Passionately – Seq of SCL [part 6]

Title: Passionately – Seq of SCL [part 6]

Author: Sookyubiased

Cast: Cho Kyuhyun, Choi Sooyoung, Shim Changmin, Victoria Song, others

Genre: Romance, family, marriage life, psychopath

Rating: PG-17

Length: Series

Disclaimer! The story is purely mine. Inspired from some novel.

Comment are really needed!

KRIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIING

 

Sooyoung dan Jessica terlonjak dari sofa. Keduanya berdiri panik dan langsung berlari. Bel kebakaran berbunyi nyaring dan mereka panik. Jessica dan Sooyoung menuruni tangga namun sialnya terjebak dilantai satu. Api mengepung mereka dan asap menutupi pandangan mereka. Mereka bisa mendengar jeritan orang-orang diluar dan suara desisan mesin pemadam namun sebelum api padam sepenuhnya, Sooyoung melemas. Bukan karena api tetapi sesuatu yang membekap hidungnya dan tubuhnya tergolek dilantai.

 

“SOOYOUNG!!!!”

SIX

 

Sooyoung mengerang begitu merasakan bibirnya terasa perih,belum lagi kepalanya yang pusing seperti baru saja dihantam sebuah palu dan nafasnya yang terasa sesak akibat cukup banyak menghirup udara kotor akibat kebakaran. Ah ya kebakaran! Sooyoung teringat jika dirinya tadi terjebak di galeri Jessica-Donghae yang tiba-tiba terbakar tapi sekarang…dimana dia?

 

“eumppph!?!!!?^#%$^#*” Sooyoung menjerit namun mulutnya tertutup lakban hitam. Pantas saja terasa perih! Sial. Tangannya juga sakit karena diikat dengan sangat kuat. Apa yang terjadi? Sooyoung menoleh kesegala arah namun ia tak mengenali tempat tersebut.

 

“EUMMMPHH!!!!” jeritnya lagi, kini sambil menyentakkan kedua kakinya ke lantai kayu dibawahnya. Keributan yang Sooyoung buat berhasil memancing seseorang masuk keruangan tersebut. Tetapi begitu melihat namja itu, Sooyoung justru berharap ia mati terbakar saja tadi.

 

“JALANG SIALAN! KAU FIKIR KAU SEDANG APA HAH?” namja itu menatap Sooyoung dengan bengis. Sooyoung mendesah sedikit lega, setidaknya tidak ada tatapan lapar dari namja itu. Ya, lebih baik namja itu membencinya dibanding tertarik padanya dalam konteks seksual.

 

“Kau sudah menghancurkan hidupku. Jalang. Dan kau punya pengawal yang sangat mengesalkan. Dua pria kaya bodoh memperebutkanmu? Apasih bagusnya dari tubuh cungkringmu itu?” Sooyoung berdecih dalam hati. Hey brengsek, tak ingatkah kau yang sangat ingin memperkosa tubuh cungkringku? Sialan.

 

“Kau sudah tidur dengan keduanya hah?” Sooyoung mengernyit. Apasih yang dibicarakan sinamja psikopat ini? Sooyoung membuang mukanya ke lain arah dan itu memicu kemarahan namja sinting itu, Lee Joon.

 

“BRENGSEK! Bitch! Aku bicara padamu, perempuan sial!” bentak Lee Joon persis didepan wajah Sooyoung. Sooyoung mengerang tertahan. Muak karena mencium bau bir murahan dari mulut pria itu. “Mengingat sangat sulitnya membunuhmu, kenapa tidak aku memanfaatkanmu untuk memperkaya diriku sebelum pergi dari negara ini?” ucap Lee Joon sinis sambil menyentuh pipi Sooyoung. Sooyoung menahan nafas, menolak menghirup bau memuakkan dari mulut Lee Joon. Ekspresi jijik Sooyoung menyulut amarah Lee Joon. Dengan sadis ia menampar Sooyoung sangat keras.

 

“EURRRGGHHH” Sooyoung memekik tertahan. Air mata sudah memupuk dimatanya. Pipinya terasa perih. Kyuhyun….Kyuhyun…. tolong aku.

 

“EURRGGHHH!!!” Lee Joon menarik keras rambut Sooyoung ke belakang. “Sakit?” tanyanya penuh sarkasme. Sooyoung memejamkan mata mencoba meresapi kesakitannya. Ia tak boleh menangis. Tidak boleh.

 

“waw lehermu cukup menggoda eh?” Sooyoung memelototkan matanya. Lee Joon boleh menyiksanya tapi tidak untuk menyentuhnya!!! Sooyoung meronta membuat Lee Joon yang sudah mabuk semakin marah. Dijambaknya keras hingga beberapa helai rambut Sooyoung rontok. “Wangimu sialan menggoda. Pantas saja dua pria itu tergila-gila padamu. Kalau tak ingat aku butuh uang aku sudah memasukkan penisku kedalam liang menggiurkanmu. Pasti nikmat rasanya.” Sooyoung menitikkan air matanya. Penghinaan. Ini benar-benar penghinaan!

 

“sekarang waktunya bersenang-senang. Mari kita lihat siapa yang akan menyelamatkanmu dan memberikan uang lebih dulu.”

 

***

Kyuhyun menginjak pedal gasnya full. Tidak perduli ia sudah melanggar berapa rambu lalu lintas dan menyebabkan dirinya sendiri pada keadaan bahaya. Tidak perduli pada keadaan dirinya yang sudah tak terbentuk. Bajunya beberapa bagian sobek akibat terbakar, pipinya sudah cemong bekas asap, beberapa bagian tubuhnya juga terkena luka bakar ringan. Pikirannya hanya tertuju pada satu. Sooyoung. Istrinya, dunianya.

 

Handphone Kyuhyun bergetar, Kyuhyun dengan kilat memasang earphone bluetoothnya dan mendengarkan. “Kyuhyun, nona Song sedang berada di apartmentnya. Di Pacific Palace. Kamar 40101.” Kyuhyun langsung melempar benda itu ke dashboard dan menginjak pedal semakin dalam.

 

Kyuhyun berjalan tergesa menuju kamar 40101. Dengan penuh emosi ia menggedor kamar itu meskipun tersedia bel disana. “NONA SONG BUKA PINTU SIALANMU!!!”

 

Victoria muncul dengan wajah bingung. Sedang apa Cho Kyuhyun marah-marah didepan apartmentnya? “Ada apa ini? Tanyanya bingung. Kyuhyun mendorong Victoria masuk kedalam dan menendang pintu hingga tertutup. Dia menatap Victoria garang.

 

“Dimana Sooyoung!!!” bentaknya hingga membuat Victoria menutup mata ketakutan. Kyuhyun terlihat sangat-sangat marah. Tapi apa? Dimana Sooyoung?

 

“Mana ku tahu!” PRANG!!

 

“KYAAAA”

 

Kyuhyun membanting pajangan kristal disampingnya membuat Victoria menjongkok sambil menutup telinga. “DIMANA ISTRIKU!!!” teriak Kyuhyun lebih kalap. Victoria bergidik. Ia menggigil ketakutan masih diposisinya.

 

“Ti..tidak tau”

 

Brak! Kini lampu hias sudah terbanting jatuh. Victoria makin menggigil. Apakah Kyuhyun sudah gila? Kyuhyun menatapnya masih penuh emosi. Kyuhyun mencengkram bahu Victoria dan memaksanya berdiri diatas kakinya yang lemas. “KAU KAN YANG MENEROR SOOYOUNGKU? KAU KINI MENCULIKNYA DIMANA HAH??” Victoria bergetar. Ia ketakutan. Tidakkah namja ini bisa mengerti? Dia Cuma wanita!!!

 

“Apa kau bekerja sama dengan si brengsek Lee Joon hah?” Victoria menggeleng lemah.

 

“Aku tak kenal dia. Aku berani sumpah, aku tidak tau apa-apa.” Kyuhyun mulai melunak tapi tidak melepaskan cengkramannya.

 

“Aku memang menerornya melalui sms. Itupun hanya untuk memeringatinya. Aku tak pernah mencoba menyakitinya secara fisik. Tidak terpikirkan olehku.” Kyuhyun menatap Victoria lekat mencoba mencari kebohongan namun nihil. Perlahan cengkramannya lepas.

 

“Tapi…”

 

“Aku berani sumpah! Bukan aku” Kyuhyun mundur selangkah lalu ia segera berlari keluar apartment Victoria dan gadis itu ikut dibelakangnya. Firasat mengatakan ia harus ikut.

 

Kyuhyun memencet speed dial untuk Eunhyuk lalu menunggu sesaat sebelum tersambung. “Hyung! Bukan nona song!” Kyuhyun nampak mengernyit selagi lift merayap turun. “Kau melacaknya? Baiklah! Aku akan kesana”

 

***

“Angkat tanganmu, Lee Joon-sshi.” Suara bariton khas itu menyadarkan Sooyoung yang sudah hampir pingsan karena menahan sakit itu kembali sadar. Changmin?

 

“Errr. SIALAN!” Lee Joon menggeram. Lagi-lagi Changmin muncul menghalangi rencananya. Sial!

 

“Tidakkah  cukup brengsek aku menyelamatkanmu dari kecelakaan mau itu? Aku hanya memberikanmu tinjuan dan aku sudah memperingatimu untuk tidak menyentuhnya. Apa kau tak bisa melakukan hal itu hah?” Lee Joon mundur menjauh. Kepalanya terlalu pusing untuk melawan Changmin terlebih namja itu mengacungkan pistol. Lee Joon ada diposisi lemah.

 

“Menyedihkan Changmin-sshi. Kau mencintai seorang wanita bersuami eh? Jika kau ingin membunuhku…lebih baik kamu mati bersamaku Changmin-sshi. Kita pergi ke neraka bersama, jalang itu” tangan Lee Joon menunjuk kearah Sooyoung.

 

“Mencintai orang lain. Dan suaminya juga sangat mencintainya. Peluang mu kec—ARRRGGHH”

 

Sebuah peluru timah menancap di kepala Lee Joon hingga darah memuncrat disekitarnya. Sooyoung menjerit dibalik bekapannya, sedangkan Changmin hanya menatap Lee Joon datar dan dingin. Sooyoung menggigil, ia melihat bagaimana Lee Joon melemah dan terkapar dilantai namun sebelum namja itu kehilangan kesadaran Changmin mendekatinya dan menginjak perutnya. “Dia milikku. Tak ada yang boleh menyentuhnya.”

 

“A…” dan terhembuslah nafas terakhir Lee Joon. Changmin hanya menatap mayat Lee Joon itu dengan datar seolah ia tidak habis melakukan sesuatu. Sooyoung menatap Changmin takut, ia jauh menyeramkan dibanding Lee Joon! Bagaimana bisa segampang itu menghabisi nyawa seseorang.

 

Changmin menatap Sooyoung lembut. Ia tersenyum meskipun ekspresi wajah Sooyoung sudah ketakutan menatapnya. “Kau baik-baik saja?” Sooyoung mengangguk ragu. Langkah Changmin kearahnya justru semakin membuatnya ketakutan. Namun tidak ada ekspresi menyeramkan yang Changmin tunjukan padanya. Apakah ia bisa tenang?

 

***

“Damn it!” umpat Kyuhyun sambil menyetir mobilnya dengan kecepatan menggila. Victoria yang duduk disebelahnya sampai mencengkram sisi jok mobil dengan kuat. Mengerikan. Mungkin dia tidak akan mati karena kecelakaan mobil, tapi mati karena serangan jantung!

 

“Kyuhyun-sshi aku tau ini mendesak dan urgent but please, I won’t die tonight.” Kyuhyun mengatupkan bibirnya membentuk garis muram. “Sejak kapan kau bersama dengan Changmin?” tanya Kyuhyun tanpa menoleh. Victoria memejamkan matanya ketika mobil semakin melaju cepat.

 

“Setahun?”

 

“Dimana kau bertemu dengannya?” tanya Kyuhyun lagi.

 

“Dua tahun yang lalu aku pergi ke Rusia lalu disanalah aku bertemu dengannya. Dia…”

 

***

“Aww! Itu sakit.” Sooyoung menjerit ketika lakban dilepas dari bibirnya sedangkan Changmin memutari kursinya berdiri dibelakangnya, mungkin untuk melepas ikatannya.

 

“Sakit? Maafkan aku Sooyoung.” Changmin mengelus pelan lengan Sooyoung namun Sooyoung tak merasakan tangan Changmin mencoba melepaskan ikatannya. Dan..

 

“ARGHHH” Sooyoung menjerit kala Changmin menjambak keras rambutnya.

 

“Aku akan membuat kesakitan itu berubah menjadi sangat-sangat sakit Choi Sooyoung.” Sooyoung mengerang kesakitan. Kepala belakangnya ditarik hingga menyentuh sandaran kursi. Changmin menyeringai. “Arrghh ap—apa yang kau lakukan Changmin!”

 

“Aku? Aku sedang memberikan sedikit hukuman pada gadis penggoda sepertimu.”

 

“ARRGHHH” kini rahang Sooyoung dicengkram kuat oleh Changmin. Apalah Sooyoung ditangan Changmin yang bertubuh besar? Sooyoung menitikkan air matanya. Ia sudah lelah akan penyiksaan yang diterimanya seharian ini.

 

“Ap..apa salahku?”

 

 

Sebuah tamparan mendarat di pipi mulus Sooyoung hingga gadis itu menjerit. Ia yakin kalau pipinya lebam. “Salahmu?” tanya Changmin dengan nada halus yang menyayat secara perlahan.

 

“Kau tau kenapa Lee Joon selalu gagal dalam semua rencana pembunuhannya terhadapmu?” tanya Changmin lagi masih sambil menjambak Sooyoung. Sooyoung menggeleng.

 

“Karena aku. Ia berfikir aku pelindungmu. Tapi tidak sayang, bukan begitu yang sebenarnya.” Changmin melepaskan rambut Sooyoung dengan mendorong kepala Sooyoung kedepan dengan kasar. Changmin lalu melepaskan ikatan Sooyoung dan yeoja itu langsung berlari kearah pintu yang terkunci. Ia tau sejak awal itu sia-sia namun ia masih berharap.

 

“Sooyoung, dengarkan dulu yang sebenarnya.” Ucap Changmin sambil tersenyum menyeramkan. Sooyoung terduduk didepan pintu, menekuk lututnya ketakutan. Keadaannya sudah sangat kacau, pipinya lebam bahkan sudut bibirnya mengeluarkan darah karena tamparan Changmin.

 

Changmin menghampiri Sooyoung dan mendirikannya. “Kau mau tau kan yang sebenarnya?”tanya Changmin dingin. Sooyoung menangis namun ia mempertahankan ekspresi pemberaninya. “Cih.” Sooyoung meludahi Changmin diwajahnya.

 

“Apapun alasanmu kau itu brengsek!” Plak! Kini sebuah tamparan hampir berupa tinju mendarat ditulang pipi Sooyoung hingga gadis itu tersungkur. Denyutan terasa dipipinya.

 

“Beraninya kau!” bentak Changmin garang. Ia bahkan menendang punggung Sooyoung hingga gadis itu semakin tertelungkup. “Arrhhh” Sooyoung merintih, tulangnya terasa remuk.

 

“Aku melindungimu dari siapapun yang ingin melukaimu Sooyoung. Aku melindungimu dari Lee Joon yang ingin membunuhmu…” Changmin membelai lembut rambut Sooyoung dan yeoja itu semakin menangis. “karena hanya aku…” Changmin mengeluarkan sesuatu berkilau dari sakunya.

 

“Hanya aku satu-satunya yang bisa…”

 

Sooyoung menutup matanya ketika merasakan benda dingin itu menyentuh pipi lebamnya.

 

“membunuhmu.”

 

BRAK!

 

Dor…dor…dor. Changmin bersimpuh karena kedua kakinya sudah terkena peluru. Ia menatap nyalang kearah pintu. Eunhyuk berdiri disana dengan beberapa bodyguard lain mengacungkan pistol mereka kearah Changmin. Changmin tersenyum apalagi ketika melihat Kyuhyun muncul dibelakangnya dengan wajah murka dan panik bersama Victoria.

 

“Hai sayangku…Cho Kyuhyun.” Sapanya pada Kyuhyun yang sama sekali tak memperdulikannya. Ia hanya memandang ke satu arah, Sooyoung yang masih berada dicengkraman Changmin. Rahangnya mengeras.

 

“Sooyoung-sshi, kau harus mati karena sudah merebut Kyuhyun dariku…” sret.

 

“SOOYOUNG!!!!”

 

Dor…dor.

 

Changmin tersungkur dilantai bersamaan dengan Sooyoung yang tergeletak pingsan setelah merasakan sayatan pisau lipat dibahunya. Kyuhyun berlari panik kearah istrinya dan dengan sigap menggendongnya setelah melempar pistolnya. Namja itu berteriak kesetanan memanggil nama Sooyoung dan mengguncang tubuh mungil itu.

 

“Kangin-sshi tolong urus Changmin.” Setelah memberi perintah pada timnya Eunhyuk menghampiri Kyuhyun dan Sooyoung.

 

“Kyu, bawa Sooyoung ke rumah sakit. Sebentar lagi ambulance akan datang.” Kyuhyun menyentuhkan kepalanya ke kepala Sooyoung. Namja itu menangis tanpa berhenti mengucap sadarlah sayang.

 

Lain halnya dengan Victoria yang dengan gemetar menghampiri tubuh Changmin yang tergeletak bersimbah darah. Ia menyentuhkan tangannya di dada Changmin. Masih terasa detakan disana. Ia mendesah lega, Changminnya masih hidup.

 

“Changmin…bangunlah.”

***

 

“Sayang…ku mohon.” Kyuhyun menciumi wajah Sooyoung yang terkena darah namun tak bisa menutupi kecantikannya.

 

Kyuhyun dengan lemas berdiri dan membawa Sooyoung dalam gendongannya. Bersiap membawanya keluar menunggu ambulance. Namun langkahnya terhenti ketika tangan Sooyoung bergerak untuk mengalung dilehernya. Kyuhyun berucap syukur dengan air mata menetes. Dadanya terasa lega.

 

“Hai” sapanya pada Sooyoung yang menatapnya. “Hai” sapa Sooyoung sambil tersenyum.

 

“Kau hampir membuatku mati Sooyoung” Sooyoung tersenyum lalu mengeratkan pelukannya dan menyandarkan wajahnya didada Kyuhyun. “Maaf”

 

“Jika sesuatu terjadi padamu…” Kyuhyun berhenti berucap ketika membayangkan Sooyoungnya tewas jika ia terlambat. “Aku..aku lebih baik mati” Sooyoung menggeleng lalu menyentuh bibir Kyuhyun dengan jarinya. “sstt. Aku disini. Jadi jangan mati, ok?” tanya Sooyoung mencoba tersenyum lebar meskipun wajahnya terasa sakit.

 

Kyuhyun lalu kembali melangkah menuju keluar ketika mendengar suara sirine mulai terdengar. Sooyoung masih memeluk lehernya dalam gendongan.

 

“Kyuhyun…”

 

“Eum?”

 

“Aku berat ya?”

 

Kyuhyun tertawa meskipun berwajah khawatir dan sedih. “Tidak sama sekali, sayang” Sooyoung mengangguk lalu mengeratkan lagi tangannya dileher Kyuhyun.

 

“Kyuhyun…” panggil Sooyoung lagi dan Kyuhyun menatapnya.

 

“Eum?”

 

“Aku mencintaimu”

 

“Sooyoung!”

 

***

Belasan tahun yang lalu, seorang siswa berseragam SMP tengah berjalan lesu. Ia sudah bosan dengan kehidupannya. Ia merasa dunianya bagaikan neraka. Ia merasa Tuhan tak adil dan ia memilih ingin mati saja. Shim Changmin. Bocah itu menendang krikil hingga terlempar jauh dan tak sengaja terkena kepala seorang bocah berambut coklat. Changmin memandang malas bocah lelaki yang badannya lebih kecil darinya.

 

“Ya!” seru Changmin ketika bocah itu menarik ranselnya hingga ia tertarik kebelakang. Bocah yang terkena timpuk kerikil itu memandangnya kesal.

 

“Chogi! Bisa tidak jika kau tidak mau minta maaf padaku minta maaflah pada kerikil ini!” Changmin tersentak. Bocah ini pasti idiot! “Minggir idiot aku mau pergi. Dan kau saja ajak bicara kerikil itu, lepas!” bocah itu menggeram namun akhirnya melepaskan tanganya dari tas Changmin.

 

“Namaku Kyuhyun dan aku bukan idiot!” bentak bocah berambut coklat itu sambil menatap punggung Changmin garang. Changmin tak perduli. Ia kini melempar ranselnya dan naik ke pagar jembatan. Ah ya mereka memang sedang berada diatas sebuah jembatan.

 

Kyuhyun melotot melihat Changmin yang siap melompat. Dengan segera ia menarik kerah belakang namja itu hingga jatuh ke jembatan. “APA-APAAN KAU INI?!”

 

“KAU YANG APA-APAAN? MAU BUNUH DIRI SIANG-SIANG HAH?”

 

Changmin menatap Kyuhyun aneh. “BUKAN URUSANMU!”

 

“URUSANKU! KAU MAU BUNUH DIRI DIDEPANKU. OTOMATIS AKU AKAN JADI SAKSI DAN AKU TIDAK MAU!” Changmin menatap Kyuhyun yang nampak manis namun keren untuk ukuran bocah SMP. “KAU SIAPA HAH? ORANG ANEH!”

 

“Kau yang aneh. Bunuh diri siang-siang. Dan kau memang tidak punya masa depan hah?”

 

“tau apa kau tentang masa depan.”

 

“dasar orang bodoh. Benar kata Eunhyuk hyung, orang yang tubuhnya besar itu biasanya otaknya kecil.” Changmin melotot menatap Kyuhyun. “Ya! KAU MAU MATI HAH?!”

 

“Tidak. Mati itu sesuatu yang sudah Tuhan takdirkan. Aku tidak meminta ataupun menolak jika ia datang padaku. Pada akhirnya semua manusia akan mati. Memang kau yakin kau cukup baik untuk masuk surga jika kau mati setelah melompat disana?” Changmin membisu. Kenapa kalimat Kyuhyun menohoknya, membuatnya terkesan seperti orang bodoh.

 

“Cih. Hidup pun tak ada gunanya.” Changmin menendang kerikil didepannya. Ia menerawang lagi kehidupannya.

 

Ayahnya adalah seorang yang sangat baik dan bersahaja. Beliau adalah panutan bagi Changmin sejak ia masih kecil. Cita-cita Changmin adalah menjadi pengusaha sukses dan baik hati seperti sang ayah. Changmin kecil hidup bahagia meskipun ia sangat jarang berkumpul bersama dengan ibunya. Ibunya adalah seorang kaum sosialita. Kehidupannya lebih sering dihabiskan diluar bersama teman-teman sesama kaum sosialitanya, bahkan Changmin tak pernah merasakan bagaimana diurus dengan tangan ibunya karena ia lebih sering diurus baby sitter atau ayahnya. Meskipun sibuk sang ayah selalu menyempatkan diri untuk mengurus anak satu-satunya. Ketika Changmin masuk sekolah dasar ibu dan ayahnya seringkali mulai beradu mulut didepannya, meskipun akhirnya sang ibu pergi dan sang ayah langsung menenangkan Changmin yang ketakutan. Namun puncaknya adalah ketika Changmin baru masuk SMP. Malam itu Changmin pulang sore karena harus mengikuti upacara penutupan ospek. Keadaan rumah terasa hening ketika ia masuk padahal ia melihat mobil sang ayah sudah terparkir rapi di halaman. Dengan riang Changmin berjalan menuju kamar sang ayah namun langkahnya terhenti didepan ruang kerja sang ayah dimana Changmin melihat dari sela pintu yang tak tertutup rapat sang ayah tengah mencumbu seorang laki-laki yang Changmin kenal sebagai supir baru ayah. Changmin refleks mundur dan menubruk dinding. Sejak saat itu Changmin merasa dunianya hancur, ia kehilangan sosok ayah yang dicintainya dan di idolakannya. Ayahnya tak lebih dari seorang pria pecinta sesama jenis! Menggelikan. Changmin menangis dikamarnya semalaman. Tak lama ia ketahui jika sang ayah menjadi seperti itu karena merasa pernikahannya hancur dan keberadaan Sam supir baru ayah itu yang menjadi tempat berkeluh kesahnya menimbulkan getaran pada sang ayah. Sejak saat itu Changmin menjadi pemurung dan pemarah, ia mengalami trauma psikis yang tak kasat mata. Ia tidak bisa mempunyai teman karena ia takut kecewa.

 

“Kau masih berniat bunuh diri?” suara Kyuhyun menyadarkan Changmin dari kisah hidupnya. Ia menatap Kyuhyun datar. “Tidak jika kau masih terus ada disana. Pergilah!”

 

Kyuhyun menghela nafas lalu berbalik berniat pergi. “Apapun masalahmu, jangan bunuh diri. Kau tau? Kau bisa jadi temanku jika kau..eum mau. Aku tak masalah berteman dengan jerapah sepertimu, kita bisa main bola bersama sepulang sekolah.” Changmin merasakan hatinya yang dingin sejak setahun yang lalu kembali hangat seperti seseorang telah membuka tirai dan membiarkan matahari menghangatkannya.

 

“hah?”

 

“Namaku Cho Kyuhyun, rumahku hanya tiga blok dari kedai Kim. Satu-satunya rumah bercat putih dengan pekarangan. Kalau kau bersedia, aku bisa jadi temanmu… sahabat kalau perlu. Kau bisa datang kapan saja” Kyuhyun lalu beranjak pergi meninggalkan Changmin yang masih menatapnya takjub? Selama ini orang-orang tidak mau berteman dengan Changmin karena ia pemarah dan kasar. Tetapi Kyuhyun? Bocah itu justru menawarkan sebuah persahabatan meskipun ia mengasarinya. Changmin menyentuh dadanya yang penuh oleh kehangatan.

 

Tanpa disadari Changmin sudah berdiri didepan halaman rumah Kyuhyun. Dari sana ia bisa melihat siluet Kyuhyun dijendela lantai dua. Changmin memandangnya dalam diam tak sadar jika seorang pria berdiri dibelakangnya.

 

“Hallo nak, mencari siapa?” Changmin terkejut menatap pria itu.

 

“Eh…Cho Kyuhyun. Benar ini rumahnya?” pria yang adalah paman Cho Kyuhyun itu tersenyum mengangguk. “Ya. Masuk saja, Kyuhyun ada di dalam biasanya” Changmin memandang gugup.

 

“Tidak…per”

 

“Samcheon kau sudah pulang? Eh, jerapah! Sedang apa kau?” Kyuhyun muncul dengan tiba-tiba membuat jantung Changmin berdebar keras. “Itu…aku…”

 

“ohhh kau mau jadi temanku eh? Hahaha. Baguslah. Samcheon! Bibi Yoon memasak sup daging ayo kita makan aku sudah kelaparan sejak tadi, kau juga ikut masuk saja jerapah!”

 

“Namaku Changmin!”

 

“Ya Changmin. Ayo masuk! Aku sudah kelaparan” Kyuhyun menarik tangan paman dan teman barunya itu untuk masuk ke dalam.

 

Tak terasa Changmin sudah berada dirumah Kyuhyun selama tiga jam, bahkan ia sudah mengetahui jika Kyuhyun adalah seorang anak yatim piatu. Keluarganya meninggal pada sebuah kecelakaan saat usianya sepuluh tahun. Changmin tak menyangka jika Kyuhyun punya nasib kebih buruk daripadanya. Meskipun keluarganya berantakan, ia masih mempunyai ayah dan ibu yang lengkap. Tapi kenapa Kyuhyun nampak lebih bahagia dan tegar?

 

“Hey Chang! Besok datang lagi! Akan ku ajak kau main bola bersama Eunhyuk hyung.” Changmin mengernyit tak suka. Siapa itu?!

 

“Dia adalah anak kepala pelayan. Dia sahabatku, akan jadi sahabatmu juga. Main lagi ya!” Changmin memasang wajah datarnya. “yayaya jika aku ada waktu” Kyuhyun menggelengkan kepalanya. Meskipun ia sudah berusaha akrab tapi Changmin masih saja menanggapinya dingin. Tapi setidaknya ia mau menjadi temannya.

 

“Yasudah. Hati-hati jerapah!” Kyuhyun lalu masuk kedalam rumahnya setelah memberikan pelukan akrab sebagai sobat laki-laki sedangkan Changmin masih mematung menatap dimana Kyuhyun pergi.

 

“Kyuhyun… kau akan menjadi milikku.” Dan disitulah obsesi itu berawal.

 

***

Sooyoung membuka matanya dan seketika merasakan pening yang hebat menyerangnya. Tenggorokannya seketika terasa kering dan ia butuh air.

 

“terima kasih Tuhan, akhirnya kau sadar!” Kyuhyun langsung menyerbu Sooyoung dengan kecupan dikepala dan dahi bertubi-tubi. Sooyoung memejamkan matanya merasakan kehangatan menyerbunya. “air?” Kyuhyun mengangguk lalu segera meraih segelas air di atas meja dan membantu Sooyoung menenggaknya sampai habis.

 

“Hai” sapa Sooyoung yang disambut Kyuhyun sebuah senyum kelegaan. “hai”

 

“kau mengerikan”

 

“aku tau. Aku belum mandi selama dua hari, kau tidak merindukanku ya sampai tidak bangun selama itu?” Sooyoung melotot menatap Kyuhyun. Apa? Ia tidak sadar selama dua hari! Yang benar saja!

 

“Bercanda. Kau hanya tertidur selama 15 jam. Efek obat bius dokter ketika mereka mengoperasi bahumu.” Refleks Sooyoung menyentuh bahunya. “Aku kenapa?” Kyuhyun menatap Sooyoung sendu. “Sudahlah, aku tak ingin membahasnya.” Sooyoung lalu tersenyum menggoda.

 

“Ulah fans sasaengmu eh?” goda Sooyoung dan Kyuhyun hanya memutar malas bola matanya. Ia lalu duduk dikursinya lagi sambil menggenggam tangan Sooyoung dan meletakkannya dikepalanya, Sooyoung lalu secara naluri mengelus rambut coklat Kyuhyun. “cinta itu tidak memiliki logika. Aku maklum, mungkin begitulah caranya mencintaimu” Kyuhyun bergidik ngeri. Ia tak pernah terbayangkan jika Changmin sahabatnya saat SMP yang pergi entah kemana ketika kelas 2 SMA ternyata punya obsesi terhadap dirinya.

 

“Dia hampir membunuhmu” keluh Kyuhyun seperti anak kecil. Sooyoung mengintenskan elusannya. “Tapi tidak kan? Kau menyelamatkanku.” Kyuhyun menggeleng mengenyahkan bayangan Sooyoungnya yang terbunuh. “Aku bisa gila!”

 

“Kyuhyun, aku juga akan membunuh siapapun yang ingin merebutmu dariku. Itulah yang Changmin ingin lakukan.” Kyuhyun menatap Sooyoung dengan alis terangkat. “Kau juga akan melakukan yang Changmin lakukan?” Sooyoung tersenyum, merasa berhasil mengalihkan kekhawatiran berlebih Kyuhyun.

 

“Ya. Aku akan menguliti siapapun yang mencoba menyentuhmu!” Kyuhyun nampak takjub.

 

“Wow, that’s my wife!” Kyuhyun menarik jemari Sooyoung lalu mengecupnya. “Aku merindukanmu” bisik Kyuhyun yang disambut Sooyoung senyuman manis. “Aku juga”

 

“Oh oh, bukan merindukan yang itu nona. Tapi…” Sooyoung melayangkan tangannya untuk mencubit hidung Kyuhyun. “Ahjussi mesum!”

 

***

Sooyoung memeluk lengan Kyuhyun erat sambil berjalan dilorong rumah sakit diikuti Eunhyuk dan timnya. Namun langkah mereka terhenti begitu melihat Victoria didepan mereka dengan sebuah buket bunga mawar. “Hai” sapanya ragu. Kyuhyun menatapnya datar.

 

“Hm.” Sooyoung menatapnya was-was. Ia masih ingat bagaimana ancaman Victoria yang kasar padanya. “Maaf aku baru datang sekarang.”

 

“Kami sudah mau pulang.” Ucap Kyuhyun tanpa ditanya. Victoria mengangguk mengerti.

 

“Ini… maaf Sooyoung untuk teror pesan yang ku kirimkan padamu” Sooyoung menatap Victoria datar namun akhirnya mengangguk dan tersenyum. “Hm. Lupakan saja, sudah berlalu” lalu Sooyoung menarik lengan Kyuhyun untuk meninggalkan Victoria namun Victoria menahannya.

 

“Tunggu! Seseorang ingin bertemu dengan kalian”

 

Kyuhyun dan Sooyoung kini tengah duduk disebuah restoran western yang mewah menanti seseorang yang ingin bertemu dengan mereka. Mereka duduk bersebelahan dalam diam.

 

“Selamat siang, maaf aku terlambat” sebuah suara hangat menyapa mereka. Seorang pria paruh baya yang mengenakan jas berdiri didepan meja mereka. Tersenyum hangat.

 

“Aku tuan Shim. Ayah Changmin. Kalian pasti… Cho Kyuhyun dan Cho Sooyoung?” sepasang suami istri itu mengangguk bingung. “Ah maaf membuat kalian bingung. Aku ingin minta maaf atas perbuatan Changmin. Anak itu…” tatapan tuan Shim nampak sedih ia bahkan menghela nafas dengan berat. “Ku kira ia sudah berubah namun aku salah”

 

“Berubah?” tanya Sooyoung penasaran. Tuan Shim mengangguk lalu menerawang jauh.

 

“Ya. Sembuh dari obsesinya terhadap suamimu nyonya Cho.” Lirih tuan Shim.

 

“Aku tak menyadari jika masalah keluarga antara aku dan ibunya Changmin menyebabkan anak itu memiliki masalah dalam psikisnya. Ia sempat menjadi anak pemarah dan pemurung namun aku senang ketika ia kembali menjadi Changmin yang ceria sejak berteman denganmu, Kyuhyun-sshi. Sampai pada Changmin kelas 2 SMA, aku menemukan Changmin sedang bermartubasi didepan foto-fotomu yang jumlahnya memenuhi dinding ruangan. Pantas saja Changmin selalu melarang siapapun masuk ke kamarnya, ia begitu memujamu Kyuhyun-sshi.” Kyuhyun mengernyit nampak bergidik mendengar cerita tuan Shim sedangkan Sooyoung mendengarkan penuh perhatian meskipun ia juga sedikit…risih?

 

“Aku langsung menyerbu masuk ke kamarnya dan mencoba menyadarkannya dan ternyata…ternyata ia bilang kalau aku dan dia tak ada bedanya. Dan aku baru sadar jika Changmin ternyata sudah tau jika aku adalah seorang pecinta sesama jenis.” Sooyoung dan Kyuhyun terperangah. Tuan Shim tertawa. “Ya dan aku tidak bisa menyalahkan perasaan Changmin terhadapmu. Namun caranya lah yang salah. Aku sepenuhnya sadar itu. Karena itu aku membawanya ke Rusia untuk pengobatan psikis. Aku tak berharap banyak jika ia juga bisa menyembuhkan penyimpangan seksualnya” tuan Shim berhenti sejenak dan tersenyum malu. “karena akupun tak bisa. Namun ia keluar dua tahun yang lalu dan membangun bisnis di Rusia sana. Lalu ia bertemu dengan Vicky, ah Victoria maksudku. Meskipun Changmin nampak dingin pada Vicky, namun ia sebenarnya begitu perhatian pada wanita itu. Akupun memutuskan untuk menunangkan mereka. Petaka kembali dimulai ketika aku menyuruh Changmin kembali ke Korea. Ia bertemu dengan nyonya Cho dan kembali teringat dengan obsesi lamanya. Aku tak menyangka Changmin belum sembuh sepenuhnya dan semuanya jadi begini…maafkan aku maaf”

 

Tuan Shim mulai terisak dan Kyuhyun Sooyoung jadi merasa tak enak. “Ti..tidak tuan ini bukan salah anda atau siapa-siapa ini hanyalah takdir” Tuan Shim menyeka air matanya.

 

“Maaf membuat kalian terlibat dalam masalah, maafkan aku dan Changmin” Sooyoung menyentuh tangan tuan Shim. Mengelusnya lembut dan memberikan senyuman dan tuan Shim sadar mereka sudah memberi maaf.

 

***

“ahhh…ahhh…sedikit lagi… eughh AHHH!” Kyuhyun mengerang keras ketika kejantanannya meledakkan cairan entah keberapa kalinya dalam rahim Sooyoung. Sooyoun sendiri sudah hampir terlelap karena kelelahan setelah melayani Kyuhyun hampir lima ronde lebih.

 

“Terima kasih sayang” Kyuhyun memeluk tubuh telanjang Sooyoung yang terbaring dibawahnya, dengan trampil Kyuhyun berguling kesamping dan membuat juniornya lepas dari liang senggama Sooyoung. “euhh”

 

“Sayang? Kau sudah mengantuk?” tanya Kyuhyun sambil mengelus peluh diwajah cantik Sooyoung. Yeoja itu membuka matanya dan menatap Kyuhyun sinis. “tentu saja!” Kyuhyun mengerucutkan bibirnya.

“Padahal aku berniat ingin mengajakmu berendam” Sooyoung menutup lagi matanya.

 

“Hmm yasudah siapkan dulu airnya, aku mau istirahat sebentar” ucap Sooyoung dan langsung disambut Kyuhyun dengan gembira. Ia mengecup ujung bibir Sooyoung dan beranjak ke kamar mandi dengan tubuh telanjang. “Dasar tidak tau malu!” umpat Sooyoung sambil menaikan bed cover menutupi tubuh nakednya.

 

Setelah air panas beraroma lilac sudah siap, Kyuhyun kembali ke kamar dan mencoba membangunkan Sooyoung namun istrinya itu justru menolak. “Ah kau sendiri saja, aku benar-benar mengantuk!” Kyuhyun memutar matanya. Tadikan Sooyoung yang setuju!

 

Tanpa bicara lagi Kyuhyun menggendong Sooyoung yang langsung berontak. “Lepaskan!!”

 

“Tidak istriku, kau harus menemani suamimu ini di bathub yang luas ini” Sooyoung meringis ketika merasakan hangatnya air menyentuh kulitnya. Seketika tubuhnya rileks. Kyuhyun lalu ikut masuk dan menarik Sooyoung bersandar didadanya. Kyuhyun memeluk perut Sooyoung sambil meletakkan dagunya di bahu Sooyoung.

 

“Minggu yang melelahkan eoh?” Sooyoung mengangguk. “sangat” Kyuhyun mengeratkan pelukannya. Mendaratkan kecupan lembut dibahu Sooyoung.

 

“Terima kasih…” Sooyoung menoleh kebelakang. “untuk?”

 

“terlahir ke dunia dan menjadi istriku” Sooyoung terkikik. Ia mengecup hidung Kyuhyun.

 

“Sama-sama. Terima kasih juga sudah terlahir ke dunia untuk mencintai dan dicintai olehku” lalu mereka menyatukan kedua belah bibir mereka dalam paduan harmonis ditemani gemericik air dan harum lilac. Melupakan dunia untuk sejenak dan tenggelam dalam kenikmatan cinta satu sama lain. Masalah memang sudah berlalu namun mereka yakin akan ada masalah lain yang datang dalam kehidupan mereka, namun mereka percaya berdua mereka akan menghadapinya. Berdua?

 

“Eum….Kyuhyun” Kyuhyun menatap Sooyoung dengan tatapan protes karena melepaskan pagutan mereka.

 

“Wae?” tanya Kyuhyun sambil menciumi leher Sooyoung. Sooyoung mengerang halus dan berusaha kembali bicara.

 

“Aku telat dua minggu”

 

“Telat? Maksudmu?” Kyuhyun kini mulai menggigiti leher Sooyoung. Yeoja itu mengerang frustasi.

 

“Ishh Kyuhyun! Belum pasti sih tapi sepertinya…”

 

“ya?”

 

“Aku hamil.”

 

“Bagus.” Kyuhyun kini menerjang bibir Sooyoung namun ia tersadar dan melepas pagutannya. Matanya melebar dan nampak berseri namun juga tak percaya.

 

“Apa? APA KAU BILANG? TOLONG BERITAHU AKU SEKALI LAGI!!” Sooyoung memutar matanya.

 

“Jangan terlalu berharap aku belum memeriksa ke dokter, tapi tadi pagi aku mengeceknya dengan test pack yang dibelikan bibi Kim…aku…aku hamil.” Kyuhyun langsung memeluk Sooyoung erat, lalu memutar istrinya itu dipangkuannya menghadapnya tidak perduli air meluber keluar bak. Ia membekap pipi Sooyoung dan menghujaninya dengan kecupan cinta.

 

“Aku….aku akan jadi ayah? Terima kasih! Terima kasih Tuhan, terima kasih Cho Sooyoung…AKU AKAN JADI AYAH!” Sooyoung tersenyum haru lalu mengangguk.

 

“Ayah yang hebat”

 

“Kau juga akan jadi ibu yang luar biasa. Kalau begitu ayo kita bilas tubuh kita dan bersiap-siap” Sooyoung mengernyitkan dahinya.

 

“hah?” Kyuhyun tersenyum lebar. “Belanja keperluan bayi tentu saja!”

 

“Astaga Kyuhyun!!! Bahkan aku belum tau kandunganku baru berapa minggu!!!!”

 

END

Epilog

Sooyoung, Jessica dan Tiffany nampak tertawa bahagia dalam obrolan mereka. Sesekali mereka memandang pasangan mereka disudut ruangan lainnya yang sedang saling bercengkrama. “Aku masih tak menyangka kita sekarang adalah ibu-ibu” ucap Tiffany sambil mengelus pipi putrinya yang baru berusia tiga bulan dengan sayang. Jessica mengangguk setuju. “ya, dan aku tidak sabar melihat anakku lahir ke dunia ini dan memanggilku mommy”

 

“Tapi mulai berhentilah memakai highheels nyonya Lee. Kau bisa saja terjatuh” Jessica mengerucutkan bibirnya. “Ya nyonya Cho, terima kasih atas sarannya huh!” Jessica lalu melirik beberapa wanita mulai mendekati kerumunan Kyuhyun dan mencoba…flirting?

 

“Soo, Tiff look over there! Some bitches try to flirt with our man.” Sooyoung dan Tiffany menoleh kearah yang ditunjuk Jessica. Benar! Wanita-wanita berbaju ketat yang hadir diacara pesta anniversary perusahaan Cho enterprise sedang berusaha mencuri perhatian suami-suami mereka.

 

“Sooyoung, Jessi… kita harus memberitahu mereka bahwa—astaga Jess mau kemana Sooyoung?” Jessica dan Tiffany memandang Sooyoung horor. Wanita itu tengah berjalan angkuh kearah sana!

 

“The third world war begin!” ucap Jessica pasrah.

 

“Permisi….” Sooyoung menyerobot diantara wanita-wanita itu dan merangkulkan tangannya kelengan Kyuhyun. Kyuhyun menatapnya bingung namun langsung tersenyum. Donghae dan beberapa lelaki lain termasuk Eunhyuk memilih menyingkir.

 

“Hai sayang” sapanya membuat wanita-wanita tadi tersenyum kecut. Sooyoung tersenyum puas lalu menatap Kyuhyun tersenyum. “Oh hai sayang. Siapa mereka?”

 

“Teman bisnisku, beberapanya teman Donghae hyung” ucap Kyuhyun. Sooyoung mengangguk lalu memeluk pinggang Kyuhyun. “Kenapa? Kau lelah?” Sooyoung menggeleng lalu matanya menatap ketiga wanita yang masih terpaku didepan mereka.

 

“bisa kau suruh bibi Kim membawa Youngkyu kemari? Aku ingin menyuapinya” Kyuhyun mengangguk lalu pamit untuk menelfon bibi Kim yang sedang menjaga Youngkyu di penthouse mereka dilantai teratas hotel tersebut. “Maaf nona-nona..” Sooyoung memajukan dirinya untuk merengkuh ketiga wanita itu dengan senyum manis.

 

“Pria tiga puluh tahun yang tampan dan sialan kaya itu suamiku. Mengerti?” Sooyoung lalu melepas rengkuhannya dan tersenyum sangat manis. “Selamat menikmati pesta!” ketiga wanita itu terdiam membeku. Pesona Cho Sooyoung mengintimidasi mereka.

 

“Kau sih mencoba mengajak ngobrol tuan Cho, lihatkan Nyonya Cho marah!”

 

“Nyonya Cho menyeramkan ya”

 

“Sudahlah kita cari minum saja!”

 

Sooyoung kembali duduk bersama Tiffany dan Jessica yang sudah berkumpul dengan suami-suami mereka. “Ckck, Kyuhyun menularkan penyakit protektifnya padamu ternyata” ucap Donghae yang langsung dibalas Sooyoung tatapan sengit.

 

“Siapa yang kau bilang protektif?!”

 

“mma! Mma!” Sooyoung menoleh dan mendapatkan pelukan erat dari Youngkyu yang melompat dari pelukan Kyuhyun. Sooyoung merengkuh bocah berusia dua tahun kurang itu erat. “halo captain!” Kyuhyun lalu mengambil tempat disisi Sooyoung lalu mengecup pipi anaknya dan kepala istrinya dengan sayang lalu mengajak putranya bermain bersama Sooyoung.

 

Pasangan-pasangan didepannya menatap iri.

 

“Ngomong-ngomong kalian sudah dapat undangan dari Victoria?” Sooyoung dan Kyuhyun yang sedang mengajak Youngkyu ngobrol menoleh kearah Jessica. “Hm. Bulan depankan?”

 

“Dia sangat setia menunggu Changmin hingga keluar rehabilitasi. Dan penantiannya berbuah manis.” Sooyoung mengangguk setuju atas ucapan Tiffany. Kembali teringat hal-hal yang pernah dialaminya beberapa tahun yang lalu.

 

“Astaga apakah aku menjadi appa yang jahat untuk Youngkyu?” tanya Kyuhyun sambil melepas dasinya dan menghampiri Sooyoung yang sedang duduk didepan meja rias sambil menghapus make upnya. “Maksudmu?”

 

“Ya. Aku senang sekali Youngkyu tertidur.” Alis Sooyoung terangkat. Kyuhyun menyeringai. “Karena aku bisa mendominasi eommanya jika ia sedang tertidur” Kyuhyun lalu mengecup puncak kepala Sooyoung sambil tertawa sedangkan Sooyoung memelototinya dari pantulan kaca.

 

“Astaga, itu anakmu Cho!” Kyuhyun mengangkat bahu. “Dan kau istriku. Oh ya ku ralat dia anak kita. Kau dan aku berperan dalam pembuatannya”

 

“Terserahmu tuan.”

 

“Oh nyonya cepatlah sedikit, aku merindukanmu sayang” Sooyoung mendelik mendengar ucapan Kyuhyun. Namja itu sudah telentang dikasur dengan kemejanya yang sudah tak dikancing. “Kemarilah istriku” panggil Kyuhyun lagi. Sooyoung hanya menghela nafas sambil melepaskan gaunnya lalu memakai lingerie satinnya yang nampak hot.

 

Ia menghampiri Kyuhyun dan duduk dipangkuannya. Memeluk leher Kyuhyun membiarkan dirinya merasakan sapuan hangat nafas Kyuhyun diwajahnya. “Aku tak bisa berhenti mengucap syukur atas semua karunia Tuhan. Kau, Youngkyu… astaga kalian benar-benar harta berhargaku!” Kyuhyun mulai mengecupi wajah Sooyoung. “Aku juga. Kalian adalah pusat duniaku. Aku mencintai kalian” Kyuhyun tersenyum senang namun ia teringat sesuatu.

 

“Ahiya kau masih belum menjawab pertanyaanku tadi pagi!” Sooyoung melunturkan senyumnya lalu memutar bola matanya. “Tuan Cho, kau tau itu pertanyaan retoris. Tidak perlu jawaban!”

 

“Tapi aku perlu!” Sooyoung mengutuk kekeras kepalaan Kyuhyun.

 

“Dasar! Tentu saja aku akan melakukannya! Itu memang seharusnya yang aku lakukan!” Kyuhyun tersenyum miring. “melakukan apa nyonya Cho aku tidak mengerti.” Sooyoung menjedukkan dahinya ke dahi Kyuhyun.

 

“Tentu saja untuk mencintaimu dan menghabiskan waktu seumur hidup denganmu dan anak kita! Itukan pertanyaanmu tadi pagi!!!” seru Sooyoung kesal. Kyuhyun lalu memeluk Sooyoung erat.

 

“Aku juga, istriku! Aku mencintaimu dan Cho Youngkyu!” Kyuhyun lalu mencium bibir Sooyoung namun istrinya itu melepasnya dengan kilat.

 

“Hanya aku dan Youngkyu? Bagaimana dengan Cho Hyunra?” Kyuhyun mengernyitkan dahi. Siapa itu? Lalu tatapannya terarah pada perut datar Sooyoung.

 

“Kau…”

 

“Ku harap dia perempuan. Ya aku hamil!” Kyuhyun memeluk Sooyoung bahagia. IA berucap syukur pada Tuhan lagi-lagi dilimpahi kebahagiaan dan karunia. Bersama keluarganya ia berjanji akan menjalani kehidupan ini penuh rasa bersyukur tanpa dendam yang akan mengotorinya dan menjadikan masa lalu sebagai buku pedoman menuju masa depan yang lebih indah. Keluargaku, aku mencintai kalian. Terima kasih sudah menjadi bagian dari hidupku Appa, Eomma, Ahra nuna, Eommonim, Abeonim dan Soojin nuna. Kini aku memiliki keluargaku sendiri, Sooyoung, anakku dan calon anakku…aku juga mencintai kalian. Sangat. Terima kasih telah tercipta untuk menjadi bagian dari hidupku.

 

Something Called Love’s sequel Passionately

Officially

End!

Terima kasih udah meluangkan waktu untuk membaca ff absurd non pesan moral ini. Agak ngebut mungkin alurnya aku sadar tapi emang aku berniat dari awal untuk buat kayak gini. Kecewa gak sama ceritanya? Hehehe. Selanjutnya aku belum kepikiran projek ff lain soalnya mikir aku udah kelas 12 sekarang waktunya serius sama sekolah. Mungkin kalaupun harus ngepost aku milih ngepost ff remake dari novel, bukan fifty shades yang pasti soalnya aku gak bakalan lanjutin lagi. Maaf sebelumnya karena bikin kalian penasaran ditengah-tengah._. tapi itu keputusan aku. Kalian bisa baca novel aslinya kalau emang penasaran. So, see you di ff selanjutnya! Terima kasih buat semua yang selalu komentar ataupun baca tapi gak comment, semoga di ff selanjutnya kalian akan comment meskipun sekedar kata next ya! haha.