Posted in Romance

Beloved Moment Chapter 11

 

Gambar

Annyeonghaseyoooo

Saya ga usah banyak berkata-katalah ya. Just storynya aja udah nyampe 5 ribu kata. Kalo saya bikin author note pasti panjang. Jadi author note kali ini salam aja ya. Hehe

Ayo tebak, saya akan menulis apa dichap ini? ^^

Okay! Gidaehaedo joha, Let’s Go!

Title : Beloved Moment / Chapter 11

Main Pair : Choi Sooyoung, Cho Kyuhyun

Other Cast : YeYul, Sifany, YoonHae, and other

Rated : 17

Warning : OoC, typo bertebaran dimana-mana -terlihat maupun tersembunyi-, umur tidak sesuai, tema umum

Ada beberapa kata kasar yang saya gunakan disini. Maklumlah. Di chap ini banyak yang emosi.

Disclaimer : Cast milik dirinya sendiri (namun masih tanggung jawab orang tua dan dibawah naungan Tuhan), Super Junior dan SNSD teken kontrak sama SM Entertainment. Saya hanya pinjam nama dan karakter.Ff ini di post oleh Chovenna atas persetujuan dari penulisnya Babykim. Gomawo ^^ follow my twitter @ChoVenna

 

Please Do Not Bashing The Chara!

Thank you

Happy Reading ^^

.                                                                                         

.

Sooyoung membungkuk hormat dan sedikit menjauh saat jarak keduanya terlalu dekat. “Kita bertemu lagi Tuan.”

Lelaki itu masih tetap menggunakan kacamata hitamnya meski hari sudah malam. Membuat Sooyoung sedikit heran namun tak mempermasalahkannya.

“Aku tak akan berbasa basi.” Lelaki itu kembali mendekati Sooyoung dan menyusupkan sebelah lengannya dipinggang Sooyoung.

Sooyoung menegang seketika. Dia yakin jaketnya sudah sedikit robek karena dia bisa merasakan pinggangnya seperti tertusuk benda tajam. Wajahnya memucat. Sungguh dia ingin berteriak. Namun tenggorokannya tercekat. Panik menderanya saat itu juga. Tak ada pilihan lain selain diam dan mengikukuti apa yang lelaki itu inginkan. Jika tak mau nyawanya habis saat itu juga.

Lelaki itu mendorong bahu yeoja yang ada didepannya dengan benda tajam yang tersembunyi sempurna dibalik mantelnya yang lebar. “Masuk ke dalam mobil.”

.

.

Kyuhyun meregangkan otot-otot lehernya yang pegal. Guyuran air hangat dari shower yang ada diatasnya bagaikan pijatan refleksi ringan yang mampu membuatnya untuk bisa lebih rileks malam ini.

Tak sampai 10 menit, namja itu keluar dengan sebuah handuk putih yang melilit dipinggangnya. Diliriknya jam dinding yang ada diatas televisi berlayar datar miliknya. 22.30.

Dengan menggosok-gosokkan handuk kecil dirambutnya yang basah, Kyuhyun berjalan santai menuju lemari pakaiannya dan dengan cepat mengambil pakaian santai yang biasa digunakannya untuk tidur. Cukup sebuah kaos longgar dan celana kain selutut yang menutupi tubuh tingginya. Kyuhyun bukan tipe namja yang suka memakai piyama khusus untuk tidur. Tidak praktis menurutnya meski dia sendiri tahu bahwa piyama adalah salah satu pakaian ternyaman kala mengistirahatkan badan. Mengingat kebiasaannya untuk berjalan-jalan malam mengontrol keadaan asrama, memakai piyama justru akan membuatnya berganti pakaian berulang kali jika ingin melaksanakan tugas mulianya itu.

“Haahh…” Menghela nafas berat, namja itu melemparkan tubuh ke ranjang besar miliknya. Sebelum memejamkan mata dan mengistirahatkan tubuhnya yang lelah, Kyuhyun menerawang menatap jendela kamarnya.

Pikirannya melayang pada sang kekasih yang tak bisa dijemputnya malam ini. Namja Cho itu mengutuk kepala sekolah Lee yang menyerahkan undangan dan memaksanya untuk datang kesebuah acara amal yang diselenggarakan salah satu lembaga pemerintah terbesar di Seoul. Berkat gelar juara pertama dalam olimpiade matematika yang diikutinya beberapa minggu yang lalu, Cho Kyuhyun adalah salah satu dari orang-orang penting yang diwajibkan hadir disana. Membuatnya tak bisa sepenuhnya menyalahkan kepala sekolah Lee yang terlihat senang melihatnya menggerutu selama acara berlangsung.

“Orang tua itu. Kalau saja aku tak menyayanginya seperti appaku sendiri, sudah kucekik lehernya,” namja itu bergumam.

Lee Soo Man yang kadang terlihat menyebalkan itu memang sudah dianggapnya keluarga. Mendiang kedua orang tuanya bersahabat baik dengan sang kepala sekolah. Sehingga sang namja tua Lee sudah menganggap Kyuhyun layaknya anak sendiri. Tak jarang Kyuhyun bahkan merengek meminta uang saku pada kepala sekolah Lee tiap bulannya. Sungguh fantastis bukan?

Kembali pada kekasih manisnya yang belum ada dihubunginya sejak siang tadi, Kyuhyun sempat beranjak dari pembaringannya. Namun ketika merasakan lelah mendera, namja itu mengurungkan niatnya untuk mengunjungi Sooyoung seperti malam–malam sebelumnya. Saking lelahnya, bahkan hanya untuk mengambil handphone yang terletak dimeja samping tempat tidurnya pun Kyuhyun menyerah.

“Sudah semalam ini, dia pasti sudah pulang.” Kyuhyun bermonolog seraya membaringkan kembali tubuhnya dan menarik selimut tebal yang tergeletak dibawah kakinya.

Merasa belum lama terpejam, Kyuhyun merutuki handphonenya yang kini bergetar. Permukaan meja yang terbuat dari kayu membuat getarannya makin keras. Namja itu kembali melirik jam dinding.

“Bahkan aku belum sampai tertidur 10 menit,” gerutunya.

Dengan mata tertutup, namja itu meraih handphone miliknya. “Halo,” sapanya datar.

Beberapa detik kemudian kelopak mata itu membuka. Memperlihatkan tatapan tajam dan rahang sang pemilik wajah yang mengeras. Sebuah umpatan dilayangkannya pada pemilik suara diseberang telepon.

“Brengsek!”

.

.

“Hujan.”

Donghae menatap langit hitam menanggapi ucapan gadisnya. Namja itu kembali menyeruput teh hangat dari gelas kertas yang dibelinya beberapa saat yang lalu. Dirangkulnya bahu Yoona dan mengusap lengan atas yeoja itu.

Yoona mengulurkan tangannya kedepan. Mencoba merasakan sensasi dingin saat tetesan air yang jatuh dari langit itu menyentuh telapak tangannya.

Suasana hening menyelimuti keduanya. Bukan hening dalam artian canggung. Melainkan hening menikmati ketenangan.

Yoona menarik kembali tangannya. Lalu menggenggam gelas kertas berisi teh hangat dan meminumnya pelan. Yeoja itu menatap beberapa tas belanja miliknya yang tergeletak disamping Donghae yang sedang duduk santai menikmati hujan.

Apa kalian berpikir bahwa saat ini mereka berdua sedang berhujan-hujanan? Tentu saja tidak. Donghae tak akan membiarkan Yoona yang baru saja sembuh untuk berdiam dibawah tetesan hujan yang walaupun tak begitu deras namun sanggup untuk membuatmu basah.

Keduanya sedang bersantai nyaman disebuah gazebo taman. Siang tadi Donghae mengantarkan Yoona untuk control rutin dirumah sakit sejak kepulangannya pasca operasi. Sebenarnya prosedur yang dijalani tidak terlalu lama. Namun Yoona memintanya untuk ikut memeriksakan kesehatan mumpung mereka ada dirumah sakit. Hanya pemeriksaan biasa yang mereka berdua lakukan. Tapi itu cukup memakan waktu hingga keduanya keluar dari rumah sakit saat sore menjelang.

Saat itulah Yoona merengek pada Donghae untuk menemaninya berbelanja. Alasan terlalu bosan berada lama dirumah sakit dan bujukan yang gencar dilakukan kekasihnya membuat Donghae mau tak mau menuruti kemauan Yoona.

Berkeliling kesana kemari tak terasa hari sudah malam. Terlalu lelah untuk langsung kembali ke asrama, Donghae mengajak Yoona untuk sekedar beristirahat sebentar di sebuah taman tak jauh dari pusat perbelanjaan. Taman kota dengan gazebo-gazebo kecil yang tersusun sejajar disisi salah satu jalan taman. Taman itu diterangi lampu jalan yang lumayan terang.

“Aku sudah tahu pasti hujan,” ucap Donghae membuat Yoona menoleh. Dibalasnya tatapan Yoona dengan senyuman.

“Tahu dari mana?” tanya Yoona seraya merapatkan jaketnya. Sekilas yeoja itu melirik jam tangan yang melekat dipergelangan tangan kirinya. Hampir pukul 11 malam.

“Langit gelap. Tak ada bintang yang muncul.” Donghae ternyata menangkap gerakan Yoona yang melirik jam. Dia pun melakukan hal yang sama. “Sudah malam. Mau pulang?”

“Tapi hujan, Hae.” Yoona kembali mengulurkan tangannya. “Mobil kita terparkir lumayan jauh. Kita bisa basah sebelum sampai mobil.”

Donghae mengangguk setuju. Beruntung namja itu kini membawa mobil ke asrama. Sehingga mereka tak perlu pusing memikirkan untuk pulang malam. Donghae terlalu iri pada Kyuhyun yang membawa mobil dengan alasan untuk mengantar jemput Sooyoung bekerja. Dia pun tak mau kalah untuk ikut-ikutan meminta izin membawa mobil ke asrama. Akui saja itu Lee Donghae-ssi.

Malam ini malam minggu sehingga taman ramai dikunjungi oleh orang-orang yang berkencan. Namun karena hujan, pasangan-pasangan itu lebih memilih untuk berada dibawah gazebo layaknya Donghae dan Yoona. Bermesraan dan saling merapat dengan dalih untuk menghangatkan badan.

Sebenarnya Donghae mau-mau saja untuk menunggu hujan reda. Tapi dia tak tega ketika melihat Yoona yang sudah beberapa kali menguap. Keduanya tahu bahwa mereka lelah. Ingin cepat-cepat sampai asrama dan bersembunyi dibawah selimut tebal lalu tidur.

“Aku bawa payung.” Donghae meraih tas selempang kecil yang dibawanya untuk menyimpan dompet serta benda penting lainnya. Mengobrak abriknya sebentar lalu mengeluarkan sebuah payung lipat berwarna biru tua.

“Kau bawa payung? Senangnyaaa…” Yoona meraih payung yang ada ditangan Donghae. Yeoja itu berdiri lalu membuka payung itu. Menyampirkan gagangnya dibahu lalu menarik tangan Donghae. “Ayo pulang.”

Donghae hanya tertawa kecil melihat yeojanya begitu bersemangat untuk pulang. Wajar saja. Badan mereka sudah lelah dan lengket karena keringat. Ingin mandi.

Namja itu mengalungkan tali tas belanja mereka pada lengannya dan merebut gagang payung yang dipegang Yoona. “Aku saja yang bawa.”

Yoona mengangguk mengiyakan. Donghae lebih tinggi darinya. Jika dia yang membawa payung, bisa-bisa tangannya pegal karena mengangkat payung tinggi-tinggi.

Dengan kedua tangan mengalung pada lengan Donghae yang sedang memegang gagang payung diantara mereka berdua, Yoona mengulas senyumnya dan mulai berjalan menjauhi gazebo. Senyumnya makin melebar kala yeoja itu tahu berpasang-pasang mata dari arah gazebo yang berada dipinggir jalan taman melihat mereka yang tengah berjalan menembus hujan dibawah satu payung dengan tatapan iri. Oh ayolah, bukankah itu romantis?

Donghae tersenyum kecil menanggapi ulah gadisnya. Tinggal bersama selama bertahun-tahun bukan berarti Donghae tak mengerti Yoona. Namja itu paham kekasihnya menyukai hal-hal childish berbau romantis.

Namja Lee itu tersenyum lebar kala sebuah ide hinggap diotaknya. Tak salah bukan sesekali mendukung hal childish yang disukai Yoona?

Namja itu mengangkat tangan kanannya yang memegang payung. Lalu berjalan dibelakang Yoona. Tangan kirinya yang memegang tas belanja dilingkarkannya pada perut sang gadis. Langkah kakinya dia samakan dengan langkah kaki Yoona. Dengan posisi seperti itu, Donghae melakukan back hug pada Yoona seraya berjalan.

Wajah Yoona merona saat kekasihnya berani seperti ini didepan umum. Setahunya Donghae bukanlah namja yang suka mengumbar kemesraan. Yeoja itu menunduk seraya menggigit bibir bawahnya agar Donghae tak dapat melihat senyumannya yang terlalu lebar karena senang.

“Kenapa menunduk? Bukankah kau suka?” Donghae berbisik pelan. Diapun tak dapat menahan senyumannya yang muncul karena bangga dan malu.

“Aku suka.” Yeoja itu mengangkat wajahnya lalu tersenyum. “Tapi aku juga malu.” Kembali yeoja itu menunduk.

Donghae malah mengeratkan pelukannya lalu mencium pucuk kepala gadisnya. “Nikmati saja.”

Yoona mengangguk dan membalas perlakuan Donghae dengan memeluk lengan kiri sang namja yang melingkari perutnya.

Keduanya tetap berjalan tenang. Kali ini dengan tambahan bisik-bisik dari orang-orang yang ada disekitar mereka. Kebanyakan bisikan iri yang berasal dari kaum yeoja yang ingin diperlakukan seperti itu oleh namjanya.

Seharusnya kemesraan mereka bisa berlangsung lebih lama hingga mereka sampai di mobil yang Donghae parkir di samping taman. Namun tiba-tiba handphone namja itu bergetar dan berbunyi. Menandakan ada sebuah panggilan yang masuk. Ingin rasanya Donghae mengalihkan telepon itu. Namun getaran dan suara handphone yang berbunyi nyaring karena disetting pada tingkat maksimum membuat Donghae risih sendiri.

Keduanya berhenti berjalan. Dengan enggan Donghae mengambil handphone yang disimpannya didalam tas kecilnya. Yoona sendiri mengambil alih memegang payung dan memandang mobil mereka yang sudah tak jauh lagi.

“Siapa?” tanya Yoona saat Donghae memandang layar handphonenya.

“Kyuhyun,” jawab namja itu lalu mengarahkan handphonenya ke telinga. “Yeoboseyo?”

Tak butuh waktu lama hingga terdengar Donghae yang berteriak tertahan dan Yoona yang kaget. Dengan penjelasan singkat dari Donghae, keduanya segera berlari cepat menuju mobil tanpa menghiraukan payung yang Yoona lempar dan Donghae yang meletakkan dengan kasar tas belanja mereka keseat belakang mobil.

Dengan nafas yang memburu dan tubuh yang sedikit basah, Donghae melajukan mobilnya dengan kencang dan Yoona memasang seat belt keduanya. Tangan bergetar yeoja itu meraih handphone dan kembali menghubungi adik laki-lakinya untuk mendengar penjelasan lebih lanjut.

.

.

BYUURR!!

Gelombang air tercipta seiring dengan sesosok tubuh yang menceburkan diri kedalam kolam renang indoor itu. Tak lama seorang namja muncul ke permukaan dan berenang ketepian. Menuju seorang yeoja yang duduk disisi kolam dengan kaki yang dimasukkan ke air.

Yeoja itu tersenyum saat sang namja meraih kakinya namun tak menariknya untuk masuk kedalam kolam. Namja itu hanya memegang kakinya untuk dijadikan pegangan.

“Seru?” suara lembut sang yeoja menyapa namjanya.

Sang namja tersenyum puas. “Sangat. Aku malah ingin mencoba lagi.”

Yeoja itu tertawa. “Gantianlah dengan yang lain. Mereka juga ingin mencobanya.”

Yeoja itu menunjuk sisi kolam, dimana terdapat fasilitas tangga dengan pijakan untuk melompat dengan ketinggian yang berbeda-beda. Beberapa orang terlihat berkumpul untuk melompat terjun dari sana.

Namja itu mengikuti arah telunjuk sang gadis lalu menyeringai. “Sudah kukatakan ini seru.”

Yeoja berkulit seputih susu itu mengangguk kemudian kembali menunjuk kearah yang sama. “Lihat Siwonnie. Itu Jungmo.”

Siwon menolehkan kepalanya. Tangannya masih setia memegang salah satu kaki gadisnya yang berada diair. Namja itu tertawa dan menyoraki seorang namja yang berdiri dipijakan setinggi 5 meter. “Kurang tinggi, Jungmo!”

Jungmo yang tadinya bersiap melompat mengurungkan niat. Lalu berkacak pinggang kearah Siwon yang ada dipinggir kolam. “Ini sudah tinggi tahu!”

Siwon tertawa lalu mengacungkan jempolnya. Dilihatnya Jungmo masih bersiap-siap mengatur nafas. “Kau tak ingin mencobanya, Tiffany?”

Tiffany masih menunggui Jungmo yang belum melompat sedari tadi. Kini namja tukang ribut itu malah berdebat dengan salah satu namja yang ada dibelakangnya. Menunggu giliran untuk melompat.

“Nanti saja.”

Siwon mengangguk-angguk mendengar jawaban kekasihnya. “Kau harus coba. Ini benar-benar seru. Memacu adrenalin. Aku mau mencoba yang tertinggi. 10 meter.”

Tiffany terkekeh kala mendengar keinginan namjanya itu.

Asrama mereka memang sangat besar. Sehingga sanggup membuat kolam renang berukuran 25×15 meter. Kolam itu memiliki dasar yang bertingkat. Dibawah pijakan untuk melompat adalah dasar kolam yang paling dalam, yaitu 5 meter. Sedangkan disisi kolam yang berlawanan adalah dasar kolam paling rendah, yaitu 1,5 meter. Kolam renang indoor itu dibangun disamping gym yang memang disediakan didalam asrama mewah ini.

Sudah menjadi aturan tetap bahwa tiap malam minggu air kolam akan diganti menjadi air hangat. Beberapa makanan ringan juga disediakan dipinggir kolam oleh pengurus asrama. Hal ini dimaksudkan untuk memberi hiburan pada penghuni asrama yang memilih untuk tetap berada di asrama pada malam minggu. Tak jarang pengurus asrama juga menyempatkan untuk menceburkan diri ikut menikmati kolam air hangat asrama mereka. Dan Siwon dan Tiffany adalah pengunjung tetap kolam renang seperti saat ini.

Tiffany mengedarkan pandangannya. “Malam ini ramai ya, Siwonnie.”

Siwon ikut mengedarkan pandangannya pada seisi ruangan. Beberapa orang berlalu lalang berenang disekitar mereka. Ada pula yang hanya duduk dikursi yang ada dipinggir kolam seraya menikmati makanan yang disediakan. Lainnya yang Siwon kenal sebagai murid-murid tingkat 10 dan 11 terlihat berlarian sambil tertawa lepas. Penghuni asrama berbaur diruangan ini. Tak ada kecanggungan. Hanya keakraban yang menghangati mereka.

Pandangan keduanya kembali beralih pada Jungmo yang akan melompat. Orang-orang yang berada dikolam dan sekitarnya menghitung mundur sebagai aba-aba untuk namja itu.

“3… 2… 1…!!”

BYUURR!!

Tiffany bertepuk tangan menyambut Jungmo yang kini berenang menuju dirinya dan Siwon.

“Seru sekali!!” Jungmo berteriak heboh seraya menarik badannya untuk keluar dari air. Namja itu sontak berbaring dipinggir kolam. “Tapi aku lelah. Jantungku sepertinya masih tertinggal disana.”

Ketiganya sedang mengobrol ringan saat Siwon melihat Yesung dan Yuri yang berjalan keluar dari ruang ganti sambil berpegangan tangan. Siwon mengangkat tangannya memberi isyarat keduanya untuk mendekat.

“Kenapa baru kemari?” tanya Tiffany pada Yuri yang duduk disampingnya. Yesung sendiri sudah menceburkan diri kekolam.

“Iya hyung. Ini bahkan sudah hampir tengah malam. Kenapa baru datang?” tanya Siwon.

Yesung memunculkan kepalanya lalu berenang mendekat. “Habis olahraga.”

Jungmo mengernyit bingung. “Di gym?”

Yesung menggeleng lalu menyelam sebentar. Jawabannya muncul seiring dengan kepalanya yang kembali terlihat. Namja itu menyeringai. “Di kamar.”

Jungmo dan Siwon sudah berteriak heboh untuk menggoda pasangan yang baru datang itu. Wajah Yuri memerah seraya mencipratkan air kearah kekasihnya. Tiffany geleng-geleng kepala. Tahulah dia apa yang baru terjadi pada kedua sahabatnya itu.

Kelimanya bercanda dan saling menggoda dipinggir kolam. Tatapan-tatapan memuja terlihat dari penghuni asrama lainnya. Dengan 3 namja tampan dan 2 yeoja yang begitu terkenal diasrama mereka, malam itu terasa sayang untuk dilewatkan dengan berdiam diri dikamar.

“Yoona dan Donghae kemana?” tanya Tiffany sambil memainkan air kolam dengan kakinya. Siwon sudah melepaskan kakinya sejak tadi. Namja itu kini menumpukan lengannya pada pinggir kolam.

“Medical check up tadi siang. Lalu berbelanja. Mereka mengajak Yesung oppa. Tapi tak kuperbolehkan. Bayangkan saja. Semalam Yesung oppa sudah belanja banyak di online shop, masa mau belanja lagi?” Yuri berdecak seraya membetulkan ikatan rambutnya, bersiap-siap untuk menceburkan diri ke air.

“Yesung hyung mengerikan.” Jungmo yang duduk disamping Tiffany bergidik menatap Yesung yang masih berada di air.

“Heh. Kau juga mengerikan kalau sudah bersama gengmu itu,” seru Yesung.

Siwon tertawa. “Kalian sama saja.”

Jungmo dan Yesung saling berpandangan. Lalu menatap Siwon bersamaan. “Kau juga!”

Obrolan itu masih berlangsung saat kepala sekolah Lee yang jarang terlihat berada di ruangan itu datang dengan langkah kaki yang terburu-buru. Namja paruh baya itu bahkan sudah memakai piyama yang tertutup sebuah jaket coklat. Menandakan bahwa seharusnya dia sudah terlelap sedari tadi.

“Yesung, Kyuhyun baru saja mengabari Paman. Sesuatu terjadi.”

.

.

“Kapan dia telepon?”

“Kau sudah menghubungi polisi?”

“Nomor Sooyoung tidak aktif.”

“Kau tahu siapa mereka?”

“Mereka bilang apa tadi?”

“Dimana handphonemu? Aku akan menghubungi mereka lagi.”

“Ya Tuhan. Sooyoung. Semoga dia baik-baik saja.”

Kyuhyun berjalan mondar mandir di ruangan itu. Namja itu mengumpat kesal. Lalu mendudukkan diri di ranjang.

Kini semua orang yang sudah Kyuhyun kabari sedang berada di sebuah ruang besar dengan penghangat didalamnya. Saat menerima telepon dari orang tak dikenal yang mengabari bahwa Sooyoungnya dalam bahaya, namja itu langsung berlari menuju kamar milik kepala sekolah Lee dan istrinya. Keduanya adalah orang yang Kyuhyun percaya bisa membantu. Tak mungkin Kyuhyun hanya mengandalkan dirinya sendiri beserta hyung dan noonanya. Mereka bahkan belum melewati umur 20 tahun.

Seorang yeoja paruh baya mengelus punggung Kyuhyun dan menyodorkan segelas air putih. “Minumlah dulu.”

Kyuhyun menenggak air itu dengan susah payah. Tenggorokannya seperti berisi duri-duri tajam yang menghalangi air untuk berjalan mulus masuk ke lambungnya.

“Bibi mengatakan ini pada keluarga Im?” dipandangnya yeoja paruh baya yang berada disampingnya.

Ny. Lee tersenyum meski sedikit terpaksa karena kalut mengetahui kekasih namja muda yang dianggapnya anak sedang berada dalam situasi genting. “Bibi belum mengatakan apa-apa pada mereka.”

Kyuhyun mengangguk. “Jangan bilang pada mereka Bi.”

“Apa mungkin Jay?” Donghae berspekulasi.

Kepala sekolah Lee menggeleng. “Bukan. Paman baru menelepon kantor polisi. Jay ada disel tahanannya.”

“Lalu siapa?” Siwon bertanya seraya meminum teh hangat yang disediakan istri sang kepala sekolah.

Kyuhyun menggeleng. “Entahlah.”

“Kau kenal suaranya?” Yesung berjongkok didepan Kyuhyun.

“Tidak hyung.”

“Dia bilang apa?” suara Tiffany terdengar bergetar. Perpaduan antara menahan tangis dan kedinginan. Yeoja itu beserta keempat temannya bahkan hanya memakai bathrobe.

Kyuhyun menghela nafas berat saat kembali mengingat percakapan mereka tadi. “Dia bilang Sooyoung ada bersama mereka. Mereka memintaku untuk menyerahkan diri.”

“Menyerahkan diri?” Yuri yang sedari tadi menahan tangisnya kini bertanya.

“Kau punya masalah dengan orang luar?” Yoona duduk disebelah adiknya. Matanya memicing siap meledak jika ternyata adiknya itu kembali berurusan dengan geng jalanan.

Kyuhyun menggeleng. “Sama sekali tak ada, noona. Aku juga tak tahu kenapa bisa seperti ini.”

“Ini aneh. Setahuku juga Kyuhyun sama sekali sudah tak ada hubungannya dengan geng-geng itu. Apa ini masih ada hubungannya dengan Jay?” Jungmo yang duduk disofa bersama kepala sekolah Lee memberikan sebuah kemungkinan. Jungmo memang mengetahui apa yang terjadi pada Kyuhyun dulu.

“Bisa saja,” gumam Yesung. Namja itu menatap pamannya. “Menurut Paman bagaimana?”

Kepala sekolah Lee terlihat berpikir sebelum mengatakan sesuatu. “Besok kita kekantor polisi. Temui Jay. Mungkin dia bisa memberikan sesuatu.”

.

.

“Bukan aku.” Namja itu terlihat angkuh. Ingin sekali Kyuhyun memukul wajahnya yang menyebalkan. Sayang, ada terali yang menghalangi mereka.

“Jangan berbohong, Jay.” Jungmo mengintimidasi dengan tatapan tajamnya.

“Aku tidak bohong.” Namja bernama Jay yang sempat membuat masalah dengan Kyuhyun itu berdecak kesal. “Seluruh anak buahku sudah ditangkap oleh polisi. Bagaimana mungkin aku yang menjadi tersangka?”

“Bisa saja kau menyuruh orang lain yang kau anggap partner.” Kyuhyun mengatakan sesuatu yang masuk akal.

Jay menggeleng. “Tidak.”

“Kau tahu sesuatu?” tanya Yesung. Dia tak mau kedatangan mereka kemari sia-sia.

Namja yang memakai seragam biru tua itu terdiam sesaat sebelum menggeleng. “Tidak ada yang kutahu.”

“Kau bohong,” putus Yesung.

“Tidak.”

“Ehem.” Deheman keras sengaja kepala sekolah Lee keluarkan. “Jay, aku tahu kau mengetahui sesuatu.”

Jay menatap namja paruh baya itu. “Kau siapa Pak Tua?” remeh Jay.

Kepala sekolah Lee hanya balas menatap Jay dengan tak berkedip. Tatapan mengintimidasi yang diberikannya sedikit membuat Jay menciut.

Tet

Suara bel terdengar. Menandakan bahwa waktu besuk tinggal 5 menit.

“Beritahu aku,” suara berat milik kepala sekolah Lee kembali terdengar. “Atau ibumu tak akan tenang.”

Jay tersenyum kecut. “Ibuku sudah mati.”

Kepala sekolah Lee kembali berdehem. “Aku tahu. Tapi abunya masih ada.”

Jay terlihat berpikir. “Lalu?”

“Kau tahu?” kepala sekolah Lee membetulkan kacamatanya. “Kudengar tempat ini berhantu. Penjara ini bekas tempat penyiksaan prajurit Korea saat masa penjajahan. Kau pernah mendengar jeritan mereka saat malam?”

Jay memundurkan tubuh hingga punggungnya menyentuh sandaran kursi kayu yang didudukinya. “Aku tak percaya dengan hal semacam itu.”

“Ya ya ya.” Kepala sekolah Lee memajukan kepalanya dan berbicara pelan. “Mungkin saja ibumu akan mengunjungi anaknya ini. Dan memintamu untuk menemukan abunya yang akan aku buang jika kau tak mengatakan apa yang kau tahu.”

Tet tet

Waktu besuk akan habis dalam 1 menit. Rahang Kyuhyun mengeras menahan emosi. Kepala sekolah Lee masih menatap Jay tajam.

Hingga akhirnya namja yang dikenai sanksi kurungan 7 tahun itu menghela nafas berat. “Baiklah.”

Kepala sekolah Lee sebenarnya hanya menggertak tadi. Dia sama sekali tak mengetahui perihal keluarga Jay. Namun melihat gelagat Jay yang berniat menyerah untuk memberitahukan mereka apa yang dia tahu, membuat namja paruh baya itu sedikit bangga pada kemampuannya berkata-kata.

Keempat namja yang sedari tadi sudah siap meledak itu memberi perhatian penuh pada Jay.

“Jino datang kemari beberapa hari yang lalu.”

“Jino?” tanya Yesung bingung. Dia tak kenal nama itu. Namun melihat wajah Kyuhyun yang memerah dan tangannya yang mengepal, namja itu tahu bahwa Kyuhyun mengenalnya.

“Dia hanya bilang dia punya kejutan. Setelah itu dia pergi.”

Seorang petugas memasuki ruangan berkunjung. “Maaf. Waktu besuk sudah habis. Silahkan menuju pintu keluar.”

Beberapa pengunjung lain sudah beranjak dari kursi mereka. Begitu pula dengan keempat namja itu.

“Kau tahu aku juga tak menyukai Jino. Tak ada satupun alasanku untuk membantunya.”

Kyuhyun tak mengatakan apapun. Namja itu bergegas keluar disusul dengan orang-orang yang bersamanya.

“Kau kenal mereka?” Yesung melirik Kyuhyun yang duduk dibangku belakang mobil dari spion dalam.

“Aku kenal.”

“Siapa?” Kepala sekolah Lee yang duduk disamping Yesung yang sedang menyupir menoleh kebelakang. Jungmo pun ikut memiringkan badannya.

“Dulu Jino adalah musuh geng Jay. Sepertinya dia bermaksud balas dendam padaku.”

“Balas dendam?” tanya Jungmo.

Kyuhyun mengangguk. “Aku dulu sempat dipenjara karena hampir membunuhnya. Setelahnya Yoona noona memohon padaku untuk berubah dan aku sama sekali tak tahu apa yang terjadi pada mereka.”

Keempatnya terdiam. Hingga handphone Kyuhyun berdering. “Jino.”

“Halo.”

“…”

“Jangan menyentuhnya.”

“…”

“Dimana?”

“…”

“Aku tahu.”

Pip

“Jino memintaku datang sendiri ketempatnya.”

“Kau tahu tempatnya?” Yesung menekan gas mobilnya lebih dalam. Saat ini mereka perlu berkumpul bersama di asrama untuk menentukan langkah selanjutnya.

Kyuhyun mengangguk. “Aku tahu.”

.

.

“Kami akan ikut, Kyuhyun!” Kepala sekolah Lee meledak saat Kyuhyun dengan keras kepalanya mengatakan bahwa dia akan pergi sendirian.

“Tidak Paman. Dia berbahaya.”

“Tapi akan lebih berbahaya jika kau pergi sendirian!” kepala sekolah Lee duduk disofa seraya memijit pelipisnya.

“Kami akan ikut. Titik,” putus Yesung.

“Tidak bisa hyung. Mereka akan menyakiti Sooyoung.”

Yuri yang sedang dipeluk oleh Ny. Lee semakin mengalirkan air matanya deras ketika mendengar ucapan Kyuhyun.

Tiffany dan Yoona hanya terdiam mendengar perdebatan para namja. Semuanya berpendapat bahwa Kyuhyun tidak pergi sendiri. Bertentangan dengan keinginan namja itu.

Siwon berdecak kesal. “Kita bukan superhero, Kyuhyun,” ucap namja itu serius.

“Paman akan hubungi polisi.”

“Jangan Paman. Itu lebih berbahaya,” mohon Kyuhyun.

“Kalau begitu perbolehkan kami ikut!” sengit Donghae.

Hening sejenak. Hingga akhirnya namja tertua yang sudah paruh baya itu mengutarakan keputusannya. “Kau bergerak duluan Kyuhyun. Kami akan menyusulmu.”

.

.

Kyuhyun menghela nafasnya. Digenggamnya erat pegangan pintu sebuah gudang yang ada didepannya. Meski tak membawa salah satu pisau atau pistolnya karena terlalu beresiko, namja itu tak takut. Dulu dia sering seperti ini. Menghadapi berpuluh-puluh orang dan saling memukul bahkan saat umurnya masih belasan tahun. Mengingat itu semua adrenalinnya terasa berpacu. Dikontrolnya semua perasaan berkecamuk dihatinya. Fokusnya hanyalah satu. Choi Sooyoung.

Perlahan namja itu masuk ke dalam. Gudang tua dengan jendela-jendela yang merangkap ventilasi membuat gudang itu terlihat terang karena sinar matahari sore. Beberapa kipas besar berputar-putar diatasnya. Tumpukan kayu dan berbagai macam material terlihat dimana-mana. Sebuah tangki besar berada disudut ruangan itu. Katrol-katrol menggantung dilangit-langit dengan rantai besi berkarat yang melilitinya. Gudang itu tak terlalu besar namun cukup luas jika tak ada barang-barang yang memenuhinya. Entah tempat apa ini sebelumnya. Yang jelas letaknya yang berada dipinggir kota membuatnya jauh dari akses keramaian.

Beberapa orang terlihat sedang duduk-duduk diatas tumpukan tong-tong besar dan kotak-kotak kayu. Sebagian berdiri dibalkon lantai 2. Yang lainnya terlihat duduk dikursi dengan wajah pongah. Ada pula beberapa wanita dengan kelakuan sama. Beberapa wajah mereka masih bisa Kyuhyun ingat. Menandakan bahwa selama bertahun-tahun orang-orang itu masih kacau dalam hidupnya.

“Kau datang?”

Sebuah suara yang berasal dari atas membuat Kyuhyun mendongak untuk mencari-cari pemilik suara. Seorang namja duduk di sebuah kursi dengan angkuhnya. Tangannya memegang sebuah tongkat bisbol. Lalu maju beberapa langkah dan memegang pinggiran besi diujung lantai yang lebih luas dari balkon lainnya layaknya sebuah panggung kecil.

“Aku datang.” Suara Kyuhyun terdengar tegas.

Bisa Kyuhyun dengar suara tarikan pintu. Namja itu masih tak mengalihkan tatapannya dari namja yang berada diatas. Meski dia tahu, akses keluarnya sudah terkunci rapat.

“Nyalimu besar juga.”

“Aku tak sepertimu, Jino-ssi.”

Jino tertawa. Namja itu mengarahkan tongkat bisbolnya pada Kyuhyun yang berada tepat ditengah ruangan. “Kau sendiri. Dan aku…,” tongkat itu bergerak layaknya memutari ruangan, “bersama puluhan orang.”

“Aku tak takut.”

Jino memejamkan matanya. “Ah, kau benar. Tak mungkin kau takut.” Raut wajah Kyuhyun yang datar memberinya tekanan.

Namja itu berbalik kebelakang. Lalu menyeret sesuatu dari balik kursinya. “Kau kenal dia?”

Rahang Kyuhyun mengeras. Giginya yang saling bergesekan menimbulkan suara yang bisa didengarnya sendiri. Tangannya mengepal erat. Meski mata dan wajahnya terlihat tanpa ekspresi, namun hati namja itu begitu emosi.

Sooyoung terlihat kacau. Pakaiannya lusuh dan kotor. Beberapa bekas darah yang sudah mengering terlihat diwajahnya. Bagian tubuhnya yang tak tertutup pakaian terlihat lebam. Rambut panjang hitam yeoja itu kini sudah acak-acakan. Sebagian berada didalam genggaman Jino karena namja itu menyeretnya.

“Kekasihmu, huh?” Jino berjongkok dan menarik rambut Sooyoung kebawah, membuat yeoja itu meringis. “Cantik.”

“Jangan sentuh dia.” Getaran dalam suara Kyuhyun begitu terasa.

Jino tertawa dan melepas pegangannya pada rambut Sooyoung. “Berlututlah,” ucapnya pada Kyuhyun.

Kyuhyun tak bergerak. Berulang kali ditahannya untuk tak kembali melihat keadaan Sooyoung yang membuat hatinya menjerit.

“Aku bilang berlutut!” Jino menarik kembali rambut Sooyoung. Jeritan Sooyoung membuat kaki Kyuhyun goyah. Namun namja itu tak mau bergerak sedikitpun. Sekali saja Kyuhyun menurunkan tubuhnya, maka Jino akan menang.

“Kau tak mau menurutiku?” tongkat bisbol itu terangkat. “Berlutut.”

Namja itu berdecih saat mengetahui Kyuhyun memang tak bergerak sedikitpun.

Bugh!

“Aaaaaahhhh…!!”

Teriakan Sooyoung begitu bergema diruangan yang tertutup itu. Melihat yeojanya bersimpuh setelah punggung Sooyoung dipukul dengan tongkat bisbol membuat lutut Kyuhyun bergetar. Sontak namja itu berlutut.

Jino kembali tertawa. Kali ini lebih keras dan diikuti oleh anak buahnya.

Keringat membasahi tubuh Kyuhyun. Namja itu begitu emosi. Dilihatnya Sooyoung meringis dengan mata yang terpejam.

Penglihatan Sooyoung sebenarnya sudah mengabur. Sakit yang didera tubuhnya membuat kesadarannya hampir hilang. Namun pemandangan yang dilihatnya saat membuka mata justru membuat matanya basah oleh air mata. Kyuhyun berlutut seraya menatapnya pilu. Sooyoung menggeleng pelan.

“Hei.”

Kepala Sooyoung kembali mendongak saat sebuah jambakan kembali diterimanya.

“Kau tahu kesalahan pacarmu itu?”

Sooyoung terdiam. Tubuhnya lemas dan hanya mengikuti gerakan tangan Jino yang memegangnya. Hanya dadanya yang naik turun dengan cepat.

“Kyuhyun itu dulu namja kuat. Dia hanya bisa berkelahi. Tak punya perasaan. Yah, meski aku juga seperti itu.” Jino berhenti dan menghempaskan kepala Sooyoung hingga membentur pinggiran kursi kayu.

“Tapi bodohnya, dia cari masalah denganku. Dengan tubuh yang bahkan belum terbentuk sempurna, dia menikamku berkali-kali dengan pisau.”

Sooyoung merasa nyawanya sudah hampir habis. Tubuhnya terasa kebas tak bisa merasakan apa-apa lagi.

“Aku bukan pemarah.” Jino kembali memutar tongkat bisbolnya. “Tapi aku pendendam.”

Saat itu juga Kyuhyun merasakan punggungnya terhantam kayu hingga kayu itu patah. Beberapa orang mulai memukulinya. Bisa Kyuhyun rasakan amis dan asin didalam mulutnya.

Berusaha bangkit, Kyuhyun meraih lengan namja yang berniat memukulnya. Mendorong namja itu kearah beberapa teman yang ada dibelakangnya. Diambilnya sepotong tongkat besi yang tergeletak begitu saja di lantai. Dipukulnya berkali-kali orang-orang yang mendekatinya. Beberapa kali sempat pukulan kayu kembali dirasakannya, namun Kyuhyun berusaha kuat. Meski dia yakin tulang punggungnya berpotensi remuk.

“Kau menikmatinya?” Jino berteriak.

“Brengsek!” umpat Kyuhyun saat tongkat besi yang dari tadi dipegangnya terlempar jauh.

Pukulan demi pukulan kini Kyuhyun dapatkan. Wajahnya, kakinya, perutnya, tak ada satupun bagian tubuhnya yang lolos dari serangan bertubi-tubi itu.

Sebuah ketokan yang berbunyi nyaring membuat hantaman pada Kyuhyun berhenti.

“Bawa dia padaku,” perintah Jino.

Bisa Kyuhyun rasakan tarikan pada bajunya lalu disusul dorongan pada punggungnya untuk berjalan. Susah payah Kyuhyun mengikuti seorang namja bertato yang menarik rambutnya menuju lantai 2.

Bruk!

Tubuh Kyuhyun terlempar tepat dibawah kaki Jino. Namja itu tertawa puas.

“Kau lemah sekarang, heh?” Jino menendang perut Kyuhyun. “Berdiri.”

Dengan kesadaran yang tersisa, Kyuhyun bangkit. Darah yang mengalir dari pelipisnya membuat pandangannya sedikit terhalangi. Tangannya mengepal dan bergerak maju dengan cepat. Pukulan pertama meleset. Hingga pukulan ketiga akhirnya bisa mendarat di perut Jino.

“Cih! Hanya begitu?” Jino mengangkat tongkat bisbolnya dan mulai menyerang Kyuhyun.

Tak mau kalah, Kyuhyun meraih berbagai benda yang ada disekitarnya. Perkelahian mulai terasa sengit saat keduanya masih tetap berdiri kokoh saling menyerang meskipun suara pukulan terus terdengar.

Kyuhyun merebut tongkat bisbol dari tangan Jino dan mulai menyerang namja itu. Hingga akhirnya dengan berpegangan pada sisi dinding, Jino kembali berdiri.

Nafas Kyuhyun memburu. Air liurnya yang bercampur darah menetes keluar dan mendarat di lantai besi yang dipijaknya. Diliriknya Sooyoung yang terduduk lemah dipojokan. Tak ada kata-kata yang keluar. Hanya dengan tatapannya Kyuhyun mengisyaratkan pada Sooyoung bahwa mereka akan baik-baik saja.

“Kau kalah, brengsek. Jangan berlagak menjadi jagoan kalau hanya berdiri dibelakang suruhanmu.” Kyuhyun kembali mengumpat dengan kata-kata tajamnya.

“Aku belum kalah.” Namja itu tertawa dan mencoba berdiri tanpa berpegangan. Namun hasilnya dia malah jatuh terduduk. Kembali dia mencoba bangkit meski sempoyongan.

Brak!

Jino menoleh cepat kearah pintu yang baru saja didobrak beberapa orang.

“Kau membawa orang? Pengecut!” bentak Jino.

Kyuhyun berdecih. “Aku pengecut? Bukankah itu kau? Hanya berani menyuruh suruhanmu untuk memukulku.”

Dengan samurainya, Yesung segera berlari ke segala arah dan menebas orang-orang yang dilewatinya. Siwon yang memang ahli dalam tae kwon do menggerakkan badannya menghindar dari pukulan-pukulan dan mulai melancarkan serangan. Jungmo dan Donghae yang menyerang satu persatu pemuda yang masih berdiri tegak dengan tongkat-tongkat besi.

Hanya ada Kyuhyun, Sooyoung dan Jino di lantai 2 itu. Melihat seluruh suruhannya mulai terdesak dengan serangan yang begitu tiba-tiba itu, Jino mulai mencari akal. Tangannya bergerak menggapai lengan Sooyoung saat dilihatnya yeoja itu terpuruk di pojokan. Kemudian membawa Sooyoung kepinggir pagar besi lantai 2.

“Lepaskan dia.” Kyuhyun menggeram.

Jino tertawa. “Tak akan.”

“Kau tak mau dia mati kan?” Jino mulai mendorong Sooyoung menuju tepian yang sama sekali tak ada pembatasnya. Sekuat tenaga Sooyoung meraih pagar besi yang masih bisa dijangkaunya dengan tangan.

Kyuhyun bergerak maju. “Brengsek! Kau memang pengecut!”

“Kau maju lagi, kulempar yeoja ini!” bentak Jino. Sebenarnya dia kalut. Suruhannya sudah banyak yang terkapar tak berdaya dibawah sana. Tak ada jalan keluar baginya. Jino tahu dia akan tamat kali ini. Namun membuat Kyuhyun tersiksa hingga akhir menjadi kepuasan tersendiri baginya.

“Lepas dia, Jino!!” teriak Kyuhyun. Namja itu sudah melempar tongkat bisbol yang sedari tadi dipegangnya karena marah.

Jino tersenyum meremehkan. Sungguh Kyuhyun ingin menghajar wajah itu hingga tak berbentuk.

“Kau mau aku melepaskannya? Baiklah.”

Dan kedua mata Kyuhyun membulat penuh saat melihat Jino mendorong tubuh Sooyoungnya kebawah. Dalam sekejap, yeoja itu menghilang dari pandangan seiring dengan teriakannya.

“Sooyoung!”

Kyuhyun berlari menuju pinggiran besi dan melihat kebawah. Sooyoung jatuh diatas tumpukan material triplek. Namja itu sedikit bernafas lega saat Sooyoung menggerakkan tangannya meski mata yeoja itu terpejam dan tubuhnya diam.

“Kau memang berengsek!”

Kyuhyun meraih kerah baju Jino dan membantingnya ke lantai. Diarahkannya pukulan berkali-kali kerahang namja itu. Aliran darah merah pekat mengalir dari hidung dan mulutnya. Bahkan beberapa kali terciprat kebaju Kyuhyun.

Sooyoung sungguh merasakan dirinya melayang. Sempat didengarnya teriakan Kyuhyun yang memanggil namanya sebelum merasakan punggungnya mendarat hebat entah diatas tumpukan apa. Tapi yeoja itu yakin, tulangnya pasti patah karena dia sempat mendengar bunyi patahan yang keras. Belum lagi hantaman tongkat bisbol yang sempat diberikan Jino.

Yeoja itu membuka mata. Bayangan yang diterima kedua retinanya adalah atap gudang yang kusam. Beralih kesamping, dia tak yakin sebenarnya. Tapi benarkah itu Yesung? Yeoja itu bisa mendengar Yesung memanggil namanya. Disusul dengan suara Jungmo, Siwon dan Donghae. Tapi kenapa tak ada satupun dari mereka yang mendatanginya?

Ingin melihat keadaan dan memastikan tulang punggungnya patah atau tidak, Sooyoung perlahan mengangkat tubuhnya. Dan dia masih sanggup! Itu berarti punggungnya mungkin tak mengalami patah meski terasa ngilu luar biasa.

Diedarkannya pandangan. Beberapa orang berbaring lemah seraya memegang beberapa bagian tubuh mereka yang sakit. Sebagian lagi masih menyerang empat orang namja temannya. Pantaslah tak ada yang menghampirinya.

Sooyoung ingin berdiri. Namun ada yang dirasanya aneh. Dia masih bisa menggerakkan kaki kanannya. Kaki kirinya? Sebatas lutut dia masih bisa merasakan karena sakit luar biasa. Tapi jemarinya? Kenapa sama sekali tak terasa apa-apa?

Memberanikan diri, Sooyoung sedikit memajukan tubuh untuk melihat keadaan kakinya. Dan yang ditakutkannya terjadi. Pikirannya mulai kalut saat mendapati posisi separuh betis hingga jemari kaki kirinya berada diposisi yang tak seharusnya meski tak ada darah yang terlihat. Kedua kakinya seperti sedang mengangkang namun betis hingga bagian dasar kaki kirinya menghadap kearah yang berlawanan dengan arah kaki kanannya. Telapak kaki kanannya menghadap kearah luar tubuhnya sedangkan telapak kaki kirinya menghadap kearah dalam tubuhnya. Merasa sesuatu yang janggal, Sooyoung mulai berteriak.

“Kyuhyun! KYUHYUUUUNN….!!!”

Kyuhyun masih memukul dengan kekuatan penuh pada wajah Jino yang bisa dipastikan sudah remuk itu. Emosinya terlalu menguasai diri membuat Kyuhyun melupakan Sooyoung. Hingga didengarnya teriakan histeris Sooyoung yang memanggil namanya.

Setelah menghempaskan tubuh Jino kedinding, Kyuhyun segera berlari dan mendapati Sooyoung yang terlihat panik. Tanpa perlu mengatakan apa-apa, namja itu bisa melihat posisi tubuh Sooyoung yang tak wajar.

“Ssshh… Tenanglah.” Kyuhyun menghampiri Sooyoung dan menggendongnya. Mengabaikan seluruh rasa sakit yang mendera. Melihat kekasihnya seperti itu membuat Kyuhyun sungguh tak tega.

Kyuhyun masih berjalan tertatih dengan meneriaki keempat temannya yang sudah kewalahan menghadapi musuh yang begitu banyak. Yesung bahkan kini berkelahi dengan tangan kosong. Donghae sendiri sudah terpojok diruangan, melindungi kepalanya dari pukulan-pukulan ganas. Siwon dan Jungmo yang masih bertahan dengan tngkat besi sama sekali tak mendengar panggilan Kyuhyun.

Hingga beberapa orang berpakaian seragam polisi datang menyerbu bersama kepala sekolah Lee. Kyuhyun bernafas lega. Semua ini sudah berakhir. Sampai namja itu merasakan pukulan kuat yang menghantam bahu kirinya.

Bugh!

Kyuhyun terjatuh di tengah ruangan. Dengan kesadaran tersisa, namja itu berbalik. Dilihatnya Jino berdiri menyeringai dengan wajah yang berlumuran darah dan sebuah kayu ditangannya.

Yang terakhir kali Kyuhyun lihat adalah Sooyoung yang memegangi wajahnya dengan kepanikan luar biasa. Hingga kegelapan menyelimuti pandangannya seiring dengan kesadarannya yang tak bersisa.

To Be Continue

Yeah !

Chap 11! Eotte? Apa ada yang menebak ceritanya akan seperti ini? Pasti ada lah ya… Gimana posternya ? itu poster coba-coba yang aku buat sendiri hehe masih minimal lah kalo dikasih nilai hehe

Jadi, musuh Kyuhyun itu Jino yang mau balas dendam. Ingat ga di chap 2 Yuri pernah cerita Kyuhyun dulu pernah masuk penjara karena hampir bunuh orang? Nah, Jino itulah orangnya. Yang menculik Sooyoung itu laki-laki yang jadi pelanggan restoran yang manggil namanya. Anggaplah dia suruhannya Jino. Yah, si Jino OC gitu. Tapi kalau ga mau OC, anggaplah Jino SM The Ballad atau Jino lain yang kamu kenal ya. Hehe

Perihal kaki Sooyoung, ngerti ga? Kakinya dari betis sampe bawah patah didalam. Jadi ga berdarah. Patahnya itu sampe bikin betisnya kaya engsel pergelangan tangan gitu. Bisa bergerak 180°. Padahal ini kan betis yang tulangnya lurus, bukan engsel. Bisa dibayangin kan?

Author:

chemical engineering student's. yang sedikit banyak doyan nulis hal ga jelas.

142 thoughts on “Beloved Moment Chapter 11

  1. di part ini genre nya action , wuah gila seruu paling seneng sama adegan berantem nya
    semoga uri kyuyoung keadaannya ga terlalu memprihatinkan

  2. huwaaa,, lagi seru’y baca eh mala tbc,,, tpi aq blum ngerti posi” kaki’y soo eon kya gimana -__-“

  3. Syooo kenapa?
    KYUUUUUUUUU!!! OH NO! kamu kenapa di TBC itu….
    Bener” ff.nya keren bangettt….
    bahasa dan hal” kecil dalam ceritapun benar” diperhatikan dengan detail,,
    Beloved Moment DAEBAKKK!!!
    Gumawo udah boleh diremake jadi KYUYOUNG version.
    BabbyKim Chovenna!!

  4. yakk!! Bukannya ini ff yg seharusnya romance ya.
    Tapi kenapa malah action begini.
    Mana kakinya soo patah lagi.
    Huaaaaaa rasanya mau pingsan ngebayanginya.

    Tapi untung semua udah-hampir- berakhir .
    Next ditunggu thor.
    Fighting.

  5. aaaaaarrrrggghhhhh!!!
    bacanya bkin tegang! urat skitar plipis mata lgsg menegang…
    huuuuft…

    smoga tak ada hal2 yg lebih parah dr ini

  6. Smga next part ny mereka semua bhagia thor…
    Jgn dbuat sedih lge crita nya..
    Next next next~

  7. astaga..
    jino saking dendamnya pake balesnya ke soo..
    tp dia curang punya pasukan..

    aku sempet ngakak pas adegan yesung datang bawa samurai.. ga tau kenapa lucu aja..

    gimana dong itu kaki soo fraktur tertutup pasti sakit bangeet..
    kyu jg smoga ga knapa2..

    lanjutannya jangan lama2 yaaaa

  8. gila parah bgt tuh kyu sm sooyoung. . .bacanya aja smpe merinding, ,
    keren thor ,dtnggu bgt next partnya. .

    sorry bgt br bsa koment d part ini, , .

    intinya keren. . .daebak!!

  9. Aaaaa~!!! KYUYOUNG~!! kenapa kok tragis ?!! Tpi seruuu banget~!!! Next part di tunggu cepet nee?!! HWAITING~!! 😀

  10. ya tuhan merinding baca part kaki sooyoung patah… sumpah drtd g tega… g bs bayangi…. huaaaa ternyata jino… kasihan bgt syoung…td kyuhyun dipukul ya… part ini bner2 berdarah… part 12 bakal siap2 buat hal terburuk ini T.T
    next next.. semngat buat next part^^

  11. aaaauthor i love you . Sumpah keren ff nya . Ga nyangka kalo pelaku nya jino u,u semoga kyuyoung ga kenapa2

  12. aigooo kejaammmm…
    itu patah bagian dalam kan? fufufu in real life, penyembuhannya kan butuh waktu lama *dariyangpernahaqbaca yaa
    duh asli jadi penasaran bingit…

  13. Wih gila! Author daebak!
    Alurnya tersusun rapi, feelnya krasa, actionnya juga bagus. Wahh part ini paling bkin degdegan
    Kasian sama syoo eonni 😦 masa tulangnya patah sih? Nanti ga bisa jalan gimana? Aigoo kasian banget eonniku
    Next partnya cepet loh thor…jangan bkin syoo eon menderita dong hihihi

  14. Aigoooo nggak tega bacanya banyak adegan sadisnya tapi seruuu
    Omoo soo kasian banget
    Next ditunggu

  15. ya ampun.. mengenaskan…
    kaki syoo patah?? 😯
    omay gat… kiyu jg skarat… 😥
    hiks.. mengharu biru ini..
    next kyk gmn ya???

    lanjuuuttt chingu…
    daebakk.. seru.. dan selalu bikin penasaran.. 🙂
    😉

  16. Gilaa parah bgt, ngilu ngebayangin luka nya soo, jahat bgt deh si jino itu ckck
    Ok deh Next ditunggu

  17. Ow.. Kakinya patah?
    Astaga..
    Kyu juga, dulu pake berantem2 gitu sampe bunuh orang..
    Skrg jadi bikin syo sama dia nya sendiri babak belur deh..
    Smoga next mereka cepet sembuh

  18. kirain jay yang nyulik soo tapi ga taunya jino
    itu jino kejam banget
    ngeri ngebayangin kondisinya soo
    semoga soo sama kyu ga kenapa2

    ditunggu kelanjutannya 😀

  19. Next , soo unnie gimana nasibnya ??
    Hidupnya ? ._.
    Kyu oppa cepet bantu in soo unnie
    Kyuyoung kenapa ?? ._.

  20. Seruuu !!!
    Tp ksian soo eonn , kaki nya ampe patah x_x
    Kyuppa hwaiting , pasti bisa melawan Jino !
    Next

  21. waaaaaa part ini mmg sadis, bnr” sadis :O
    Kasian amet soo patah tulang 😥 kyu juga kasian 😥
    semoga mereka gpp :’)
    ditunggu selanjutnya, hwaiting !

  22. Ahh bgung mw komentar apa telalu tegang bca bisx ksian ma kyuyoung.. Cepat..cepat..lanjut.. Thor

  23. aduuh aku ngilu bayangin soo sshh, mana kyu cs udh kewalahan lagi, jino msh bisa mukul kyu ckck ga ada bantuan sama sekali nih? part berikutnya lanjuut makin seru nih

  24. aduuuhhh ngilu iihh baca pas kakinya soo patah itu thor ga tegaaaaaaa 😦 kyu kenapa ituuu??? aaa jebal selamatin kyuyoung sama yg lain!

  25. gue dateeennngggg…..
    baca komen2nya menarik ya.. sama chovenna kita bahas bareng2. hehehe…. btw, chovenna, nc juseyooo… di tunggu paketan android sama bb’y. hahahaha 😀

  26. moga aja kyuoyung baik2 aja,
    moga soo nggak cacat,and kyu nggak lupa ingatan*korban sinetron* 😀
    next thor^^

  27. akhirnya dipost juga…:),daebakk..
    si jino jhat bngettty…,ksihan soo unnie…:(
    dtnggu ne klnjtnnya…

  28. Huaaaa, gak tau harus komentar apaaaa ?! Keren thor chapter ini, mungkin tbcnya yaa yang ngeganggu hehe. Semoga kyuhyun sama soo gak ampe koma yaa, itu kakinya soo ampe begitu

  29. Tega banget sih jino jadi org. Kasian kan sooyoungnya sampe harus babak belur dan kakinya harus patah. Ckck di tunggu deh next chapternya (y)

  30. arrgh… Ngeri bnget ngebnyangn keaadaan soo.. Gk tega bcnnya… Mga kyuyoung gk pa2.. Next chingu

  31. ff ini keren banget pokoknya. yang romance, sedikit nc, friendship ditambah action lagi. tapi itu sooyoungnya yaampun gakebayang 😦 . nextnya thor ditunggu

  32. unniee ini part paling menyedihkan ceritanya ya ampun bayangi syoo patah kaki kyuyun di pukul err ngeri banget ahh selamatkan kyuyoung uniie 😥

  33. Omo, nih part yg bkin deg2’an.. Dari awal baca sampe akhir bkin tahan nafas…
    Soo eon kasian.. Kaki’y knapa.?
    Semoga baik2 aja ya…:-(

  34. oh kirain itu jay nyuruh orng buat nyulik soo eh trnyta eh trnyta yg nyulik itu jino
    itu kakiny soo gmn rasany ya,ngeri doh
    makin seru dah,itu yesung keren kekny mainin samurai gtu hoho
    ditunggu ff slanjutny :*

  35. Aku takut banget ngebayangin kaki nya sooyoung .. next part klo bisa jangan lama2 ya thor ..

  36. Aaaaaa author serem banget bayangin soo eon kaya gitu:(( semoga soo eon balik kaya biasanya lagi ya thor
    Lanjut penasaran sama next psrtnya jangan lama-lama thor;)

  37. iiihhh aku ngilu ngebayangin kakiny soo eon,aku pernah liat tu gimana kakiny muter,,,
    aduuh bener2 kasian soo eon semoga aj kakiny bisa jalan lagi..
    kaki keseleo aj udah bikin susah,apa lagi ini yang patah bener2 ni si jino jahatny minta ampun :@
    mana kyuppa pingsan lagi,,

    next, hwaiting ^^

  38. Yaaaa musuh’a banyak amat kyu
    kasian soo ky’a skt bgt
    tp untung mereka punya temen2 yg bener2 selalu ada dsaat apapun
    h.mmm
    kyu oppa kena pukul???mg ajja gpp…

  39. gak tau mau bilang apa, entah ini yg namanya pengorbanan cinta atau apa *o* intinya gak sanggup dgn keadaan kyuyoung yg luka2, apalg kondisi soo ToT

  40. Woww, seru, sehat, syahdu,sadis, settaannn(spc to jino)…
    “Beloved Moment” so addict, alur critanya mengalir, cast-nya pas, mantabb. Bener2, bacanya serasa lgi bca novel, n pas ngabayanginnya kyk lgi nonton K-drama, keren bgt, jeongmal gomawo utk itu…
    Di jadiin novel aja thor, dngn cast yg tetep sama, boleh ga ya sma SM..???
    To author, to chovenna or babykim, gomawo cerita yg kalian buat telah melengkapi ruang imajenasi ku, to chovenna, posternya bagus kok, quot-nya cerminan dari para namja di “BM” paaasss bgt. Aku slalu menanti kelanjutannya, gomawo..

  41. Part bener” kejam, jadi part selanjutnya momen kyuyoungnya harus dibanyakin ya eon. Hwaiting untuk part seanjutnya ~~^^

  42. Keren thor,
    Tapi kyuyoung.ny kasihan bnget, aplagi kakiny soo eonni itu, ga bisa ngebayangin dah,
    Next jngan lma” y thor, 🙂

  43. Aigoo .. kesian Uri Kyuyoung !!! Jino nappeun! kejam! . Kyuppa pingsan, Sooeon patah tulang, waaaaa terkutuk kau Jino!!!! Part ini tragis banget, ya ampun uri Kyuyoung, aku fikir Sooeon dan Kyuppa akan sama” selamat, tapi nyatanya? perkiraanku meleset. Oke deh, keren chingu, feelnya dapet.. Next part ditunggu yaa. Fighting!

  44. seru chingu.. DAEBAK
    ngilu sendiri bayangin kaki syoo kaya gitu, itu tangan kirinya syoo knapa ga bisa digerakin??
    chingu knapa pas bagian syoo sma jino knapa ga dijelasin, tiba2 jadi berdarah2 aja?

  45. Soo eonnieㅜㅜ
    Lanjut lanjut thor!! Daebakㅜㅜ
    Jangan lama lama ya thor kalo bisa ntar keburu lupa hehehe 😉

  46. Sumpah ini part paling kejam!!
    Sampe bikin nangis lagi–”
    Kasian Soo eonni, kakinya kyk gitu. Blm lg Kyu.
    Sumpah Jino jahat bgt ihh. Semoga Soo eonni cepet sembuh deh, dan semuanya balik seperti semula.
    Di tunggu next part nya.

  47. wah complicated….. rame thor. jd inget guru geografi ku yg smpet patah tulang jg pas maen futsal. kya soo d part ini kira2. anyway part slanjutnya dtunggu

  48. AA~ nggak bisa kebayang gimna ngerinya kakinya soo.
    dan jino aduh gimna ya,rasanya pengen bunuh juga !! knpa soo harus dilempar rasanya lebih milih soo dijambak deh *LOL bngt*
    terus keadaan kyuyoung gmna klo kyunya pingsan juga,,moga* yesung ,siwon sama donghae nolongin terus penasaran gimna nanti keadaan soo hbs keadaan kakinya gitu jangan sampe nggak bisa jalan 😥

    baca tengah malam lagi,ahrasanya bener* dapat feelnya,,
    ngomongin soal poster mkeren kok terus kata* yang ada diposternya itu aku suka ahah,,

    next chap ditunggu thor ^^ jangan lama* ne

  49. anjirr ngeri gue ngebayangin keadaan sooyoung yg ga biasa, deg2 an, ga berkedip dan nahan nafas bacanya saking serius nya. dua jempol buat author yg buat Kece badaiiiii

  50. Wow…tahan nafas loh bacanya. Seru gilaaaakkkk.
    Gk kebayang thor posisi kakinya soo, mungkin karna akunya yg kurang paham.

  51. yya ampun ngeri banget bayangin kakinya soo eon kyak gtu…
    ceritanya bkin deg2n banget, SEREM…

  52. Eii. Udah ada polisi, masih aja mukulin si kyu. Gak kebayang kalo jino sm jadi kyk gini. Marganya kasih cho ya. Cho jino 😀

  53. sadis bgt tuh si jino,bisa bisanya sekasar itu sama cewe..kasihan sooeon 😥 seruuuu thor lanjut yahhh

  54. hizzzz ngilu klo liat kaki soo eonni….
    kyu ppa ksian bgt …..
    lnjut thor…mkin seruuu

  55. Ya ampun soo kasian bgt
    Si Jino udh sekarat masi bs y mukul” org
    Aduhhh makin seru nih thor
    Ff ini daebak bgt
    Pokoknya nextnya hrs cpt >.<

  56. Bsa ga tdur ni. Ngeri. Ya tuhan ampe nyesek tubuh ini. Problemnya byk bgt tp rame bgt. Duh next saya nantikan. Hwaiting.

  57. tegang baca’a ,, jino bener2 keterlaluan kaki soo smpe patah
    semoga aja kyu gk knp2 dan barharap bngt Klo nanti kyu ttp nerima soo ‘apa adanya’
    nextnya di tunggu ya ..

  58. Part ini menegangkan bangett…. Tapi ada soo sweet nya juga, kyuu rela berkorban demi soo, hebatt… Part action ini namanya, next part yaa 🙂

  59. kok jadi tragis gini sih. ya ampun nasib kyuyoung gimana? duh musuhnya kyu serem amat sih ya. next ASAP 🙂

  60. ekstrim bgt n part..
    tpi. like bgt dh…
    keren dh 5cwo t brantemny hhheee

    kyaaaa soo kakimu….
    smga aj bsa dsmbuhin…

    next part dtnggu…
    ngerti dh am problem yg kmrin

  61. Part ini benar2 menegangkan dan mengerikan
    Ɣªª ampun soo eonnie
    Gmana keadaannya nnti??
    Eotthe?? (⌣̩̩́_⌣̩̩̀)
    Kyuhyun oppa jg (⌣̩̩́_⌣̩̩̀)

    Mdh2an mereka semua baik2 aja kecuali Jino!!
    Jino emang benar2 brengsek, balas dendam dgn cara menculik soo eonnie
    Aarrggghhh :@
    Semoga dy (jino) m’dptkn hukuman yang setimpal dgn perbuatanny!!

    Part selanjutnya, berharap mereka baik2 saja!!

  62. Menegangkan bgt part ini, sumpah pengambilan ending’a keren, selalu bikin penasaran…
    Aduh kasian bgt itu kyu sma soo.. Semoga ga parah2 bgt deh ya walopun kya’a lumayan parah..

  63. Ommo…aduhhhh knp dg kyu ni??trusss nasib soo gmn jgn bilang klo soo bkalan lumpuh???dtggu nextnya scpatnya chingu!!!

  64. satu kata thooor “ngeri” yaampun… malam” baca ginian. nggak kebayang gmn kondisi sooyoung aaaah padahal baru aja resmi pacaran udah diuji aja . frus kenapa dia nutupin muka tadi? jangan bilang jino mau pukul itu muka sooyoung andwaeeeee oh iya banyakin lagi ya bagian kyuyoungnya 😀 ditunggu ya kelanjutannya 🙂

  65. Lanjut eonn! Soo harus sembuh dong kaki nya jebal:( hwaiting eonn part selanjutnya ditunggu;)

Leave a reply to Youngra park Cancel reply