata itu knp park hae in selalu sama soo. ditambah kyu kenal ahn ji won, nah loh lah… makin runyem

  38. Makin seru,makin terungkap smua’nn mkin bkin penasaran jga.smga sooyoung n yuri baik2 z
    Next part thor

  39. wahhh, banyak banget misterinya
    ye won bisa tau banyak ttg soo masa nggak tau tentang ahn ji won

    next part ditunggu 🙂

  40. ahhh akhirnya muncul juga part 11 :’) aku bolak balik KSI ngecek ff ini udah publish apa belom :’)
    aaa.. kyuyoung lagi flashback, aku kayaknya bisa nebak flasback sooyoung, tapi aku penasaran banget sama kasusnya kyuhyun…
    ditunggu kak part 12nya ^^

  41. critanya bgus,maaf ya chingu cuman kok aku makin bosen ya sama alurnya. Lebih baik bkin konflik yang bner2 waw gitu biar lebih seru

  42. yeay…posting part 11ny 🙂
    hn..gk ppa sih kyuyoung momentny dkit, tp dpart n ttp mnarik krn kasusny lngsung brhub dg cast utama..
    aplg kyuhyun & kjdian yg mnimpa kluarga soo..
    hummptt tp gmna reaksi soo stlh mg.etahui prihal sbnrny kjdian 8th yg lalu ??…

    hn…aneh. ak yakin, bkn yuri yg diincar jiwon. tp soo, nmun alasanny krn ap it yg msh bkin penasaraan..

    so, next part dtunggu

Leave a reply to Risma Choi YunRi Cancel reply