The Annoying Professor [Seri 4]

THE ANNOYING PROFESSOR [SERI 4]

by Yamashita Yumi (@muthmay2499)

poster by babyglam @INDO FANFICTIONS ARTS

Dibuat 17.00 – 24.00 (Justin Bieber  – Been You)

–

–

–

–

Kyuhyun menggeram tertahan. Tangannya memegang pulpen dengan kuat. Sementara tangan kirinya menggenggam ponsel erat di dekat telinga. Orang itu menelponnya dan memberi sedikit peringatan kecil di pagi hari padahal sebentar lagi ia mengajar. Sungguh pagi yang baruk!

 

“Jadi kau lebih memilih perempuan pilihan ibumu daripada pilihanku?” nada suaranya rendah, tapi khasrat akan emosi.

Kyuhyun mengelap wajahnya kasar dan melemaskan tubuhnya. Keadaan ini membuatnya serba salah, “Nǎinai, aku mohon denganmu. Tolong hargai keputusanku,” ujar Kyuhyun putus asa.

“Kau saja tidak pernah pernah menuruti apa mauku. Apa susah bagimu untuk menikah dengan perempuan China? Lagipula kau juga dijodohkan oleh Ibumu dengan perempuan Korea itu. Ibumu itu anak kurang ajar. Selalu saja membuatku marah.”

Kyuhyun memijat keningnya yang terasa pening. Semua perkataan neneknya benar. Ibu dan neneknya selalu berbeda pendapat, padahal jelas mereka Ibu dan anak. Ia tidak habis pikir dengan permasalahan Ibunya dengan neneknya yang saling mengibarkan bendera merah –selalu bertentangan.

“Aku sudah mengalah menjadi CEO, Nǎinai masih ingat itu, bukan?”

 

“Menjadi CEO memang tugasmu. Luhan sudah menjadi CEO diperusahaan Ayahnya dan akan menikah dengan gadis pilihanku. Sedangkan kau memang benar-benar cucu durhaka.”

 

Beda dengan Luhan yang memang dijodohkan dengan gadis yang memang sudah dia incar dari dulu. Luhan selama ini dibangga-banggakan oleh neneknya dan menjadi cucu kesayangan neneknya. Kyuhyun tidak iri, malah ia bersyukur karena jika ada apa-apa, maka yang pertama diperintah adalah Luhan, bukan Kyuhyun. Salahkan saja karena neneknya hanya mempunyai dua cucu dengan banyak harta yang diurus.

“Aku tidak tertarik dengan Feilin, Nǎinai.”

 

“Bagaimana dengan gadis yang dipilih oleh Ibumu itu, kudengar dia anak dari diploma Korea yang di China.” Terdengar nada sinis dari sana.

“Jangan libatkan dia, Nǎinai. Aku memintanya menjadi istriku murni karena permintaan Ibu.”

“Aku tidak janji, cucuku. Jika kau tidak bisa memutuskan pertunungan bodoh ini, maka aku akan membuat dia yang akan memutuskanmu.”

Pip. Panggilan diakhiri. Kyuhyun mengelap wajahnya sekali lagi. Ia tidak berhasil, sama seperti dulu. Bedanya, dulu ia kekeh ingin menikah dengan seorang gadis karena murni jatuh cinta pada gadis itu. Namun sekarang, Kyuhyun ingin menikah karena perjodohan ibunya.

Masih tidak habis pikir bagaimana neneknya benar-benar ngotot ingin menjodohkan dengan gadis China, hanya karena alasan ingin memperbanyak orang China dalam silsilah keluarga. Apa ini tidak terlalu kekanakan? Dan ibunya yang begitu semangat menjodohkannya dengan gadis Korea karena menurutnya gadis Korea lebih baik dibanding gadis China, padahal Ibunya sendiri adalah orang China.

Pintu ruangan diketuk. Kyuhyun menegakan tubuhnya setelah berseru, “Masuk!”

Seorang mahasiswa masuk dan mengangguk memberi salam, “Maaf, sir. Anda ditunggu di Aula untuk sambutan pencarian ASDOS.”

“Baiklah.” Kyuhyun berdiri dan merapikan pakaiannya. Ia menghela nafas pendek sebelum menutup pintunya.

–

–

–

Changmin tersenyum menatap Sooyoung yang masih asik mencorat-coret buku sketsanya. Ditangannya ada dua kaleng minuman isotonik. Sekarang sudah masuk jam makan siang dan gadis itu masih asik berkutat dengan design-design pakaian yang katanya akan dikirimkan ke salah satu perusahaan tekstil, syukur-syukur garmen.

Sooyoung terlonjok ketika pipinya terasa dingin. Ia mendongak menemukan Changmin dengan senyuman yang membuat perutnya melilit. “Kau mengagetkanku.” Gerutu Sooyoung.

“Kau saja yang terlalu serius sampai tidak tahu aku sudah di depanmu dari tadi,” ujar Changmin sembari memberikan satu kaleng minuman isotonik kepada Sooyoung yang langsung diterima dengan senang oleh gadis itu.

Sooyoung hanya tersenyum bodoh, “Mian, aku tidak tahu.”

“Sudah jam makan siang. Ayo kita makan!”

Sooyoung melihat jam tangannya dan mengangguk. Membereskan bawaannya sebelum berjalan di samping Changmin menuju kantin.

.

.

“Bibimbap as always.” Celetuk Changmin.

“Memangnya kenapa? Ini enak tahu.” Balas Sooyoung sembari menatap lapar makanan di hadapannya. Changmin hanya tersenyum manis dan mengacak rambut Sooyoung lembut, membuat sang empunya mendongak dan memandangnya malu.

“Selamat makan, Sooyoung.”

“Ah… iya selamat makan!”

–

–

–

Kyuhyun mencibir. Ia sedang berada di kantin kampus karena tak sempat untuk mencari makanan keluar dan bosan dengan makanan bekal yang biasa ia pesan. Matanya menatap sinis Sooyoung yang terlihat malu ketika Changmin mengacak rambutnya.

Astaga! Bahkan Sooyoung tidak pernah berekspresi malu seperti itu saat bersamanya.

“Dasar kurus kurang perhatian.” Cibirnya kesal.

“Mr.Cho ini pesananmu.” Kyuhyun menoleh ke kasir dan segera membayarnya.

Ia berjalan kembali ke ruangnya. Sialnya harus melewati meja Sooyoung dan Changmin. Ia berdehem keras ketika melewati mereka. Ekor matanya melirik Sooyoung dan sialnya, Sooyoung sama sekali tidak merespon bahkan tak peduli. Lebih memilih tertawa bersama Changmin.

Oh Tuhan! Kyuhyun mendesis kesal dan baru-buru berjalan ke ruangannya.

DASAR KURUS KURANG PERHATIAN YANG TIDAK PEKA.

–

–

–

Ketika Kyuhyun membuka pintu ruangannya. Sudah ada Hyukjae yang duduk di sofa sedang melihat-lihat berkas –mungkin perlu tanda tangannya. Ia mendekat dan duduk di samping Hyukjae. Makanannya diletakkan di meja.

“Aigo… Kau ini baik sekali membelikanku makanan. Kebetulan sedang lapar.” Hyukjae tersenyum lebar dan bersiap mengambil plastik makanan itu, namun kalah cepat dengan Kyuhyun yang langsung mendekapnya.

“Beli sendiri. Ini untukku.” Lalu, dengan tanpa bersalah Kyuhyun membuka makanannya dan memakannya banyak-banyak.

Hyukjae mencibir, “Kau pelit sekali.”

“Memang.”

Tangan Hyukjae hendak mengambil daging di makanan Kyuhyun yang langsung ditepis oleh sang empunya. Bosnya memang pelit. Ya Tuhan…

“Kau pergi saja sana. Mengganggu saja!” dengus Kyuhyun kesal.

Hyukjae berdecak, “Galak sekali seperti orang cemburu saja. Aku ke sini untuk minta tanda tanganmu dan hell, kau ini pelit sekali sih dengan orang kelaparan ini.”

Dari ucapan Hyukjae yang panjang tadi, Kyuhyun hanya menangkap kata cemburu saja. Oh Ya Tuhan… cemburu ya? Ia cemburu? Cemburu karena apa? Karena Sooyoung dekat Changmin dan tersenyum manis. Oh for god’s shake! Nafsu makannya hilang sudah.

Kyuhyun menatap Hyukjae datar dan menyerahkan makannya di tangan Hyukjae dengan kasar. “Aku tidak sedang cemburu karena Sooyoung dekat dengan Changmin,” ujarnya lalu berdiri menuju kursi kerja lagi.

Hyukjae menatap Kyuhyun tidak percaya. Kyuhyun bilang apa tadi? Perasaan ia tidak menuduh Kyuhyun cemburu karena Changmin dengan Sooyoung. Setelah itu, Hyukjae tersenyum iblis.

“Jadi kau cemburu karena Changmin dekat dengan Sooyoung?” Hyukjae menatap Kyuhyun yang memandangnya dengan tatapan iblisnya juga.

“Tidak. Sama sekali tidak.”

“Yakin?” tanyanya dengan senyum jenaka.

“DEMI TUHAN! KELUAR KAU LEE HYUKJAE SIALAN!!!”

Hyukjae terbahak dan terbirit-birit keluar membawa makanan Kyuhyun. Menghindar dari iblis yang mengamuk. Ia tidak ingin dijadikan samsak emosi Kyuhyun.

“Kau harus menanda tangani proposal itu dan SELAMAT BERCEMBURU RIA, BOSKU SAYANG,” ujar Hyukjae sebelum menutup pintunya yang disambut dengan pulpen yang dilempar oleh Kyuhyun ke arahnya.

Pintu ruangannya tertutup. Kyuhyun menatap marah pintu itu. Hyukjae memang sialan sama seperti Changmin. Oh Astaga! Mengingat nama itu membuatnya menginginkan samsak. Dan apa tadi?

Ia cemburu?

Cemburu?

Seorang Cho Kyuhyun cemburu?

Kyuhyun tertawa sinis. Detik berikutnya ia terdiam dan mengacak rambutnya frustasi.

Baik, ia memang memang cemburu dan semua itu karena Sooyoung si kurus kurang perhatian yang tak peka.

SIALAN!

–

–

–

Sooyoung menjerit merasakan tangannya dicekal seseorang. Ia berusaha lepas dari cekalan seseorang itu yang ternyata Kyuhyun. Panik melanda Sooyoung. Sialan! Ini masih di kampus dan lelaki itu berani melakukan kontak fisik yang mampu menyedot perhatian.

Tubuhnya ditarik ke ruangan Kyuhyun. Ia ingin sekali berteriak, tapi ditahan karena tanpa berteriakpun sudah menarik perhatian. Dengan cepat, Kyuhyun membuka pintu ruangannnya dan menutupnya kembali. Setelah itu menyudutkannya di belakang pintu.

“Kau apa-apaan sih, Kyuhyun?!” jerit Sooyoung kesal.

Ia mendongak menatap Kyuhyun yang memandangnya geram. Kali ini apa lagi salahnya? Kyuhyun tampak marah sekali.

“Apa kau ada yang terluka?” tanya Kyuhyun dengan nada rendah tanpa merubah ekspresinya.

Sooyoung mengerjapkan matanya heran. Tadi, memang sempat ada lelaki bertexudo lengkap yang menanyainya, apa dia Choi Sooyoung atau bukan? Dan Sooyoung membenarkannya, tapi tidak terjadi apa-apa. Justru sekarang, ia diseret dan karena Cho Kyuhyun si sialan ini, ia tidak jadi pulang sebelum malam. Menanggapi Kyuhyun membutuhkan waktu yang panjang dan ia harus siap sabar untuk tidak membunuh Kyuhyun sekarang juga karena selalu mempermainkan emosinya.

“Apa-apaan sih! Lepaskan aku! Aku ingin pulang.” Sooyoung berontak dalam kungkungan Kyuhyun, namun lelaki itu masih tidak bergeming. Sibuk meneliti tiap bagian tubuh Sooyoung. Takut-takut ada yang luka.

“Aku baik-baik saja. Awas!” Sooyoung mendorong dada Kyuhyun dan membuat Kyuhyun mundur ke belakang.

Sooyoung menatap Kyuhyun kesal dan bingung. Kyuhyun menghela nafas pendek dan mengelap wajahnya frustasi. Ada apa dengan Kyuhyun? Alih-alih menyuarakan pertanyaan itu, Sooyoung malah mengangkat bahu acuh. Peduli sekali dengan Kyuhyun.

“Duduklah dulu, kau akan pulang bersamaku. Tidak dengan subway, bis, ataupun taksi.” Sooyoung mengerutkan keningnya mendengar nada lembut Kyuhyun. Aneh sekali.

“Kau tidak gila kan, Kyuhyun?”

Kyuhyun menoleh ke Sooyoung dan tersenyum lemah. “Aku baik-baik saja.”

Sooyoung mengerjapkan matanya berkali-kali. Ia baru saja melihat sisi Kyuhyun yang lain, maksudnya, Kyuhyun tak pernah terlihat selemah itu bahkan tidak ada aura mengintimidasi ataupun bossy. Kyuhyun terlihat lemah dan itu membuatnya tampak seksi.

MWO?!

Sial! Sepertinya otaknya sudah bergeser.

Sooyoung duduk di sofa, mengikuti permintaan Kyuhyun. Kyuhyun terlihat sedang kalut dan mencari gara-gara dengan Kyuhyun saat ini bukan pilihan yang tepat. Ia akan patuh dengan segala perintah Kyuhyun, tapi awas saja jika besok namanya tercemar karena masalah tadi. Sooyoung tidak segan-segan mencari perhitungan dengan Kyuhyun, tak peduli dengan kondisi Kyuhyun.

Kyuhyun tersenyum tipis melihat Sooyoung yang duduk di sofa. Matanya kembali membaca proposal yang dikirim Hyukjae tadi. Beberapa menit yang lalu, Luhan menelponnya dan berkata neneknya ingin mengajak berkenalan dengan Sooyoung. Membuatnya panik seketika dan dengan kalap mencari keberadaan Sooyoung.

Dulu, gadisnya diajak berkenalan dengan diculik terlebih dahulu dan bertemu dengan neneknya di China. Membuat Kyuhyun kalang kabut dan langsung terbang ke China untuk mencari gadis itu. Setelah pertemuan itu, gadisnya sakit karena tertekan. Entah apa yang dikatakan neneknya sampai membuat gadisnya seperti itu dan Kyuhyun tidak ingin Sooyoung mengalaminya lagi. Cukup gadisnya saja –jangan Sooyoung.

“Kau keluar dulu. Aku tahu kau tidak suka menjadi pusat perhatian. Langsung masuk ke mobilku yang ada di sudut parkiran.” Perkataan Kyuhyun membuat Sooyoung mendongak dan mengangguk.

Kyuhyun sudah selesai dengan pekerjaannya. Ia menatap Sooyoung yang keluar dari ruangannya. Setelah beberapa menit, ia juga keluar dan langsung mencari punggung Sooyoung dan mendesah lega.

Sooyoung tidak berontak. Masuk ke mobil Kyuhyun yang sialnya termasuk keluaran terbaru yang masih limited. Mobil sport hitam yang elegan. Ternyata Kyuhyun memang sangat kaya. Beruntungnya yang menjadi istri billioner. Huh, Bukankah ia calon istri Kyuhyun? Berarti ia akan menjadi billioner juga. Well, ia juga harus realistis. Tidak ada yang gratis di dunia ini.

Tapi, berarti Sooyoung harus menikah dengan Kyuhyun? Oh sial! Sooyoung mencibir pemikirannya, “Lebih baik aku miskin saja kalau begitu.”

–

–

–

Kyuhyun fokus ke jalan. Ia tahu Sooyoung gelisah dalam duduknya. Matanya sesekali melirik Sooyoung lalu menghembuskan nafas panjang.

“Kyuhyun… errr…. Mr.Cho…”

“Kyuhyun saja.”

Sooyoung merotasikan bola matanya dan mencibir. Ia tidak suka keadaan hening apalagi berdua saja dengan Kyuhyun yang biasanya akan saling maki.

“Sebenarnya apa yang ingin kau bicarakan? Kau selalu mencuri-curi pandanganya ke arahku.”

Kyuhyun menoleh ke Sooyoung dan menyipitkan matanya. Jadi gadis di sebelahnya peka juga. Bibir Kyuhyun mati-matian ditahan untuk tidak tersenyum.

Kyuhyun membelokkan mobilnya ke basement apartemen mereka dan berhenti di tempat biasanya parkir. Dekat lift. Ia menoleh ke arah Sooyoung yang sedang melepaskan seltbetnya.

“Berikan ponselmu.” Sooyoung menoleh ke Kyuhyun dan menatapnya geram.

“Tidak. Kau pasti ingin macam-macam kan?”

Kyuhyun mencibir, ia mendorong kening Sooyoung dengan jari telunjuknya, “Kau terlalu bernegatif thinking denganku.”

Sooyoung mengembungkan pipinya kesal. Ia merogoh kantung celananya dan menyerahkan ponsel ke Kyuhyun. Mata Sooyoung melirik ponselnya yang diutak-atik Sooyoung. Ternyata memasukkan nomer telpon. Cih.. untuk apa nomer Kyuhyun? Ia tidak akan menghubungi Kyuhyun juga. Tidak penting.

“Aku ingin kau selalu mengangkat panggilan dariku dan kabari aku setiap dua jam sekali tentang kegiatanmu.”

Sooyoung menoleh ke Kyuhyun dengan raut tak percaya. “Kau kira aku ini anak kecil apa? Lagipula untuk apa aku melakukan hal bodoh itu?”

“Lakukan saja, Sooyoung. Telpon aku jika kau merasakan ada sesuatu yang ganjil, apapun itu.”

Sooyoung berdecak meremehkan, “Dan kau akan datang secepat kilat, begitu?”

“Ya.” Jawab Kyuhyun tanpa ragu.

“Apa keuntungannya untukku, Tuan Cho yang terhormat? Tidak ada sama sekali.”

Kyuhyun menggeram. Sooyoung sangat meremehkannya. “Nyawamu sedang diincar.”

“Kau pikir aku percaya dengan bualanmu itu? Dengar ya, Cho Kyuhyun! Kita tidak sedang di film action. Sudahlah, aku ingin pulang.” Sooyoung mengibaskan tangannya dan berniat membuka pintu, tapi tangannya dicekal Kyuhyun.

Kyuhyun memandang Sooyoung lekat. “Aku serius dan ini bukan film action.”

“Oke oke oke. Lalu kenapa nyawaku diincar? Orang tuaku tak sekaya itu. Percuma jika menculikku.”

“Karena kau adalah tunanganku.”

Mata Sooyoung membulat. Ia menggeram kesal dan menarik tangannya dari cekalan Kyuhyun. “Kau begitu batalkan pertunangan ini dan nyawaku tidak diincar.”

“Tidak bisa.”

“Kenapa tidak bisa? Kau bilang nyawaku diincar karena menjadi tunanganmu. Aku kan memang tidak mau menjadi tunanganmu dari awal juga.” Teriak Sooyoung.

Kyuhyun mengacak rambutnya, “Tidak bisa, kau tetap menjadi tunanganku.”

Tangan Sooyoung mengepal. Ia menatap Kyuhyun sengit sebelum akhirnya menampar pipi Kyuhyun, “Kau benar-benar sialan!” setelah itu keluar dari mobil Kyuhyun dan menyumpah serpahi Kyuhyun yang tidak tahu diri itu.

Sepeninggalan Sooyoung, Kyuhyun mengacak rambutnya. Ia pikir gampang untuk membuat kesepakatan dengan Sooyoung, apalagi ini berurusan nyawa Sooyoung. Tapi malah ditolak mentah-mentah. Kyuhyun membenturkan kepalanya ke stir. Ia pusing.

“Kalau begini caranya, maka aku yang harus eksta ketat menjagamu, Sooyoung.” Gumamnya sebelum akhirnya memukul stir karena frustasi.

Neneknya tidak main-main dalam ini dan ia bisa saja kehilangan Sooyoung

–Gadis pemilik mata coklat bening persis dengan gadisnya.

–

–

–

Nyonya Xi menghirup aroma teh dari cangkirnya dengan anggun dan meminumnya. Duduk di gazebo menikmati sore yang indah. Suara derapan kaki membuatnya tersenyum tipis.

“Nyonya besar.” Sapa seorang lelaki kepercayaannya.

“Bagaimana gadis itu, Zitao?” tanyanya datar.

“Choi Sooyoung mengambil fakultas design dan Cucu Anda juga mengajar di kelasnya. Kemungkinan besar Tuan Muda Gui Xian memantau pergerakan Choi Sooyoung.”

Nyonya Xi meletakkan cangkirnya. Senyumnya melebar, “Jadi cucuku protektif ya? Kita lihat saja keteguhannya.”

“Lalu, kapan Anda akan bertemu dengan Choi Sooyoung?”

Nyonya Xi menoleh ke Zitao dan tersenyum simpul, “Siapkan semuanya. Aku akan menemui gadis itu lusa.” Lalu Zitao mengangguk dan memberi hormat sebelum pergi.

“Kau ingin bermain-main sedikit dengan nenekmu ini ya, Cho Kyuhyun?” gumam Nyonya Xi dan kembali memandang hamparan bunga di hadapannya.

–

Nǎinai = Nenek

Gui Xian = Nama Mandarin Kyuhyun

–

–

–

DUH ILEHHHH YANG BACA SERIUS AMAT XD

Wks… antagonisnya neneknya sendiri ewww… pada ngertikan kalo neneknya Kyuhyun sama Ibunya Kyuhyun punya slek gitu padahal ibu-anak. TAP gak tau bakal saya bawa ke action apa enggak, tergantung mood saya sazaaaahhhh, tapi tetep ada humor-humornya.

Kalo ditanya bakal ada nangis Bombay-nya enggak, saya gak tau. Sekali lagi itu tergantung mood saya, meski saya paling males bikin adegan nangis Bombay gitu lah -__-

Duh ilehh, udah lama jadi author tapi kesannya kebendaraan katanya dikit jadi pen ngurangin penggunaan kata ‘itu’. Mohon koreksinya dan makasih buat yang udah komen di SERI 3.

Oh iya, Kenapa kok di seri 3 pada banyak yang gak muncul komentarnya? Karena belum saya setujui. Jadi kalo kalian belum pernah komentar di wp saya ataupun mengganti UNAME pada waktu komen di wp saya, harus ada persetujuan komentar dari saya dulu. Tapi biasanya semuanya saya setujui kok. Jadi, makasih banyak yang udah komen, meski jumlah komentar SERI 2 dan SERI 3 jauh banget, saya udah seneng karena yang komen panjang-panjang hehehehehehe

Saya baik kan ngepostnya cepet? Tapi setelah ini gak janji hehehehe

Next seri, saya bakal post di wp pribadi saya lagi. Jadi setiap Seri ganji ada di wp saya (tapi tetep nanti saya kasih link di KSI) dan seri genap saya post di KSI langsung. Terimakaciwwww