BitterSweet Legacy [2nd; Territorial Line]

BitterSweet Legacy [2nd; Territorial Line]

Written by sookyubiased

Cast

Cho Kyuhyun | Choi Sooyoung | Baek Sumin | Kim Junmyeon

Romance, Comedy, Drama, Marriage Life

PG-16

Series

Territorial Line

Sooyoung menghela nafasnya pasrah, pasrah karena harus menjawab pertanyaan dari ibunya yang sejak dua puluh menit terakhir hanya diulang-ulang saja. “Ibu, aku—“

“Kau hamil kan? Iya kan?” tanya ibunya yang entah sudah keberapa kali itu. Sooyoung memutar bola matanya jengah. “Tidak, bu! Kan sudah aku bilang, aku tidak hamil!”

“Lalu kenapa kau menikah mendadak? Kau selalu bilang kau tidak punya waktu untuk berpacaran karena sibuk bekerja part time lalu sekarang kau ada dihadapanku dengan gaun pengantin dan kurang dari dua puluh empat jam lagi kau akan menikah setelah menghilang semalaman!”

Sooyoung menghela nafas, mencoba bersabar dengan kerewelan ibunya. Wajar saja beliau rewel karena puteri satu-satunya akan menikah besok dan beliau baru tau saat ini. Bu, aku juga baru tau semalam.

“Dan kenapa kau bisa menikah dengan Cho Kyuhyun?” tanya ibunya lagi. Bahkan Sooyoung belum menjawab pertanyaan sebelumnya dan ibunya sudah mengajukan pertanyaan yang lain.

“Dia kaya” balas Sooyoung cuek. Dan sebuah pukulan mendarat dikepala belakang Sooyoung, tentu saja pelakunya adalah ibunya sendiri.

Sooyoung memegangi kepalanya. “Dasar! Kita memang sedang bangkrut tapi bukan berarti kau jadi mengutamakan uang diatas segala-galanya! Dia terlihat brengsek!” ucap ibunya dan Sooyoung seratus persen setuju dengan ibunya itu namun tentu saja untuk mencegah kemungkinan ibunya menolak memberikan restu Sooyoung pura-pura tidak setuju. “Tidak semua orang kaya brengsek bu”

“Tapi Cho Kyuhyun brengsek.”

Sooyoung tidak mengerti kenapa ibunya itu bisa sangat yakin kalau Cho Kyuhyun itu pria brengsek. Mungkin karena instingnya sebagai seorang ibu? Ya, mungkin ibunya itu mendapatkan feeling jika anaknya sedang dalam masalah. Dan sumbernya adalah Cho Kyuhyun.

“Selamat siang nyonya, maaf aku terlambat” Kyuhyun muncul di pintu dengan setelan kerjanya. Dia nampak tampan dan berwibawa namun karena Sooyoung sudah tau sebusuk apa Cho Kyuhyun ia menolak dirinya untuk terpesona dengan Kyuhyun.

Moon Sohee-Ibu Sooyoung- berdiri dari duduknya dan menatap Kyuhyun dengan tatapan tak suka. “Hm, kau terlambat nak. Sooyoung sudah selesai mengepas gaunnya” Kyuhyun tersenyum lembut dan itu membuat Sooyoung ingin muntah. Cho Kyuhyun kini sedang menunjukkan topeng malaikatnya. “Sayang sekali, tetapi aku yakin Sooyoung akan sangat terlihat cantik. Dia selalu terlihat cantik mengenakan apapun”

“Ku dengar terakhir kali kau bahkan berpacaran dengan model pakaian dalam internasional. Sooyoung sudah pasti bukan tipemu kan?” kali ini nada sarkastik sangat kentara dari ucapan Moon Sohee namun Kyuhyun nampak tidak terganggu karenanya, ia masih menunjukkan wajah ramahnya.

“Tipe kekasih mungkin bukan tetapi Sooyoung adalah satu-satunya tipe wanita yang ingin aku nikahi” Sooyoung memasang ekspresi jijik. Bahkan dalam pikirannya ia sudah muntah-muntah. Akting Kyuhyun terlihat sangat sempurna, tetapi Sooyoung tidak akan tertipu lagi dan dia juga yakin ibunya sama dengannya.

“Kau terlalu berlebihan” Kyuhyun menggeleng lalu ia mendekati Moon Sohee dan berlutut diatas karpet didepan beliau. “Ibu, mungkin aku tidak sopan karena memutuskan untuk menikahi anakmu tanpa meminta izinmu terlebih dahulu. Aku hanya takut kehilangan Sooyoung, jadi aku memutuskan ini dengan mendadak. Otakku tidak berfungsi baik karena anakmu ini sudah mengisi hampir sembilan puluh persen bagiannya—“

Kyuhyun berhenti sejenak untuk mengambil nafas dan menatap Moon Sohee dengan wajah sungguh-sungguh. “Bu, izinkan aku untuk menikahi anakmu. Aku akan membahagiakannya, aku tidak akan membiarkannya merasakan kesedihan sedikitpun, aku akan berusaha untuk membuatnya selalu tersenyum, aku akan menjaga dan melindunginya. Dan dengan ini aku memohon restu dan izinmu”

Sooyoung ingin sekali menghadiahi Kyuhyun piala oscar. Jadi ini cara yang dipakai lelaki ini untuk memikat gadis-gadis huh? Kenapa dia tidak jadi artis saja! Aktingnya sangat memukau, kata-kata dan ekspresinya terkesan sangat real dan itu membuat Sooyoung terpukau. Jika dia tidak terlibat dengan Kyuhyun karena harta warisan dia pasti sudah terbuai dengan pesona lelaki itu. Tetapi sayangnya dia tau semua yang Kyuhyun katakan dan tunjukan hanyalah sebuah kepalsuan. Tapi meskipun begitu Sooyoung yakin jika ibunya tidak akan…

“Ka—kau benar-benar mencintai anakku pasti? Astaga, bagaimana bisa aku tidak memberi restuku untuk lelaki sepertimu?”

Sooyoung tercengang. Ia merasa baru saja ditikam dari belakang oleh ibunya sendiri dengan sebuah katana. Astaga, bagaimana bisa ibunya berganti pemikiran secepat itu? Bukankah lima menit yang lalu ibunya itu masih bersikeras kalau Cho Kyuhyun pria brengsek? Dan sekarang, hanya dengan bermodalkan kata-kata manis, ekspresi lembut sambil berlutut diatas karpet sang Ibu dengan mudahnya memberikan restunya. Sooyoung ingin sekali menceburkan diri ke dalam samudera hindia.

“Tentu saja aku mencintainya, bu. Terima kasih untuk restumu” entah bagaimana bisa tiba-tiba Moon Sohee sudah membawa Kyuhyun ke dalam pelukannya. Sooyoung yang sejak tadi berdiri disamping sofa tempat ibunya duduk itu sampai tak bisa berkata-kata. Ia memandangi pemandangan miris tersebut dan hanya bisa melotot geram saat Kyuhyun mengacungkan jempol ke arah Sooyoung dengan senyuman miring yang meremehkan.

***

Ruang tunggu mempelai wanita kini hanya diisi Sooyoung dan dua orang sahabatnya sejak SMA, Taeyeon dan Tiffany. Kedua gadis itu mengenakan gaun tercantik mereka demi pernikahan sahabatnya yang cukup menggemparkan tersebut. Bagaimana tidak? Dua minggu yang lalu, Sooyoung berpamitan kepada mereka untuk berlibur di Jejudo sekaligus membantu bisnis keluarganya-yang memang rutin ia lakukan setiap liburan- dan tiga hari sebelum Sooyoung memberi kabar ia akan menikahpun, mereka masih aktif berkomunikasi lewat kakaotalk dan Sooyoung sama sekali tidak membahas tentang pernikahan. Apalagi saat keduanya tau jika calon suami Sooyoung adalah salah satu anggota keluarga konglomerat Cho. Siapa yang tidak kenal Cho Kyuhyun? Bujangan dari keluarga Cho yang terkenal karena kepintaran dan ketampanannya. Tiffany dan Taeyeon bahkan sempat berfikir Sooyoung terlalu desperate dengan kehidupan ekonomi keluarganya yang sedang turun tersebut sehingga gadis itu berkhayal, namun saat mereka melihat tayangan infotaiment di televisi yang memberitakan tentang pernikahan mendadak tersebut barulah mereka percaya dan memborbardir Sooyoung dengan macam-macam pertanyaan. Sayangnya, Sooyoung tidak bisa jujur kepada kedua gadis itu karena tentu saja ia harus menjaga harga dirinya. Meskipun kedua gadis itu sahabatnya.

“eum, Taeyeon?” panggil Sooyoung pada gadis bertubuh mungil yang sejak tadi memandanginya dengan tatapan seolah ingin menelanjanginya. Taeyeon sedikit terlonjak saat Sooyoung memanggilnya. “Ya, kenapa?” Sooyoung mendengus.

“Kenapa sih kau menatapku begitu?” tanya Sooyoung kesal. Sejak tadi sahabatnya itu terus memandanginya. Tiffany yang sejak tadi sibuk dengan ponselnya untuk memotret dirinya dan Sooyoung serta isi ruangan tunggu yang dipenuhi bunga tulip sebagai dekorasi utama itu akhirnya mengalihkan tatapannya pada kedua sahabatnya.

“Sooyoung, Taeyeon masih terpukul tentu saja.”

Sooyoung berdecak. “Kenapa dia harus terpukul?” Taeyeon hanya diam saja menjadi objek pembicaraan Sooyoung dan Tiffany. Tiffany lalu terkekeh sambil memasukkan ponselnya kedalam tas yang dibawanya. “Tentu saja, kau kan mendahuluinya untuk menikah.”

Ya Tuhan. Jika bisa, sebenarnya Sooyoung lebih senang Taeyeon menggantikan posisinya. “Maaf, ini diluar rencana.”

Tiffany semakin tertawa, sedangkan Taeyeon hanya memajang ekspresi kesal. “mau apa lagi, ini sudah takdir. Menikah lebih dulu diantara kalian hanyalah rencana, tetapi Tuhan yang menentukan” ujar Taeyeon akhirnya karena ia juga merasa tidak enak dengan Sooyoung. Padahal, wajah muram Sooyoung bukanlah disebabkan dirinya.

Tiffany menghentikan tawanya sambil mengambil posisi berdiri. “Jadi, sudah berapa bulan usia kandunganmu?” tanyanya penasaran. Sooyoung membelalak kaget. Entah ia yang salah dengar atau memang temannya itu sudah gila. “Apa?” Tiffany memutar matanya jengah.

“Ayolah, aku tau kau hamil kan?” Ingin sekali Sooyoung menendangkan sepatu berhak dua belas sentinya ke tungkai kaki Tiffany jika tidak ingat ia sedang berada di tempat umum, bisa-bisa penjaga yang berjaga didepan pintu masuk karena jeritan Tiffany. “Kau gila ya?” tanya Sooyoung yang dari nadanya sangat kentara bahwa gadis itu kesal.

Taeyeon mendekatkan wajahnya kearah Sooyoung. “Jadi kau tidak hamil?” Sooyoung mendelik kearah Taeyeon. Ternyata gadis kurang tinggi itu juga berfikiran sama. Sialan, Ibu dan sahabatnya saja berfikir kalau dia hamil. Bagaimana orang lain yang tidak mengenalnya? “Kenapa kalian berfikiran aku hamil?” Taeyeon dan Tiffany mendesah lega. Setidaknya, Sooyoung masih menjadi gadis baik-baik seperti yang mereka ketahui sejak dulu.

“Yah, bagaimana tidak? Kau bahkan tak pernah menceritakan kapan kau kenal dan berpacaran dengan Cho Kyuhyun dan tiba-tiba kau menikah! Tentu saja kami berfikiran kalau kau hamil.”

“Bagaimana bisa aku bercerita! Aku saja baru—“ Sooyoung menghentikan ucapannya yang kelepasan dan berhasil membuat Tiffany dan Taeyeon menatapnya dengan alis naik sebelah. “Baru apa?” tanya Tiffany memastikan. Sooyoung memutar otaknya. Dia harus mengatakan hal masuk akal. “Ba—baru dilamar dua hari yang lalu!”

Tiffany dan Taeyeon mengernyit. Kini giliran Taeyeon yang bertanya. “Baru dilamar? Lalu pacarannya?” Sooyoung menelan ludahnya, berusaha tidak terlihat gugup padahal tangannya sudah basah oleh keringat. “Su—sudah lama. Iya, tapi kau taukan Kyuhyun itu orang terkenal. Hubungan kami harus disembunyikan” Tiffany sudah akan angkat bicara untuk mengomentari kata-kata Sooyoung namun seorang wanita masuk dengan berpakaian formal-kemeja putih yang dimasukkan kedalam celana panjang bahan dilengkapi blazzer- serta rambut digelung keatas membuatnya membatalkan rencananya.

“Maaf, para tamu sudah dipersilahkan memasuki ballroom.” Ucapnya sopan. Sooyoung dan kedua sahabatnya saling tatap lalu akhirnya Taeyeon dan Tiffany pamit pergi. “Kau siapa?” tanya Tiffany sebelum benar-benar pergi pada wanita berpakaian sama seperti para agen wedding organizer yang memang disewa Kyuhyun. Wanita itu tersenyum. “Saya tim hair styelist nona Sooyoung, saya kemari untuk memeriksa kembali sebelum nona Sooyoung berjalan ke altar” Tiffany mengangguk lalu berjalan keluar mengekori Taeyeon yang sudah lebih dulu keluar, meninggalkan Sooyoung dan wanita itu berdua.

Wanita yang mengaku sebagai hair styelist itu berjalan kearah Sooyoung dengan senyuman sopan terus terpatri dibibirnya. Sooyoung sendiri tampak acuh, toh ia merasa sejak tadi ia tidak melakukan aktifitas selain duduk dan mengobrol dengan tamu-tamu yang menghampirinya dan mengajaknya berfoto yang akan membuat rambutnya yang sudah di tata sedemikian rupa itu berantakan. Memang Sooyoung tidak menginginkan rambutnya di gelung keatas jadi penata rambutnya tadi hanya sedikit mengeriting ujung rambutnya dan mengepang bagian depan rambutnya yang kini sudah disematkan flower crown yang sangat vintage.

Sooyoung tidak protes saat wanita itu berjalan kebelakangnya untuk memeriksa rambutnya. Wanita itu tidak bersuara dan Sooyoung juga sedang malas untuk membuka obrolan karena pikirannya kini sedang tercabang ke berbagai arah. Bagaimana tidak? Sebentar lagi dia akan menghabiskan satu tahun hidupnya sebagai istri Cho Kyuhyun pria bermuka dua yang terlihat sempurna diluar tetapi ternyata sangat busuk didalamnya. Dan kejamnya, pernikahannya yang seharusnya menjadi momen paling membahagiakan dalam hidupnya yang seharusnya terjadi sekali seumur hidup adalah sebuah pernikahan perjanjian karena sebuah harta warisan dan hanya ditargetkan untuk satu tahun. Seharusnya kalau Sooyoung normal, ia sudah kabur sambil menangis meraung-raung. Tetapi mau bagaimana lagi? Kalaupun ia melakukan itu Cho Kyuhyun akan mengejarnya dan menuntutnya untuk pelanggaran kontrak. Uang darimana untuk membayar denda? Untuk hidup saja dia harus bekerja keras.

“Rambut anda harus diperbaiki” akhirnya hair styelist itu bersuara namun Sooyoung mengernyit, bukankah sejak tadi dia menyentuh rambut Sooyoung karena sedang menatanya ulang? Kenapa sekarang baru minta izin?

“Silahkan saj—“

Entah hanya perasaan Sooyoung atau bukan tetapi ia baru saja mendengar suara gunting dan yang terjadi selanjutnya membuat Sooyoung berjengkit kaget. Tetapi gaun panjang dan lebarnya membuat Sooyoung kesulitan melangkah dan hampir saja terjerembab ke lantai. Sooyoung menatap shock wanita yang mengaku hair styelistnya itu yang sedang mengacungkan gunting di tangan kiri dan sejumputan rambut Sooyoung ditangan kanan yang berhasil ia gunting. Sooyoung melongo. “Apa yang—KAU GILA YA?” jeritnya sambil memegangi sisa rambutnya yang masih aman. Iya yakin rambutnya kini sudah tidak berbentuk jelas, rambut bagian kanannya sudah terpotong dan kini hanya sepanjang bahunya sedangkan sisanya masih panjang seperti semula.

Wanita itu masih memasang wajah polos yang terkesan dibuat-buat. “Ah nona, kau membuatku terkejut. Mari aku benarkan rambutmu!” Sooyoung sudah akan menjerit lagi namun wanita itu dengan cepat melompat mendekati Sooyoung dan membekap mulut Sooyoung. “Ssh, dengarkan aku. Ini bukan ancaman tapi peringatan. Kau masih bisa kabur bersamaku dan pergi jauh-jauh dari Kyuhyun. Kau kira kau siapa mau menikah dengannya?”

Sooyoung bukannya tak bisa melawan atau menjerit, semua orang yang mengenal Sooyoung tau kalau dia punya teknik bela diri amatir yang sewaktu-waktu ia praktekan jika ia diganggu dan melawan gadis yang kini sedang membekapnya sepertinya bukanlah hal sulit tetapi salahkan gaun super mahal dan mewah yang sedang ia kenakan dan tempatnya berada saat ini membuatnya memilih diam. Jadi, wanita ini adalah salah satu dari sekian banyak wanitanya Cho Kyuhyun yang tidak terima akan pernikahannya. Hm. Kyuhyun memang sudah memberitaunya kemarin kalau akan ada beberapa wanita yang pasti mengganggunya karena menikah dengan Kyuhyun. Dan salah satu wanita itu kini muncul disaat beberapa menit lagi Sooyoung akan melenggang ke altar. Sialan.

“Jadi, cepat ikuti aku atau kau tidak akan—“

“Lepaskan nona Choi!” Sooyoung dan wanita yang kini sedang membekapnya itu sama-sama terlonjak saat pintu ruang tunggu terbuka lebar dan menampilkan sosok Junmyeon diikuti beberapa bodyguard lain yang badannya jauh lebih besar dari Junmyeon. Sooyoung memutar bola matanya, bahkan para badan berbadan besar itu bisa dikelabui seorang wanita berbadan mungil ini. Apa gunanya mereka berjaga didepan kalau begitu?

Kejadiannya berlalu begitu cepat, wanita itu kini sudah dipegang oleh Junmyeon yang otomatis membuat Sooyoung terlepas dari bekapannya. Wanita itu merutuki Junmyeon dengan sumpah serapah yang kasar, tetapi dari bagaimana cara wanita itu mengutuk Junmyeon mereka seperti sudah saling kenal. Mungkin Junmyeon memang kenal semua wanita yang pernah dikencani Cho Kyuhyun. “Anda baik-baik saja nona Choi?” tanya Junmyeon yang dijawab Sooyoung dengan anggukan. “Aku sih baik-baik saja, tapi tidak dengan rambut dan make upku.”

Tak berselang lama masuklah Moon Sohee dan Choi Jungnam dengan wajah panik. Mungkin mereka melihat beberapa bodyguard membawa seorang gadis keluar dari ruangan tunggu pengantin dengan cara seolah gadis itu maling yang menunjukkan baru saja terjadi sesuatu. Dan jeritan Moon Sohee cukup membuktikan kalau ada yang tidak beres disana. Bagaimana Moon Sohee tidak menjerit saat melihat anaknya yang akan menjadi penganting kurang dari dua puluh menit lagi dalam keadaan kacau. “APA YANG TERJADI DENGANMU?” tanyanya dramatis. Sooyoung memutar bola matanya.

“Anggap saja ada angin puting beliung, bu.” Moon Sohee tidak perduli dengan ucapan Sooyoung dan segera menghambur ke arah puteri satu-satunya itu sambil menatap horor pada rambut anak perempuannya yang sudah tidak jelas bentuknya. “Asisten Kim! Kenapa ini bisa terjadi pada anakku?” tanya Sohee pada Junmyeon yang sejak tadi berdiri beberapa langkah dari Sooyoung. Junmyeon membungkuk memohon maaf dan menjelaskan sedikit kejadian yang terjadi.

“Tapi kau tidak terluka kan, Soo?” tanya Choi Jungnam pada anaknya itu dengan nada khawatir khas seorang ayah. Sooyoung menatap ayahnya dengan senyuman penuh haru. “Tidak yah, tidak ada yang bisa melukaiku. Kau tau itu kan” Jungnam mencubit gemas pipi anak gadisnya. Sebenarnya ketika Sooyoung menelfonnya dan memberi tau kalau dia akan menikah dan sebentar lagi akan ada orang suruhan Cho Kyuhyun yang akan menjemputnya ke Seoul, Jungnamnya lah yang paling tidak setuju dengan ide ini. Meskipun awalnya istrinya juga sempat tidak setuju dengan pernikahan mendadak Sooyoung namun istrinya itu berubah pikiran saat sudah bertemu dengan Kyuhyun sedangkan Jungnam sampai saat ini masih tidak rela untuk menyerahkan anak gadis kesayangannya itu untuk pria macam Cho Kyuhyun.

“Syukurlah.”

“Syukur?” Sohee bertanya sarkastik. Di saat seperti ini, Moon Sohee terlihat seperti ibu-ibu sesungguhnya. Heboh dan cerewet. “Apanya yang harus disyukuri? Kau tidak liat anakmu kacau begini?” tanya Sohee pada suaminya yang hanya bisa menggeleng pasrah.

Sooyoung mendesah. Dia juga tidak mau tampil memalukan begini di pernikahannya, terlepas dari pernikahannya hanyalah pernikahan status. Tetap saja, ini adalah pernikahan pertamanya!

Junmyeon akhirnya bergerak untuk memanggil tim yang bertanggung jawab untuk dandanan dan rambut Sooyoung. Untung saja hair styelist yang Kyuhyun sewa benar-benar profesional. Ia dengan cepat mensetting rambut Sooyoung hingga tidak tampak kekacauannya. Karena kalau untuk merapikan bekas potongan itu akan memakan waktu lebih banyak hair styelist itu hanya mengakali rambut Sooyoung dengan tatanan khas bride yang berhasil mengelabui siapa saja yang melihat. Sooyoung sempat sedih melihat sejumputan rambutnya yang tersebar dilantai begitu saja. Bagaimanapun ia sangat menyukai rambutnya yang panjang dan lembut itu.

“Nona Choi, sudah waktunya!” panggil seorang pria dari pintu yang Sooyoung kenal sebagai ketua wedding organizer yang bertanggung jawab untuk pernikahannya bertepatan dengan selesainya dandanan Sooyoung diperbaiki. Sooyoung mendesah sekali lagi, jantungnya sudah berdebar sangat kencang. Disaat seperti ini dia sudah berada di puncak keinginannya untuk kabur namun mengingat kedua orang tuanya berada disana dan Sooyoung sudah terlanjur membuat kebohongan kalau pernikahan ini memang hal yang diinginkannya membuat Sooyoung ragu. Apalagi mengingat jika ia bertahan, ia bisa mengembalikan kehidupan keluarganya seperti semula.

“Sooyoung? Kalau kau tidak ingin melakukannya, ayah akan membawamu pergi.” Ucapan khawatir Choi Jungnam berhasil membuat Sooyoung berkaca-kaca. Ayahnya itu sangat memahami dirinya. Sejak kecil, ayahnya itu selalu tau perasaan Sooyoung. Apakah gadis itu sedang dalam keadaan baik atau tidak Jungnam selalu bisa menebaknya dan memberikan ketenangan pada Sooyoung. Dan disaat ini, lagi-lagi Jungnam bisa membaca keraguan dimata anaknya. “Tidak yah, aku hanya gugup.”

Jungnam tau kalau Sooyoung berbohong, tetapi dia hanya berusaha mempercayai Sooyoung. Jungnam menekuk tangannya meminta Sooyoung mengalungkan tangan di lengannya. Lalu keduanya berjalan menuju altar. Pintu menuju altar masih tertutup, Sooyoung dan Jungnam menunggu perintah di dalam ballroom terdengar samar-samar suara pembawa acara dan musik khas pernikahan yang membuat Sooyoung semakin gemetaran. Kalau Jungnam tidak ada disampingnya Sooyoung yakin tubuhnya sudah meleleh seperti es krim yang didiamkan di luar lemari es. Dan ketika akhirnya pintu terbuka, Sooyoung hanya bisa berdoa pada Tuhan semoga ini adalah pilihannya yang terbaik.

—

“Silahkan mencium pasangan anda.” Ucap pendeta setelah Sooyoung dan Kyuhyun resmi dinyatakan sebagai suami istri dalam mata agama diiringi derai tepuk tangan para tamu yang hadir.

Sooyoung berusaha memasang ekspresi bahagia meskipun rasanya sangat susah apalagi saat Kyuhyun melangkah mendekatinya dan mengeliminasi jarak diantara mereka. “Aku yakin kau akan ketagihan setelah ini.” Setelah mengucapkan kalimat itu Kyuhyun menarik Sooyoung dalam ciuman yang cukup menggebu. Sooyoung merasakan mukanya panas dan memerah. Jelas saja bukan karena ia memiliki perasaan pada setan berwajah malaikat itu melainkan cara Kyuhyun menciumnya yang sungguh tidak tau tempat. Ciuman di pernikahan normalnya hanya sebuah kecupan singkat penuh cinta—yah atau maksimal lumatan singkat mengingat ada ratusan pasang mata tengah menatap mereka tetapi saat ini Kyuhyun sedang menciumnya dengan suara decakan berisik yang bisa didengar jelas oleh barisan terdepan para tamu dan Sooyoung bersyukur gaunnya yang menjuntai dilantai berhasil menutupi kakinya yang kini sudah melayangkan kekejaman pada kaki Kyuhyun hingga akhirnya lelaki itu melepaskan ciumannya.

Sooyoung dapat melihat hampir seluruh permukaan bibir Kyuhyun ternoda oleh lipstiknya dan bukannya malu karena disoraki Kyuhyun justru melambai pada para undangan dengan cengiran lebar. Benar-benar lelaki brengsek.

—

Dilain tempat seorang wanita yang baru saja merasakan hatinya hancur berkeping-keping hanya bisa menyaksikan pemandangan yang membuat hatinya makin berdarah itu dalam diam. Dia tidak menangis, wanita itu terlalu gengsi untuk menitikan mata. Tidak saat ada lelaki berkulit putih dan berwajah dingin bertitle Kim Junmyeon ada disampingnya. Junmyeon sudah dikenalnya empat tahun yang lalu saat ia masih menjadi kekasih Cho Kyuhyun. Tentu saja, berkali-kali Junmyeon sempat menemaninya berbelanja saat Kyuhyun sibuk—sibuk dengan kekasihnya yang lain—tetapi tentu saja mereka masih tidak cukup dekat karena Junmyeon itu seperti freezer berjalan berbentuk manusia yang kebetulan saja berparas cukup tampan.
Sumin—wanita yang sedang patah hati itu berjengit saat sebuah benda dingin menyentuh pipinya. Sebuah gelas berisi cocktail disodorkan Junmyeon tanpa repot-repot pria itu bersuara. Sumin menghela tangan Junmyeon menjauhkan gelas itu dari wajahnya dan menatap murung kearah podium dimana Sooyoung dan Kyuhyun sedang melakukan wedding toast. Hatinya semakin sakit dan kalau tubuhnya transparan orang akan muntah melihat hatinya yang kini mungkin saja sudah bernanah.

“Kau selalu merusak rencanaku Junmyeon!” entah kenapa Sumin butuh sekali pelampiasan dari rasa sakit hatinya. Ia butuh seseorang yang harus disalahkan atas hatinya yang patah dan orang yang paling berpotensi saat ini adalah Kim Junmyeon. Sumin kini membalik tubuhnya menghadap Junmyeon. Mereka berdua duduk di tempat yang cukup dekat dengan podium namun terlindung dari mata para tamu undangan jadi aman bagi Sumin kini untuk melayangkan pukulan di dada Junmyeon toh lelaki itu hanya diam saja datar tak bereaksi.

“Seharusnya aku yang berada disana!”

“Kyuhyun bilang dia sangat mencintaiku!”

“Aku selalu menjadi tempatnya kembali setelah ia mencoba gadis-gadis lain!”

“Aku selalu menerimanya saat dia menyelingkuhiku dengan banyak gadis karena aku yakin pada akhirnya dia selalu mengutamakan aku”

“Dia—dia memutuskanku karena tidak ingin berkomitmen tetapi sekarang dia sudah menikah! Semuanya itu karena kau, Junmyeon!”

Junmyeon tidak mengerti kenapa dirinya menjadi penyebab Sumin dicampakan tetapi Junmyeon tau jika dia protes saat ini gadis itu justru akan semakin emosi dan bisa-bisa mengamuk karena saat ini emosi gadis itu sedang tidak stabil. Jadi meminimalisir kemungkinan Sumin membuat keributan saat bosnya sedang berpesta diatas podium sana, Junmyeon pasrah tubuhnya menjadi samsak hidup untuk Sumin. Toh pukulan Sumin tidak—PLAK. “Awh!” sejak tadi hanya diam itulah suara pertama yang dikeluarkan Junmyeon dan berhasil membuat Sumin berhenti dari aksi anarkisnya memekuli Junmyeon. Sebenarnya bukan suara Junmyeon yang akhirnya menghentikan Sumin tetapi tangan Junmyeonlah yang memegangi tangan Sumin berhasil membuat diam gadis itu.

“Ju—Junmyeon…”

“Aku lapar,  ayo pergi makan samgyupsal.”

—

Setelah paksaan Kyuhyun akhirnya Sooyoung mau tidak mau terjun ke lantai dansa. Saat ini sudah banyak pasangan dari berbagai kalangan usia sudah saling berpelukan dan berputar-putar mengikuti irama musik romantis yang mengalun. Sebenarnya Sooyoung sangatlah malas untuk berdansa, dia sejak tadi sudah sangat bersaliva melihat jajaran makanan yang tersedia dan bersumpah akan mencoba semuanya tetapi Kyuhyun—yang terpaksa harus ia akui sebagai suaminya kini—memaksanya berpelukan ditengah lantai dansa. Bukan karena lelaki itu ingin berdansa tetapi hanya ingin pamer seberapa indahnya—mahal—gaun yang Sooyoung kenakan kepada para tamu secara dekat. Tentu saja ingin menunjukkan berapa banyak uang yang sudah Kyuhyun buang hanya untuk gaun yang akan terpakai satu kali itu. Ck dasar sombong.

Ini bukan pertama kalinya Sooyoung berada dalam dekapan lelaki, tetapi saat ini terasa berbeda karena lelaki yang mendekapnya itu bukanlah lelaki yang ia bayangkan akan menyandang status sebagai suaminya. Hanya status, tidak ada perasaan apapun. Sooyoung hanya membiarkan dirinya dipeluk lelaki yang mencintai dan dicintainya, seperti kata Tiffany dan Taeyeon. Sooyoung itu gadis baik-baik.

Dekapan Kyuhyun semakin mengerat hingga kini tubuh Sooyoung dan Kyuhyun sudah seperti roti isi tanpa isi—entahlah, mereka terlalu dempet tanpa jarak sejengkalpun dan itu membuat para undangan memberikan spot cukup luas untuk mereka, tepatnya agar mereka bisa menganggumi sepasang anak adam itu saling mengayun mengikuti irama musik tanpa tau keduanya sedang berbisik ‘mesra’.

“Ku kira pinggangmu itu kecil tetapi ternyata sangat amat kecil. Lihatlah lenganku ini bahkan bisa memeluk lima sampai enam pinggang seukuran denganmu sekaligus.” Mereka berputar kekiri.

Sooyoung ingin sekali menendang tulang kering Kyuhyun atau setidaknya menginjak Kyuhyun dengan heelsnya yang lancip tetapi dia tau saat ini dia harus benar-benar menjaga emosinya yang sebenarnya mudah sekali tersulut sejak bertemu Kyuhyun. “Aku ini langsing.”

“Ceking lebih pas untukmu” Sooyoung menggeram, bagaimana bisa ia berpelukan dengan orang yang terang-terangan menghinanya ini. “Aku ini seksi” bisik Sooyoung dan Kyuhyun tertawa lalu menghadiahi Sooyoung kecupan dibahunya yang terbuka. Untuk pemandangan orang itu sangatlah romantis tetapi mereka tidak tau jika mereka sebenarnya sedang perang kata.

“Aku ingin tau kalau seksi sepertimu yang ceking seperti apa? Korek kuping?”

“Astaga kalian ini pasangan serasi sekali!” seorang wanita tua yang kebetulan berdansa didekat Sooyoung dan Kyuhyun sudah tidak bisa lagi menahan kekagumannya akan keromantisan pasangan pengantin ini tidak perduli jikalau dia menginterupsi percakapan ‘mesra’ mereka.

Sooyoung sudah akan melepas pelukan Kyuhyun darinya untuk menanggapi pujian wanita tua itu tetapi Kyuhyun justru melekatkan pelukannya. “Oh nyonya Han maaf karena gelombang cinta kami terlalu kuat sehingga merusak dansamu dengan tuan Han” ucap Kyuhyun yang berhasil membuat perut Sooyoung mual. Cheesy. Ewh.

Nyonya Han—wanita tua itu mengibaskan tangannya. “Tidak merusak, kami justru senang melihatnya. Dari caramu memeluk istrimu, kau sungguh terlihat tergila-gila dengannya!” Kyuhyun tertawa mendengar penilaian nyonya Han akan dirinya terhadap Sooyoung sedangkan Sooyoung hanya tersenyum palsu. Tergila-gila untuk membuatku tersiksa, iya.

Kyuhyun mengusap punggung Sooyoung yang telanjang lalu ia mengecup pelan ubun-ubun Sooyoung. “Aku sangat mencintainya, meskipun dia tidak secantik atay seseksi gadis-gadis lain aku tetap mencintainya” Sooyoung ingin sekali berseru dan bertepuk tangan untuk bakat akting Kyuhyun yang setara artis hollywood pemenang oscar. Sempurna. Sempurna membuatnya mual. Sooyoung tidak heran kalau lelaki itu bisa digilai banyak gadis, lihat dan dengar saja ucapannya yang sangat manis itu yang nyaris membuat Sooyoung diabetes kalau saja Sooyoung tidak tau itu semua hanya akting.

“Awh such a sweet husband! I wish I were you, Sooyoung!” I hope your wish will come true, mam. Ingin sekali Sooyoung berkata demikian namun yang ia lakukan hanya tersenyum sambil berucap thanks dengan lembut. Sepertinya bakat akting Kyuhyun sudah menular padanya.

Kini seorang wanita berpakaian cukup heboh dan glamor yang gantian menghampiri Sooyoung dan Kyuhyun. Dari caranya memandang, wanita itu tidak datang untuk memuji kemesraan Sooyoung dan Kyuhyun melainkan gaun yang Sooyoung kenakan. “Astaga, gaunnya indah sekali.” Ucap wanita itu sambil menyentuh sekilas gaun Sooyoung. Kyuhyun kini melepaskan pelukannya. “Tentu saja, aku harus menyiapkan gaun yang setara dengan istriku. Meskipun istriku jauh lebih indah dibanding gaun ini”

“Ah Cho Kyuhyun! Dasar pria kaya brengsek! Nyonya Cho, kau beruntung mendapatkan si kaya ini!” ujar si wanita itu lagi. Sooyoung tertawa dibuat-buat. Beruntung? Ini namanya kesialan berlipat ganda, nyonya!

“Akulah yang beruntung mendapatkannya, Haneul.”

Wanita bernama Haneul itu memutar malas bola matanya. Sepertinya dia tidak tersentuh dengan kata-kata cheesy Kyuhyun seolah dia sudah biasa akan kata-kata semacam itu. “Suamimu ini banyak omong sekali Sooyoung! Oh ya, kemana kalian akan berbulan madu?” Sooyoung tertawa, sepertinya Haneul tidak tertarik dengan Kyuhyun. Sooyoung melirik Kyuhyun sekali dan tersenyum penuh arti. “Suamiku memang begitu, katanya dia akan mengajakku bulan madu ke Hawaii.”

“Honolulu! Mengasyikan. Sepertinya ada maksud terselubung membawamu kesana, dia pasti sejak lama berfantasi melihatmu memakai bikini sambil berlarian di pantai.”

“Aku bahkan membayangkannya telanjang diatas pasir pantai Hawaii yang hangat, Haneul.” Sooyoung melotot kaget. Bagaimana bisa Kyuhyun bicara sevulgar itu dengan wanita lain di pesta pernikahannya. Sialan.

“Dasar mesum! Memangnya kau rela dia jadi tontonan orang lain?” nah. Sooyoung setuju. Biarpun itu hanya khayalan mana ada suami yang rela istrinya ditonton orang banyak saat telanjang. Ah Sooyoung lupa kalau mereka ini bukan suami istri sebenarnya.

Kyuhyun tertawa meledek, sebelah alisnya naik terkesan meremehkan. “Kau lupa ya aku punya pulau pribadi di Hawaii?” Nah kalau itu sukses membuat Sooyoung menjerit dalam batin. BRENGSEK DIA TERNYATA SEKAYA ITU!!!

Haneul memutar matanya kesal. “Terserahmu lah!” lalu setelah menyentuh bahu Sooyoung dan berpamitan wanita cantik dan glamor itu berlalu pergi dari hadapan Sooyoung dan Kyuhyun ke arah meja minuman.

“Dia siapa?” tanya Sooyoung penasaran karena dari cara Haneul dan Kyuhyun mengobrol mereka terlihat akrab.

“Mantan pacar ku.”

Ucapan Kyuhyun berhasil membuat Sooyoung menatapnya takjub. Sooyoung lalu mulai berfikir diantara banyaknya tamu ada berapa mantan Kyuhyun yang hadir, mengingat hari ini dia sudah bertemu dari dua orang diantaranya. Yang satu nekat dan tidak terima sedangkan yang satu lagi nampak masa bodoh. Dari gosip yang ia dengar Kyuhyun itu adalah seorang playboy dan Sooyoung jadi penasaran tipe-tipe seperti apalagi yang pernah Kyuhyun kencani.

Kyuhyun terkekeh melihat Sooyoung yang mulai memerhatikan sekitar, mengira-ngira mana gadis yang pernah dikencani Kyuhyun. Dan Kyuhyun tertarik membantu istrinya itu. Kyuhyun merangkul Sooyoung dan menunjuk ke arah jarum jam angka delapan. Di dekat meja anggur berdiri seorang wanita bertubuh molek dengan gaun seksi berwarna merah darah berpotongan sangat rendah sampai-sampai payudaranya yang sintal seperti akan tumpah keluar. Oh-oh pasti pemandangan kesukaan Kyuhyun. Sooyoung membatin.

“Nah, itu juga mantanku.” Sooyoung memicingkan matanya untuk melihat wanita itu lebih dekat. Wanita itu terlihat sangat cantik tetapi juga sangat dewasa. Mungkin efek dandanan dan pakaiannya membuat gadis itu terlihat seperti wanita tiga puluhan.

“Janda, anak satu.” Seperti bisa mengerti pikiran Sooyoung, Kyuhyun menjawab tanpa ditanya. Dan jawabannya sukses membuat Sooyoung menganga. “Apa?”

“Yang berdiri disampingnya itu, yang memakai gaun babydoll sambil memegang gelas jus. Itu anaknya.” Sooyoung semakin menganga. Bahkan anak wanita itu sudah remaja! Dengan gayanya yang imut dan manis mungkin gadis itu berusia sekitar tujuh atau delapan belas!

Kyuhyun lalu menambahkan. “Dia juga mantan pacarku.” Rasanya Sooyoung ingin menembakkan dirinya dengan bom atom. Bagaimana bisa dia menikahi Kyuhyun yang—entahlah. Sooyoung tidak tau kata apa yang tepat untuk mendeskripsikan lelaki yang sialnya kini sudah jadi suami sahnya itu. Bahkan kata playboy terlalu biasa untuk lelaki macam Cho Kyuhyun. Bagaimana bisa dia mengencani ibu dan anak?!! Dasar gila!

“Ibu–Ayah selamatkan anakmu!”

—

Bau asin laut yang menyegarkan, suara ombak berdebur beriringan dengan kicauan burung yang berterbangan menghiasi langit biru dilengkapi dengan angin pantai yang menyegarkan membuat Kyuhyun tersenyum puas dari atas balkon tempatnya memandang hamparan laut biru itu. Pemandangan yang sudah cukup lama tidak ia temui itu kini menyegarkan pikirannya setelah hari yang melelahkan di Seoul kemarin.

“Dasar brengsek! Kau bilang kau itu sangat kaya sampai-sampai kau mengaku punya pulau di Hawaii!” seru Sooyoung dari tempatnya duduk. Ya Sooyoung kini sedang duduk sambil bersedekap diatas sofa didekat balkon. Rambutnya yang panjang kini sudah dipotong pendek, ia juga mengenakan summer dress dan kacamata yang sengaja ia siapkan untuk menghindari teriknya cuaca Hawaii. Tapi yang ia dapati sekarang adalah dirinya berada disalah satu pantai pribadi Kyuhyun di Gwangju. Astaga! Bahkan keluarganya juga masih mampu untuk membiayai liburannya jika hanya ke Gwangju.

“Uang warisan belum turun, kau kira aku mau memakai uang pribadiku untuk membiayai liburan impianmu itu? Memangnya kau siapa?” Sooyoung melepas kacamatanya dan menatap Kyuhyun tak percaya.

“Apa kau bilang? Lalu bagaimana caranya kau membiayai pesta pernikahan mewah kemarin?” Dan kau bilang aku siapa? AKU ISTRIMU SIALAN!

“Oh, itu pakai uangku. Tetapi akan langsung digantikan saat uang warisan itu sudah cair. Aku tidak mau terlihat miskin saat pernikahan” Sooyoung memejamkan matanya frustasi. Selain brengsek Kyuhyun juga sangat pelit dan sombong. Pelit dalam artian menggunakan uang pribadinya dan sombong untuk menghamburkan harta keluarganya.

“Lalu bagaimana dengan koperku? Kenapa aku tidak melihatnya sama sekali disini? Aku mau berenang!” tanya Sooyoung karena sejak ia menginjakkan kaki di coutage milik Kyuhyun itu ia sama sekali tidak menemukan koper pinknya.

Kyuhyun berjalan kedalam dan menutup pintu balkon dibelakangnya. “Oh, sudah dibuang. Sebentar lagi orang suruhanku akan mengantarkan pakaian-pakaian baru untukmu.”

“Oh—APA? DIBUANG?”

Kyuhyun menatap Sooyoung dengan alis terangkat sebelah. “kenapa? Aku akan menggantikan barang-barang murahanmu dengan yang lebih mahal” ucap Kyuhyun asal dan hal itu berhasil membuat Sooyoung semakin naik pitam. “MURAHAN? KAU PASTI GILA! LOUIS VOUITON, GUESS, GUCCI, CHANEL, CHOCO, VICTORIA SECRETKU!!!” Sooyoung meremas rambutnya frustasi.

“Aku tidak pernah beli barang imitasi atau tidak bermerk untuk pakaianku meskipun artinya aku harus bekerja sampai larut dan mengirit hanya makan mi instan selama sebulan karena harus menabung. Dan kau membuang barang-barang berhargaku?” Kyuhyun sebenarnya tau kalau isi koper Sooyoung dipenuhi barang-barang bermerk. Tentu saja dia tau, mengingat latar belakang Sooyoung sebenarnya adalah orang cukup berada dan keluarganya mengalami bangkrut baru lima taun belakang ini. Terlebih Sooyoung memiliki hobi—kecanduan—belanja dan menghabiskan uang hanya untuk barang-barang berbau fashion. Bahkan meskipun keluarganya sudah bangkrut, Sooyoung masih sesekali menyalurkan hobinya itu. Tentu saja setelah bekerja keras dan menabung serta mengirit. Jadi tidak heran isi koper Sooyoung semuanya pakaian bermerk.

Rasanya Sooyoung ingin menangis. Barang-barang itu akan lebih berguna jika harus dijual daripada di buang begitu saja. Mungkin Sooyoung akan lebih rela, tetapi ini. DI-BU-ANG. Meskipun Kyuhyun memastikan akan menggantinya dengan barang-barang lebih bermerk tetapi tetap saja dia tidak rela. Dan tanpa Sooyoung sadari matanya menitikkan air mata.

Kyuhyun memang tidak mendengar Sooyoung terisak. Ia hanya heran kenapa Sooyoung tiba-tiba terdiam setelah menyumpa serapahinya seperti biasa dan tangan gadis itu bergerak-gerak seolah menyeka sesuatu di pipinya. Tentu saja Kyuhyun langsung tau Sooyoung menangis meskipun istrinya itu membelakanginya.

“Kau menangis?” tanya Kyuhyun geli.

“Diam kau.” Balas Sooyoung ketus dan justru membuat Kyuhyun semakin ingin menggodanya. Kyuhyun mendekati Sooyoung yang kini sedang duduk diatas kasur membelakanginya lalu mencolek kepalanya. “Hey kau benar-benar menangis ya?” tanyanya lagi yang sudah jelas membuat Sooyoung semakin kesal. Dan Kyuhyun memang sengaja ingin Sooyoung kesal.

“Kubilang diam!” ucap Sooyoung sambil masih menyeka air mata yang terus-terusan mengalir. Dia ingin berhenti menangis tetapi otaknya tidak sejalan dan memerintahkan matanya terus mengalirkan cairan bening yang menunjukkan kelemahannya didepan Kyuhyun. Dan Sooyoung benci itu.

“Gadis serampangan semacam kau bisa menangis juga”

“Diam atau ku robek mulutmu itu.” Kyuhyun justru tertawa mendengarnya dan semakin gencar mencolek kepala Sooyoung dan meledeknya. “Oh jadi benar kau menangis.”

Sooyoung tak tahan dan meledak saat itu juga. Ia menarik Kyuhyun hingga terjengkang ke tempat tidur dan menindih lelaki yang secara agama dan hukum sudah menjadi suaminya itu diatas perutnya. Dengan brutal ia jambak rambut cokelat Kyuhyun membuat lelaki yang tak siap akan serangan itu mengerang kesakitan.

“Aduh sakit! Choi Sooyoung lepaskan tanganmu!” Sooyoung tidak berhenti bahkan sampai ada ketukan dipintupun dia masih tidak perduli dan tetap menjambak Kyuhyun sekuat tenaga. “Choi Sooyoung!!”

“Ma—maaf tuan, nyonya kami kesini untuk mengantarkan koper tuan dan nyonya…” Sooyoung langsung bangkit dari tubuh Kyuhyun dan berdiri canggung. Dia tidak sadar kalau empat orang pelayan kini sudah berdiri gugup di dekat pintu yang terbuka. Sedangkan Kyuhyun langsung mengusap-usap bekas jambakan Sooyoung tanpa perduli dengan kehadiran para pelayannya yang pasti sudah berfikiran macam-macam.

“Taruh saja di sana dan cepat pergi” keempat pelayan itu membungkuk hormat dan segera pergi setelah meletakkan dua koper besar berwarna hitam dan ungu metalic didekat pintu dan menutupnya.

“Kenapa kau canggung begitu hah?” tanya Kyuhyun sambil menatap Sooyoung yang masih kikuk di sisi tempat tidur. “Si—siapa yang canggung?” tanya Sooyoung tak terima. Namun jelas-jelas kalau dia memang canggung. Kyuhyun lalu tersenyum miring. “Pasti pelayan-pelayan itu akan bergosip dibawah dan mengatakan ‘istri tuan Cho itu ganas dan menggebu-gebu bahkan di siang hari’ hahaha!” Sooyoung melempar guling yang terjangkau tangannya tepat diwajah Kyuhyun membuat lelaki itu terdorong sedikit kebelakang.

“Dasar otak kotor!” Sooyoung lalu berlalu dan segera menghampiri koper barunya. Dan Kyuhyun cukup takjub akan pergantian emosi gadis itu yang sangat cepat. Beberapa menit yang lalu gadis itu menangisi kopernya kemudian mengamuk dan sekarang tampak excited dengan koper barunya. Ckck.

Sooyoung berjongkok untuk mengecek isi koper barunya dan dia menjerit kesal saat melihat hampir setengah isi kopernya diisi lingerie dan bikini. Bahkan lengkap dengan bra tanpa tali dan g-string. “INI PASTI ULAHMU KAN?” teriak Sooyoung sambil melemparkan salah satu bra bermotif leopard ke wajah Kyuhyun. Lelaki itu tidak menampik dan justru menangkapnya dan tersenyum nakal.

“Nice choice.” Sooyoung menghentakkan kakinya kesal. “Kenapa isinya jadi seperti itu semua?!!” jerit Sooyoung lagi karena Kyuhyun tidak menanggapinya serius. Meskipun Sooyoung juga melihat beberapa summer dress bagus didalam sana tetapi keberadaan pakaian dalam dan renang yang vulgar itu membuatnya emosi.

“Kenapa? Tenang saja, pantai ini private jadi tidak akan ada orang luar kecuali staff coutage yang bekerja padaku yang akan melihatmu berbikini. Atau kalau perlu aku akan menyuruh semua staff pria pulang ke paviliun mereka agar kau nyaman.”

Sooyoung memejamkan matanya dan mencoba mengontrol emosinya, setidaknya Kyuhyun cukup memperdulikan Sooyoung walaupun sedikit. Tetapi masalahnya bukan itu tentu saja. “Bukan itu! Eugh, maksudku kenapa kau memasukkan barang-barang seperti itu hah? Kau kan yang bilang sendiri aku ini tidak seksi!”

“Pfft” Kyuhyun menutup mulutnya untuk menahan tawanya yang siap meledak. “Memakai bikini tidak akan membuatmu seksi Choi Sooyoung. Hahaha. Aku membelikan itu karena tau kau akan kesal karenanya!” Sooyoung menganga. Sebegitu senangkah Kyuhyun membuatnya kesal? Ck!

Sooyoung lalu memincingkan matanya dan mengangguk-angguk. “Oke, aku akan memakai semua ini dan membuatmu menarik semua kata-kata penuh penghinaanmu itu nanti!” ujar Sooyoung sambil menyambar sebuah bikini dan membawanya ke dalam kamar mandi. Namun sebelum pintu kamar mandi ditutup Sooyoung dapat mendengar Kyuhyun berseru sambil tertawa meledek. “Jangan terlalu berusaha, meskipun kau telanjang aku tidak akan tergoda untuk menidurimu” dan Sooyoung langsung membanting pintu kamar mandi sekencang-kencangnya.

—

Jauh dari tempat Kyuhyun dan Sooyoung berada, Junmyeon sedang duduk di kursi tunggu Bandara Internasional Honolulu menunggu namanya di panggil petugas bagasi. Dia disini karena harus mengurus koper majikannya yang sudah lebih dulu sampai sedangkan kedua majikannya justru terbang ke Gwangju, sebenarnya ini semua tidak disengaja dan mendadak saat salah satu orang suruhan Junmyeon melaporkan kalau Baek Sumin juga mengambil flight yang sama dengan Kyuhyun dan Sooyoung menuju Hawai jadilah Kyuhyun membatalkan niatnya ke Hawai dan membawa Sooyoung ke Gwangju membiarkan Baek Sumin benar-benar mengejarnya ke Hawai. Jadi, sebenarnya Kyuhyun sudah membohongi Sooyoung soal alasannya mengajaknya ke Gwangju dan kopernya yang dibuang. Tentu saja alasannya karena, Kyuhyun kan hanya ingin membuat Sooyoung kesal.

Baek Sumin tercengang saat menemukan Junmyeon sudah bertengger di pintu kedatangan dengan pakaian santainya dan kacamata hitam bertengger di hidungnya—gaya yang sama sekali tidak pernah dipakai Junmyeon selama Sumin mengenalnya. Junmyeon selalu berpakaian formal saat bekerja untuk Kyuhyun bahkan dihari Minggu lelaki itu berkeliaran dirumah dengan kemeja putih yang dimasukkan kedalam celana bahannya lengkap dengan sepatu kulit hitam dan ikat pinggang. Dan Sumin tidak menyangka Junmyeon bisa berada didepannya kini dengan kaos polo dan celana jeans. Bukan gaya Junmyeon sekali.

“Kenapa kau ada disini?” tanya Sumin sambil melepas pasminah yang sejak tadi ia kenakan untuk menutupi kepalanya. Matanya terlihat sembab, mungkin karena gadis itu tertidur cukup lama di pesawat.

“Aku yang harus bertanya padamu.” Sumin berdecih. “Kau pasti tau kenapa aku ada disini.”

“Karena itu aku ada disini.”

Mata Sumin membulat. “Apa?!” Sumin langsung menyadari jika ada yang tidak beres. Ia langsung menatap pintu kedatangan dan seharusnya Kyuhyun dan Sooyoung keluar dari pintu yang sama dengannya.

Sumin menatap Kim Junmyeon dengan tajam. “Kim Junmyen, kemana Kyuhyun dan gadis perebut kekasih orang itu sebenarnya pergi?” Junmyeon masih memasang ekspresi datarnya, tetapi perlahan ia melangkah lebih dekat kearah Sumin lalu melepas kacamatanya dan membalas tatapan Sumin sama tajamnya. “Baek Sumin, menyerahlah.”

—

Sooyoung benar-benar melaksanakan ucapannya dan mengenakan bikini saat berenang di kolam renang yang berlatar belakang laut di lantai atas coutage. Dia sama sekali tidak malu ataupun risih saat Kyuhyun duduk santai di kursi malas yang bertebaran disekitar kolam dan menontoninya berenang. Justru Sooyoung sengaja berpose-pose seksi untuk membuat Kyuhyun mengambil kembali ucapannya. Sooyoung sudah lelah dihina ceking, dan tidak seksi oleh Kyuhyun. Biar bagaimanapun dia tetaplah wanita yang ingin dipuji.

Sooyoung kembali ke kamar setelah membungkus tubuhnya dengan baju handuk untuk membersihkan dirinya di kamar mandi. Dan Sooyoung tidak sadar kalau Kyuhyun mengekorinya sampai ia masuk ke kamar. Setelah memastikan pintu dikunci Sooyoung masuk ke bilik shower setelah menanggalkan semua bikininya. Sooyoung tidak berniat berlama-lama karena ia sudah kelaparan, jadi setelah memastikan tubuhnya bersih Sooyoung segera keluar dari bilik dan tercengang saat mendapati Kyuhyun sedang duduk diatas closet yang tertutup sambil memegang handuk yang tadi Sooyoung letakkan di cantelan handuk. Dan ia tersenyum miring.

“Kau sexy juga saat sedang mandi” rasanya ada air es yang mengguyur tubuh Sooyoung hingga wanita itu membeku ditempatnya berdiri. Ya, berdiri dengan keadaan polos tanpa sehelai benang didepan lelaki yang meskipun berstatus sebagai suaminya tetapi menjadi lelaki yang ada di daftar terakhir lelaki yang akan melihatnya telanjang.

“AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA”

Waktu sudah menunjukkan hampir tengah malam saat Kyuhyun keluar dari kamar mandi dengan baju tidur—kaos oblong hitam dan celana kolor pendek—dan handuk tergantung dibahunya. Lelaki itu meringis saat tak sengaja menyentuh lebam di wajahnya hasil tinjuan Sooyoung saat insiden kamar mandi terjadi. Kyuhyun tidak bisa lagi mengabaikan kekuatan istrinya itu yang cukup kuat untuk ukuran seorang perempuan dan Kyuhyun harus berhati-hati untuk tidak membuat Sooyoung mengamuk dan melayangkan tinjunya seperti saat ini.

“Apa yang kau lihat?!” seru Sooyoung saat Kyuhyun menatapinya yang sudah mengenakan baju tidur dan sudah bersiap tidur. Baju tidur yang Sooyoung kenakan saat ini mirip dengan yang Kyuhyun kenakan. Setelah kejadian dikamar mandi, Sooyoung membatalkan melanjutkan misinya untuk menggoda Kyuhyun. Tidak saat lelaki itu sudah melihatnya telanjang bulat. Ugh, rasanya Sooyoung ingin menenggelamkan dirinya di laut saja jika harus mengingat kejadian barusan. Bagaimana bisa dia membiarkan Kyuhyun melihatnya tanpa sehelai benangpun?

“Kenapa kau memakai pakaianku disaat kopermu sudah dijejali oleh berbagai lingerie seksi.”

“Memangnya aku gila mau memakainya didepan pria mesum sepertimu?” tanya Sooyoung sinis. Kyuhyun tertawa sambil melempar handuknya sembarangan. “Kenapa? Aku bahkan sudah melihatmu tanpa selembar benangpun. Aku sangat suka saat kau menggosok tubuhmu dengan sabun.”

Sooyoung melototo dan melempar bantal dan gulingnya ke arah Kyuhyun. “mulut dan otakmu sama kotornya.”

Kyuhyun bersiul sambil memungut bantal dan guling dari lantai lalu membawanya mendekat ke arah Sooyoung. “Apa yang akan kau lakukan?” tanya Sooyoung saat Kyuhyun akan merebahkan dirinya disampingnya. “Kau kira aku sudi tidur denganmu?” tanya Sooyoung galak.

“Bukankah kau bilang tadi siang kau akan menggodaku dan membuatku mengakui kalau kau itu seksi? Aku sudah mengakuinya dan kau berhasil menggodaku jadi kau harus bertanggung jawab sekarang.” Sooyoung berjengit mundur sambil menarik selimut untuk menutupi tubuhnya. “KAU PASTI GILA!”

Kyuhyun terbahak. Tentu saja ia bergurau. Kan sudah dibilang ia senang mengganggu Sooyoung dan hal ini termasuk dari caranya untuk mengganggu Sooyoung. “Aku akan tidur di kamar lain!” seru Sooyoung sambil membawa bantalnya dan Kyuhyun langsung mencegahnya.

“Aku punya kunci untuk seluruh pintu di rumah ini. Aku akan benar-benar menidurimu kalau kau pindah ke kamar lain” Sooyoung refleks duduk lagi. Kyuhyun benar-benar memainkan perasaannya. Sooyoung menggertakan giginya. “APA MAUMU?!”

“Bercinta denganmu” Sooyoung memukul kepala Kyuhyun sebagai pelajaran karena ucapannya.

“Memangnya aku gila mau bercinta denganmu?”

Kyuhyun lalu terkekeh lagi. “Aku berani bertaruh kau yang akan memohon untuk bercinta denganku, nyonya Cho” Sooyoung menggeram tubuhnya sudah sangat lelah dan ia butuh tidur. Ia tidak mungkin akan berdebat terus dengan Kyuhyun dan ia juga terlalu takut kalau Kyuhyun benar-benar akan menidurinya jika ia pindah kamar. Sooyoung lalu menarik dua guling dan meletakkannya ditengah-tengah kasur untuk menjadi pembatas diantara dia dan Kyuhyun. Memang sangat kekanakan tetapi Sooyoung memastikan Kyuhyun tidak akan melewati batas yang dibuatnya.

“Kau tau aku bisa melempar guling ini kapan saja kan?” tanya Kyuhyun geli dengan tingkah Sooyoung. Namun Sooyoung mendelik kearahnya dan berucap tajam. “Coba saja” Sooyoung lalu merebahkan tubuhnya dan menarik selimut sampai kelehernya.

“Kalau kau melewati garis ini, akan kutendang bolamu itu sampai ke Saturnus dasar cabul!”

Dan ancaman Sooyoung cukup membuat Kyuhyun bukannya takut dan justru terbahak.

TBC

Comment?

Teaser 3rd; Revealing

“Kalau tidak bisa berenang kenapa dekat-dekat dengan air hah?”

“Kau itu mau tidur ataupun bangun tetap saja menyusahkan”

“Hey Kim Junmyeon, kenapa kau setia sekali dengan Kyuhyun hah?”

“Aku akan mengembalikan hak yang sudah direbut”

“kenapa kau ada disini hah?!”

“Tuan, menganggu wanita bersuami itu berbahaya asal kalian tau”

“Kau itu norak sekali, apa kau baru pertama kali melihat dapur hah?”

“Aku cemburu”

“Wajahmu memerah kau pasti malu”

“Aku sedang membayangkan kau telanjang diatas pasir.”

“DASAR CAB–HMPPH!!”

—