Nde, sajangnim! [Seven; Who said not?]

 

Title: Nde, sajangnim! [Seven; Who said not?]

Author: mayang.a or sookyubiased

Cast: Choi Sooyoung, Cho Kyuhyun

Other Cast: Seohyun, Kris Wu, Cho Family

Genre: Romance, family

Length: series

Rating: PG-13

Who said not?

***

Kyuhyun meneguk kopi yang dibawakan oleh Onew. Pagi ini ia diwajibkan untuk datang pada sesi interview dalam misi pengrekrutan pegawai baru di berbagai divisi. Sebagai presiden direktur, ia merasa hal seperti ini tidak seharusnya ia lakukan karena ia punya banyak bawahan yang bisa menghandlenya. Namun kalau bukan karena tuntutan sang ayah, ia tidak mungkin mau datang untuk menyaksikan penyeleksian dari ratusan orang yang diinterview.

 

Kyuhyun bangkit dari kursinya di pelamar ke lima puluh dua. Ia mulai jenuh dengan memperhatikan jalannya interview yang monoton. Kyuhyun akhirnya berjalan keluar sambil menenteng gelas kopinya. Sesekali memperhatikan tampang-tampang para pelamar. “Tidak adakah yang bisa menghiburku disini?” gumamnya sinis.

 

Ketika Kyuhyun berbelok di ujung koridor. Seseorang berlari dari arah sebaliknya. Karena fokus yang tidak tertuju kedepan keduanya akhirnya bertubrukan dan jatuh berdebum dilantai marmer, Cho Corp. Kyuhyun meringis. Begitupun dengan seseorang yang ditubruknya.

 

“Joesong-hamnida!” ucap orang tersebut memohon maaf. Kyuhyun menggeram. Berusaha menahan amarahnya. Dilihatnya siapa orang yang berani-beraninya menubruknya hingga tertumpahan kopi. Seorang ahjussi ternyata. Kyuhyun menahan keinginannya untuk marah-marah. “Nde, ahjussi lain kali hati-hati” ucapnya lalu membantu ahjussi tersebut bangun. Ahjussi itu membungkuk memohon maaf meskipun Kyuhyun sudah mengatakan memaafkannya.

 

Kyuhyun terkenal sebagai presiden direktur yang killer. Pegawai yang masuk diperusahaannya hanyalah orang-orang terseleksi. Perusahaan Cho tidak menilai dari segi tingkat pendidikan yang sudah dijalani oleh pegawai. Meskipun pegawai itu baru lulus SMA sekalipun, jika dia memiliki akredibilitas yang baik perusahaan Cho akan memperkerjakannya dan memberikan sarana pendidikan sesuai bidang yang akan dijalaninya.

 

Cho Kyuhyun memang ditakuti oleh hampir seluruh pegawai Cho corp. Bahkan para pemegang saham pun merasa segan dengan pemuda berusia 27 tahun tersebut. Namja itu dingin dan begitu tertutup. Dengan kepribadian layaknya es batu, Cho Kyuhyun juga terkenal mudah emosi dan sering marah-marah. Tak ayal, ia sering sekali berganti sekretaris pribadi. Meskipun Cho Kyuhyun terkenal dengan kegalakannya ia juga terkenal dengan kedermawanannya. Ya,  semua orang memiliki sisi baik dan buruknya. Itu pasti.

 

Kyuhyun mengelap noda kopi yang sudah dicucinya dengan tissue. Sialnya, hampir seluruh bagian depan kemejanya basah dan berubah warna menjadi kumal. Kyuhyun menggerutu sambil melap kemejanya. Ia bahkan tidak sadar kalau sejak tadi seseorang menatapnya dengan nyalang dibelakangnya.

 

Yeoja yang mengenakan kemeja pink dan celana bahan hitam itu menggenggam erat map ditangannya. Matanya masih fokus pada seorang namja yang sejak tadi melap kemejanya dengan tissue sambil menggerutu. Yeoja itu berjalan ke depan pintu toilet dan melihat lambang yang tertempel di pintu.

 

LADIES

 

Oh jelas sekali! Namja itu pasti namja hidung belang. Mana ada namja baik-baik yang masuk toilet wanita? Sooyoung-yeoja tersebut- mengatupkan mulutnya. Mengecangkan rahang dan bersiap mengeluarkan jurus bela dirinya. Dibantu map dan tas tentengnya ia menerobos kembali masuk kedalam dan menjerit.

 

“APA YANG KAU LAKUKAAAN?”

 

Kyuhyun hampir saja jatuh saking terkejutnya. Namja itu menatap aneh kearah Sooyoung.

 

“Hah?” Sooyoung tersenyum remeh. “Neo! Kau bodoh atau pura-pura bodoh! Sedang apa kau disini hah?!!” bentak Sooyoung sambil menyiapkan peralatan bela dirinya. Kyuhyun mengerutkan kening. Dia menatap sekeliling lalu tersadar jika dia bukan sedang ditoilet pria.

 

“Yayaya! Aku bukan lelaki hidung belang seperti yang ada dikepalamu!” Sooyoung mengangkat alisnya. “Oh ya?” tanyanya meremehkan.

 

“Nde! Aku… aku tidak sadar!” Sooyoung tertawa meledek. “Apa kau pikir aku percaya? Kyaaa dasar penguntit genit! Hyaaa rasakan ini!!” Sooyoung melayangkan map ditangannya menimpa kepala Kyuhyun. Belum lagi pukulan bertubi dilengan Kyuhyun dengan bantuan tas genggamnya.

 

“Yya!!!!!! Neo michyeosseo? Kau tidak tau siapa aku hah? Aku Cho Kyuhyun, Presiden Direktur dari Cho Corporation. Pemilik sah perusahaan dimana kau menginjak saat ini, nona.” Kyuhyun menahan lengan kurus Sooyoung. Menatapnya galak. Sudah menuduhnya penguntit lalu menghujaminya pukulan padahal ia merasa tidak bersalah sama sekali? Wah daebak sekali gadis ini! Pikir Kyuhyun.

 

“Hyaaa!” Sooyoung dengan sedikit pengetahuannya dalam judo memelintir tangan Kyuhyun dan membuatnya terkapar dilantai toilet. Mengaduh kesakitan.

 

Sooyoung mencengkram kerah baju Kyuhyun. “Dengar ya ahjussi gendut. Jika kau Cho Kyuhyun maka aku adalah ibunya! Cish bahkan aku tak tau dia punya pacar atau tidak. Yah terserah! Kau! jika kau ingin bermimpi betulkan dulu gaya berpakaianmu, ahjussi. Dengan baju kumal dan wajah pucat begitu kau mengaku-ngaku sebagai Cho Kyuhyun-sshi? Aiaaah, sadarlah ahjussi. Cho Kyuhyun-sshi itu tampan. Dan kau?” Sooyoung menggeleng tak percaya lalu akhirnya melepaskan cengkramannya dan meninggalkan Kyuhyun yang menganga tak percaya dengan apa yang baru saja terjadi.

 

“Tampan? Apa dia benar-benar tau bagaimana wajahku? Dan apa katanya tadi? Ahjussi?” Kyuhyun tertawa tak percaya. Guratan emosi menguasai wajahnya. Ia menghapalkan wajah gadis itu di memorinya. Ketika Kyuhyun bangkit ia melihat name tag calon interviewer di dekat sepatunya. Ia meraihnya dan membacanya.

 

112

Choi Sooyoung, 25th.

Sarjana of Chung-Ang University Office Administration.

 

Ketika Kyuhyun kembali ke ruangan dimana interview diadakan nomer peserta sudah pada nomer 99. Kyuhyun menyeringai. 13 nomer lagi sebelum gadis tadi maju untuk interview. Seringaian Kyuhyun semakin lebar ketika memikirkan pembalasan apa yang akan dilakukannya atas perbuatan sok-super-hero gadis itu.

 

“110,111 dan 112!” seru pengeras suara. Dan tiga orang pemilik nomer tersebut masuk ke ruangan tersebut. Choi Sooyoung masuk paling terakhir tanpa name tag. Kyuhyun segera membalikkan kursinya membelakangi ketiga orang yang akan diinterview tersebut.

 

Ketika bawahan Kyuhyun mulai menanyai satu per satu peserta Kyuhyun mengangkat tangannya. Memerintahkan para penginterview untuk diam. “Nomor 112 kurasa cukup ulet dalam pekerjaannya.” Ucap Kyuhyun masih dalam posisi membelakangi. Sooyoung mengernyit bingung. Ia menatap para penginterview yang hanya bisa diam tanpa ekspresi. Sooyoung menatap peserta nomer 111 disampingnya. “Nugu?” tanyanya tanpa suara.

 

“Sajangnim. Presiden Direktur” ucap orang tersebut tanpa suara juga.

 

“Kurasa daripada ditempatkan dibagian HRD aku lebih senang ia bekerja dilantai yang sama denganku.” Ucap Kyuhyun lagi. Para penginterview hanya bisa diam. Meskipun dalam hati mereka bertanya-tanya kenapa presdir mereka tiba-tiba bertingkah kekanak-kanakan dihadapan mereka saat  ini.

 

“Bersediakah kau menjadi sekretaris pribadi seorang ahjussi, nona Choi?” tanya Kyuhyun masih dalam posisinya membelakangi.

 

Sooyoung mengernyit kembali. Bukankah penerimaan akan dikirimkan lewat email? Dan bahkan Sooyoung belum menyelesaikan seluruh sesi wawancaranya. Namun ketika ia teringat oleh tagihan apartment bibinya. Kapan lagi punya kesempatan menjadi sekretaris disebuah perusahaan besar. Apalagi dilantai yang sama dengan Presdir. Berarti divisi utama?

 

“Nde, saya…” Kyuhyun memutar kursinya.

 

“Bagus. Anda diterima sebagai sekretaris pribadi-ku. Anda boleh kembali setelah kami mengirimkan anda email tentang persyaratan dan hal-hal lainnya. Setelah ini temui sekretarisku di lantai 14”

 

Sooyoung menganga dikursinya. Namja penguntit di toilet tadi benar-benar Cho Kyuhyun. Arrggh. Rasanya Sooyoung ingin menguliti kepalanya saat itu juga. Malu,kesal dan khawatir bercampur aduk, meskipun malu mendominasi.

 

Sooyoung meremas ujung kemejanya. “eotteoke?” lirihnya sambil menggigit bibir.

 

Kyuhyun menyeringai ketika Sooyoung meninggalkan ruangan interview. Menggelikan karena ia berfikir telah memberikan shock kejiwaan pada Sooyoung dengan cara mempermalukan dirinya sendiri pada diri sendiri. Yah dan ia berfikir ia tak akan melihat Sooyoung lagi karena yeoja itu pasti akan sangat malu menemuinya.

 

Tapi pesan singkat dari Onew yang mengabarkan tentang kehadiran Sooyoung keruangannya mengenai penerimaan dirinya membuat Kyuhyun merasakan dialah yang sedang mengalami shock kejiwaan. Hanya dengan mengingat kejadian ditoilet dan nama Sooyoung, Kyuhyun merasakan hawa lain dari dirinya. Dan perasaan bergetar yang sudah lama tak dirasakanya membuatnya memerintahkan Onew mengirimi email pada yeoja yang memanggilnya, ahjussi gendut.

 

***

 

 

 

 

“Selamat pagi Sooyoung-ah!” sapa Yuri kala Sooyoung tengah memasukkan kartu absennya ke mesin absensi. Sooyoung mengangguk lemah. “Nde… pagi Yuri-ya” jawabnya lesu. Yuri menatap Sooyoung bingung.

 

“Waegeurre? Ada masalah Soo?” tanya Yuri khawatir. Sooyoung menggeleng, lagi-lagi dengan lemah. Yuri akhirnya memilih diam karena menurutnya Sooyoung tidak ingin bercerita padanya.

 

Sooyoung berjalan dengan langkah malas menuju meja kerjanya. Dilayangkannya tatapan tajam pada pintu ruangan Kyuhyun. Jika tatapan bisa menghancurkan, sudah sejak tadi pintu itu hancur akibat tatapan Sooyoung.

 

“Sooyoung-ah! Kau kemana saja eoh? Ini sudah jam sembilan lewat. Kau baru datang?” tanya Onew yang entah sejak kapan sudah berdiri dihadapan meja Sooyoung. Gadis cantik itu menatap Onew malas. “Wae?” tanyanya.

 

Onew mengernyit, mata sipitnya berkedip-kedip lucu. “WAE? Astaga Choi Sooyoung! Itu artinya kau telat satu jam bodoh! Dan kau kan seharusnya yang membelikan ini pada sajangnim! Astaga sajangnim!” Onew berseru panik kala ingat seharusnya ia mengantarkan sarapan pesanan Kyuhyun saat itu juga bukannya mengobrol dengan Sooyoung. Dengan gerakan tergesa Onew berlari dan mengetuk pintu ruangan Kyuhyun. Mendengar jawaban ya dari Kyuhyun, Onew segera masuk sambil dalam hati merapalkan doa Tuhan mohon lindunganmu.

 

Sooyoung mendesis kala Onew keluar dengan tampang masam. “Dimarahi?” tanya Sooyoung ketika Onew berdiri didepan mejanya. Onew menatapnya dengan pandangan ‘memangnya apalagi?’ lalu tanpa berkata apa-apa lagi Onew segera berlalu kembali ke mejanya. Namun sebelum namja penggila ayam itu kembali ke mejanya ia berhenti dan berbalik “Soo, sajangnim mau bertemu denganmu. Ku sarankan kau harus lebih rajin berdoa ke gereja Soo!” Sooyoung menatap Onew dengan mulut menganga.

 

Ya, aku akan sering ke gereja untuk mendoakan agar makhluk bernama Cho Kyuhyun itu cepat-cepat ditelan oleh bumi.

 

Sooyoung berjalan malas menuju ruangan Kyuhyun. Sajangnim yang merangkap sebagai kekasih barunya sekaligus. Oh-oh. Sooyoung mulai ragu jika semalam Kyuhyun benar-benar mengajaknya berpacaran. Pasalnya, pagi tadi Kyuhyun dengan sengaja meninggalkannya di apartment hingga dirinya kesiangan. Sooyoung mandi dua kali lebih cepat dari biasanya, ia tak sempat mencocokan pakaian dengan tas beserta sepatunya dan sialnya lagi Sooyoung harus mengejar bis dan berdesakan didalamnya. Kekasih mana yang tega membiarkan kekasihnya mengalami kesialan selagi ia bisa menolongnya? Hanya Cho Kyuhyun sepertinya.

 

Sooyoung mengetuk sekali pintu ruangan Kyuhyun. Entah kenapa emosi yang sejak tadi dipendamnya terasa menguap entah kemana dan berganti dengan perasaan gugup. Hell ya!

 

“Masuk” setelah terdengar jawaban yang bagaikan es batu itu Sooyoung mendorong pelan pintu mahogani berkaca tersebut.

 

Kyuhyun sudah duduk anteng disinggah sananya. Dengan secup coffe di meja dan sepotong roti lapis dihadapannya. “Hai” sapa Sooyoung bagaikan berbisik.

 

“Ini jam berapa, Choi Sooyoung-sshi?” Sooyoung merasakan nyali dan tubuhnya menciut. Ia menelan salivanya. “Sembilan…”

 

“Sembilan tiga puluh lima, Choi!” desis Kyuhyun tajam. Sialan! Aku juga terlambat karna kau! Sooyoung membuka mulutnya namun Kyuhyun dengan cepat memutusnya, bahkan sebelum kata-kata keluar.

 

“Kau masih ingin membatah? Darimana ceritanya seorang bos datang lebih dulu dibanding karyawannya? Apalagi sekretarisnya. Seharusnya kau sudah bangun sejak jam lima pagi. Menyiapkan air hangat, baju dan sarapan. Choi aku…”

 

“Tuan Cho Kyuhyun yang terhormat. Mianhamnida jika saya lancang menginterupsi pembicaraan penting anda. Tapi saya bekerja sebagai sekretaris anda. Bukan pelayan anda, sajangnim. Maaf jika saya terlambat bangun. Semalam seseorang mengajak saya pergi hingga larut. Ku mohon sekali lagi maafkan saya. Lain kali saya tidak akan terlambat dan untuk menyiapkan persiapan pribadi anda. Kurasa anda butuh asisten pribadi atau bahkan istri dan saya bukan seseorang yang berkewajiban melakukan hal tersebut. Permisi”

 

Sooyoung menghentakan langkahnya dengan keras. Membiarkan suara nyaring dari ujung high heelsnya yang bertubrukan dengan lantai marmer ruangan Kyuhyun menggema. Dadanya terasa lega setela mengeluarkan protesnya yang terpendam sejak pagi tadi.

 

Namun ketika Sooyoung sudah kembali duduk dikursinya air mata seketika mengaliri pipinya. Air mata kekecewaan akan sikap dingin Kyuhyun dan kesemena-menaan Kyuhyun. Bukankah tadi malam Kyuhyun baru saja bilang mereka berpacaran sekarang? Bukankah Kyuhyun yang berjanji akan melindungi Sooyoung?

 

“Permisi Sooyoung-sshi…” Sooyoung seketika mengelap kasar air matanya dengan punggung tangannya. Siwon berdiri dengan tiga orang namja yang umurnya berkisar tiga puluhan dihadapan meja kerjanya.

 

“Eh, Siwon sajangnim. Annyeonghaseyo, ada yang bisa saya bantu?” ucap Sooyoung setelah berdiri dan membungkuk hormat pada Siwon dan tiga orang namja lainnya. Siwon tersenyum. Namja dibelakangnya membuka suara.

 

“Sekretaris saya sudah membuat janji dengan anda tiga hari yang lalu, atas nama Kang Enterprise” Sooyoung seketika mengetikan jemarinya diatas keyboard dengan cepat mengecek jadwal pertemuan Kyuhyun. Dan benar saja, ada nama perusahaan Kang Enterprise dalam jadwal hari ini.

 

Sooyoung segera berdiri lalu mengarahkan tiga namja beserta Siwon itu untuk mengikutinya menuju ruangan Kyuhyun. Setelah tiga namja tersebut masuk dan sapaan Kyuhyun mulai terdengar dari dalam Sooyoung segera menutup pintu namun Siwon menahannya.

 

“Ada apa? Kau nampak… desperate?” Sooyoung menggeleng.

 

“I’m fine oppa. Thanks. You better come in, they’re your client right?” Siwon tersenyum lalu menepuk puncak kepala Sooyoung. “No, they’re belong to Kyuhyun. Kekeke. Ku dengar kau tingga bersama adikku, apa itu benar?” Sooyoung menegang. Shit! Bagaimana bisa Siwon tau?

 

Siwon menangkap radar ketakutan dari ekspresi Sooyoung lalu namja tampan itu akhirnya mendesahkan nafasnya. “Arraseo, you don’t have to say anything as long as you don’t want to. Aku lihat adikku jauh lebih cerah. Apapun itu, teruskanlah!” kedipan mata Siwon mengakhiri percakapan singkat mereka. Sooyoung duduk kembali di mejanya.

 

Cerah? Ya. Adikmu semakin cerah dan aku yang semakin suram.

 

—

 

“Kris!” Kris menghentikan langkahnya. Mendengar suara wanita yang paling dicintainya itu membuat pertahanannya gentar.

 

“Kris…” Panggil wanita itu lagi dengan nada lebih lembut. Kris berbalik dan menghampiri wanita yang tengah menatapnya dengan tatapan khawatir dan kasih sayang itu dan merengkuhnya dengan segera.

 

“Eomma… apa yang harus Yifan lakukan? Yifan mencintainya, Eomma” Kris mengeratkan pelukannya kala kata-kata itu keluar dari bibir tipisnya. Sang Eomma mengusap lembut punggung Kris.

 

“Yifan.. ssh berjuanglah seperti seorang lelaki nak.. Eomma mendoakanmu, sayang” ucapan lembut sang Eomma akhirnya melunturkan ketakutan Kris akan kehilangan gadis yang dicintainya. Ya, ia harus berjuang layaknya lelaki. Bukannya berdiam diri seperti seorang pecundang.

 

“Xie-xie, Eomma”

 

—

 

“Choi Sooyoung-sshi, antarkan makan siangku. Menunya seperti biasa. Dan satu lagi, tanpa sayuran!” titah Kyuhyun dari telepon. Sooyoung mengatupkan giginya. Menahan amarahnya yang sejak tadi belum reda untuk tidak meluap saat itu juga.

 

“Choi Sooyoung-sshi!” bentak Kyuhyun menyadarkan Sooyoung dari diamnya.

 

“Nde, sajangnim! Arraseoyo!”

 

Klik. Sambunganpun terputus.

 

Sooyoung membanting gagang telepon tak bersalah itu ke tempatnya. Sejak tadi Sooyoung menunggu permintaan maaf Kyuhyun atas kejadian pagi tadi. Namun hasilnya nihil. Sejak tadi Kyuhyun justru asyik memerintahnya dengan semena-mena seperti biasa. Padahal Sooyoung sudah menjelaskannya tadi pagi. Tapi apa hasilnya? Saat ini Kyuhyun dengan tanpa merasa tidak enak sama sekali memerintahnya untuk membeli makan siang.

 

“Sepertinya pekerjaan para pegawai magang jauh lebih baik daripada pekerjaanku!”

 

Sooyoung menggerutu sepanjang perjalanannya dari cafetaria menuju ruangan Kyuhyun di lantai tiga puluh. Mengabaikan tatapan aneh yang ditujukan padanya. Sooyoung tak perduli. Rasa kesal telah memenuhi seluruh dirinya hari ini.

 

“Letakkan disitu, Choi!” perintah Kyuhyun sambil masih sibuk dengan laptop dihadapannya. Sooyoung menggerutu, bahkan Kyuhyun sama sekali tidak berbasa-basi untuk menanyainya sudah makan atau belum. Sialan!

 

“Kau dengar aku, Choi Sooyoung-sshi?” desis Kyuhyun tajam. Sooyoung menghela nafas bentuk pertahanan akan kesabarannya lalu dengan segera yeoja berkaki jenjang itu melakukan apa yang Kyuhyun perintahkan.

 

“Selamat makan, semoga kau tidak tersedak”

 

Blam.

 

Kyuhyun tersentak dikursinya mendengar suara bantingan pintu yang dilakukan oleh sekretaris yang juga kekasihnya tersebut. Namja itu merengutkan alisnya heran. Lalu detik berikutnya namja itu bertindak seolah tak perduli. Pekerjaannya menumpuk dan menunggu untuk diselesaikan. Urusan Sooyoung ia bisa menyelesaikannya nanti disaat bukan jam kerja. Oh, betapa profesionalnya seorang Cho Kyuhyun.

 

—

 

Kyuhyun merenggangkan otot jemarinya yang terasa kaku akibat berkutat dengan keyboard hampir seharian. Kyuhyun sebenarnya bisa saja menyuruh orang untuk menghandle pekerjaannya, namun ia merasa menjadi Presiden Direktur justru adalah bagian dimana seseorang sepenuhnya bekerja keras. Bukannya menyerahkan tanggung jawab kepada bawahan. Karena itu justru menjadi awal dari proses penghancuran karir bisnisnya sendiri.

 

Kyuhyun menatap jam dinding silvernya. Tujuh lewat lima belas. Sudah satu jam lewat dari jam pulang kantor. Sudah pasti para pegawainya telah pulang sejak tadi. Kyuhyun akhirnya menekan tombol di intercomenya yang langsung terhubung ke meja sekretarisnya, Sooyoung.

 

“Nde…” sapa seorang yeoja dengan nada lemah disebrang sana. Kyuhyun melirik ke pintu kacanya, mengintai ekspresi gadis yang tengah menjawab panggilannya tersebut.

 

“Keruanganku, sekarang!” perintahnya lalu dengan segera memutus hubungan. Sooyoung  meletakkan kepalanya dimeja sesaat sebelum akhirnya bangkit dengan malas menuju ruangan Kyuhyun berada.

 

Sooyoung mengetuk pelan pintu Kyuhyun. Hanya dua kali ketuk perintah masuk sudah terdengar. Sooyoung melangkah dengan malas.

 

“Hai” sapa Kyuhyun ramah. Berbeda sembilan puluh persen dibandingkan seharian ini.

 

Sooyoung mengedipkan matanya heran. Kyuhyun melambaikan tangannya meminta Sooyoung mendekat.

 

“Nde, sajangnim?” tanya Sooyoung bingung. Lebih tepatnya bingung dengan sikap Kyuhyun.

 

“Bersiaplah untuk pulang, Sooyoung-ah” ucap Kyuhyun lembut. Sialan! Sejak kapan si es batu ini melembut begini? Beberapa jam yang lalu ia baru saja membentakku semena-mena.

 

“Kenapa kau menatapku begitu? Ada yang kau sembunyikan hm?” tanya Kyuhyun lagi membuat yeoja bermarga Choi itu semakin membeku ditempatnya.

 

“Soo?”

 

“Ya! Sajangnim. Bagaimana bisa kau seperti ini padaku? Kau mempermainkan perasaanku seenak jidatmu! Semalam kau mengajakku terbang tinggi! Lalu tadi pagi kau membantingku keras hingga rasanya aku mau mati! Seharian kau terus-terusan mengomeliku. Bahkan didepan beberapa staff kau dengan gampangnya memarahiku layaknya aku anak kecil yang melakukan hal nakal. Ku kira…” Sooyoung melap matanya yang entah sejak kapan mulai berair. Kyuhyun dengan gaya tenangnya berusaha mendengarkan protes kekasihnya.

 

“Ku kira…” Sooyoung kembali melap pipinya yang basah akan air mata yang tak mau berhenti mengalir.

 

“Kau kira?”

 

“Ku kira kita berpacaran!” seru Sooyoung tinggi dengan emosi meletup-letup. Sesaat kemudian ia hanya berdiam diri sambil mengatur nafasnya yang bagaikan habis lari marathon.

 

Perlahan ujung bibir Kyuhyun tertarik keatas, melengkung menjadi senyuman.

 

“Memang siapa yang bilang tidak?”

 

Sooyoung membeku ditempatnya. Seketika pertanyaan yang sejak tadi menghimpit organ pernapasannya lepas entah kemana. Semua terasa begitu lapang saat ini.

 

“Aniya! Kau tidak menunjukkan kalau kita berpacaran” Sooyoung merengut. Kyuhyun ingin sekali mencubit gemas bibir Sooyoung yang sudah mengerucut saat ini. Namun namja itu memilih mengabaikan keinginannya.

 

“Aku hanya ingin bersikap profesional. Sooyoung, aku membuat aturan di kantor ini tidak boleh berpacaran, atau satu diantaranya harus keluar. Dan saat ini aku tengah melanggar aturan yang kubuat sendiri. Dan aku ingin membuat kerjanisme kita tetap maksimal. Pada saat jam kantor kau adalah sekretaris Presiden Direktur dan ketika jam kantor usai… kau adalah kekasih Cho Kyuhyun. Mengerti?”

 

Sooyoung membuka mulutnya, ingin protes namun Kyuhyun segera menginterupsinya.

 

“mengerti?” tanya Kyuhyun sekali lagi. Sooyoung akhirnya melemaskan bahunya yang entah sejak kapan kaku. “Nde…”

 

“Good girl”

—

Seorang yeoja berpakaian santai berjalan dengan anggun disepanjang jalan setapak taman. Taman yang tidak terlalu sepi itu diisi pemuda-pemudi yang asyik bersantai dimalam yang tenang ini. Entah itu bersantai setelah pulang kerja,sekolah,les atau sebagainya.

 

Yeoja berkulit putih itu menyusuri lahan taman yang digunakan sebagai parkiran. Ditelusurinya mobil-mobil disana hingga matanya menangkan satu buah mobil sport yang diisi oleh seorang namja tampan berambut blonde. Senyuman lirih terkembang dari bibir tipis sang yeoja. Semburat pink tak lupa menemani pipinya.

 

“Kris!” sapanya sambil mengetuk kaca mobil. Pemuda yang disebut namanya itu tersenyum lembut. “Johyunnie” Kris turun dari mobilnya dan memeluk yeoja yang berstatus sahabat karibnya itu singkat.

 

“Sudah lama?” tanya Seohyun ketika pelukannya sudah lepas. Kris menggeleng. “Baru tiga setengah jam” ucapnya santai. Seohyun melotot lalu memukul lengan kris dengan benda ditangannya.

 

Kris mengaduh lalu tertawa. “Eh apa itu?” Seketika senyuman Seohyun memudar. Diberikannya benda berwarna silver itu ke tangan Kris.

 

“Benda inilah alasan kita tak bisa membatalkannya. Benda ini sudah disebar Kris” Kris menatap kosong kearah undangan silver itu. Hatinya terasa sakit. Sakit untuk kedua belah pihak yang sama-sama disayanginya tersebut. Sakit untuk Seohyun dan Kyuhyun yang harus terseret kembali akibat kesalahpahaman pemikiran dirinya sendiri.

 

“Mianhae…” ucap Kris rendah. Matanya masih menatap kosong kearah undangan itu.

 

Seohyun mengigit bibirnya. “Kris..”

 

“Mianhae Seohyun, mianhae…” Kris mengulanginya lagi. Dengan nada jauh lebih terluka. Seohyun mengulum bibirnya, menahan air mata keluar.

 

“Ani Kris, bu—bukan kesalahanmu”

 

“Mianhae Seohyun, mianhae…”

 

“Kris…”

 

“Kris jangan begini ku mohon. Ini bukan kesalahanmu. Dan jangan pikirkan tentang perasaan cintaku itu..biarkan itu bertepuk sebelah tangan Kris”

 

Greb.

 

Kris menarik Seohyun dalam dekapannya. Merengkuhnya erat.

 

Tidak Seohyun, itu tidak bertepuk sebelah tangan. Dan ini semua adalah karna kebodohanku. Mianhae.

 

—

 

Kyuhyun menenteng jasnya ditangan kiri dan tas kerjanya ditangan kanan. Namja itu mengarahkan kepalanya kearah pintu memberi intruksi agar Sooyoung keluar, bersamanya tentu saja.

 

“Yya! Kemari jangan jauh-jauh aku tidak menggigit!” seru Kyuhyun kesal karna Sooyoung menjaga jarak darinya. Sooyoung dengan patuh berjalan disisi Kyuhyun. Perlahan tatapan Kyuhyun tertuju pada kantung cokelat ditangan kanan Sooyoung.

 

“Kau membawa apa?” tanyanya penasaran. Sooyoung menatap kantungnya. “Eh? Ini blazzerku”

 

“kemarikan!” perintah Kyuhyun. Sooyoung menatapnya bingung. “Hah?”

 

“Berikan nona Choi” Sooyoung menatap Kyuhyun dengan dahi berkerut namun tetap memberikan kantung itu ke tangan Kyuhyun. Kyuhyun menenteng kantung tersebut di tangan kanannya bersamaan dengan jas dan tasnya. Lalu tangan kirinya meraih tangan kanan Sooyoung tanpa menatap pemiliknya.

 

“Ini yang dilakukan orang berpacaran” jelas Kyuhyun sambil terus berjalan dengan jemari Sooyoung digenggamannya. Sooyoung merasakan jantungnya berdegup keras. Perutnya terasa dikepaki ratusan kupu-kupu. Shit! Namja ini berhasil memainkan perasaanku sejak pagi tadi layaknya menaiki roller coaster.

 

“Genggam balik tanganku apa kau tidak bisa?” tanya Kyuhyun mulai kesal karena Sooyoung sama sekali tak menggenggamnya balik. Padahal bukannya Sooyoung tak ingin menggenggam jemari Kyuhyun namun ia sibuk menormalkan detak jantungnya. Namun setelah Sooyoung merasa nyaman, yeoja itu menggenggam balik tangan Kyuhyun, kekasihnya.

 

“Kita tidak naik mobil?” tanya Sooyoung ketika Kyuhyun tidak membawanya menuju basement dimana mobil terparkir. Kyuhyun menggeleng. “Aku mau mengajakmu makan malam di cafe sebrang” jelas Kyuhyun. Sooyoung mengangguk.

 

Lampu lalu lintas masih menunjukkan warna hijau kala Kyuhyun dan Sooyoung sampai diujung trotoar untuk menyeberang. Sepasang kekasih itu menunggu lampu berganti warna menjadi merah namun sebuah saab silver berhenti tepat didepan sepasang kekasih tersebut. Kyuhyun menarik Sooyoung mundur selangkah.

 

Di dalam saab tersebut terisi dua orang berpakaian serba hitam layaknya bodyguard dan Kyuhyun langsung tau siapa dua orang tersebut. “Tuan Cho..” Kyuhyun menatap Sooyoung yang tak mengerti dengan keadaan mereka lalu menarik Sooyoung pergi. Salah satu dari bodyguard itu turun dari saab berniat untuk mengejar Kyuhyun dan Sooyoung.

 

“Tuan Cho!” serunya membuat Kyuhyun semakin mengecangkan larinya. Bodyguard itu juga ikut mempercepat larinya. “Tuan! Tuan besar mengundang kalian berdua untuk makan malam!” Kyuhyun menghentikan larinya. Membuat Sooyoung ikut berhenti. Yeoja itu menoleh kebelakang dan menatap Kyuhyun bergantian. Tidak mengerti.

 

“Tuan besar?” tanya Sooyoung bingung. Kyuhyun mendengus. “ayahku” lirihnya. Bodyguard itu sudah berada dibelakang mereka. “Biar aku memakai mobilku sendiri!” seru Kyuhyun kesal pada bodyguard tersebut.

 

“Mianhamnida, tapi tuan besar meminta anda ikut bersama kami.” Ucap bodyguard itu sopan. Tak seganas kelihatannya. Kyuhyun memutar matanya lalu menyeret Sooyoung mengikutinya.

 

“Apa? Tunggu! Sa..sajangnim! Saya belum siap bertemu dengan keluargamu!” mendadak Sooyoung panik. Bagaimana mungkin ia menemui keluarga besar Kyuhyun dengan keadaan keringatan, bedak mulai luntur, baju kerja yang sudah kusut, rambut yang sudah tak rapi, bau keringat bercampur bau parfum. Tidak! Dimana-mana dalam pertemuan keluarga ia harus meninggalkan kesan yang bagus!

 

“Ck! Choi, aku jamin kesiapanmu itu tidak penting! Tenanglah, kau bersamaku” seperti mengerti kemana pemikiran Sooyoung, Kyuhyun mengeratkan genggamannya. Ia tau ayahnya tak akan memperdulikan bagaimana penampilan Sooyoung saat ini karena ia berani jamin, ayahnya tidak mengundangnya makan malam dengan memaksa seperti ini untuk membicarakan hubungannya dengan Sooyoung.

 

Saab meluncur dengan mulusnya membelah jalanan Seoul yang nampak lengang malam itu. Apalagi ketika mulai memasuki kawasan distrik gangnam tempat dimana rumah Kyuhyun berada jalanan semakin sepi.

 

“Apapun yang terjadi…” bisik Kyuhyun ketika mereka hampir sampai. Tangannya menggenggam Sooyoung lebih erat. “Ingatlah kalau aku, mencintaimu” tepat setelah Kyuhyun mengucapkannya ban mobil berdecit berhenti tepat di kediaman mewah keluarga Cho.

 

“Aku pulang” lirih Kyuhyun menatap bangunan mewah bernuansa putih gading tersebut dari balik kaca gelap saab yang ditumpanginya. Sooyoung hanya menatap Kyuhyun prihatin mengingat bagaimana kisah masa lalu Kyuhyun dan hubungannya dengan keluarga yang tidak terlalu baik. Ia melihat kilasan disaat Kyuhyun remaja yang merasa kesepian ketika ibunya meninggal. Kyuhyun yang masih butuh kasih sayang. Kyuhyun yang merindukan keharmonisan keluarganya.

 

Sooyoung menatap jemarinya yang masih tertaut dijemari Kyuhyun. Yeoja cantik itu mengeratkan tautannya seperti mengalirkan energi positive pada Kyuhyun. Everything’s gonna be alright! Batinnya.

 

TBC

Etciee yang udah nungguin sampe bulukan coba commentnya mana?;> gimana puasanya? ga kerasa udah mau lebaran.

Ohiya nanti aku bakal selesain semua ff utangku, jadi selow aja yap.

Emang agak lama karna aku juga banyak banget ide tp buat ff lain-_-. Tapi buat NS the series aku mau selesain dulu biar ga ketunda-tunda like ‘our wedding’

Mungkin akan ada 2 sampe 3 part lagi sebelum ff ini tamat, so tungguin ya;>

thanks for the support, leave some comment okay?

see ya!

Mohon maaf lahir dan batin

Sookyubiased.