[Prolog] Slice of Drama

Slice of Drama

Panggil Aku Bubel © 2016

SNSD’s Sooyoung – Super Junior’s Kyuhyun

Bunch of Dramas, veryslight!Comedy, and ofc!Romance

Rate T

Disclaimer : Bubel nggak mengambil keuntungan materi dalam bentuk apa pun dari fiksi-penggemar ini. Bubel cuma mau senang-senang. Ada yang mau ikutan? Tentu aja penjiplak nggak masuk hitungan senang-senang. (Well, tapi Bubel bisa melakukan beberapa hal ‘menyenangkan’ dengan penjiplak /insert satanic laugh /)

.

Enjoy!

*

 [PROLOG]

 

Choi Sooyoung sudah hidup selama dua puluh lima tahun. Dalam rentang waktu tersebut telah banyak hal yang terjadi, tentu saja. Ia telah menjadi model sejak usia enam belas, dan semakin terkenal seiring berjalannya waktu. Ia telah melewati banyak kejadian lucu, menyedihkan, menyebalkan—yang mana akan selalu dikenang. Namun itu semua kejadian itu hanya akan berkesan bagi Sooyoung seorang, tidak ada menarik-menariknya bila diceritakan pada orang lain.

(Well, apanya yang menarik, sih, dari kisah patah hati dan cinta bertepuk sebelah tangan?)

Akan tetapi, sepertinya sekaranglah saat yang tepat untuk memulai cerita ini, tiga bulan setelah perayaan ulangtahun Sooyoung yang ke dua puluh lima. Kita mungkin akan melihat beberapa kilas balik, tapi itu bisa diurus belakangan demi mempertahankan efek dramatisir yang bisa ditimbulkan.

Si model terkenal saat ini sedang duduk di dalam klinik milik salah satu sahabatnya, berhadapan dengan sang sahabat sendiri. Punggungnya tegak, rahangnya kaku, wajahnya pucat, seperti yang baru dihisap habis darahnya oleh vampir. Matanya yang bulat mungkin bisa meloncat ke luar kapan saja dari tengkoraknya, menatap nanar pada lembaran kertas di depannya.

Lehernya bergerak-gerak lambat, menunjukkan jika Sooyoung kesulitan menelan ludahnya. Ia lalu mendongak, menatap sahabatnya yang belum mengatakan apa-apa sejak memberikan lembaran kertas itu padanya. Tidak lama karena Sooyoung sudah menunduk lagi untuk membaca sekali lagi—atau berkali-kali lagi dengan harapan apa yang tertulis di sana akan berubah.

Tentu saja hal itu tidak terjadi.

‘Tamat sudah riwayatku.’ Desahan pertama lolos dari bibir tipisnya.

“… yahnya …”

‘Bagaimana ini?’

“… young!”

‘Apa yang harus kulakukan?’

“Choi Sooyoung!”

Kepala Sooyoung refleks menegak, menemukan Shinye menatapnya tajam.

“Get yourself together, Sooyoung!”

Sooyoung meringis. “Tidak pernah sesulit ini sebelumnya.”

Terdengar suara hembusan napas lelah dari Shinye. “Dunia tidak akan berakhir karena kau hamil, Sooyoung.”

“Dunia tidak, tapi hidupku iya.”

Shinye mengorbit bolamatanya. “Oh, ayolah. Kau bukan lagi remaja tanggung. Aku mengharapkan kata-kata yang lebih bijaksana.”

Pelipis si model jangkung itu berkedut. “Kau mengejekku? Kalau aku bisa lebih bijaksana, aku tidak akan hamil dari awal.”

“Oh, ya, kau benar,” kepala Shinye mengangguk setuju. “Choi Sooyoung tidak bijaksana, kurang cerdas, dan tidak dewasa. Benar-benar tidak bisa diharapkan.”

“Hei!” Sooyoung merengut tidak terima.

“Jadi, siapa ayahnya? Aku yakin bukan Sungmin. Apa Siwon akhirnya membuat pergerakan?”

Shinye yakin jika wajah Sooyoung sebelumnya sudah pucat, akan tetapi ia tidak tahu jika gadis itu bisa menjadi lebih pucat lagi.

Sooyoung mengantukkan dahinya pada permukaan meja, di atas lembaran kertas hasil tes kehamilan. Ia menggeram frustasi begitu wajah seorang pria yang bertanggungjawab atas kiamat kecilnya muncul di dalam benaknya.

“Soo—”

“Aku akan menggugurkannya.”

Mata Shinye melebar. “Kau tahu itu bukan jawaban untuk pertanyaanku.”

“Tapi itu bisa menjadi jawaban untuk masalahku!” Sooyoung mengangkat kepalanya. Matanya penuh sorot putus asa. Sooyoung tidak cocok dengan ekspresi itu, omong-omong.

Dokter kandungan itu menyandarkan punggungnya. Ia menatap sahabatnya lekat. “Kau benar. Tapi menurutku, Sooyoung, ayah dari bayi ini berhak tahu keberadaanya. Soal apakah dia akan dipertahankan atau tidak, itu bergantung pada kesepakatan kalian berdua. Jika benar Siwon yang bertanggungjawab, aku rasa memang akan sedikit sulit, tapi aku harap kalian bisa membicarakannya dan memikirkan baik-baik keputusan yang akan kalian ambil.” Shinye bicara dengan hati-hati. “Untuk menggugurkannya hanya ada satu jalan, tapi ada lebih dari seratus jalan untuk mempertahankannya.”

Shinye beranjak dari kursinya untuk menghampiri Sooyoung dan memeluknya saat melihat sepasang mata jernih itu mulai berkaca-kaca, membendung air mata.

“Kautahu, apa pun yang terjadi aku akan selalu mendukungmu, Soo.”

Sooyoung melingkarkan tangannya di pinggang Shinye. Jari rampingnya meremas jas putih yang masih dikenakan si dokter muda. Lalu terdengar suara isakan, satu, dua, dan Sooyoung beberapa kali tersedak di sela tangisannya. “Oh, Shinye … Siwon Oppa pasti tidak akan memaafkanku ….”

Shinye menepuk punggung Sooyoung. “Hey, dia yang menghamilimu masa—”

“Bukan …”

“Eh?” tangan Shinye berhenti. Ia melepaskan rangkulannya perlahan demi menatap mata sahabatnya. “Bukan Siwon?”

Sooyoung menggeleng, bahunya masih bergerak turun naik karena isakannya.

Okay, ini jawaban yang cukup mengejutkan. “Lalu siapa? Sungmin?”

Sooyoung menggeleng lagi. “C-Cho … Cho Kyuhyun … orangnya.”

“Eh?” Bola mata Shinye mungkin akan menggelinding keluar saking lebarnya ia membeliak. “EEEEEHHHH?!”

Choi Sooyoung jelas penuh dengan kejutan hari ini.

 

[Bersambung]

 

 

 

A/N : So, halo, ini dengan Bubel! Kalian bisa skip bagian ini karena bakal berisi ocehan Bubel (yang mungkin bakal lebih panjang dari prolog cerita ini lol!).

TAPI ada games di bawah, jadi mungkin bisa agak dicek juga PUHAHAHA (para admin, boleh kan Bubel ngegame di sini? Keuntungannya buat KSI juga kok /wink/)

Jadi, dulu sekali Bubel pernah beberapa kali ngirim cerita ke KSI, dengan nama pena yang berbeda pastinya. Dan kemudian negara api menyerang karena suatu kenyataan yang luar biasa mengejutkan kamu-tahu-apa, Bubel nggak punya feel lagi buat nulis FF Kyuyoung /hikseu/. Tapi belakangan, Bubel kangen dengan duo gemes ini. gimana pun, KyuYoung adalah OTP pertama Bubel. Lalu Bubel memutuskan comeback dengan FF yang ide ceritanya pasaran ini. /sigh/

Bubel terkahir kirim FF ke KSI sekitar 2 tahun yang lalu. Mungkin KSI sudah kehilangan pembaca lama dan mendapat pembaca baru, tapi pasti tetap ada pembaca setia kan? Coba acungkan tangan yang merasa setia? Lol Bubel pastinya bukan.

Hmmm, buat pembaca setia, Bubel ingin tau, apakah kalian masih mengenal gaya bercerita Bubel? (LOL anjir kepedean banget si Bubel ini! nggak tau diri! lemparin aja lempar! Lempar pake cinta dan jodoh lebih diutamakan!)

Jadi, ayo kita buat game, nggak cuma buat pembaca lama, tapi yang baru juga boleh ikutan (eh tapi ada yang mau ikutan nggak ya?).

Gamenya adalah Finding Bubel! Aturan mainnya cuma tinggal tebak nama pena Bubel sebelumnya, dan sertakan quotes favorit kalian dari FF yang pernah Bubel tulis di sini, juga kesan atau pesan kalian buat KSI. Tulis di kolom komentar ya! Dan karena Bubel baik, Bubel kasih dua clues, deh.

Pertama, karya ketiga Bubel di KSI dipost pada caturwulan satu 2013 (mampus apaan tuh caturwulan?!). Kedua, Bubel cerewet (kurang kampret apa si Bubel ngasih clue beginian?!)

(sebenernya, kalau kalian baca baik-baik A/N ini, ada clue ketiga yg bersembunyi muhahahaha)

Buat pembaca lama, hitung-hitung nostalgia dengan cerita-cerita lama di sini. Dan jelas buat pembaca baru bisa menjelajah banyak karya keren dari para penulis di KSI.

Ada hadiahnya nggak? Ada dong! Tapi karena belakangan Bubel suka kejutan, jangan berekspektasi terlalu banyak, ya /INSERT SATANIC LAUGH/.

Selamat menjelajahi KSI! Have fun!

See you @ next chapter yow! (itu juga kalau Bubel masih diharapkan bercerita di sini /kibar sapu tangan dengan berurai air mata/)

 

p.s. terimakasih Bubel ucapkan sebanyak-banyaknya kepada Admin yang telah memposting FF bubel ini, dan maafkan segala kesewenang-wenangan Bubel TT (komplain bisa dilayangkan melalui email 🙂 )