The Annoying Professor [Seri 2]

THE ANNOYING PROFESSOR

by Yamashita Yumi (@muthmay2499)

poster by babyglam @INDO FANFICTIONS ARTS

–

–

Seri 2

–

–

Hyoyeon memang sahabat terbaik sekaligus tersialan. Gadis itu membiarkan Sooyoung terlelap padahal ia ada kelas pagi. Walhasil, sekarang Sooyoung harus berlari untuk menaiki bus yang sebentar lagi datang. Semoga saja ia tidak telat.

“Ya Tuhan… bisa mati aku kalau telat,” ujarnya sembari menatap jam tangannya.

Sebuah mobil berhenti di dekatnya. Kyuhyun tersenyum tipis melongok dari balik jendela mobilnya. “Naiklah. Sepertinya kau butuh bantuanku ya?”

Sooyoung berdecak begitu tahu siapa yang di dalam mobil itu. Bertolak pinggang dan menatap Kyuhyun geram, “Sampai kapanpun, aku tidak akan meminta bantuanmu? Jadi lebih baik kau pergi saja, Tuan Sibuk.”

Kyuhyun melirik jam tangannya. Sebentar lagi kelas pagi akan dimulai. Jika Sooyoung memaksakan untuk tidak ikut bersamanya, Kyuhyun jamin, gadis itu akan telat. “Baiklah. Terserah kau saja, Nona angkuh.”

“Dan_” gerakan tangan Kyuhyun untuk menutup jendela mobilnya terhenti. Sooyoung melirik –mencoba terlihat acuh padahal penasaran setengah mati, “Tunggu hukuman dariku. Karena aku yang akan mengajar di kelas pagimu ini. Ah… bukankah pagi ini sangat indah, Nona angkuh?”

Sooyoung melotot. Mobil Kyuhyun berlalu dari hadapannya, dan saat itupula ia merasa begitu bodoh karena kali ini, harga dirinya akan jatuh sekali lagi karena akan menjadi bulan-bulanan Kyuhyun di kelas nanti.

Matilah kau, Choi Sooyoung.

 

–

–

–

Kyuhyun tersenyum tipis menatap pintu kelasnya. Ia duduk tenang, mengawasi kuis pagi ini. Hari ini adalah kali pertamanya mengajar. Kenalan singkat yang menjadi ajang para mahasiwi yang ingin dekat dengannya, terlewati dengan mulus, meski ia jengah setengah mati.

Ini sudah setengah jam kelasnya berlangsung. Pelajaran Ekonomi bisnis menjadi pilihannya diantara pelajaran yang ditawarkan Universitas karena gelarnya. Ia termasuk cumlaude dulu di Colombia University sekaligus menjadi CEO di perusahaan keluarganya yang bergerak di pasar Oligopoli. Tentu saja, ia bebas memilih kelas bisnis apa saja. Dan entah keberuntungan atau kesialan, kelas Ekonomi bisnis didapatkan oleh seluruh mahasiswa, termasuk Jurusan Design –Jurusan yang diambil oleh Sooyoung.

“Ehem!” suara deheman membuat Kyuhyun menoleh ke arah pintu.

Sooyoung berdiri di sana dengan raut wajah berantakan, ia berlari dari halte tadi. Semua yang berada di kelas menoleh ke arahnya, itu membuatnya muak, terutama seseorang yang berdiri di depan kelas. Dengan gaya angkuhnya berjalan ke arahnya.

Ouh… welcome to the hell, Choi Sooyoung.

 

“Excusme, sir! Bisakah saya mengikuti kelas Anda?” tanya Sooyoung gugup membuat Kyuhyun mati-matian menahan ekspresi datarnya supaya tidak tertawa, menyadari kalau kemenangan sudah di depan mata. Kali ini Sooyoung akan memohon kepadanya.

“Kalian lanjutkan kuisnya. Dan_” Kyuhyun beralih menatap ke Sooyoung setelah menyapu pandangannya ke penjuru kelas.

“Dan Anda, Nona Choi. Maaf sekali, saya tidak terlalu baik untuk memberi dispensasi atas keterlambatan Anda selama setengah jam ini,” ujar Kyuhyun sembari tersenyum tipis.

Nafas Sooyoung memburu. Tidak pernah sekalipun, ia merasa tersindir seperti ini. Tidak bisakan Kyuhyun mendengarkan alasannya dulu? Lagipula Sooyoung adalah tunangannya, seharusnya Kyuhyun bisa memberikan sedikit keringanan. Oh! Tidak tidak! Sooyoung tidak ingin dianggap sebagai tunangan Kyuhyun.

Sooyoung mengangguk, ia akan melewati kelas Ekonomi bisnis dengan sulit, “Maafkan saya. Baik jika seperti itu, Mr.Cho.” Sooyoung berkata rendah, menahan emosi, kemudian membungkuk dan segera berlalu.

“Saya tidak mengijinkan Anda untuk pergi, Nona Choi.”

Suara itu membuat Sooyoung menggeram kesal. Apasih maunya Kyuhyun?

Kyuhyun berjalan keluar kelas. Dibelakangnya Sooyoung hanya menggerutu, namun tetap mengikuti. “Kau berlutut di sini.”

Ucapan Kyuhyun membuat Sooyoung terbelak tak percaya. “Anda pasti bercanda kan, sir? Berlutut di samping kelas seperti ini? Anda pikir, saya anak elementary? Maldo andwae!” Sooyoung mengalihkan pandang ke sekeliling. Sekarang memang koridor kampus masih sepi, mungkin mereka semua ada kelas. Tapi, tidak mustahil satu jam kedepan akan banyak orang yang lewat, mengingat ini adalah jalan menuju perpustakaan.

“Apa saya terlihat bercanda, Nona Choi?”

Sooyoung menatap Kyuhyun geram. Membuang nafasnya perlahan dengan mulut. “Apakah saya tidak bisa diberi dispensasi sedikit?” tanya Sooyoung sedikit memelas. Oh… ia kembali memohon kepada Kyuhyun.

Kyuhyun tersenyum miring dan menggeleng tegas. “Saya tidak suka dispensasi.”

“Ayolah, Kyuhyun. Bagaimanapun aku tunanganmu.” Cicit Sooyoung memandang Kyuhyun memelas. Ia bahkan melupakan kalau sedang berbicara dengan Dosen.

Kyuhyun bersemirk. “Jadi sekarang Anda mengakui kalau Anda Tunangan saya?”

Cho Kyuhyun sialan!

Sooyoung mengepalkan tangannya. Wajahnya merah menahan emosi. “Ti-dak a-kan per-nah.” Setelah itu, Sooyoung langsung berlutut. Lebih baik berlutut daripada mengakui sebagai Tunangan Kyuhyun.

“Angkat tanganmu ke atas dan tetap seperti ini sampai kelasku berakhir.”

Benar-benar sialan!

Kyuhyun tersenyum puas dan kembali masuk ke kelas. Berdiri di tengah pintu masuk, sembari mengawasi mahasiswanya dan Sooyoung. Gadis itu masih terus merutuki dirinya. Ia tahu ia keterlaluan, tapi orang seperti Sooyoung harus diberi pelajaran untuk tidak egois dan mau mendengarkan pendapat orang lain. Selama ini, Sooyoung tidak tahu apa alasan Kyuhyun kembali menyetujui pertunangan ini. Pertunangan yang Sooyoung anggap adalah mimpi buruk.

“Kau harus kuat, kalau ingin menjadi istriku, Soo. Karena ini tidak seberapa dibanding nantinya,” ujar Kyuhyun pada angin lalu sembari menatap Sooyoung yang menjalani hukumannya.

–

–

–

Lengan Sooyoung serasa lepas. Ia sudah lelah, tapi si sialan Kyuhyun belum selesai kelasnya. Sempat beberapa kali, Sooyoung menurunkan tangannya, namun Kyuhyun tahu, dan itu membuat darahnya semakin mendidih. Kalau bisa, ia ingin membunuh Kyuhyun sekarang juga.

“Sooyoung?”

Sooyoung mendesah putus asa. Ia menundukan kepalanya. Telinganya sangat mengenali suara berat lelaki ini. Kembali mengutuk Kyuhyun yang membuat harga dirinya kembali jatuh.

“Sooyoung, apa yang kau lakukan?”

“Hai, Changmin-ah!” sapanya dengan cengiran bodoh, menahan mati-matian rasa malunya. Kalau bisa Sooyoung ingin sekali pergi dari sini. Ia benar-benar malu.

Changmin menatapnya sembari terkekeh, “Kau dihukum?”

Sooyoung mengangguk, “Aku telat setengah jam.”

“Kau ini ada-ada saja, Sooyoung. Siapa Dosennya?” Sooyoung mencibir mendengar pertanyaan Changmin. “Guru besar baru itu,” ujarnya sinis.

“Maksudmu Mr.Cho?” Sooyoung mengangguk dan tawa Changmin menggema. Membuat Sooyoung malu. “Ah… aku tidak bermasuk menjadikanmu lelucon, Sooyoung.” Kilah Changmin melihat Sooyoung yang menundukan kepalanya. Sooyoung menggeleng, “Gwaenchana.”

“Apa yang kalian bicarakan?” Sooyoung terlonjak. Menoleh ke sumber suara dan menemukan Kyuhyun yang menatapnya datar.

“Anyeonghaseo, saem!” Changmin membungkukan badannya menyapa Kyuhyun. Kyuhyun hanya menganggukan kepalanya dan kembali menatap Sooyoung tajam.

“Dia masih dalam hukuman. Sebaiknya kau pergi atau nilai Nona Choi semester ini C-.” Sooyoung berdecak kesal. Apa-apaan Kyuhyun ini?

“Ah… kalau begitu Saya permisi dulu. Anyeongi.” Sooyoung menatap kepergian Changmin dengan gamang. Sebenarnya ia tidak keberatan Changmin menjadikannya bahan lelucon asalkan lelaki itu tetap menemaninya. Bukan meninggalkannya dengan raja setan seperti ini.

Sooyoung menoleh ke Kyuhyun. Pandangan mata mereka bertemu. Ada kesan tidak suka dalam tatapan Kyuhyun, tapi apa? “Sir, bisakah hukumanku selesai? Tanganku sudah kebas.”

Kyuhyun menghela nafasnya dan mengangguk. “Berikan kesimpulan dari materi yang dibahas di kelas tadi. Tanya temanmu tentang materinya.” Sooyoung menatap punggung Kyuhyun yang berlalu dengan tatapan tak percaya. Baru saja, ia ingin mengucapkan terimakasih, tapi_

Oh… Cho Kyuhyun memang selalu sialan!

–

–

–

Sooyoung berjalan gontai memasuki apartemen. Sesekali memijat lengannya yang masih terasa keram. Ia sudah tak peduli apapun. Dipikirannya hanya ingin mandi dan menurunkan panas kepalanya yang terasa ingin meledak.

Hyoyeon mendongak, menemukan Sooyoung yang meringis sembari memegang lengannya. “Kau pulang lama sekali.”

Sooyoung tak menggubris. Ia berjalan ke arah kursi bar di samping Hyoyeon. Masih terlalu kesal untuk bercerita apa yang terjadi hari ini.

“Hei ya! Kau kenapa? Seperti orang gagu saja,” ujar Hyoyeon yang jengah karena sahabatnya itu sama sekali tidak menganggapnya ada. Huh! Padahal hari ini kampus sangat ramai akibat Mr. Cho mulai mengajar. Siapapun ingin mendapatkan kelasnya dan ia mendapatkannya.

“Sialan kau, Hyoyeon! Aku ini sedang kesal tahu. Sini sini sandwich-nya. Aku lapar.”

Sooyoung mengambil sandwich milik Hyoyeon dan memakannya, tak peduli dengan decakan kesal Hyoyeon. Perutnya lapar sekali dan ia melewatkan makan siang karena tugas terkutuk dari Dosen terkutuk juga.

“Kau tahu tidak? Mr.Cho itu masih berumur tigapuluh lima tahun dan hebatnya dia sudah menjadi CEO dan guru besar. Kya!!! Idaman sekali.” Histeris Hyoyeon.

Sooyoung tersedak, ia menghentikan makannya dan menatap Hyoyeon pias, “Apa maksudmu dengan tigapuluh lima tahun?”

Hyoyeon menatap Sooyoung berbinar, “Iya. Umur Mr.Cho tigapuluh lima tahun.”

“APA?! YA AMPUN HYOYEON AKU BERTUNANGAN DENGAN SEORANG AJUSSI!!!!”

Gila… ini semua gila! Umurnya baru 25 tahun dan Kyuhyun 35 tahun. Ia baru tahu, kalau ternyata mereka berbeda 10 tahun. Sebelumnya Sooyoung memang tak pernah ingin tahu tentang Kyuhyun dan fakta ini membuat kepalanya semakin pening.

“Ya ampun, Sooyoung! Umur tigapuluh lima tahun itu termasuk muda. Dia sangat jenius bahkan diumur limabelas tahun saja sudah luluh SHS. Aku bahkan sangat rela dijadikan tunangannya dibanding kau yang selalu menolaknya. Huh!”

Sooyoung menggeleng. Ini tidak mungkin! Orang tuanya pasti sedang bergurau karena menjodohkan Sooyoung dengan Kyuhyun. Sepuluh tahun terlalu jauh. Ia sangat berharap mempunyai suami yang tidak terlalu jauh umurnya karena akan mudah dalam berkomunikasi, tidak dengan orang yang sepuluh tahun lebih tua. Pasti sangat kolot. Tidak tidak.

“Aku ingin mati saja.” Desah Sooyoung.

“Yak! Kalau berbicara itu yang benar.”

Tanpa memperdulikan ucapan Hyoyeon, Sooyoung melangkah ke kamarnya. Kepalanya pening luar biasa. Sepertinya mala mini, ia tidak akan mandi, langsung tidur dan berharap semuanya mimpi.

Kyuhyun memang sempurna untuk dijadikan sebagai suami, sayangnya tipe suami Sooyoung bukan seperti Kyuhyun. Bukan otoriter dan mengekang.

“Aku kira, kejadian-kejadian buruk akan selalu menimpaku kedepannya.” Sooyoung bergumam sembari merilekskan tubuh di ranjangnya.

Ia hanya lelah, padahal perang sebenarnya belum dimulai. Tapi, ia masih menyimpan banyak tenaga. Karena Sooyoung tidak mungkin kalah.

–

–

–

Langit malam Seoul mendung. Kyuhyun hanya diam di ruang kerjanya. Sore tadi, apartemen ini baru bisa ia tinggali –tepat di samping apartemen Sooyoung dan temannya. Bibir Kyuhyun berkendut mengingat Sooyoung yang selalu menyumpah serpahinya setiap mereka bertemu. Kyuhyun heran, apa bibir Sooyoung tidak lelah. Padahal sewaktu pertama mereka bertemu, Kyuhyun pikir Sooyoung adalah wanita yang manis. Tidak. Sooyoung memang manis apalagi dengan mata coklat tua yang berkilau.

“Choi Sooyoung.”

Gadis itu mempunyai banyak ekspresi yang tidak dimiliki Kyuhyun. Sejak kecil, ia sudah dibebani dengan tugas menjadi Presdir, padahal ia ingin sekali menjadi guru. Oleh karena itu, Ibu selalu saja menjodoh-jodohkannya dengan gadis yang ceria –tapi sejauh ini belum ada yang seperti Sooyoung. Gadis itu lain, ia bersemangat sekaligus rapuh dalam waktu yang bersamaan.

Sebenarnya, apa yang ada di dirinya yang membuat Sooyoung begitu tidak menginginkannya? Itu membuat egonya jatuh. Bahkan sejak awalpun, gadis itu sudah menolaknya, membuat rasa nyaman dalam tatapan Kyuhyun mati-matian ditahan, karena gadis itu tidak boleh menjadi salah satu orang yang terluka lagi akibat keegoisannya. Namun, ia hanyalah seorang anak yang ingin berbakti dan menyetujui permintaan Ibunya untuk bertunangan dengan Sooyoung, meski ia tahu kedepannya, ia harus menjaga Sooyoung lebih dari ini, karena ada banyak cara yang dilakukan orang itu untuk membuat siapapun yang berdiri di sampingnya, menderita.

Kyuhyun mendesah panjang. Tangannya terulur mengambil gelas coklat panas yang masih mengepul dan meminumnya. “Manis. Tapi lebih manis bibir Sooyoung, heh?”

“Ah… bagaimana cara agar aku mencicipinya lagi?”

Kyuhyun tersenyum miring. Setidaknya bermain-main sedikit dengan Sooyoung membuatnya menjadi lebih muda. “Choi Sooyoung bersiaplah untuk menjadi milikku, heh?”

–

–

–

[Pertemuan pertama]

Kyuhyun mengecek kembali jam tangannya. Ia dan keluarganya sudah menungguh sepuluh menit dan keluarga yang akan makan malam bersama dengan keluarganya belum juga datang. Cih… meski Ibunya tidak mengatakan soal perjodohanpun, ia sudah tahu, kalau kali ini ia akan dicocok-cocokkan dengan salah satu anak teman Ibunya. Sekarang gadis macam apalagi yang akan dikenalkan ibunya?

“Eomma, aku benar-benar sibuk. Apa tidak bisa aku pulang saja?”

Ibunya memukul lengannya keras, membuat ia mengaduh sakit. “Kau ini tidak bisa bersabar sebentar. Aku tahu kau terlalu jenius, jadi tetaplah di sini sampai calon istrimu datang.”

Kyuhyun mencibir dalam hati. Ia mendongak menatap Ayahnya, namun percuma saja Ayahnya lebih setuju dengan segala permainan Ibunya dibanding menolong anak lelakinya yang sedang dicocokan layaknya baju dengan sang pembeli. Ya ampun!

Ibu Kyuhyun tersenyum dan berdiri. Matanya berseri-seri melihat orang yang ia tunggu lengkap dengan seorang gadis manis yang mengapit lengan ayahnya. “Oh Hana, akhirnya kau datang juga!” ujar Ibu Kyuhyun senang.

Mereka berpelukan, sedangkan Kyuhyun hanya menyapa seperlunya. Namun ketika hendak menyapa gadis manis yang berdekatan dengan suami Hana itu, Kyuhyun diam. Tidak mampu menyampaikan salam.

Mata coklat tua namun berkilau itu menatapnya dengan senyum manis. Membuat tubuhnya kaku. “Senang berjumpa denganmu, Choi Sooyoung.” Dengan lamat Kyuhyun mengucapkannya. Ia segera duduk dan mengalihkan pandangan. Mencoba mengembalikan kewarasannya.

Gadis itu berusia 25 tahun dan Kyuhyun harus waras untuk tidak gegabah memutuskan sesuatu yang akan membuat gadis itu terseret takdirnya, ya kecuali gadis itu sendiri yang rela menjadikan dirinya sebagai pendamping Kyuhyun.

“TIDAK, APPA! BAGAIMANA MUNGKIN APPA INGIN AKU BERTUNANGAN? AKU MASIH KULIAH.”

Kyuhyun menghembuskan nafasnya panjang. Gadis itu telak menolaknya. Tentu saja karena memikirkan masa depannya. Siapa juga yang ingin menikah disaat umurnya masih 25 tahun. Sudah Kyuhyun tebak gadis itu menolaknya.

Entah kenapa, ada rasa nyeri di hatinya.

Sadarlah Cho Kyuhyun. Gadis itu lebih baik menjauh darimu. Dan buang saja rasa terpesonamu itu. Bukankah masih banyak gadis lain di luar sana.

“Bagaimana Kyuhyun, apa kau menolak perjodohan ini juga?”

Kyuhyun menghentikan makannya. Menatap satu persatu orang yang berada di meja itu. “Akan kupikirkan,” ujarnya datar.

“Kyuhyun-ssi, bisakah aku berbicara denganmu?”

Kyuhyun tersenyum tipis dan mengangguk. Ah.. ia memang sudah tahu, kalau jawabannya membuat gadis itu kalang kabut. Tapi berikan, waktu sedikit saja untuknya memandang mata coklat tua itu. Mata yang membuat dadanya berdesir. Yang membuat dirinya ingin sekali memeluk tubuh gadis itu.

Mereka keluar dari restoran menuju basement. Tiba-tiba, langkah Sooyoung berhenti. Kyuhyun ikut berhenti dan menatap wajah panik Sooyoung. Sooyoung bergerak tak tentu sesekali menggigit bibirnya, membuat Kyuhyun menggeram kecil. Sialan! Ia pria dewasa dan tidak mudah baginya untuk menahan hasrat.

“Jadi, apa yang ingin kau katakan, Nona Choi?” Kyuhyun akhirnya bertanya untuk mengembalikan kewarasannya.

Sooyoung menatap Kyuhyun dengan matanya, dan itu membuat Kyuhyun cepat-cepat mengalihkan pandangan. Sebelum dirinya hilang kendali dan mendekap tubuh itu atau bahkan mencium ganas bibir tipis nan ranum milik Sooyoung, apalagi di sini sepi. Cobaan apa lagi ini Tuhan…

“Aku ingin kau membatalkan petunangan ini.”

“Kenapa?”

“Ya karena aku tidak ingin menikah dengamu!”

Kyuhyun bersandar di sebuah mobil dan melipat tangannya di dada, “Aku tampan, kaya, dan eum… seksi. Apa yang kurang?”

Kyuhyun melihat Sooyoung memutar bola matanya. Gadis itu terlihat lucu di saat kesal. “Kau terlalu pede, Tuan Cho!”

“I am.”

“Pokoknya aku ingin kau menolaknya titik.” Sooyoung menggeram kesal dan mencebikkan bibirnya. Oh! Tidak tepat sekali Sooyoung. Ini membuat Kyuhyun menggeram lagi.

“Baiklah.” Kyuhyun lebih memilih untuk menghentikan semua ini, sebelum ia benar-benar gila.

Sooyoung menatap Kyuhyun berbinar dan tersenyum manis. “Tapi ada syaratnya.” dan senyum manis Sooyoung hilang.

Kyuhyun tersenyum licik, “Kau harus mencium bibirku dan aku akan menolak pertunangan ini.”

Sooyoung terlihat shock. Mulutnya sedikit terbuka. Matanya mengerjap beberapa kali kemudian berdehem. “A-apa maksudmu?”

“Kau hanya perlu mencium bibirku dan tidak ada perjodohan ini.”

Sooyoung berdecak, “Baiklah!” Kyuhyun tersenyum, “Tapi kau harus menutup matamu.” itu tidak masalah untuk Kyuhyun.

Dalam hitungan detik, bibir Sooyoung menempel tepat dibibirnya. Dengan sengaja, Kyuhyun merengkuh pinggang Sooyoung, membuat gadis itu tidak jadi menjauhkan tubuhnya. “Apa kau belum pernah berciuman, hem? Itu namanya bukan berciuman, Choi Sooyoung.” Kyuhyun berujar tepat di depan bibir Sooyoung yang berjarak beberapa senti saja.

Kemudian, Kyuhyun menempelkan bibirnya di bibir Sooyoung lagi. Melumatnya lembut. Tidak ada penolakkan. Tubuh Sooyoung perlahan merileks dan ikut hanyut dalam ciuman mereka. Membuat hasrat Kyuhyun naik secara cepat. Namun, sebelum semua menjadi kesalahan. Kyuhyun melepaskan ciumannya dan memberikan ciuman kening.

‘Kalau begini, jauh-jauhlah dariku, Choi Sooyoung. Sebelum aku mengukungmu tanpa peduli akibatnya.’ batin Kyuhyun.

“KYA!!!! YOU STOLE MY FIRST KISS!!”

Kyuhyun hanya bisa tertawa dan merangkul pundak Sooyoung untuk kembali ke restoran. Namun, dengan cepat Sooyoung melepaskan rangkulannya dan memandang Kyuhyun sengit. “Awas saja kalau kau tidak membatalkan perjodohan ini. Aku akan_”

“Kau akan menjadi istriku.” Kyuhyun melanjutkannya dengan senyum miring.

“MIMPI SAJA KAU!”

–

–

–

Akhirnya…… seri 2 muncul juga cyyynnnnn. Bersyukur banget karena tadinya aku ragu ini bakal aku post sabtu ini, bikos akyee lagi sakit 😦 Seminggu ini full ulangan dan banyak acara jadi kek orang stres (tapi emang dasarnya udah stres sih lol)

Makasih yang udah komen di Seri 1. Makasih makasih. Tetep ada persyaratan untuk seri 3, 60++ komentar, lanjur ke seri 3 dan serah ekyeee kapan postnya. 100++ komentar seminggu lagi, aku post.

Untuk segala saran kalian. Aku lagi pertimbangin supaya masuk ke kerangka yang aku buat. Makaciwwww.