Posted in Drama, Romance

[Series] Slice of Drama 2nd

slice of drama - POSTER

Slice of Drama

Panggil Aku Bubel © 2016

SNSD’s Sooyoung – Super Junior’s Kyuhyun

Bunch of Dramas, veryslight!Comedy, and ofc!Romance

Rate T

Disclaimer : Bubel nggak mengambil keuntungan dalam bentuk apa pun dari fiksi-penggemar ini. Bubel cuma mau senang-senang. Ada yang mau ikutan? Tentu aja penjiplak nggak masuk hitungan senang-senang. (Well, tapi Bubel bisa melakukan beberapa hal ‘menyenangkan’ dengan penjiplak /ketawa iblis cantik/)

.

Enjoy!

 

[Notes : Tolong bacanya santai saja, ya. Biar feel-nya dapet. Ceritanya nggak akan ke mana-mana, kok :)]

*

Prolog | 1st Slice

2nd Slice

 

Lonceng di atas pintu kafe berdenting lagi untuk kesekian kalinya. Kyuhyun mengernyitkan kening, tidak begitu suka dengan suara itu, yang sialnya masih terdengar meskipun ia memilih meja paling pojok dan paling jauh dari pintu.

“Si Tua Bangka itu merepotkan sekali. Sudah mau mati masih cari gara-gara.”

Mendengar celetukan kawannya, Kyuhyun menyeringai. “Katanya, orang jahat itu susah mati.”

Changmin mengangguk-angguk, sedangkan fokus matanya tertuju pada layar macbook di hadapannya. “Masuk akal. Mungkin Tuhan ingin melihatnya bertobat. But, Man! Seriously, this old man’s getting my nerves. Aku jadi ingin membantunya cepat mati.”

“Setidaknya kita berhasil menahannya untuk sementara waktu.”

Pembicaraan kedua laki-laki itu terhenti saat seorang pramusaji mengantarkan pesanan mereka. Siulan kecil terdengar dari bibir Kyuhyun begitu gadis berseragam pegawai itu membungkukkan badannya untuk menaruh cangkir kopinya dan Changmin. Matanya seketika berbinar cerah dan tak lepas dari pantat hingga kaki si pramusaji. Siapa pun yang melihatnya tahu bahwa gerakan gadis itu sengaja dibuat sensual. Namun, Kyuhyun jelas senang dengan pemandangan yang didapatkan matanya.

“Selamat menikmati,” ujar pramusaji itu, suaranya terdengar serak dan agak mendesah. Serak yang disengaja. “Kafe tutup pukul sembilan,” lanjutnya seraya mengerlingkan mata penuh kode ke arah Kyuhyun.

Yang dikerlingi hanya menyeringai lebar.

“Kau juga cepat tobat, Kyu.” Changmin menggelengkan kepala melihat bagaimana lebarnya mata Kyuhyun mengikuti lenggokan pinggul si Pramusaji yang dibalut seragam ketat.

Sebelah alis Kyuhyun terangkat, seringainya hilang. “Aku?”

“Iya, kau. Berhenti bermain-main dengan wanita. Kalau kau tidak bisa menahan diri, get laid. Kena karma nanti baru tahu rasa.”

Mendengar kelanjutan ucapan Changmin mengundang decakan lidah dari Kyuhyun. Sudah lebih dari setahun, atau tepatnya sejak Shim Changmin resmi memperistri seorang gadis Tiongkok, sahabatnya yang satu itu jadi senang sekali menguliahinya tentang masalah yang satu ini. Padahal sebelum bertemu Song Qian itu, Changmin sama bejatnya dengan dirinya.

Bukan berarti Kyuhyun akan membiarkan Changmin tetap bertingkah bejat setelah menikah, hanya saja ia tidak suka dengan cara sahabatnya itu menasehatinya.

“Minggu lalu Qian USG, anakku perempuan.” Changmin kembali bersuara. “Rasanya aku ingin menyetok revolver dan M-16* di rumah. Bersiap-siap menghadapi laki-laki macam kau yang akan mendekati anakku.”

Kyuhyun tidak tersinggung, ia malah terkekeh. “Selamat. Aku ingin lihat bagaimana seorang mantan bajingan membesarkan anak perempuan.”

Changmin tersenyum masam. “Keparat. Aku harap semua anakmu nanti perempuan. Kau akan tahu rasanya.”

Kalimat Changmin itu sukses menghentikan kekehan Kyuhyun. Ingatan Kyuhyun kembali pada pagi di kantornya, dua hari yang lalu. Pada seorang gadis yang tiba-tiba datang ke kantornya untuk mengabari bahwa ia hamil anaknya. Kyuhyun tidak sempat memikirkan tentang pengakuan Sooyoung setelahnya, karena disibukkan oleh berbagai urusan. Kata-kata Changmin barusan seperti trigger yang mengingatkannya kembali pada hal itu.

Menyadari ada yang tidak beres pada sahabatnya, Changmin mengangkat kepala dari layar macbook-nya.

“Chang, apa pakai kondom tidak menjamin tidak akan kebobolan?”

“Kau menghamili seseorang?” tembak Changmin langsung.

Kyuhyun memijit pangkal hidung dengan siku bertumpu pada permukaan meja. “Aku yakin sekali pakai pengaman. Aku tidak pernah lupa.”

“Kau yakin itu anakmu?”

“Dia bilang aku yang pertama dan terakhir.” Kemudian Kyuhyun berdecak. “Cheesy sekali.”

Seringai kecil terbit di wajah Changmin, sayang Kyuhyun tidak melihatnya. “Well, ada kemungkinan seperti itu. Mungkin bocor atau memang Tuhan sengaja supaya kau cepat bertobat.”

Refleks kepala Kyuhyun terangkat. Sepasang matanya mendelik tajam. “Kau jadi biksu sekarang, huh? Tidak usah bawa-bawa Tuhan.”

Jawaban Changmin hanya kedikan bahu. “Kau akan menikahinya?”

Kyuhyun mendesah pelan. “Dia bilang akan aborsi.”

Sekarang dahi Changmin mengerut dalam, tanda ia mulai serius dengan pembicaraan ini. Perlahan, diturunkannya layar komputer portabelnya. “Kau memaksanya.”

“Aku saja masih belum percaya itu anakku. Bagaimana bisa aku memaksa?”

Changmin menyeruput kopinya sedikit. “Kalau benar itu anakmu, bagaimana?”

Kening Kyuhyun berkerut sebentar, ia menerawang menatap langit-langit, lalu menjawab, “Kalau itu anakku … aku tidak ingin dia aborsi. Aku akan bertanggungjawab, membiayai semua keperluannya. Tapi ….”

“Kau tidak ingin menikahi gadis ini.” Changmin menyelesaikan kalimat Kyuhyun yang menggantung. Sedikit-banyak ia mengerti jalan pikiran laki-laki itu.

“Simpan dulu urusan menikahinya. Keputusan membesarkan anak itu satu tingkat di atas komitmen, Kyuhyun. Kau tidak bisa mempertahankan anak ini hanya karena merasa berkewajiban. Nantinya dia akan merasa bahwa kehadirannya tidak diinginkan oleh orangtuanya. Jadi, memang sebaiknya kaupikirkan lagi dan bicarakan baik-baik dengan gadis itu.”

Posisi Kyuhyun belum berubah, masih menatap langit-langit kafe, namun ia mendengarkan dengan baik ucapan sahabatnya.

“Ini tidak berarti aku mendukungmu untuk melepas tanggungjawab. Seperti yang kubilang tadi, memiliki anak levelnya lebih dari berkomitmen. Buat apa mempertahankan anak itu jika di kemudian hari dia hanya akan tersakiti? Tapi tentu saja aku berharap kaubisa lebih bijaksana menyikapinya. Kautahu sendiri, kan, rasanya?” Changmin melanjutkan, diakhiri pertanyaan retoris.

Ada jeda yang panjang sebelum Kyuhyun atau Changmin kembali membuka suara. Pengunjung lain yang satu per satu pergi juga membuat suasana kafe semakin sepi.

Kyuhyun mengistirahatkan kepala pada sandaran kursi. Kedua matanya terpejam. Tangannya diangkat untuk menutupi matanya. Ia merasa masalah yang datang padanya tidak ada habisnya. Masalah perusahaan saja masih pending statusnya, ini masih ada lagi yang menunggu untuk diurusi.

“Kemungkinan besar dia tetap aborsi. Dia seorang model terkenal,” ujar Kyuhyun pelan, namun tetap sampai ke telinga Changmin. “Dan dia menyukai calon kakak iparku.”

Alis Changmin terangkat. Cerita hidup Kyuhyun tidak pernah sedrama ini sebelumnya.

“Kami bertemu di malam pertunangan Ahra dan Siwon. Dia mabuk. Aku hanya … yah, kautahu, mengambil kesempatan yang ada.” Kyuhyun mendesah lelah. “Kakinya bagus.”

Changmin mencibir. “Karma hits you right.”

Lagi, ada jeda yang panjang. Kali ini Kyuhyun membuka matanya, tampak tengah memikirkan sesuatu. Ketika sepuluh menit berlalu dan Changmin sudah kembali berkutat dengan pekerjaannya yang sempat tertunda, Kyuhyun menegakkan punggung, menatap serius pada Changmin.

“Chang, kaubisa carikan aku kontak model ini?”

Changmin tersenyum tipis. “Mudah.”

“Namanya Sooyoung, Choi Sooyoung.”

Mata Changmin melebar, tak lama kemudian ia bersiul menggoda. “Choi Sooyoung the Sexiest legs alive. Jackpot, huh?”

Kyuhyun meringis. “Jackpot my a**!”

Dan rupanya, godaan Changmin tidak sampai di situ. “Semoga anakmu perempuan.”

“Sialan!”

*

Sejak Sooyoung memutuskan tinggal di apartemennya sendiri ketika berusia tujuh belas tahun, ini kali pertama ia dan kakaknya berada di bawah satu atap yang sama selama lebih dari tiga hari. Seminggu sudah Sooyoung menumpang di apartemen kakaknya, dan sepertinya tidak ada tanda-tanda kalau model itu akan segera kembali ke tempat tinggalnya sendiri. Bahkan gadis itu tidak pernah keluar dari unit Soojin, kecuali saat menemui Cho Kyuhyun.

Soojin sebenarnya tidak masalah dengan keberadaan Sooyoung di apartemennya, ia pikir adiknya itu butuh tempat tenang dan teman bicara. Akan tetapi kebiasaan jorok Sooyoung dan mood-nya yang bisa berubah dalam kecepatan cahaya benar-benar menghabiskan stok kesabaran Soojin. Kalau tidak ingat pada calon keponakannya, sudah ia tendang adiknya itu ke luar.

“Jam berapa kau akan pulang, Jinnie?” Sooyoung duduk santai di sofa ruang tengah, dengan satu kantong besar keripik kentang, satu toples selai kacang, dua toples mayonaise, dan berbagai snack kemasan kecil lain di sekelilingnya. Sedangkan Soojin tengah sibuk bersiap untuk berangkat ke teater.

Menahan diri supaya tidak mengeluarkan kata-kata kasar, Soojin menghela napas banyak-banyak sembari memejamkan mata. Dua detik kemudian, “Seperti biasa.”

“Tidak bisa pulang lebih awal, ya? Aku ingin makan malam dengan piza, yang kejunya sampai seperti karet ituuu.”

“Kan bisa menelepon pesan-antar.” Soojin berusaha menjaga nada bicara agar tidak terdengar ketus. Ia pernah membaca, ibu hamil biasanya lebih sensitif.

“Tapi aku ingin kau yang bawa. Aku juga tidak mau makan sendirian.” Sooyoung yang manja bukan hal yang biasa bagi Soojin, dan jujur saja, menggelikan.

Soojin ingin sekali berkata “Makanya, menikah!” atau “Minta sana pada Cho Kyuhyun!”, tapi ia tahu apa akibatnya, jadi ia diam saja. Salah-salah nanti Sooyoung malah kabur ke klinik untuk menggugurkan janinnya.

Suara bel menyelamatkan hidup Soojin. Ia hampir melompat ke arah pintu saking girangnya. “Ah, Hyunwoo sudah menjemputku. Aku berangkat, ya. Nanti aku pesankan piza untukmu. Bye!”

Soojin pura-pura tidak melihat bibir Sooyoung yang mencebik sebal. Ia berjanji akan menemani Hyunwoo minum sepulang kerja nanti. Hitung-hitung imbalan karena telah menyelamatkannya dari manjanya Sooyoung.

Ketika membuka pintu apartemen, wajah penuh cengiran dari rekan kerja Soojin menyambut. Namun bukan itu saja, ada satu kepala lain di belakang Hyunwoo yang mengundang tatapan tanya dari Soojin.

“Aku bertemu dengannya di bawah. Katanya dia mencari Choi Soojin. Hanya ada satu Choi Soojin di apartemen ini, kan?” jelas Hyunwoo tanpa diminta.

Soojin segera keluar dan menutup pintu apartemennya seraya mengedikkan dagu ke arah rekannya. “Hyunwoo, kau duluan saja ke mobil, nanti aku menyusul.”

Jempol Hyunwoo terangkat, lalu ia berbalik pergi meninggalkan Soojin dengan tamunya.

Laki-laki bersurai kecokelatan itu menjulurkan tangan kanannya. “Cho Kyuhyun, senang bertemu dengan Anda.”

Soojin menjabatnya sesaat. Ekspresinya kaku dan tidak ramah. “Aku rasa kau sudah tahu siapa aku. Dan tidak perlu terlalu formal. Kaumau mencari Sooyoung, benar?”

Senyum tipis tercipta di bibir Kyuhyun. “Aku sudah berusaha menghubunginya secara pribadi, tapi tidak ada yang tersambung. Aku juga sudah mencoba ke apartemennya, tapi Sooyoung juga tidak ada di sana. Jadi, aku mencari ke sini.”

Soojin ingin bertanya mengapa Kyuhyun sampai bisa menemukan tempat tinggalnya, namun mengingat lagi profesinya dan adiknya, ia urung. Selebriti memang tidak punya privasi, ya.

Kedua tangannya Soojin lipat di dada, membentuk gestur defensif. Juga untuk menahan diri agar tidak menghajar laki-laki di depannya ini. Bagaimana pun, Cho Kyuhyun sudah merusak adiknya.

“Dan kaumencari adikku untuk?”

“Aku rasa Soojin-ssi sudah tahu tentang apa yang terjadi di antara aku dan Sooyoung-ssi. Aku ingin bertanggungjawab.”

Alis kanan Soojin terangkat. Meskipun ia merasa lega, namun ia tetap harus waspada. “Kau akan menikahi Sooyoung?”

Kyuhyun tidak langsung menjawab. Ia tampak mempertimbangkan sesuatu. “Aku … akan berusaha sebaik mungkin.”

“Jawaban macam apa itu?” ketus Soojin.

Senyum tipis Kyuhyun berubah menjadi senyum canggung. “Y-yah, keputusan akhirnya tetap ada di tangan Sooyoung-ssi.”

Butuh beberapa detik bagi Soojin menimbang. Akhirnya, kedua tangannya jatuh ke sisi tubuh. “Sooyoung ada di dalam. Dan sebaiknya kaubawakan dia piza, dengan mozarella yang banyak.”

“Maaf?” Kyuhyun mengedipkan mata tidak mengerti.

“Dia bilang ingin makan piza. Ibu hamil harus dituruti keinginannya.” Setelah berkata demikian, Soojin pergi begitu saja.

Namun, ternyata aktris musikal itu berhenti di langkah ke lima. Ia berbalik. “Oh, ya, Cho Kyuhyun.”

Kyuhyun mendongak.

“Aku berhutang satu tendangan di pantatmu karena menghamili adikku. Kubayar itu di hari pernikahanmu. Dan kalau mempelai perempuannya bukan adikku, jangan khawatir, hutangnya bakal tetap kubayar, pakai AK-47. Selamat sore.” Soojin pun kembali berjalan, meninggalkan Kyuhyun yang mendelik tak percaya.

*

Ting! Tong!

Dahi Sooyoung mengerut. Perlahan ia mengerjapkan matanya. Kemudian tersadar jika ia tertidur di sofa ruang tengah. Televisi masih menyala, acara reality-show sudah berganti menjadi tayangan acara musik.

Ting! Tong!

Oh, itu dia yang membangunkannya. Suara bel.

Mengerang kesal, Sooyoung menyurukkan kepalanya di bawah bantal sofa, sama sekali tidak ada niatan untuk bangun. Berharap si Tamu akan menyerah dan segera pergi. Soojin sedang tidak ada di rumah, dan ia malas berhadapan dengan siapa pun tamu kakaknya.

Sooyoung hampir tertidur saat suara bel terdengar lagi. Mau tak mau ia bangkit dari sofa, berkaca sebentar pada layar handphonenya lalu berjalan gontai ke arah pintu. Ia menyandarkan kepala di samping interkom dan menekan tombolnya.

“Soojin sedang tidak ada di rumah. Silakan datang lagi besok.”

“Aku ingin bertemu Sooyoung.”

Kepala Sooyoung langsung tegak. Ia melihat ke layar interkom. Seketika melotot begitu menemukan siapa yang telah menekan bel pintu. “Kenapa kau bisa di sini?”

Satu boks piza kini menutupi layar interkom. “Layanan piza pesan-antar.”

Sooyoung bisa merasakan liur langsung memenuhi mulutnya. Dari mana laki-laki ini tahu dia ingin piza? Ego Sooyoung ingin jual mahal dan mengusir Kyuhyun dari sana, namun perutnya berkata sebaliknya. Dan karena perut Sooyoung punya kuasa lebih besar ketimbang egonya (belum lagi sekarang ada penghuninya), akhirnya ia menekan tombol untuk membuka kunci.

“Mana pizanya?” todong Sooyoung.

“Kau tidak akan mengundangku masuk?”

Sooyoung mendelik sebal, langsung menutup kembali pintu. Namun refleks Kyuhyun bekerja lebih cepat. Sebelah kakinya mengganjal pintu, dan bahunya mendorong agar tidak tertutup.

“Pergi dari sini!” Sooyoung mendorong pintunya sekuat tenaga.

“Tidak akan. Sebelum kita bicara.” Kyuhyun juga sama kukuhnya.

“Aku tidak mau!”

“Sebentar saja.”

Sooyoung menggeram sesaat. Mempertimbangkan piza dengan dobel mozarella yang ditenteng Kyuhyun.

“Baiklah.” Lalu secara mendadak Sooyoung menyingkir ke sisi pintu, membuat Kyuhyun kehilangan momentum dan jatuh tersungkur ke lantai.

Beruntung boks pizanya baik-baik saja. Sooyoung langsung mengamankan yang satu itu.

“Kaupunya dua menit.”

Sambil meringis, Kyuhyun berusaha bangkit. “Kalian kakak-beradik kompak sekali, sih, ketusnya.”

“Bilang apa kau?”

Kyuhyun mengusap siku kanannya yang linu. “Kau dan kakakmu ketus—”

Sooyoung melotot.

“—tapi cantik. Jadi bisa ditoleransi.”

Dengusan keras terdengar. “Waktumu tiga puluh detik lagi.”

Masih mengusap sikunya, Kyuhyun menatap Sooyoung. “Aku percaya padamu.”

Respon Sooyoung adalah kerutan dahi.

“Aku percaya itu anakku,” ujar Kyuhyun lagi. “Jadi, aku akan bertanggungjawab.”

Kyuhyun bisa melihat pelototan marah Sooyoung berubah menjadi pelototan terkejut. Namun tidak lama, sorot melawan muncul di sana. “Aku sudah—”

“Belum. Kau belum melakukan apa-apa.” Kyuhyun memotong, seolah tahu apa yang akan gadis itu katakan. “Aku tadi bertemu kakakmu.”

Sooyoung memalingkan mata. Bibirnya menggumamkan sesuatu yang kedengaran seperti ‘dasar Si Soojin’ atau semacamnya.

“Bisa kita bicara sambil duduk? Kau juga mau makan pizanya, kan?”

Delikan itu muncul lagi. “Eh, banyak maunya, ya. Waktumu sudah habis, tahu!”

“Aku sudah di sini dan tidak akan keluar sebelum kita selesai bicara.”

“Kau keras kepala juga, ya.”

“Begitu juga denganmu. Mau beradu siapa yang paling keras?”

Sooyoung memicingkan matanya. Laki-laki ini berani sekali menantangnya. “Dengar, ya, Cho Kyuhyun. Aku masih berpegang pada rencana awalku. Aku akan tetap menggugurkan bayi ini. Jadi, kau tidak usah repot-repot soal tanggungjawab atau apalah.”

Kepala Kyuhyun mengangguk-angguk. Karena Sooyoung tidak lagi bersuara, ia pun berujar, “Sudah selesai? Sekarang giliranku bicara, dan kau yang dengar. Bisa kita duduk?”

“Tidak.”

“Oke,” Kyuhyun mengalah. Ia menghela napas dalam untuk sesaat. “Pertama, aku ingin minta maaf padamu.”

Alis Sooyoung terangkat.

“Sooyoung-ssi, maafkan aku.” Detik berikutnya Kyuhyun sudah membungkukkan badannya sembilan puluh derajat. “Maafkan aku. Malam itu aku memang memanfaatkan keadaanmu. Aku pikir kita bisa bersenang-senang dan membantumu sedikit melupakan tentang kakakku. Tapi aku sungguh tidak bermaksud sampai menghamilimu. Itu murni kecelakaan. Aku benar-benar minta maaf.”

Sooyoung terperangah. Antara terkejut, dan juga emosi. Memanfaatkannya? Cari mati benar laki-laki satu ini.

Perlahan Kyuhyun menegakkan lagi tubuhnya. “Kaubisa menghajarku setelah aku selesai bicara. Aku tahu kauingin melakukannya.”

Sooyoung masih belum bisa menemukan kata-katanya.

“Kedua, apa pun keputusanmu, aku tidak akan menghalangi. Jika kauingin aborsi, silakan. Tapi aku tidak akan lepas tangan begitu saja. Aku akan mengantarmu ke dokter mana pun dan akan membayar seluruh biayanya. Ini adalah bentuk tanggungjawabku karena sudah membuatmu seperti ini.

“Jika kauingin mempertahankannya, aku akan membiayai seluruh keperluanmu dan bayi itu. Aku juga akan membayar seluruh ganti rugi yang mungkin akan dituntut oleh agensimu. Dan jika kau mengijinkan, aku akan menikahimu.

“Aku tahu apa pun yang kulakukan tidak akan cukup untuk membayar kesalahan yang sudah kulakukan padamu. Tapi setidaknya, biarkan aku berusaha menebusnya.”

Sekali lagi, Kyuhyun menghela napas dalam. “Aku selesai. Sekarang kau boleh—”

Bugh!

Hantaman kepalan tangan kanan Sooyoung telak mengenai pipi kiri Kyuhyun. Laki-laki itu bahkan sampai terhuyung, nyaris menabrak pintu. Saat Kyuhyun sudah mendapatkan lagi keseimbangannya, tinjuan lain kembali menghantam wajahnya. Kyuhyun sempat menyesal telah mengatakan bahwa Sooyoung boleh menghajarnya. Ia meremehkan tenaga model itu.

“Kau brengsek! Cho Kyuhyun Bajingan!”

Tenaga Sooyoung benar-benar bukan candaan. Kyuhyun merasakan asin di mulutnya, dari luka di pipi bagian dalamnya. Diusapnya pipi kirinya, berusaha untuk tidak meringis. Kyuhyun juga mulai memasang kuda-kuda, bersiaga menerima serangan Sooyoung selanjutnya.

Namun yang dilihat Kyuhyun berikutnya adalah Sooyoung berjongkok memeluk lutut dan menundukkan kepala. Ditambah suara isakan. Wanita itu menangis.

‘Oh, Sh**! Come on!’ Kyuhyun mengumpat dalam hati. Ia lebih memilih Sooyoung menghajarnya sampai babak belur dibandingkan melihatnya menangis begitu. Ia tidak punya pengalaman menghadapi perempuan yang menangis.

Akhirnya Kyuhyun menjatuhkan diri, duduk di depan Sooyoung tanpa berkata apa-apa. Sebenarnya Kyuhyun ingin ke kamar mandi, atau ke luar untuk memuntahkan ludahnya yang sudah pasti bercampur darah. Akan tetapi meninggalkan Sooyoung dalam situasi seperti ini juga bukan keputusan bijaksana. Terlebih, baru saja ia meminta maaf pada gadis itu.

Ralat. Bukan gadis lagi sekarang.

Kyuhyun ingin meminta Sooyoung berhenti menangis, namun ia tidak tahu bagaimana caranya. Ia hanya tahu cara menangani gadis yang menangis karena patah hati (tinggalkan, atau ajak bersenang-senang). Sedangkan saat ini jelas Sooyoung bukan menangis karena itu. Kyuhyun pun tidak mengantisipasi hal ini sebelumnya. Kalau tahu bakal begini jadinya, ia pasti meminta tips tambahan menghadapi ibu hamil pada Changmin.

Untungnya, beberapa menit kemudian (yang terasa seperti selamanya bagi Kyuhyun), isakan Sooyoung mulai berkurang. Ia mengangkat kepalanya, mengusap pipinya yang basah. Kemudian, dengan mata memerah, Sooyoung menatap Kyuhyun lurus-lurus. Dan itu membuat perasaan Kyuhyun makin tidak menentu, dengan rasa bersalah yang makin mendominasi.

“Kau … masih mau meninjuku?” tanya Kyuhyun akhirnya, dengan maksud mencairkan suasana. Ia tidak nyaman ditatap lama-lama oleh Sooyoung.

Sooyoung tidak langsung membalas. Ia berdiri perlahan. Melihat itu, Kyuhyun pun mengikuti.

“Kalau aku … aborsi, kau tidak akan datang lagi padaku, kan?”

Ujung alis Kyuhyun bertautan. Dengan pipi nyeri, susah payah ia menjawab, “Yah, kalau kau membiarkanku menanggung semua biayanya, juga biaya perawatan sampai kau sehat kembali, kurasa ya, aku tidak akan mencarimu lagi. Urusan kita hanya pada anak ini, kan.”

Sooyoung mengangguk. “Kalau begitu, ayo selesaikan ini sekarang. Sahabatku seorang dokter kandungan. Dia pasti bisa membantu.”

“Kau … yakin?” tanya Kyuhyun.

“Tentu. Dia dokter yang hebat.”

“Maksudku, kauyakin mau menggugurkannya?”

Tatapan tajam dan dingin dari mata kemerahan Sooyoung membungkam mulut Kyuhyun dalam sekejap.

*

“Kenapa kau bisa tahu aku ada di apartemen Soojin?”

“Profilmu banyak ditemukan di internet, termasuk alamatmu. Aku mendatangi apartemenmu tapi kau tidak ada di sana. Mudah menyimpulkan kau ada di apartemen kakakmu, karena kau hanya memiliki satu kerabat.”

Kyuhyun dan Sooyoung kini duduk di dalam Rangerover milik sang CEO Gigantic. Membelah jalanan Seoul menuju klinik tempat praktek Shinhye. Sebelumnya, Sooyoung sudah menelepon Shinhye. Meminta dokter muda itu menutup prakteknya lebih awal karena ia akan datang bersama Kyuhyun. Akan berbahaya jika ada yang melihat mereka mengunjungi klinik dokter kandungan.

“Kalau aku boleh tahu, kenapa kaumemberitahuku kalau pada akhirnya kaumemilih aborsi? Kau tidak serius berniat membagi rasa bersalah itu, kan?”

“Aku serius.” Sooyoung menjawab datar setelah menelan pizanya (iya, dia membawa piza dari Kyuhyun. Kini tersisa dua slice lagi). “Aku tidak mau menanggung dosa ini sendirian.” Lalu ia menyuapkan lagi potongan piza di tangannya.

“Lalu dengan tawaran kompensasi yang kuberikan kalau kau tidak aborsi, kenapa—”

“Tutup mulutmu sebelum kubuat kita mati menabrak sesuatu.”

Kyuhyun benar-benar menutup mulutnya. Tidak ada lagi yang bicara sampai setengah jam kemudian mobil Kyuhyun terparkir di depan klinik.

Kalau Sooyoung harus jujur, sebenarnya jawabannya tidak sesederhana itu. Awalnya ia bingung. Benar-benar bingung. Sooyoung tahu karirnya tidak akan aman bila ia mempertahankan janin itu, namun bagian terdalam dari hatinya tidak tega bila harus menggugurkannya. Bagaimana pun itu anaknya. Lalu Shinhye, Soojin dan juga Sungmin terus mendorongnya dan memberikan kekuatan. Mereka juga menyarankan untuk bicara pada Kyuhyun, apa pun keputusan akhirnya. Karena fetus itu bukan hanya tanggungjawab Sooyoung seorang, serta tidak seharusnya ia menanggungnya sendirian.

Setelah mendatangi Kyuhyun di kantornya beberapa hari lalu, Sooyoung masih memikirkan kemungkinan kecil mempertahankan bayinya, meskipun laki-laki itu tidak mau bertanggungjawab. Ia mempertimbangkan untuk menarik diri dari dunia modeling. Dengan tabungannya, Sooyoung bisa memulai usaha baru. Dan ia punya tiga orang paling hebat yang mendukungnya.

Namun kedatangan Kyuhyun sore ini, beserta seluruh pernyataannya membawa Sooyoung pada kesimpulan lain.

Mempertahankan janin itu sama artinya dengan terus terhubung pada Cho Kyuhyun. Dan itu tidak akan berakhir baik, Sooyoung yakin. Terutama karena perasaannya pada Siwon dan status laki-laki itu sebagai calon anggota keluarga Cho. Sooyoung tidak bisa membayangkan akan seperti apa jadinya nanti. Jadi, lebih baik ia memotong benangnya sekarang, sebelum menjadi lebih kusut dan semakin sulit diurai.

“Kaumau kita kembali?”

Pikiran Sooyoung buyar seketika. Ia menoleh ke kiri, Kyuhyun sudah tidak ada di balik kemudi. Ketika ia berbalik, lelaki itu tengah memegangi pintu untuknya.

“Jangan menguji kesabaranku.” Ketus Sooyoung seraya ke luar dari mobil dan berjalan meninggalkan Kyuhyun yang melohok.

“Menguji kesabaran bagaimana, sih? Aku kan cuma bertanya.” Gerutu Kyuhyun.

Keduanya disambut Shinhye saat memasuki kliniknya. Kyuhyun dan Sooyoung langsung di bawa menuju ruang praktek Shinhye. Karena meskipun klinik sudah tutup, tetap ada ibu hamil yang akan melahirkan di ruang rawat, beserta beberapa dokter praktek dan bidan lain.

“Kau harus bayar ekstra, ya. Untung pasiennya tidak banyak.” Ujar Shinhye saat mereka sudah berada di ruangannya. “Silakan duduk.”

“Tidak masalah. Pasang tarif paling mahal. Dia yang akan membayar semuanya.”

Kyuhyun mendelik pada Sooyoung yang mengarahkan telunjuk ke dadanya.

“Oh, ini pasti Cho Kyuhyun,” Shinhye mengulurkan tangannya disertai senyum ramah. “Park Shinhye.”

“Cho Kyuhyun.” Ia menjabat tangan Shinhye sekilas. “Anda tidak tampak sangat muda untuk ukuran dokter yang sudah membuka klinik sendiri.”

“Tenang saja. Aku sudah punya izin praktek.” Shinhye tidak kelihatan tersinggung. “Jadi, ada apa kalian mendadak menghubungiku?” sebenarnya Shinhye sudah tahu jawabannya, namun basa-basi tidak ada salahnya.

“Aku mau aborsi.” Sooyoung menjawab cepat.

Shinhye mencondongkan tubuhnya lebih dekat pada sepasang kliennya. Kedua tangannya bertumpu di atas meja. Ia menatap Kyuhyun dan Sooyoung bergantian. “Kalian sudah membicarakan ini?”

“Ya,” masih Sooyoung yang menjawab.

Kepala Shinhye terangguk pelan. “Sebenarnya, sejak enam tahun lalu, pemerintah mengeluarkan peraturan bahwa menggugurkan kandungan yang tidak membahayakan kesehatan Ibu adalah ilegal. Kalian sudah tahu?”

Mendengar itu, Sooyoung mengorbit bolamatanya, sedangkan Kyuhyun membelalak.

“Pemerintah tidak perlu tahu. Seperti mereka mau mengurusi hidupku saja.” Ucap Sooyoung.

Shinhye menatap sang sahabat lekat. “Sooyoung, kauyakin dengan ini?”

“Bisa kita mulai saja?” Sooyoung malah balik bertanya.

Tatapan Shinhye beralih pada Kyuhyun. “Anda sendiri, Kyuhyun-ssi?”

“Yang menjalaninya, kan, aku. Buat apa tanya-tanya dia?” Sooyoung sudah tidak bisa mengendalikan emosinya, terlebih Shinhye benar-benar menguji kesabarannya.

“Karena Sooyoung-ssi yang menjalaninya, aku akan ikuti semua keputusannya.” Kyuhyun mengamini ucapan Sooyoung. Padahal hatinya ketar-ketir juga mendengar tentang peraturan pemerintah itu. Kalau sampai ketahuan, kan, merepotkan juga.

Samar, terdengar hembusan napas panjang dari Shinhye. “Sayang sekali,” desahnya. “Baiklah kalau begitu. Sekarang aku akan memeriksa kandungan Sooyoung dulu. Ikut aku.”

Shinhye berdiri lebih dulu, berjalan menuju ruangan lain yang terhubung dengan kantornya, diikuti Sooyoung. Saat menyadari Kyuhyun tetap diam di kursinya, Shinhye berkata, “Oh, Kyuhyun-ssi juga, mari ikut.”

“Aku?” Kyuhyun menunjuk hidungnya sendiri.

Senyum ramah Shinhye muncul kembali. “Mari.”

Dengan ragu Kyuhyun mengikuti Shinhye.

Ruangan tersebut tidak terlalu besar. Ada satu bangsal, tiga kursi, layar besar, juga entah alat apa lagi. Sooyoung sendiri sudah duduk di atas ranjang. Kyuhyun memilih kursi terdekat.

Hal yang selanjutnya dilakukan Shinhye adalah mengecek tekanan darah Sooyoung sambil menanyakan beberapa hal, seperti apakah Sooyoung mengalami morning sick, apa saja yang dimakannya, apa Sooyoung mengonsumsi alkohol, dan apa saja yang Sooyoung lakukan.

“Dia masih bisa makan satu loyang piza, kok.” komentar Kyuhyun saat Sooyoung bicara soal merasa mual dengan makanan tertentu, yang mana dibalas oleh pelototan andalan.

“Itu normal,” jawab Shinhye. “Nah, coba sekarang kau berbaring. Kita akan lakukan USG.”

“Buat apa?” Sooyoung mengerutkan dahi.

“Memangnya kalian tidak mau say hallo …,” Shinhye menyeret satu meja dengan layar seperti layar komputer mendekat ke ranjang, “… and goodbye pada anak kalian? Ini juga perlu dilakukan untuk melihat keadaannya.”

Sooyoung bisa merasakan tenggorokannya tercekat. Cepat-cepat ia menghela napas dalam.

“Sudah bisa dilihat, ya?” tanya Kyuhyun.

Shinhye tidak menjawab, hanya tersenyum. Ia menyingkap sweter Sooyoung yang langsung ditahan oleh pemiliknya. “Sebentar saja, Soo. Lagi pula aku yakin Kyuhyun-ssi sudah melihat semuanya. Iya, kan, Kyuhyun-ssi?”

Dan kali ini giliran Kyuhyun yang memilih untuk tidak menjawab. Ia juga berusaha mengalihkan pandangannya pada gambar fase kehamilan yang ada di dinding saat Shinhye mengoleskan gel ke perut Sooyoung. Well, tetap saja Kyuhyun mencuri lirik lewat sudut matanya. Sekilas, perut Sooyoung masih tampak rata.

Tak lama, setelah Shinhye menggerakkan sesuatu seperti vakum cleaner di permukaan perut rata Sooyoung, layar di atas meja kecil itu menunjukkan gambar hitam dengan garis-garis putih, berhasil mencuri seluruh perhatian Kyuhyun dan Sooyoung. Kyuhyun bahkan sampai membawa kursinya mendekat.

“Kalian lihat yang kecil di sini,” Shinhye menunjuk satu gambar kecil seperti kacang mede di layar dengan ujung penanya. “Ini dia janin kalian. Usianya menginjak minggu ketujuh. Kondisinya baik, bahkan dia sangat sehat dan terus berkembang dengan cepat. Kalian bisa lihat, ini kepalanya, dan tonjolan-tonjolan kecil di sini akan jadi tangan juga kakinya.”

Shinhye berhenti sebentar untuk melihat reaksi Kyuhyun dan juga Sooyoung. Senyum kecilnya melebar melihat dua orang itu begitu fokus pada layar, bahkan mata Sooyoung sepertinya mulai berkaca-kaca.

Tidak usah ditanya mengenai perasaan Sooyoung. Ia hanya begitu … emosional. Semakin buruk dengan hormonnya yang tidak menentu belakangan ini.

Kyuhyun sendiri tampak begitu terpesona. Padahal ia pernah melihat gambar serupa sebelumnya. Di kantor Shinhye pun ada, malah lebih lengkap, dari mulai seperti biji kacang hijau sampai benar-benar berbentuk bayi. Dan kalau mau diteliti, gambar di layar itu tidak ada bedanya dengan gambar-gambar USG lain yang pernah ia lihat sebelumnya. Yang membedakan hanyalah sekarang Kyuhyun melihatnya langsung, dan itu adalah anaknya.

‘Anakku?’

“Sekarang hanya bisa melihat gambarnya saja. Saat usianya sepuluh minggu, detak jantungnya sudah bisa didengar.” Shinhye melanjutkan. “Nah, Baby, say hello to mommy and daddy.

Konsentrasi Kyuhyun terpecah ketika ia merasakan tangannya diremas. Ia mendapati Sooyoung lah yang melakukannya. Kyuhyun tidak ingat sejak kapan tangannya sudah ada di atas ranjang dan berada dalam genggaman—remasan perempuan itu. Saat ia menaikkan pandangannya pada wajah Sooyoung, hatinya mencelos.

“Sebelum memulai prosedurnya, aku ingin kalian tahu bahwa menggugurkan—”

“Dokter Park …,” sela Kyuhyun.

“Ya, Kyuhyun-ssi?”

Kyuhyun melirik Sooyoung sebentar dari sudut matanya. “Ada … ada yang ingin kubicarakan sebentar dengan Sooyoung-ssi ….”

Shinhye mengangguk paham. “Aku di kantor. Panggil saja kalau sudah selesai.” Ia pun kembali ke kantornya untuk membiarkan Kyuhyun dan Sooyoung bicara berdua. Diam-diam, senyum ramah Shinhye berubah menjadi seringai lebar.

“Dia kecil sekali,” ujar Sooyoung setelah Shinhye keluar. Sepasang matanya sudah melelehkan air mata sejak tadi, tidak lepas menatapi monitor USG. Hilang sudah Sooyoung yang ketus dan menyebalkan.

Sambil menurunkan sweter Sooyoung agar menutupi perutnya, Kyuhyun bicara dengan hati-hati, “Apa kaumau memikirkannya lagi?”

Karena kalau boleh jujur, Kyuhyun sendiri ingin melihat janin itu tumbuh. Ada perasaan memiliki begitu ia melihat citra anaknya di layar hitam putih itu.

Anaknya. Kyuhyun tidak pernah bermimpi saat-saat di mana kata ‘anak’ ada dalam kamus kepemilikannya akan tiba secepat ini.

“Aku tidak akan memaksamu. Aku akan mengikuti semua keputusanmu, tapi … tapi aku rasa … aku mulai menyukai anak ini.” Kyuhyun melanjutkan.

Sesaat kemudian Sooyoung sudah bertatapan dengan Kyuhyun. “Agensiku ….”

“Aku akan mengurusnya.”

“Tapi ….” Sooyoung menggigit bibir bawahnya, “Tapi nanti akan jadi rumit. Kita juga tidak saling mencintai ….”

Kyuhyun tersenyum tipis. “Yang penting kita menyayangi anak ini, benar? Dan apa pun itu yang kaumaksud dengan ‘jadi rumit’, kita pikirkan lagi nanti.”

Air mata makin membanjiri pipi Sooyoung. Ia mulai menangis lagi. “Kenapa harus kau?”

Ya, kenapa harus Cho Kyuhyun? Kenapa harus calon adik ipar Choi Siwon? Semua tidak akan jadi makin tidak terkontrol bila bukan laki-laki ini orangnya.

Sekarang, Kyuhyun gantian meremas tangan Sooyoung yang memang masih belum terlepas. “Aku minta maaf. Aku sungguh-sungguh minta maaf. Maafkan aku.”

*

“Ini vitamin, diminum tiga kali sehari, sesudah makan. Jika kaumerasa mual, tetap harus dipaksakan makan, walaupun nanti dikeluarkan lagi. Hindari makanan pedas, banyak-banyak makan sayur dan buah. Jangan lupa juga rutin minum susu.” Shinhye menjelaskan instruksi dasar yang biasa diberikan dokter kandungan pada ibu hamil. Instruksi selanjutnya yang ia berikan menghasilkan pelototan tajam Sooyoung dan batuk canggung dari Kyuhyun.

“Ibu dan ayah juga tetap bisa melakukan hubungan suami-istri, kok.”

“Kami bukan suami-istri!” bentak Sooyoung.

“Hormon ibu hamil memang turun-naik, itu normal,” ujar Shinhye pada Kyuhyun, mengabaikan Sooyoung yang kepalanya sudah berasap. “Check up selanjutnya bulan depan, ya. Tanggal delapan.”

“Aku tahu kau sengaja melakukan ini, Shinhye!” gerutu Sooyoung ketika mereka berjalan keluar dari klinik, diantar Shinhye. “Dasar licik.”

“Eh? Memangnya apa yang sudah kulakukan?” Shinhye membulatkan matanya, pura-pura bersikap inosen, Sooyoung hapal sekali ekspresi itu.

Sooyoung hanya mencibir, ia segera masuk ke dalam mobil yang pintunya sudah dibukakan oleh Kyuhyun.

“Terimakasih banyak, Dokter Park. Tagihannya—”

Shinhye mengibaskan tangannya. “Anggap ini hadiah sambutan selamat datang untuk calon keponakanku. Kau bisa membayar di pertemuan selanjutnya.”

“Terimakasih.” Ujar Kyuhyun lagi dengan senyuman yang menggandakan makna ucapan terimakasih itu, lalu membungkuk kecil sebelum masuk ke dalam mobilnya.

Shinhye melambaikan tangannya ketika mobil Kyuhyun berjalan meninggalkan pekarangan klinik. Ia menghela napas lega seraya mengusap dada. “Selamat, selamat. Tidak perlu melanggar sumpahku.”

Sebenarnya Shinhye bisa membaca keraguan di mata kedua calon orangtua itu saat menanyakan keseriusan mereka tentang keputusan aborsi. Untung dia bisa cepat merancang skenario untuk menyentuh bagian terdalam dari hati mereka. Shinhye tahu Sooyoung adalah orang yang baik, ia tidak akan tega melenyapkan nyawa seseorang, terlebih itu anaknya sendiri, yah walaupun masih berbentuk janin. Dan Kyuhyun … Shinhye hanya bertaruh pada peruntungannya, juga pada sorot mata pria itu. Siapa yang tahu ternyata Kyuhyun pun sama saja.

Ne, Kyuhyun-ssi,” Sooyoung membuka suara saat mobil Kyuhyun sudah memasuki jalan raya.

“Hm?”

“Apa … apa yang membuatmu berubah pikiran?”

“Aku tidak pernah berubah pikiran,” jawab Kyuhyun tanpa mengalihkan konsentrasinya dari kemudi. “Waktu itu kau langsung pergi dari kantorku sebelum aku bisa mencerna semua kata-katamu atau membuat keputusan. Maaf karena aku tidak langsung mencarimu. Ada banyak urusan di kantor, fokusku sempat teralihkan.”

Sooyoung menyisir rambutnya sekilas. “Sejujurnya aku … aku takut. Bukan hanya pada agensi tapi juga ….” Ia tidak sanggup melanjutkan.

“Choi Siwon, benar?” terka Kyuhyun setelah agak lama Sooyoung tidak kunjung menjawab. “Maaf kalau aku menyinggungmu, tapi kaubilang sendiri kalau dia tidak membalas perasaanmu. Apa yang kautakutkan?”

Sooyoung terdiam. Dalam kepalanya, ia mengulangi pertanyaan Kyuhyun. Apa yang ia takutkan? Awalnya ia berpikir semuanya akan menjadi rumit, namun itu karena ia bersugesti bahwa Siwon juga memiliki perasaan yang sama dengannya, hingga ia merasa seperti sedang berselingkuh. Pada kenyataannya ….

‘… dia tidak membalas perasaanmu. Apa yang kautakutkan?’

“Rasa takut itu kauciptakan sendiri, Sooyoung-ssi. Siwon belum tentu akan berlaku macam-macam. Dia bukan siapa-siapamu,” ujar Kyuhyun lagi.

“Dia sahabat kecilku. Kami sudah bersama-sama selama lima belas tahun.” nada bicara Sooyoung kembali terdengar ketus.

“Oke, kuralat. Dia sahabat kecilmu.” Kyuhyun meliriknya dari ekor mata. Cari aman, tidak ingin membuat gara-gara. “Sekarang jalani saja dulu. Jangan berpikiran yang aneh-aneh, nanti bayinya ikut stress.”

Alis Sooyoung terangkat, akan tetapi ia tidak bicara apa-apa. Sooyoung lebih memilih memerhatikan pemandangan di luar, dengan pikiran yang mengelana. Di benaknya, ia merekonstruksi berbagai skenario yang mungkin akan terjadi jika Siwon sampai tahu. Mulai dari yang tidak peduli, sampai yang marah besar.

“Kaumau kita menikah?” Kyuhyun memecah keheningan ketika mobil mereka berhenti di lampu merah.

Pertanyaan itu berhasil menarik kembali seluruh fokus Sooyoung pada laki-laki di sampingnya. Ia menatap Kyuhyun dengan kening berkerut.

“Yah, ini untuk tidakan preventif saja. Kau, kan, seorang model. Terkenal juga. Jadi, ya, kupikir kau perlu menjaga citramu di masyarakat atau semacamnya. Selain itu, supaya anak itu juga nantinya dapat status yang jelas. Kalau nantinya setelah dia lahir kita akan bercerai, itu bisa diurus.” Kyuhyun mengakhiri kalimatnya dengan kedikan bahu.

Lampu lalu lintas berubah hijau, Kyuhyun menginjak pedal gas. Tidak ada lagi yang bicara. Sooyoung pun tidak menanggapi tawaran Kyuhyun.

Sampai di gedung apartemen Soojin, Kyuhyun membawa mobilnya ke parkiran basemen, untuk menghindari mata orang banyak.

“Boleh minta nomormu?” tanya Kyuhyun. “Atau kausimpan saja nomorku. Hubungi aku kalau ada apa-apa. Oh, dan kabari aku kapan kau akan memberitahu agensimu. Aku mau ikut.”

“Kau banyak mengatur, ya.”

“Tidak juga. Aku hanya berinisiatif, dan berusaha bersikap selayaknya gentleman.

Kyuhyun keluar lebih dulu, lalu memutari mobilnya untuk membukakan pintu penumpang. Ia mengangsurkan selembar kartu identitas setelah Sooyoung berdiri di depannya.

“Nomor handphone, kantor, dan alamat rumahku.” Jelas Kyuhyun.

Sooyoung menerimanya. Ditatapnya tulisan di atas kartu itu untuk sesaat. Ia mengangkat kepalanya, berganti menatap sepasang mata kecokelatan milik Kyuhyun.

“Apa … tidak akan ada yang marah kalau kita menikah?”

“Marah? Siapa? Fansmu?” Kyuhyun menelengkan kepala tidak mengerti.

Sooyoung berdecak. Laki-laki ini susah diberi kode. “Kau tidak punya pacar?”

“Oh … tidak ada. Tenang saja. Aku single.” Jawab Kyuhyun enteng, disertai seringaian.

Dan Sooyoung tidak suka seringaian itu. “Tidak ada orang yang kausukai?”

Kyuhyun hampir saja berkata ‘aku suka semua orang yang berkelamin perempuan, dan cantik’, untungnya masih sempat direm. “Tidak ada.”

“Orang—”

“Tenang saja, okay? Tidak akan ada masalah dari pihakku.” Ujar Kyuhyun meyakinkan. “Jadi, kita menikah?”

Sooyoung mengedikkan bahu. “Supaya status anak ini dan image-ku aman.”

“Baiklah kalau begitu. Besok aku akan datang lagi ke sini untuk bicara dengan kakakmu. Sampai besok.” Kyuhyun mengangguk singkat lalu kembali masuk ke dalam mobilnya.

Saat mesin sudah dinyalakan dan Kyuhyun hampir menjalankan mobilnya, jendela kaca penumpang diketuk. Kyuhyun menurunkannya, wajah Sooyoung yang memerah tampak di sana.

“Ya, Sooyoung-ssi?”

“Pipimu … maaf untuk itu.” ujar Sooyoung tanpa menatap Kyuhyun. “Sebaiknya kaukompres dengan es. Sampai besok.”

Dan begitu saja, Sooyoung sudah berbalik dan berjalan cepat memasuki gedung. Kyuhyun tertawa kecil sambil menggelengkan kepalanya.

“Yah, segini, sih, belum seberapa.” Gumam Kyuhyun seraya menjalankan mobilnya.

*

[Bersambung]

 

 

*) M-16 adalah senjata api laras panjang asal Amerika dengan peluru super cepat, setara AK-47 (CMIIW).

 

A/N :

Aw!! Terimakasih ya buat semua komentar, saran dan masukan kalian, mood-booster banget :* dan bubel seneng banget banget banget karena 80% pembaca udah manggil bubel bubel, nggak thor lagi aahhh makin semangat nulisnya deh muah muah :*

Untuk yang minta bubel buat posting cepet, aduh gimana ya … Sebenarnya, karena bubel cuma freelancer di sini, jadi urusan penerbitan cerita wewenangnya dipegang admin. Big thanks to Jonghyun Biased ^^ yang udah mau repot-repot ngepost tulisan Bubel. Ayo anak-anak, berterimakasih semuanya ya pada admin Jonghyun Biased ^^. Kalau beliau keberatan posting, kalian nggak akan bisa baca cerita ini hahaha

Bubel sendiri berusaha cepat mengirim lanjutan ceritanya, paling telat seminggu setelah chapter sebelumnya diposting (and no, Bubel doesn’t have any intend to be a part of this blog, thank you, Bubel cukup jd freelancer aja :3).

Oya, cerita ini juga sengaja bubel nulisnya slow-paced. Jadi, kalian bacanya jg nggak perlu buru-buru, ya. Santai aja. Kalau keburu-buru, nanti bagian serunya kelewat, dan nggak sadar sama klu-klu juga jawaban-jawaban yang keselip di ceritanya.

Last, semoga kalian mengambil pelajaran yang baik-baik dari cerita ini, ya. Seperti bahwa seks di luar nikah itu nggak safe, sekalipun kamu pakai pengaman. Pengaman paling ampuh itu cuma pernikahan (/eaaaa/ dan nggak, bubel bukan aktivis pendukung tagar nikahmuda. bubel hanya mendukung semua wanita itu harus cerdas, karena bangsa yang cerdas lahir dari rahim wanita yang cerdas). Dan bahwa untuk mengambil sebuah keputusan yang melibatkan orang lain itu nggak bisa seenaknya, perlu mempertimbangkan banyak hal, dari berbagai sudut pandang.

Semangat! Mari sama-sama mendewasakan diri dengan pemikiran cerdas. Salam super! Super bubel! (APASIH!)

Sampai jumpa di slice berikutnya ~

 

Love,

Bubel ❤

 

p.s. ‘Bubel’ dibacanya ‘bu-bel’, ya, kawan-kawan, bukan ‘ba-bel’.. hehehe

p.s.s. bubel seneng nulis a/n panjang karena bubel seneng berinteraksi dengan kamu ululu :*

p.s.s.s. coba, dong, tulis kutipan favorit kamu dari slice kedua ini. kalo bubel, sih, suka dialog Kyuhyun yang “Dan jika kau mengijinkan, aku akan menikahimu.” (/eaaa bubel baper mau dinikahi juga)

 

 

Author:

As Nice People As Women As good Muslimah As Best Friend As Everything I Can and I want Love Kpop..SHINee and KyuYoung Jjang!!!

84 thoughts on “[Series] Slice of Drama 2nd

  1. Ahhhh akhir’a kyu oppa mau jga bertanggung jawab atas kehamilannya sooyoung sooyoung eonni, dan bersyukur jga sooyoung eonni tidak menggunakan janin’a 🙂 smoga ajaa adaa cinta dihati mereka masing-masing amien,,,, kajja next part’a d’tunggu min, fighting 😉

  2. Hahahahaa aq kira shinhye kerja sama sma soojin😂😂 trnyata sya cari aman buat diri’ya sndiri😂😄
    Aqu suka kutipan ini >>
    “Tidak juga. Aku hanya berinisiatif, dan berusaha bersikap selayaknya gentleman.” & “Dan jika kau mengijinkan, aku akan menikahimu.” aaaahh ini bner” mncerminkan seorang pria yg benar” bertanggung jawab..aaahh poko.ya so sweet laahh

  3. Waktu liat notif di email SOF 3rd keluar langsung melotot…emang yang kedua udah? Wkkwkwk~ untung di bagian bawah Note ada link buat buka seri sebelumnya…

    Yang kedua ini, kalo ak suka sama dialog Kyuhyun yang, “Dokter Park…” Soalnya dari situ tuh Kyuhyun mengawali segalanya.

    Well, ak masih tertarik sama jalan ceritanya. Terutama di bagian akan seperti apa Soo – Siwon nanti. Typo minim hampir tidak ada.. Dan semangat terus buat bubel lanjutin ceritanya 🙂

  4. Annyeong..😄
    Bubel…..knock…knock..knock… where are you…???
    Where is the 3rd slice? I’m hungry..😣
    Noumu..noumu phegopa, need the 3rd slice, jebal…. 😢 3rd slice.. 😢😭😭#memohonpakekngesod

    1. halo, sie. bubel’s here ~
      i’m sorry for making you waiting this long. i just sent the 3rd slice. hope admin will post it asap 🙂
      thank you so much for waiting ily :*

  5. o em jih
    hampir aja. shinhye emang cerdik. hahaha
    cie mau nikah cie hahaha aduh apa sih aku ini 😀

    suka deh… hehehe
    ampe bingung mau ngomong apa.. 😀

    kutipan yah.. yg ini nih..
    “kau tau dia tidak membalas perasaanmu, jadi apa yang kau takutkan?”

    weh berasa tersungging dkit.. hahaha 😀

    Next..
    mangatse bubel..

    1. hello, Kim Hyunra. this is bubel.
      thank you so much for giving me a cute feedback.
      love you ~ ❤

  6. Syukur si sooyoung akhirnya gak jadi aborsi. Kyuhyun playboy bngt tpi dia pnya sikapa yang dewasa aku sukkka..
    Ditunggu bagettt nextnya

  7. Halo bubel,aku readers baru kamu nih. Aku udah baca part 1 dan part 2 tp komen di part 2 aja, gak apa2 ya?? Udah lama banget gak buka ksi, dan pas buka ternyata nemu post-an ff keren punya kamu. Cara bubel nulis menurut aku bagus bnget, readers dapetin feelnya, bahasa nya gak sebaku ff yg dlu2 di ksi. Keren lah pkoknya, cepetan updatnya bubel biar gak kelupaan critanya. Fighting!!

    #sorry jadi curhat:(

    1. hai, violinreginn
      makasih banyak ya udah ninggalin komentar..
      makasih juga udah suka,
      i’m sorry for such a late respon 😦

  8. ishhh bikin gregetan aja kyuhyun nya playboy bgt.
    sinhye bisa bgt bikin sekenarionya biar bikin mereka (kyuyoung) batalin aborsinya..

  9. Daebak,,,, dr. Shinye emng paling bisa membuat mereka sadar akan tindakan nx yg salah…. changmin jg sdh menyadarkan kyu. Dasar kyu playboy…. gimana nanti dg soo lw tw sifat asli kyuhyun y??? Ini emng drama banget, lucu baca nx….. smga mereka bisa saling mencintai nnti nx dibantu dg calon anak nx. Next

  10. Hi bubel.
    Salam kenal aku baru baca part 1 dan part 2nya sekaligus so i think komennya disini aja sekligus.
    Well bener2 slice of drama banget, genre yg paling aku suka. Aku suka banget sama alur cerita yg tipikal genre ini soalnya dlm satu nyeritain sebuah keadaan dan berkutat sama keadaan itu sendiri. Mungkin lebih di detil penggambaran seting tempatnya yg lebih bisa bikin para readers bisa berimajinasi juga sama keadaan disitu. And Pokonya ditunggu terus karya karya nya.

    1. hai, cicamica. salam kenal 🙂
      makasih banyak, ya. i’m glad u like it. and im sorry for being this late to give a respond 😦

  11. Yeay, makash banget buat Dr. Park, berkat dia jdnya Soo nggk jd aborsi. dtunggu pernikahanny…. hehehe.
    Nextny jgn lma” y Bubel_ssi. Fighting!!!

  12. kyuhyun brengsek banget ya… akhirnya dia dapet karma seoga aja cepet tobat g main perempuan lagi terus anaknya perempuan..
    ditunggu lanjutannya 🙂
    semangat 😀

  13. suka bgt sm karakter kyuhyun di ff ini..
    semangat bubel bwt nerusin ff’y, aku suka bgt pas soo ga jd aborsi ..
    YEEYY.. d tnggu next ny bubel

  14. Sempat terharu pas lagi usg.
    Haduch bakal muncul konflik kah di part selanjutnya?
    Bagus bgt ffx.
    Next smga cpat keluar.

  15. thanks to kyu krn bisa lbh bijaksana disaat soo bimbang sama perasaannya, tp lbh berterima kasih sama shinhye krn bisa bikin calon ortu itu bersatu hahahahha. soojin jg keren lah… emg tembak aja si kyu kalo sampe kyu nikah sama yg lain hahahahha

  16. haii bubeel!
    waaah, speechless sama part 2 ini. kamu keren banget sih bubel. feel baca critanya ringan, ngalir santai gitu aja tapi tanpa pernah bisa ditebak tiap adegannya. top! satu hal. kyuhyun cool banget disini. aaaah, aku sukaaa. hehe.
    kutipan favorit? bahkan hampir semuanya ngena. tapi ada satu sih yg nyes dihatiku, yaitu narasi “Kyuhyun tidak pernah bermimpi saat-saat di mana kata ‘anak’ ada dalam kamus kepemilikannya akan tiba secepat ini.” fav♥ bgt dah fiksii ini tersirat pesan moralnya juga.
    keep writing yaaa! ditunggu kelanjutannya, semangat!

    p.s : makasii komentarku sebelumnya dibales ღ

    1. haiii, fitri 🙂
      thank you so much, terharu bubel baca komentarmu :’)
      bubel sellau berusaha balas komentar kalau ada waktu senggang.

  17. Udah lama bgt gak nge-feel kyuyoung haduh sampe nangis ih suer pas part soo usg itu, nampol abis

  18. Sempet kaget liat kyu mau tanggung jawab soalnya kan diawal dia itu ternyata mata keranjang banget ya. Trus juga ikutan terharu pas si kyuyoung akhirnya mutusin buat ga aborsi. Bubel ditunggu kelanjutannya,jangan lama lama ya♡♡♡

  19. keren ceritanya bikin baper tapi lumayan ringan..jadi enak utk.dibaca..maaf baru komen di part ini soalnya aq bacanya continue..
    ok deh next partnya ditunggu yah
    thanks

  20. Akhirnya mereka mau bersatu juga meskipun masih ada ragu diantara mereka.
    Aku suka bagian yang “Aku tidak akan memaksamu. Aku akan mengikuti semua keputusanmu, tapi … tapi aku rasa … aku mulai menyukai anak ini.”
    Next bubel..
    Semangat ya…

  21. Syukur Soo gk jd aborsi … haduh haduh big thanks buat sinhye karena udh punya ide cerdas buat gagalin Aborsi Kyu …. seneng dehhh saat mereka mulai baper ama janin mereka ….
    Setelah menikah apa mungkin mereka melakukan “itu” yaaa … heheheee

  22. gaya bahasa ini ff yuh yang bikinkerennn
    dan disini juga si kyunya gentelman parah..dia mau tanggung jawab …DAEBAK

  23. Bubel keren euy tulisannya. Suka sama gaya tulisan bubel. Slice favorit :“Dokter Park …,” sela Kyuhyun.

    “Ya, Kyuhyun-ssi?”

    Kyuhyun melirik Sooyoung sebentar dari sudut matanya. “Ada … ada yang ingin kubicarakan sebentar dengan Sooyoung-ssi ….”

    Semacam anti-klimaks menurutku hahaha

  24. wuhuuu, the baper-est ff evaaaahhhh , sumpah ya keren abis , cerita nya biasa tapi gaya penulisan dan alurnya luar biasa .
    ditunggu next chapt nya hihi

  25. Akhirnya ff ini muncul jugaaa..
    Aku sudah amat sangat menantikan ff ini *lebay (kenyataan nya sih beneran nungguin)..
    Cepet nikah deh biar makin banyak moment kyuyoung yg bikin greget vanget kena bgt moment nya..
    Semangat bubel next ff nya ditunggu🙌🙌🙌

  26. Annyeong…
    Pertama, terimakasih nih utk Admin Jonghyun Biased yg sudah bantu Bubel post ff berharga ini. Karya hebat ga lahir sembarangan, patut dan sangat layak ditunggu.
    Bubel..Bubel..and Bubel, siapakah dirimu??? Maaf untuk diriku apalagi dengan angka hidup yg sudah mencapai 28 ini, karena pengaruh sakit dan perawatan medisnya yg pernah aku alami (mudah2an aku bukan “orang jahat yg susah matinya” ya, kekk..kekk.. 😅, Tuhan sangat Penyayang dan pengasih sehingga aku diberi kesempatan utk jadi lebih baik lagi) … abaikan yg tdi,…. kemampuan ku untuk mengingat sedikit menurun, merasa tidak asing dgn gaya penulisan seperti ini, namun sampai 2nd slice ini aku ttp blm tau identitas lamamu.
    Kembali ke “Slice of Drama” 2nd slice, bicara tentang kutipan favorit, cukup bingung karena aku suka semua bagian dari karya mu ini, tapi ku rasa cukup melegakan dan mengharukan saat USG, dmn tanpa diperintah dan dibuat2, Soo meremas tangan Kyuppa, dan keluarlah kata2 mahal itu “dia kecil sekali” lalu kalimat berharga itu pun diucapkan Cho Kyuhyun “apa kau mau memikirkannya lagi?”. Aku pernah baca ff (dan sumpah, dari sekian banyak karya tulis yg pernah aku baca, baru ff itu yg bisa membuat aku menangis, dan hebatnya bukan nangis sedih atau nangis bahagia, tetapi nangis yang ga bisa aku jelaskan perasaan ku waktu nagis itu gmn, air mata keluar sendiri bgitu saja), ff trsbt menurutku punya konflik yg berat namun dikemas dengan begitu ringan, banyak pelajaran tentang kehidupan terutama ttg persahabatan dan cinta (dalam artian luas), tapi aku gak sama sekali merasa digurui, harapan ku utk “Slice of Drama” seperti itu, satu hal yg penting BIG NO FOR CHEAT THINGS aku membenci pengkhianatan, (Soo n Kyuppa justru harus semakin didekatkan dan dipersatukan, komit sama keputusan yg berani mereka ambil), semoga Bubel satu pemikiran dengan ku.
    Akhir komen, Jeongmal Gomawo, untuk Bubel, terus berimajenasi dan terus berkarya, semoga Bubel sehat, bahagia dan dimudahkan urusannya selalu.
    Annyeong.. 😄

    1. Halo (lagi), Sie!
      sumpah bubel terharu banget baca komentarnya Sie. ini adalah komentar paling panjang dan paling mengharukan yang pernah bubel terima selama sejarah menulis (kecuali komentar berisi revisian dan koreksi itu nggak dihitung haha)
      makasih banget, ya, Sie. makasih sudah mendoakan bubel, semoga doanya juga kembali untuk Sie ya. sehat selalu jadi bisa terus baca-baca karya bubel lainnya :’)
      aamiin ~

      1. Aamiiyn, selama aku masih diberi kesehatan, aku akan selalu menanti karya2 mu, meskipun sakit aku akan tetap menanti karyamu, kan bisa jadi motivasi buat sembuh. Terus berkarya ya bubel, meski sedikit ide yg muncul, ga ada salahnya ditulis dulu, istilahnya emm… nabung, biar gak terbang pergi “wangsit”nya. Sukses selalu buat bubel ya.

  27. Alhamdulillah Soo sma Kyu gk jdi gugurin kandungan ny Soo big thanks buat Shinhye atas ide cerdas nya 👏
    Aku tdi bener” trsentuh pas bagian merwka lg USG dn liat calon baby ny,,itu tuh bikin perasaan gimana gituh hihihi
    Oke next nya di tunggu banget Bubel oya makasih buat Admin Jonghyun biased udh mau post FF ini

  28. akhirnya di post juga nihh ff.. ya ampun kak part ini keren bgt.. bagi aku semua scene ini adalah favorite ku.. aku gak maksa kak buble buat ngepost cepet-cepet tapi aku cuma bisa ngasih semangat supaya part 3 nya tambah keren.. aku request donk supaya nanti Kyuyoung bisa sama-sama membuka perasaannya.. jadi nanti pas anaknya lahit dapet cinta dari kedua orang tuan yang saling mencintai

  29. Wah akhirnya di post juga kelanjutan ff ini. Bubel gomawo sudah menyelipkan nasihat/ pesan kehidupan di ff ini. Semangat buat nglanjutin ffnya. Kutipan favorit di ff ini menurutku saat Soo eon bilang “Dia kecil sekali”. Rasanya nyes bgt.

  30. SUKAKKKKK BANGEDDDDD BANGEDDDDD apalagi part yg gasengaja pegangan tangan, omoooooo omoooooooo romantisnya daped bangedsss, q jg suka cara penulisan ceritanya, g ngebosenin dan feel nya dpt, ga kaku bahasanya dan enak buat di baca. Tq so much for the creative story that u made, hope u can write more and more ff for us (reader) to read. Gudlaksssssss for next slice ckck

  31. Senang nya kyuyoung ngak jdi gugurin kandungan nya,wahh soo nya kalau lgi hami galak banget ya…
    Next unni..

  32. wah thank God ga jadi d gugurin :’) makasi buat chang oppa ud ‘ceramahin’ kyu makasi juga buat shin hye eonnie ud bikin soo changed her mind yay ! aku suka bgt ama cerita begini, trs ada pesan moral juga yg kak bubel sampaikan stlh tbc. dan mnurut aku cocok bgt ap yg kak bubel tulis soalny (kyk ny) 99,9% pembaca ff ini perempuan included me ^^
    gpp lah kak bubel itu freelancer yg penting ttp nulis ff kyuyoung d sini, ato dmn pun yak ><
    ditunggu keterlanjutannya, kak bubel hwaiting!
    *gomawo admin Jonghyun Biased ud post ff kak bubel 😀

  33. Sukaa bangeet sama bagian check up di rs nyaa apalagi pas kyuhyun bilang apakah kau mau memikirkannya lagi?? Aduhh pasti sweet banget pas dia bialang gitu sambil tatap sooyoung. Next part ditunguuuu semangatt bubel!! Jangan lama2 yahh hehe

  34. senangny shinye sukses mggagalkan rencana kyuyoung buat aborsi..
    jd gk sabar nunggu moment kyuyoung nikah trus dsaat soo ngidam. hhhaa pasti lucu aplg dg sikap mereka yg kya tom and jerry..
    btw, konflik antara perasaan soo dg siwon blom dmulai nh..
    mgkin krn sosok siwon blom muncul

    next part dtunggu

  35. Yeeey ff favorit aku akhirnya di post juga 🙂
    Suka sama karakter kyuhyun disini biar nyeleneh tapi hatinya kyk kapas wkwk. Buat bubel semoga menemukan ilham2 yang kece buat next part 🙂

  36. Hallo bubel…
    Seneng dehh akhirnya ngepost ff ini, ff paling aku tunggu uhuuuuyyyyy 😀
    Akhirnya soo gak jadi gugurin janinnya, shinhye kau hebat bikin skenario secepat kilat top dehh buat shinhye 👍
    Ditunggu moment wedding nya kyuyoung

  37. Suka suka banget part ini, tadi sempet ngebayangin kyuhyun yg ngeliat bayi nya lewat monitor pas di USG ihh kayak suami beneran. Untung nya Kyuhyun mau tanggung jawab ya, aku suka ff ini. Please update nya di cepetin

  38. Halooo bubellll 🙋
    akhirnya dipost juga lanjutannya.. salah satu ff yg ditunggu2
    eiii ciee kyuyoung mau nikah.
    paling suka sama kata2nya changmin “semoga anakmu perempuan” haha lol bgt
    pokoknya part ini aku sukaa, bacanya gk terasa tau2 udah sampe aja di akhir
    for bubel ditunggu part 3nya, di doain semoga moodnya bgs terus biar rajin2 nulin lanjutan cerita ini 😆

  39. hai bubel.. senang bisa baca ff mu yg super kece dengan pemikiran yg kece juga.. salam super juga wkwk makasih jonghyun biased muach muach deh masih mikirin ni wp kece.. keke

    bagian yg gue suka sih saat si shin hye memperingatkan bahwa mereka bisa berhubungan intim juga hahaha *ketauan dah yadongnya..

    engga ding.. gua suka si soo nonjok kyuhyun dan si kyu gak bisa apa2 saat soo nangis.. entah knpa itu sweet bnget.. *plak..

    and then.. gua jadi fans lu sekarang jadi jangan kecewakan gue dgn tiba2 ilang tanpa nenyelesaikan ni ff.. *padahal sendirinya begitu haha

    oke, sekian terima kasih.. see u next chap..

  40. Ff yang di tunggu” mncul jga :v
    Dri kemarin aku nengok”? KSI mulu cmañ pngen liat part ini udah d post ķ. Dan pas tdi ngeliat wahh aq seneng bñget.
    Bubel, next part jngan lama” yahh.
    Makin kepo dgn slnjut’y.
    Dan figthing.. 😄

  41. Sampe sekarang sih bacanya masih datar soalnya belum ada konflik yang bikin greget tapi bagus ceritanya. Keep writing… ditunggu part selanjutnya

  42. Lucu liat percakapan changmin sama kyu 😀
    Kirain bakalan beneran soo bakalan gugurin kandungannya untung shinye punya ide yang bagus
    Next part jangan lama2 ya bubel 🙂

  43. Senang akhirny kyuyoung gk jdi mengugurkan anakny dan mereka jga mau menikah sumpah seneng bgts next part di tnggu jgn lma2 ne chigu di postny

  44. Baguslah kyuhyun mau tanggung jawab. Shinhye idenya keren banget pas ngubah pikirannya kyuyoung. Penasaran sama part selanjutnya. Great banget author.

  45. Smpet gk ktebak gmna karakter Kyuhyun , biar nyleneh tpi hatinya sensitive jg (susah kli jmn skrg cri cowok kya gto #cieee curcol Gue).
    Klo msalah pengman to krg nyaho ah,,,
    Scane favorit pas Kyu blg ke Chang Klo “orang jahat to susah matinya”
    and his answer
    “Mungkin Tuhan ngsih ksempatan k Dia buat Tobat”
    Buat gue nyleneh sih kata²nya tpi ngna bgt rasanya.
    Rsanya kya Bubel nich lgi naro² Knowladge nympil gto d sini, but it’s oklah “Being a Good reader should start reading something Good reading anyway right???”
    D tunggu next partnya ya chingu.

  46. Smpet gk ktebak gmna karakter Kyuhyun , biar nyleneh tpi hatinya sensitive jg (susah kli jmn skrg cri cowok kya gto #cieee curcol Gue).
    Klo msalah pengman to krg nyaho ah,,,
    Scane favorit pas Kyu blg ke Chang Klo “orang jahat to susah matinya”
    and his answer
    “Mungkin Tuhan ngsih ksempatan k Dia buat Tobat”
    Buat gue nyleneh sih kata²nya tpi ngna bgt rasanya.
    Rsanya kya Bubel nich lgi naro² Knowladge nympil gto d sini, but it’s oklah

  47. Q msh g ngerti apa ada rencana lain dibalik mau bertanggung jawab nya kyuhyun y???? Rada curiga q hehehe… Knp soo ky mulai luluh gt apa hormon hamil ???? G sabar next fighting eon 🙂

  48. akhirnya, soo nggak jadi aborsi..
    cieeee yang pada tersentuh pas lagi usg.. cieee..
    setelah mereka nikah, kyu bakal tobat kan?
    ditunggu ya nextnya..
    semangat…

  49. Disini sikap kyuhyun dewasa . enggak cuman sex doang di pikiran nya . sooyoung juga ego nya bisa di kontrol .. Aku paling suka pas mereka liat anak nya itu .. Mereka sadar akan nyawa yg di perut ..

Leave a reply to Poo Cancel reply