Posted in Cho Kyuhyun, Choi Sooyoung, Romance

[Series] We Are On Dating -3-

We Are On Dating

Title : We Are On Dating

Author : soocyoung (@helloccy)

Genre : Romance

Rating : PG 16

Main cast :

  • Choi Sooyoung

  • Cho Kyuhyun

Other cast : Find it 🙂

From Author :

Annyeonhaseyo!!

Orenmaneyo, knightdeul!! ^^

Apa kabarnya? Baiklah ya, hhehehe

Rasanya udah lama banget gitu ya aku gg post apa-apa disini. Tapi jangan khawatir, kali ini aku bawa cerita baru. Sebenarnya sih gg baru-baru banget lah ya, cz aku terinspirasi dari FF ku yang sebelum-sebelumnya trus juga dapet inspirasi dari salah satu program reality show aja sih. Jadi jangan terlalu kaget kalo—mungkin ada beberapa hal yang kalian pikir mirip atau gimana gitu ya -___-

Dan, sekali lagi semua hal yang berhubungan sama nama sesuatu yang ada di FF ini adalah buatanku, kecuali tokoh dan beberapa lokasi tempatnya. Meskipun ada beberapa juga yang memang ada/real, tapi aku ubah sedikit demi kepentingan cerita.

So, happy reading ^^/

Kyuhyun POV

Aku melirik Sooyoung beberapa kali dan berusaha keras menahan diriku untuk tidak banyak bertanya padanya meskipun sebenarnya aku sangat ingin bertanya. Aku tahu dia pasti sedang memikirkan tentang skandal terbarunya—dengan seorang artis bernama Shim Changmin, yang mungkin sudah menjadi berita panas sekarang mengingat bagaimana populernya seorang Choi Sooyoung tahun ini. Aku benar-benar melakukan sesuatu untuk membantunya tapi aku tak tahu, dan aku khawatir tak ada yang bisa aku lakukan untuk setidaknya membuat yeoja ini kembali ceria seperti saat pertama kali aku bertemu dengannya dalam program We Are On Dating ini.

Sooyoung-ah,” Panggilan seorang yeoja terdengar dan itu langsung membuatku menolehkan kepala ke arahnya, begitupula Sooyoung. Yeoja itu tersenyum padaku sesaat sebelum melanjutkan bicara pada Sooyoung. “Soyeon eonni memintamu untuk datang. Dia sedang bertemu dan berbicara dengan PD Shin serta PD Go sekarang. Kajja, kajja

Tanpa memberikan jawaban terlebih dahulu, Sooyoung beranjak dari tempatnya dan pergi mengikuti yeoja itu. Pandanganku terus mengikuti Sooyoung sampai yeoja itu menghilang ke dalam sebuah ruangan. Lalu mataku menangkap sosok Taesung yang tergesa-gesa datang menghampiriku. Aku mengalihkan pandanganku sesaat ke arah lain dan tidak terkejut melihat banyak orang yang berkumpul sambil saling berbisik satu sama lain. Entah itu karena artikel tentang Sooyoung atau karena sekarang sedang diadakan sebuah syuting.

Hyungnim, Jaemin hyung memanggilmu” kata Taesung yang sudah berdiri di hadapanku. “Palli. Ini tentang kelanjutan program We Are On Dating yang—“

Aku bergegas bangkit dari tempat dudukku tanpa menunggu Han Taesung menyelesaikan kalimatnya terlebih dahulu. Aku melangkah dengan lebar-lebar menyusuri arah yang sama seperti Sooyoung sebelumnya, lalu masuk ke ruangan yang sama juga. Disana, Sooyoung sedang duduk di sebelah seorang yeoja yang kemungkinan besar adalah manajernya. Di depan mereka duduk dua orang namja, yaitu PD Shin dan PD Go. Sementara manajerku—Yoo Jaemin, duduk persis di sebelah PD Go di kursi yang berbeda dan berseberangan dengan Sooyoung serta manajernya. Aku cepat-cepat melangkah menghampiri manajer-ku sendiri begitu dia melambaikan tangannya padaku, lalu duduk di sebelahnya sambil menatap Sooyoung yang terus menundukkan kepalanya.

Kami benar-benar minta maaf, Shin Pd-nim, Go PD-nim. Kami akan secepatnya menyelesaikan kekacauan ini. Jeongmal josanghamnida,” Manajer Sooyoung—entah siapa namanya, tapi sepertinya yeoja tadi menyebutkan nama Soyeon, memulai pembicaraan yang sepertinya sempat terhenti karena aku datang.

Choi Sooyoung, kenapa kau diam saja? Apa kau tak mau mengeluarkan pembelaanmu?” PD Shin yang bertanya dengan suara kebapakkannya yang khas. “Aku ingin tahu bagaimana dan apa yang kau pikirkan tentang skandal yang menimpamu ini, jadi aku bisa memutuskan apa program kita bisa dilanjutkan atau dihentikan dengan terpaksa”

Ne? Jeoyo?” sahut Sooyoung terkejut sambil mengangkat kembali wajahnya. “Josanghamnida,” katanya kemudian.

Mwoya… jadi itu benar?” Kali ini manajer-ku yang berbicara. Aku berusaha untuk membuatnya tidak mengajukan pertanyaan lagi tapi aku gagal. Manajer Yoo pun melanjutkan, “Skandal itu benar, eh? Dan… kalian berbagi—hm, ciuman itu juga benar?”

Aku menatap manajer-ku dengan tidak percaya karena dia menanyakan sesuatu yang menurutku tidak sopan itu. Tapi kemudian mataku secara otomatis beralih pada Sooyoung, dan entah kenapa jantungku sekarang berdebar kencang karena menunggu tanggapannya.

Josanghaeyo, manajer Yoo. Untuk sementara ini kami belum bisa mengkonfirmasi—“

Itu tidak benar,” Sooyoung tiba-tiba menyela perkataan manajer-nya. Dia menatap satu per satu orang-orang yang ada di ruangan ini sebelum memfokuskannya pada PD Shin. “Artikel itu tidak sepenuhnya benar, PD-nim. Semua yang ada di artikel itu juga tidak sepenuhnya benar”

Lalu bagaimana kau akan menjelaskan foto-foto yang menunjukkan dengan jelas apa yang sedang kalian lakukan itu?” tanya PD Go menyudutkan Sooyoung.

Sooyoung diam kali ini meskipun aku yakin dia pasti memiliki jawaban dari pertanyaan itu. Sayangnya sepertinya manajernya menahannya untuk berbicara banyak sekalipun dia sangat ingin menjawabnya. Sejujurnya aku benar-benar heran dengan situasi Sooyoung saat ini. Jika dia berbicara dengan sangat yakin bahwa artikel itu tidak benar, kenapa dia tidak mengatakan saja semuanya secara langsung? Kenapa dia hanya diam dan dikendalikan oleh manajer-nya yang kelihatannya bukan orang yang menyenangkan.

Kalau begitu, apa kau bisa menjamin kelanjutan program kita ini sampai akhir?” PD Shin terdengar jauh lebih tenang daripada PD Go, dan bahkan manajer-ku mengenai skandal yang sedang menimpa Sooyoung ini.

Tapi pandangan mata PD Shin tidak pernah lepas dari Sooyoung, seakan-akan dia sedang mencari tahu jawabannya sendiri di wajah Sooyoung. Membuatku ikut memandangi Sooyoung yang pada akhirnya justru membuat jantungku semakin berdegup kencang saat dia mengalihkan pandangan ke arahku sesekali.

Kami sudah berkomitmen, Shin PD-nim, dan kami sangat menghormatinya” kata manajer Sooyoung dengan tegas. “Seperti yang sudah aku—dan Sooyoung, katakan. Bahwa semua artikel itu hanyalah sebuah kesalahpahaman, dan kami akan menyelesaikannya”

Tapi bukankah ini akan berpengaruh pada program entah—“

Hyungnim,” potongku dengan cepat sebelum manajer-ku selesai dengan kalimatnya. Aku menolehkan kepala ke arah PD Shin dan PD Go, lalu berbicara pada mereka. “Aku yakin sekali Sooyoung-ssi dan agensinya akan menyelesaikan apa yang sedang dialami Sooyoung-ssi ini, PD-nimdeul. Dan aku juga menjamin kelanjutan program ini sampai akhir bagaimanapun situasinya”

Ya!” gertak manajer-ku sambil menyenggol lututku dengan lututnya. “Apa maksudnya dengan kau menjamin, huh?” bisiknya kemudian.

Aku balas berbisik, “Itu berarti aku akan terus syuting program ini bagaimanapun cara mereka menyelesaikan skandal-nya”

Micheosseo—“

Baiklah kalau begitu,” kata PD Shin pada akhirnya, dan sepertinya aku ketinggalan beberapa percakapan diantara manajer Sooyoung dengan kedua PD ini. “Kita akan tetap melanjutkan syuting. Tapi aku benar-benar meminta padamu, Sooyoung-ssi, tolong kau buang semua pikiranmu, kekhawatiranmu atau perasaan apapun yang berhubungan dengan artikel dan skandal itu untuk sementara”

Sooyoung masih diam.

Aku ingin kau berkonsentrasi pada pekerjaanmu sekarang dan bersikaplah seperti kau yang biasanya. Eotte? Kau bisa melakukannya sekarang?” PD Shin melanjukan bicaranya dan tidak memedulikan diamnya Sooyoung. “Bagaimanapun denganmu Kyuhyun-ssi?” tanyanya beralih padaku dengan tiba-tiba.

Ne?” sahutku terkejut. Tapi kemudian aku cepat-cepat berkata, “Ah… ne, aku siap PD-nim

Choi Sooyoung?”

Sooyoung menarik napas panjang sebelum dia menjawab, “Ne, PD-nim. Aku akan melakukannya”

Bagus sekali, kalau begitu” sahut PD Shin terlihat puas. “Go PD-nim, stand by. Beritahu staf lainnya kita akan melanjutkan syuting dalam sepuluh menit”

Ne, sunbaenim” kata PD Go yang langsung beranjak dari tempatnya dan pergi meninggalkan ruangan.

Sooyoung-ah, bisa ikut aku sebentar?” uajr PD Shin tiba-tiba pada Sooyoung yang sedang berbicara dengan manajer-nya.

Sooyoung menjawab ‘ya’-nya dengan sangat pelan, lalu dia beranjak dan mengikuti PD Shin yang juga keluar ruangan. Itu cukup membuatku penasaran sebenarnya karena sedari tadipun PD Shin terus menatap Sooyoung. Aku menunggu sampai manajer Sooyoung juga pergi sebelum akhirnya berbicara dengan manajer Yoo mengenai hubungan antara Sooyoung dengan PD Shin yang membuatku penasaran itu. Karena siapa tahu dia mengetahuinya.

Hyung, PD Shin pasti benar-benar menyukai Choi Sooyoung. Kau tahu, sedari tadi dia terus memandanginya dan sekarang dia bahkan mengajaknya bicara secara pribadi” kataku memulai tanpa basa-basi terlebih dahulu.

Apa kau cemburu melihatnya?”

Ne? Cemburu? Aniya, aniya—“

Lalu kenapa kau terkesan sangat ingin tahu tentang hubungan PD Shin dan Choi Sooyoung sekarang?” Yoo Jaemin balas bertanya padaku.

Aku…hm—“

Ya! Kau dan Choi Sooyoung itu hanya berkencan di depan kamera saja. Diluar itu, kau tak perlu tahu jika memang dia sendiri tidak memberitahumu,” sahut manajer-ku dengan cepat. Lalu tiba-tiba matanya menyipit saat menatapku, “Neo hoksi… Choi Sooyoung joahae?”

Aku mencelos mendapatkan pertanyaan itu, tapi cepat-cepat aku bersikap biasa. “Aniyo, hyung. Aku ingin tahu bukan berarti aku menyukainya. Aku hanya—“

Eotteokaji? Semuanya terlihat jelas di matamu,” Manajer Yoo kembali menyela perkataanku. “Kau bahkan berani menjamin untuk tetap terlibat dalam progam ini, entah skandal itu benar atau tidak. Kau melakukannya karena kau benar-benar menyukai Choi Sooyoung, ‘kan?”

Aku diam saja karena aku khawatir jika aku berbicara dan terus membantahnya itu justru akan membuat manajer Yoo semakin menyudutkanku.

Yah, itu terserah padamu” kata manajer Yoo lagi sambil beranjak dari tempatnya. “Semua resikonya ada padamu, dan kaupun tahu tak ada larangan untuk berkencan dari agensi. Tapi kurasa kau perlu bersikap bijak untuk yang satu ini,”s

Ne, arraseoyo

Kajja, kau juga harus bersiap-siap” ajak manajer Yoo menghentikan pembicaraan kami. “Ah, aku akan menghubungi pihak restoran lagi untuk menyiapkan segalanya karena tadi syuting berhenti di tengah-tengah jadi aku meminta mereka untuk menahannya dulu” katanya seraya melangkah meninggalkan ruangan.

Eo,”

Ya!” seru manajer-ku sambil menghentikan langkahnya. Dia membalikkan badannya ke arahku, lalu melanjutkan bicara. “Apapun yang sedang menimpanya, buatlah dia tersenyum lagi dan jadikan makan malam kalian ini menjadi sesuatu yang bahkan membuatnya menyesal tidak memilihmu jika memang skandal itu benar”

Hyungnim,”

Manajer Yoo tersenyum lebar ke arahku sambil mengedipkan sebelah matanya. Diapun kembali berbalik dan pergi meninggalkanku sendiri.

Aku menghela napas panjang lalu menghembuskannya dengan perlahan. Apa yang dikatakan manajer Yoo benar, bahwa aku harus bisa membuat Choi Sooyoung tersenyum selama dia bersamaku. Karena dengan begitu, setidaknya aku bisa sedikit bernapas lega setelah melihat senyumannya kembali.

__

Sooyoung POV

Aku duduk bersama manajer-ku—Bae Soyeon, di depan belasan atau bahkan mungkin puluhan media yang telah memenuhi ruang aula gedung Empire Entertainment ini sejak tadi pagi. Ya, benar! Hari ini konferensi pers diadakan untuk menyelesaikan skandal yang menimpaku dengan Shim Changmin. Di tempat lain, di sebuah hotel milik agensi Star Entertainment—agensi yang menaungi Changmin, juga sedang mengadakan konferensi pers. Hal itu memang sengaja dilakukan bersama-sama oleh kedua agensi untuk mencegah hal-hal buruk yang bisa saja terjadi yang sengaja dibuat oleh wartawan-wartawan yang tidak bertanggung jawab.

Kilatan blitz puluhan kamera terus menghujaniku, bahkan saat manajer Bae yang berbicara untuk mengemukakan tujuan diadakannya konferensi pers ini. Meskipun sedari tadi aku gugup, tapi aku berusaha untuk sesekali tersenyum ke arah kamera untuk tidak menunjukkan kegugupanku itu. Mengingat isi artikel yang lebih banyak menyudutkanku, rasanya seperti aku memang benar pelaku utama dalam skandal ini. Padahal tak ada yang kami—aku dan Changmin, lakukan selain hanya duduk bersama di dalam mobil.

Sooyoung-ssi, bagaimana tanggapan Anda mengenai skandal yang menimpa Anda ini?”

Apa Anda benar-benar berkencan dengan Shin Changmin?”

Anda telah tertangkap basah sedang melakukan ‘sesuatu’, bagaimana tanggapan Anda?”

Banyak pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan oleh para pencari berita begitu manajer Bae selesai dengan kata-katanya. Tapi aku tahu ini belum saatnya aku berbicara dan membiarkan manajer Bae kembali melanjutkan apa yang ingin dia sampaikan.

Kalau begitu, apa Anda mengkonfirmasi hubungan antara Sooyoung-ssi dengan Changmin-ssi, manajer-nim?” tanya salah satu wartawan yang paling dekat dengan meja kami saat sesi tanya jawab dimulai. “Anda mengatakan bahwa memang ada hubungan diantara keduanya, dan itu bahkan sudah lama terjalin. Lalu apa itu berarti hubungan itu adalah hubungan kekasih?”

Aku tidak mengatakan itu, Choi kija-nim” jawab manajer Bae dengan tegas. “Apa menurutmu hubungan diantara manusia, apalagi itu yeoja dan namja selalu identitk dengan hubungan kekasih atau semacamnya?”

Lalu apa maksud Anda yang mengatakan bahwa—“

Shim Changmin adalah sahabatku dari dulu,” kataku pada akhirnya membuka mulut setelah diam cukup lama. “Bahkan sebelum aku dan dia menjadi seperti sekarang ini, kami sudah berteman dan juga dekat. Hubungan kami hanya itu, tidak ada yang lain”

Kalau begitu, bagaimana Anda menjelaskan saat-saat Anda dan Changmin-ssi tertangkap kamera sedang keluar dari apartemen Anda dan menghabiskan waktu bersama?” Wartawan—seorang yeoja, yang duduk di paling pinggir di barisan depan bertanya. “Jika bukan berkencan, lalu apa yang Anda lakukan disana?”

Aku diam sesaat karena memilih kata-kata yang tidak menimbulkan kontroversi yang lainnya. “Kami hanya bertemu dan menyapa satu sama lain karena memang sudah sangat lama kami tidak saling mengujungi. Seperti yang telah kalian ketahui, Shim Changmin belum lama ini keluar dari tugas militernya jadi dia datang untuk menyapa teman lamanya”

Dan apa yang kalian lakukan di mobil?”

Apa benar kalian berciuman?” Wartawan yang lainnya langsung menyahut.

Aku tertawa kecil, “Seseorang yang telah memotret kami pasti telah mengambil sesuatu yang memang ditujukan untuk membuat skandal ini terjadi. Benar, bukan?” kataku. Desas-desus para wartawan langsung terdengar, tapi tak ada yang mengajukan pertanyaan lagi jadi aku melanjutkan bicara. “Sayangnya yang terjadi bukanlah seperti yang sudah kalian baca di dalam artikel yang menurutku benar-benar tidak bertanggung jawab itu”

Bisa Anda jelaskan lebih jauh lagi?”

Baiklah,” sahutku tanpa ragu sedikitpun. Aku melirik manajer Bae yang menganggukkan kepala ke arahku sebelum kembali berbicara. “Aku tidak menampik bahwa aku dan Changmin-ssi memang bertemu malam itu, dan kami pergi bersama. Tapi tujuan kami pergi bersama itu, selain seperti yang sudah aku katakan yaitu untuk bertemu dan melihat satu sama lain karena kami adalah teman lama, itu juga karena kami sedang mempersiapkan suatu proyek bersama”

Proyek? Apa maksudnya, Anda berencana untuk mengambil peran dengan Shim Changmin sebagai lawan main Anda untuk drama Anda berikutnya?”

Majayo,” jawabku lantang. Aku menoleh ke arah manajer Bae lagi, lalu diapun menyerahkan selembaran kertas padaku yang sudah disiapkannya. “Ini adalah proyek yang sedang kami rencanakan. Untuk lebih detail-nya, kami akan mengadakan konferensi pers lain bersama-sama dengan Changmin-ssi dan pihak produser”

Tapi kenapa harus bertemu secara pribadi jika untuk membicarakan tentang proyek?”

Dia pasti berbohong untuk menutupi skandalnya,”

Mereka pasti sudah berciuman, kenapa tidak mengkonfirmasinya saja?”

Aku mendengar beberapa perkataan dari wartawan itu dan menghela napas panjang. Tanpa melirik manajer Bae untuk meminta ijin berbicara, akupun langsung berkata. “Sekali aku tekankan disini. ‘Ciuman’, maaf aku menyebutkan kata itu… Tapi itu benar-benar tidak terjadi diantara kami. Jika seandainya pun tindakan itu dilakukan, apakah etis dilakukan di tempat yang bisa dikatakan terbuka seperti itu dan tanpa ada kekhawatiran bahwa mungkin seseorang akan melihat kami melakukannya?” kataku.

Gumaman-gumaman panjang kembali terdengar memenuhi ruangan.

Dia benar,”

Mungkin itu benar. Semuanya terjadi karena jepretan kamera di waktu yang salah, jadi mereka terlihat seperti sedang berciuman. Majayo?”

Eo, mungkin begitu yang sebenarnya terjadi”

Beberapa tanggapan yang pro padaku terdengar olehku, dan itu cukup membuatku sedikit merasa lega sekarang.

Bagaimana tanggapan Kyuhyun-ssi, yang notabene adalah ‘namjachingu’ Anda?” Seseorang bertanya cukup keras dan itu menarik perhatianku.

Kyuhyun-ssi?” sahutku yang sekali lagi menoleh ke arah manajer-ku yang sepertinya juga terkejut aku mendapatkan pertanyaan ini.

Josanghaeyo, Kyuhyun-ssi tidak ada hubungan disini. Jadi, tolong tanyakan pertanyaan yang relevan saja. Kamsahamnida,” kata manajer Bae menanggapinya dulu.

Aku menyunggingkan segaris senyuman ke seluruh orang yang hadir di ruangan ini mendengar jawaban dari manajer Bae itu. Awalanya aku berniat untuk menjawabnya, tapi karena manajer-ku berkata seperti itu maka aku menyimpan jawabanku kembali. Memang benar bahwa Cho Kyuhyun sama sekali tidak ada hubungannya dalam skandal yang menimpaku ini, dan hubungan intens-ku dengannya pun hanya ada di program We Are On Dating. Semua orang tahu itu tanpa perlu aku menjelaskannya lagi.

Setelah setengah jam waktu yang diberikan manajer Bae untuk sesi tanya jawab, akhirnya diapun menutup konferensi pers ini. Han Yeo Jin yang menunggu di balik ruangan bergegas menghampiriku begitu acaranya selesai. Dia langsung mengajakku menjauh dari ruangan aula itu dan menuntunku ke ruangan Lee Sajangnim di lantai enam gedung ini. Di belakangku manajer Bae mengikuti setelah dia melakukan beberapa persetujuan dengan para wartawan yang datang, entah persetujuan seperti apa karena akupun tak pernah bertanya.

Annyeonghaseyo, sajangnim” sapaku sambil membungkukkan badan saat sudah berada di dalam ruangan Lee Sajangnim. Seo Yeo Jin dan manajer Bae juga melakukan hal yang sama denganku tapi dalam diam.

Oh, wasseo?” Pria paruh baya itu tersenyum lalu mempersilahkanku beserta manajer dan asistenku untuk duduk di sofa hitam di tengah ruangan.

Bagaimana konferensi pers-nya?” tanya Lee Sajangnim, entah padaku atau manajer Bae. Tapi aku memilih diam karena mungkin saja manajer-ku itu lebih bertanggung jawab mengenai urusan bersama Lee Sajangnim karena memang itulah yang selama ini terjadi. Jujur saja, ini bahkan pertemuanku dengan sajangnim-ku itu setelah sekian lama.

Semuanya berjalan lancar, sajangnim. Aku sudah berbicara dengan mereka dan menjelaskannya pada para wartawan serta meminta mereka untuk menghentikan menulis berita tidak benar mengenai Choi Sooyoung,” jawab manajer Bae lancar.

Bagus sekali,” Lee Sajangnim langsung menanggapi. “Tapi meskipun begitu, aku akan tetap mengawasi mereka. Ini semua karena kepopuleranmu, Choi Sooyoung. Jadi apapun yang berhubungan denganmu selalu dicari oleh para wartawan karena mereka tahu itu akan menjadi berita besar”

Josanghamnida,”

Lee Sajangnim tertawa, “Apa ini saatnya untuk kau meminta maaf? Tidak, tidak. Itu tidak perlu. Sebaliknya, aku justru senang karena kau semakin populer sekarang” katanya. “Ngomong-ngomong, berita tentang filmmu dan Shim Changmin sudah dipublikasikan” Dia menambahkan.

Ne? Sudah?”

Wae? Apa kau ragu sekarang?”

Aniyo, bukan begitu. Aku…hm—hanya terkejut karena secepat itu dipublis” jawabku sedikit gugup. Aku menangkap lirikan mata Seo Yeo Jin yang dari awal sejak aku memberitahunya tentang tawaran film dari Changmin terus menolak keterlibatanku. “Aku akan bekerja keras, Sajangnim” kataku mengabaikan tatapan asistenku itu.

Tentu saja harus,” sahut Lee Sajangnim. “Meskipun ini mungkin akan menambah jadwalmu, tapi aku berharap kau memberikan yang terbaik. Ah, jangan lupa untuk menjaga kesehatanmu mengingat kau masih harus menyelesaikan reality show itu dan beberapa jadwal CF yang datang padamu”

Ne, algeseumnida

Film itu direncanakan akan tayang tahun depan, tapi syuting akan mulai berlangsung beberapa bulan ini” kata Lee Sajangnim memberitahuku. “Mungkin setelah kau selesai dengan reality show itu, atau yah… sekitar itu”

Itu berarti kurang dari dua bulan,” bisik Seo Yeo Jin padaku.

Aku hanya memberikan tatapan singkat pada asistenku, lalu kembali mengalihkan perhatianku pada Lee Sajangnim yang sepertinya masih akan terus berbicara.

Waktumu memang tidak banyak untuk menyiapkannya, tapi aku berharap kau benar-benar sudah siap untuk kembali berakting dan memberikan yang terbaik, tidak untuk dirimu sendiri tapi juga untuk agensi dan juga produser film itu yang sudah mempercayakan perannya padamu”

Ne, sajangnim” Aku menyahut singkat.

Lee Sajangnim mengangguk-anggukkan kepalanya sambil tersenyum. “Kalau begitu, silahkan lanjutkan jadwalmu, Sooyoung-ssi. Kau pasti sibuk, ‘kan?”

Ne,”

Ah, meskipun konferensi pers sudah dilakukan olehmu dan manajer Bae, aku tetap akan memberikan pernyataan resmi mengenai skandalmu itu jadi jangan khawatir” kata Lee Sajangnim menambahkan sebelum aku beranjak dari tempatku. “Dan manajer Bae, kau bisa tinggal sebentar. Aku ingin berbicara denganmu mengenai tawaran yang datang pada Im Yoona” Dia mengalihkan perhatiannya pada manajer Bae yang dengan sigap menganggukkan kepala.

Aku bangkit berdiri, diikuti oleh Seo Yeo Jin. “Kalau begitu kami permisi, Sajangnim” kataku berpamitan.

Eo. Semoga harimu menyenangkan, Sooyoung­-ssi dan juga Yeo Jin-ssi

Aku menganggukkan kepala sambil tersenyum lebar sebelum membungkukkan badan dan benar-benar meninggalkan ruangan Lee Sajangnim bersama Seo Yeo Jin.

__

Kyuhyun POV

Hari ini langit cerah dan aku sangat bersyukur akan hal itu. Karena aku sudah menunggu hari ini, yaitu hari kencanku dengan Choi Sooyoung. Yah, setelah kencan makan terakhir kami itu untuk sementara syuting tidak lakukan. Itu bukan hanya karena pihak We Are On Dating memberikan waktu pada Sooyoung untuk menyelesaikan skandalnya, tapi juga karena aku juga harus pergi ke Jepang untuk melakukan rekaman single ‘Forget Me’ versi Jepang. Jadi mau tak mau aku harus menghabiskan waktu kurang lebih dua minggu untuk rekaman dan proses syuting MV di Jepang.

Tapi syukurlah, saat aku kembali ke Korea aku mendapatkan berita yang cukup membuatku tak bisa berhenti menunggu hari ini tiba. Ya, tentu saja itu karena konferensi pers yang dilakukan Sooyoung dan agensinya. Semua itu menjelaskan ke mengenai skandal yang menimpa Sooyoung, yang ternyata memang hanya sebuah kesalahpahaman saja. Pihak dari Shim Changmin pun menjelaskan hal yang sama tapi berbeda yang pada intinya mereka berdua bertemu untuk membicarakan mengenai tawaran film. Dan aku juga baru mengetahui bahwa mereka memang sudah dekat bahkan sebelum mereka terjun ke dunia akting. Lalu apa salahnya jika mereka bertemu? Apalagi Shim Changmin memang belum lama ini keluar dari wajib militernya, dan menurutku itu sah-sah saja jika mereka bertemu dan saling menyapa mengingat kedekatan mereka yang dari dulu sudah ada.

Setelah konferensi pers mereka berdua itu, aku memang tak bisa berhenti tersenyum karena itu berarti Choi Sooyoung tidak berkencan dengan siapapun. Yah, setidaknya belum. Tapi kali ini aku berharap—benar-benar berharap, setelah ini tak ada skandal apapun lagi yang memberi tekanan pada Sooyoung karena mungkin dia tak bisa lagi menahannya jika harus mendapatkan skandal lagi dalam waktu yang singkat.

Annyeonghaseyo,” sapa Sooyoung yang baru saja datang ke lokasi syuting kami selanjutnya di Ansan. “Annyeonghaseyo, oppa” sapanya padaku.

Annyeonghaseyo,” Aku balas menyapa sambil menyunggingkan senyum lebar di wajahku. Setelah sekian lama tidak bertemu Sooyoung—karena biasa setiap minggu aku bertemu dengannya, rasanya penampilan dia berbeda di mataku. Entah karena memang begitu atau hanya karena perasaanku saja. “Jal jinaesseoyo, Sooyoung-ah?” tanyaku ingin tahu kabarnya.

Sooyoung mengangguk, “Oppaneun?”

Geureomyo, nado

Sooyoung tersenyum cerah, sangat berbeda dari saat terakhir aku bertemu dengannya. Belum lama kami mengobrol, persiapan syuting dilakukan. Lokasi syuting untuk kencan kami ini adalah di sebuah tempat dimana orang belajar kemampuan berkuda dengan kuda-kuda yang sudah terlatih, yaitu di kawasan Malbuheung, Daebunam-dong, distrik Danwo di Ansan. Tempat ini biasa di datangi oleh beberapa artis yang ingin belajar berkuda untuk peran mereka yang memang membutuhkan keahlian berkuda.

Setelah siap, dan menunggu kode dari PD Go, syutingpun dimulai. Adegan dimulai saat aku dan Sooyoung baru tiba di Malbuheung ini. Lalu kamipun berjalan sambil bergandengan tangan menyusuri jalanan yang dipenuhi rumput untuk sampai ke sebuah tempat—semacam peternakan atau tempat latihan kuda, dimana ada banyak sekali kuda baik kuda yang besar maupun kuda yang masih kecil. Aku terpana melihat kuda-kuda itu, begitupula Choi Sooyoung. Karena jujur saja, sejak pertama kali menginjakkan kaki di Ansan, kami sama sekali tak melihat pemandangan yang seperti sekarang ini.

Daebak! Jinjja daebak! Majayo, oppa?” komentar Sooyoung yang matanya terus membelalak melihat kuda-kuda yang berlarian di depan kami. “Ini pertama kalinya aku melihat kuda sebanyak ini,”

Jinjja?”

Sooyoung mengangguk-anggukkan kepalanya. “Dari dulu sebenarnya aku benar-benar ingin belajar menunggangi kuda karena sepertinya itu menyenangkan”

Aku tersenyum lalu mengajak Sooyoung lebih dekat ke arah pagar pembatas. “Aku akan mengajarimu, kalau begitu” kataku tanpa ragu.

Oh? Jinjjayo?” sahut Sooyoung terkejut. “Oppa, kau bisa menungganginya?”

Tentu saja bisa. Tidak ahli memang, tapi yah—aku bisa” jawabku dengan santai dan itu masih membuat yeoja disebelahku ini terkejut. “Aku pernah mempelajarinya dulu sekali. Appa yang mengajariku,” kataku memberitahu.

Ah, geuriguna

Jamkkaman—“ kataku sambil menolehkan kepala ke kanan-kiri mencari sosok seseorang, dan akhirnya aku melihatnya—seorang namja, sedang berinteraksi dengan salah satu kuda. “Ayo kesana, jagiya” ajakku langsung menarik tangan Sooyoung menemui namja itu.

Kami berjalan melintasi sebuah lintasan kuda yang tidak terpakai dan tak ada kudanya sambil terus mengomentari bagaimana kuda-kuda yang ada disini terlihat sangat mengagumkan. Sooyoung bahkan tertarik untuk melihat anak-anak kuda yang sedang diberikan susu dengan botol besar dan wajahnya pun tak berhenti tersenyum. Apa ini akibat dari skandalnya yang sudah menghilang—meskipun masih ada beberapa artikel tentangnya, atau memang dia benar-benar senang berada di sini sekarang?

Geundae oppa, tadi kau memanggilku dengan ‘jagiya’—“

Ah, itu. Andwaejyo?” selaku dengan cepat karena malu aku kelepasan memanggilnya begitu. Jujur saja, aku bahkan baru menyadari apa yang aku katakan setelah beberapa saat aku memanggil Sooyoung dengan cara seperti itu.

Aniyo” sahut Sooyoung sambil tersenyum padaku. “Joahaeyo, oppa” katanya melanjutkan.

Aku ikut tersenyum, lalu mengelus dengan lembut kepala Sooyoung.

Annyeonghaseyo,” sapa seorang namja yang tadi aku cari. Dia datang menghampiri kami, dan sedikit merusak moment diantara aku dan Sooyoung sebenarnya. Tapi tak apa karena akupun tak mungkin menyalahkannya. “Aku sudah menunggumu, Kyuhyun-ssi

Ah, mianhaeyo hyung” sahutku. “Kami tadi tertarik melihat kuda-kuda poni di sebelah sana itu, jadi berhenti untuk melihatnya sebentar”

Namja itu menganggukkan kepala mengerti, lalu diapun mengalihkan perhatiannya pada Sooyoung dan langsung tersenyum ke arahnya dengan sangat ramah. Namanya adalah Nam Ji Hoon, dan dia pernah menjadi tetanggaku sebelum dia pindah ke Ansan untuk mengelola tempat ini yang merupakan usaha keluarganya. Itulah kenapa aku cukup dekatnya, dan secara khusus memintanya untuk menyiapkan tempat untukku dan Sooyoung.

Hyung, ini Choi Sooyoung dan dia yeojachingu-ku”

Ah, ne. Annyeonghaseyo, Nam Ji Hoon imnida” kata Ji Hoon mengenalkan dirinya pada Sooyoung sambil mengulurkan tangannya. “Aku fans-mu, Sooyoung-ssi” katanya kemudian.

Sooyoung menyambut uluran tangan itu, “Kamsahamnida” katanya tersipu malu.

Aku tertawa kecil melihat bagaimana merahnya wajah Nam Ji Hoon sekarang. Yah, meskipun begitu harus aku akui dia cukup bagus mengendalikan dirinya di depan kamera. Setidaknya dia bisa bekerja sama meskipun secara terang-terangan dia menyebutkan bahwa dia adalah penggemar seorang Choi Sooyoung. Tidak mengherankan memang karena menurutku banyak orang yang menjadikan Sooyoung idolanya, apalagi untuk namja.

Hmm, ahjussi? Aniyo, aniyo… Oppa? Haruskah aku memanggilmu seperti itu, Ji Hoon-ssi?” tanya Sooyoung yang berusaha keras untuk terlihat dekat, seperti dia yang biasanya. Diapun melakukan hal yang sama padaku dulu. “Kurasa Oppa lebih cocok, ‘kan?” katanya lagi.

Panggil dia Ahjussi,” sahutku menyambung. “Dia bahkan tak akan menolak jika kau memanggilnya begitu. Majayo, hyung?”

Ne,”

Aniyo. Karena Kyuhyun oppa memanggilmu dengan hyung, maka aku memanggilmu oppa juga” kata Sooyoung menekankan kata ‘oppa’ jadi terdengar berbeda antara panggilan untukku dan panggilan untuk Ji Hoon. “Eotteyo?”

Joayo,” sahut Nam Ji Hoon terlihat senang.

Aku kembali tertawa, dan sempat menangkap kode dari PD Go untuk melakukan apa yang seharusnya kami lakukan. Jadi aku berdehem pelan, lalu berbicara pada Nam Ji Hoon. “Hyung, dimana kuda-kuda yang sudah kau siapkan untukku?” tanyaku ingin tahu.

Oh, benar! Ayo ikut aku. Kudanya ada disebelah sini juga peralatan-peralatannya” jawab Ji Hoon sambil mengajakku dan Sooyoung untuk mengikutinya melangkah ke sisi lain tempat ini. “Nah, ini dia. Namanya Ginger,” katanya mendekati kuda berwarna kecokelatan yang sedang asyik memakan jerami.

Ginger? Nama yang cute” seru Sooyoung ikut mendekati kuda itu, tapi kudanya justru langsung bergerak cepat ke arah Sooyoung yang hampir saja tertabrak oleh kuda itu jika aku tidak menariknya dengan cepat. “Itu menakutkan,” komentarnya kemudian.

Nam Ji Hoon segera menenangkan kuda itu dengan mengusap-usap lembut bagian lehernya. “Dia memang seperti itu jika belum mengenal dengan baik, jadi tak perlu khawatir. Kau hanya berusaha untuk lebih dekat dengannya maka dia akan benar-benar menurut padamu” katanya memberitahu.

Kuda jenis apa ini, hyung?” tanyaku.

Thoroughbred, tentu saja” Nam Ji Hoon menjawab. “Dia yang terbaik sejauh ini,”

Apa itu Thoroughbred oppa?” Sooyoung ikut bertanya dan dia terlihat benar-benar kebingungan sekarang.

Oh, itu jenis kuda hasil persilangan manusia yang merupakan keturunan silangan kuda Turki serta kuda Arab” sahut Ji Hoon menjelaskan. “Kuda jenis inilah yang sering digunakan dalam pacuan kuda karena tubuhnya yang profesional yaitu tinggi, ringan dan memiliki kecepatan yang tinggi”

Aku dan Sooyoung mengangguk-angguk mengerti.

Nah, sebelum kita mengenal kuda lebih jauh lagi ada baiknya kita mengenal peralatan-peralatan apa saja yang kita butuhkan untuk menunggangi kuda” kata Nam Ji Hoo seraya mengajakku dan Sooyoung masuk ke dalam sebuah bangunan kecil dimana terdapat banyak sekali peralatan khusus joki. Dia mengambil beberapa perlengkapan, lalu menunjukkannya pada kami—terutama Sooyoung karena aku sedikit banyak sudah mengetahuinya. “Standar safety helmet (helm), sarung tangan, pelindung dada, kaca mata race, boots berkuda dan cemeti. Semua peralatan itu dibutuhkan, tidak hanya untuk keamanan tapi juga untuk kenyamanan penunggung sendiri. Ah, dan jangan lupa celana panjang”

Celana panjang?” tanya Sooyoung sambil menundukkan kepalanya menatap celana jeans yang dia pakai.

Itu tidak apa-apa, asalkan tidak terlalu longgar karena akan mudah terjepit. Tapi sebenarnya lebih baik tidak memakai jeans,”

Haruskah aku menggantinya, oppa?” Sooyoung mengalihkan pertanyaannya padaku.

Gwenchanayo,” jawabku menenangkannya. “Aku juga memakai jeans. Gwenchana—“

Nam Ji Hoon menganggukkan kepala menyetujui perkataanku. Dia memberikan—tidak semua, peralatan dasar penunggang kuda itu pada Sooyoung. Lalu dia menunjukkan peralatan lainnya. “Ini adalah peralatan untuk kuda yang terdiri dari saddle (pelana), saddle pad (alas saddle), stirrups (sanggurdi), adjustable stirrup straps (tali sanggurdi), girth (tali perut) dan head bridle (peralatan kepala). Tapi itu hanya digunakan untuk pacuan yang sebenarnya, dan kali ini kita hanya membutuhkan saddle

Sooyoung menyimak setiap penjelasan Nam Ji Hoon dengan baik, dan itu membuatku tersenyum karena melihat bagaimana seriusnya yeoja itu sekarang. Setelah penjelasannya selesai, Nam Ji Hoon meminta Sooyoung dan aku untuk segera bersiap-siap memakai peralatan yang dibutuhkan sementara dia menyiapkan peralatan kudanya. Aku membantu Sooyoung selama dia bergelut dengan peralatan-peralatan yang memang terlihat baru olehnya sebelum akhirnya kami kembali menemui kuda bernama Ginger itu.

Oppa, bagaimana kelihatannya aku?” tanya Sooyoung tiba-tiba. Dia memutar tubuhnya di depanku, “Apa aku terlihat seperti joki yang sebenarnya?”

Aku tertawa kecil, “Eo

Apa kau siap untuk menjinakkan Ginger, Sooyoung-ssi?”

Ne? Naegayo?” celetuk Sooyoung terkejut. “Aku—eotteoke

Cobalah, kau pasti bisa” Aku berusaha menguatkan Sooyoung. “Kau tahu, orang mengatakan ini juga cara yang bagus untuk melatih diri kita sendiri”

Sooyoung menatapku lekat, lalu dia menghembuskan napas panjang sebelum akhirnya mendekati Nam Ji Hoon yang sudah siap dengan kudanya, Ginger. Namja itu menjauh sedikit sementara Sooyoung mendekat dengan hati-hati. Saat Ginger menolehkan kepala ke arah Sooyoung, yeoja itu berhenti mematung di tempatnya. Sepertinya dia sedikit khawatir Ginger akan melukainya atau sesuatu seperti itu.

Gwenchanayo, jagiya. Kau hanya perlu mendapatkan kepercayaannya,” seruku pada Sooyoung agar dia tidak terlihat ragu di depan kuda yang ingin dia dekati. “Berdirilah di sebelah kiri tubuhnya dan sejajar dengan telinganya lalu arahkan pandanganmu ke kepalanya dan biarkan Ginger melihatmu”

Sooyoung mengikuti perkataanku, dan dia berhasil melakukannya meskipun masih ada ekspresi kekhawatiran di wajahnya.

Bagus sekali, Sooyoung-ssi. Sekarang Ginger sudah melihatmu dan mengenalimu” komentar Nam Ji Hoon menyambung perkataanku. “Saat kau lepas dari pandangan matanya, cobalah untuk berbicara pada Ginger”

Apa yang harus aku katakan?”

Apa saja, asalkan bukan sesuatu yang kasar karena kuda pun memiliki perasaan”

Sooyoung menganggukkan kepala mengerti dan diapun melakukan dengan sangat baik. Aku benar-benar takjub melihat bagaimana cepatnya dia belajar dan mendapatkan perhatian dari Ginger, kuda yang tadi bahkan hampir menabraknya. Sekarang Sooyoung tidak ragu untuk membelai-belai Ginger yang sepertinya sangat menikamti itu.

Setelah membiarkan Sooyoung berinteraksi dengan Ginger, Nam Ji Hoon mendekat sambil memintaku untuk mendekat juga. Aku menurut, dan melakukan hal yang sama seperti yang tadi Sooyoung lakukan pada Ginger. Tidak sulit bagiku karena aku pernah mempelajarinya dulu. Tapi aku ingat bagaimana takutnya aku dulu saat belajar menunggangi kuda, padahal itu hanyalah kuda poni. Meskipun begitu, berkat Appa akupun berhasil menguasai beberapa teknik menunggangi kuda sedikit.

Sekarang, cobalah untuk menaikinya” kata Nam Ji Hoon setelah dia selesai memberikan sesuatu pada Ginger, seperti sebuah kudapan khusus untuk kuda. “Nah, berdirilah disini, Sooyoung-ssi lalu letakkan kedua tanganmu di atasnya. Pastikan posisi paha vertikal, punggung lurus dan pandangannya jelas serta tajam. Tekuk lutut kirimu jadi betismu berbentuk horizontal seperti ini” Dia menunjukkan posisinya—yang tadi dia sebutkan, pada Sooyoung.

Aku membantu Sooyoung membenarkan posisinya, lalu meletakkan tangan kiriku di bawah lutut Sooyoung dan tangan kananku di bawah pergelangan kakinya untuk membantu mengangkatnya.

Tekuk lutut kananmu sedikit, jagiya dan dalam hitungan tiga langsung melompatlah ke atas kuda” kataku memberitahu.

Ne? Jigeumeunyo?”

Aku menganggukkan kepala. “Kau siap? Hana, deul, set—“

Sooyoung melompat ke atas Ginger dan berhasil duduk di atasnya lalu diapun mengikuti instruksi Nam Ji Hoon selanjutnya. Setelah posisinya benar, namja itu langsung meminta Sooyoung untuk mengelilinginya sambil mengendalikan Ginger yang sudah terpasang tali panjang yang disambungkan ke bagian mulut kuda. Nam Ji Hoon memberi instruksi tentang walk, trot dan canter yang pada prinsipnya kuda digerakkan dengan betis dan dihentikan dengan kendali.

Aku membiarkan Sooyoung bersama Nam Ji Hoon untuk sementara, lalu pergi untuk mencari kudaku sendiri. Setelah beberapa saat aku kembali ke tempat Sooyoung dengan menunggangi seekor kuda hitam. Sooyoung terlihat kagum melihatku diatas kuda, dan bahkan menunjukkan satu ibu jarinya padaku. Itu membuatku tersipu malu karena secara tidak langsung dia memujiku meskipun tanpa kata-kata. Sementara Sooyoung berlatih dengan Ginger, akupun memutuskan untuk berkeliling sebentar untuk melatih kemampuanku lagi. Puas berkeliling dengan kudaku, akupun kembali menghampiri Sooyoung yang masih duduk diatas Ginger tapi tidak melakukan apa-apa.

Hyung, tidak apa-apakah aku memindahkannya?” tanyaku pada Nam Ji Hoon.

Sooyoung menatapku dengan bingung, lalu mengalihkannya pada Nam Ji Hoon yang menganggukkan kepala sambil memegangi erat Ginger.

Akupun mendorong kudaku untuk lebih dekat dengan Ginger—dengan perlahan dan hati-hati tentunya, lalu setelah cukup dekat aku memegangi pinggang Sooyoung dan memintanya untuk melompat ke arah kuda yang aku tunggangi. Meskipun awalnya Sooyoung terlihat terkejut dan takut, tapi aku berhasil menyakinkannya jika apa yang akan dia lakukan itu tidak berbahaya karena ada aku dan Nam Ji Hoon disisi lainnya. Selanjutnya—meskipun ragu, Sooyoung pun melakukan apa yang aku katakan padanya dan berhasil berpindah kuda. Sekarang dia duduk di depanku, dan dengan sedikit canggung aku mengalungkan sebelah tanganku di sekitar pinggangnya.

Gwenchanayo ijen?” tanyaku berusaha menghilangkan kegugupanku sendiri karena betapa dekatnya aku dengan Sooyoung sekarang. Aku bahkan bisa mencium harum rambutnya. “Haruskah kita berkeliling?”

Hm,” Sooyoung menjawab singkat.

Gokchongma, aku memegangimu” Aku memperat peganganku pada Sooyoung untuk membuatnya merasa lebih aman. Lalu menyentakkan betisku pada kudanya dengan pelan untuk membuatnya bergerak. “Ini lebih menyenangkan, ‘kan? Berkeliling seperti ini sambil menikmati pemandangan yang bagus disini”

Sooyoung mengangguk. “Ini pertama kalinya bagiku, oppa. Jinjjayo

Aku tersenyum tipis, “Tapi kau terlihat sangat hebat tadi. Kau bahkan bisa menguasinya dengan mudah padahal aku membutuhkan waktu yang tidak sebentar untuk berhasil menjinakkan kudaku saat itu”

Itu karena Ginger memang sudah terlatih, bukan?”

Aniya, itu juga karena penunggangnya” sahutku dengan cepat. “Jika seseorang memang berbakat dari awal, atau memiliki ketertarikan pada hewan dan memiliki sifat yang lembut maka hewan pun akan mudah dekat. Seperti yang Ji Hoon hyung katakan, kuda juga memiliki perasaan begitu pula hewan-hewan yang lain”

Sooyoung mendengarkan perkataanku tanpa menyela atau memberikan tanggapan. Akupun menceritakan bagaimana pengalamanku saat pertama kali menjinakkan kuda agar suasana diantara aku dan Sooyoung tidak menjadi canggung sementara kami terus berkeliling Malbuheung. Aku sengaja tidak memacu kudanya terlalu cepat dengan tujuan agar kameramen bisa mengikuti kami dan mengambil gambar kami dengan mudah. Selain itu juga untuk menambah pengalaman Sooyoung menunggangi kuda tanpa pelatih, seperti Nam Ji Hoon. Yah, setidaknya Choi Sooyoung terlihat benar-benar menikmati saat ini, sama sepertiku yang sangat menikmatinya.

__

Sooyoung POV

Kakiku bergerak sangat kaku saat berjalan bersama Kyuhyun menyusuri jalanan di sebuah kawasan elit di distrik Nowon yang merupakan tempat dimana orang tua namja itu tinggal. Aku benar-benar tak menyangka jika syuting kali ini akan dilakukan di kediaman orang tua Cho Kyuhyun setelah sebelumnya berlatih menunggangi kuda yang sangat menyenangkan dan merupakan pengalaman pertama bagiku. Tapi sekarang justru sebaliknya. Aku bahkan lebih khawatir dan gugup saat harus berhadapan dengan keluarga Kyuhyun daripada berhadapan dengan seekor kuda seperti Ginger.

Tapi mau bagaimana lagi? Ini sudah menjadi bagianku untuk terlibat dalam program ini jadi aku memang harus menerimanya dan menjalaninya dengan sebaik mungkin.

Saat Kyuhyun akhirnya berhenti di depan pagar sebuah rumah megah yang terlihat asri dengan hamparan rumput hijau yang pohon-pohonnya rendah di sepanjang jalannya, aku hanya bisa diam sejenak sambil menatap ke arah rumah itu dengan perasaan yang tak bisa aku jelaskan bagaimana tepatnya. Aku benar-benar khawatir sekarang, bukan hanya karena aku akan menemui orang tua Kyuhyun tapi juga ini pertama kalinya aku mengunjungi rumah—orang tua, seorang namja. Aku bahkan tak pernah datang ke rumah orang tua Shim Changmin, yang notabene adalah teman dekatku. Karena orang tuanya tidak tinggal di Korea, tapi di Amerika dan dia sudah hidup sendiri sejak menempuh bangku sekolah menengah pertama.

Tiba-tiba sentuhan di bahuku terasa, dan itu menyadarkanku dari lamunan. Aku menoleh ke arah namja disampingku.

Gokchongma,” kata Kyuhyun lembut sambil tersenyum karena dia sepertinya bisa melihat kekhawatiranku. “Kau pasti akan disambut dengan sangat baik,” Dia berbicara lagi sambil mengajakku masuk ke halaman rumahnya.

Aku hanya menanggapinya dengan senyuman yang sebisa mungkin tidak terlihat canggung maupun kaku.

Kami sampai di depan pintu berwarna putih, dan Kyuhyun pun segera mengetuk pintunya. Tak lama, pintu itupun terbuka dan muncul seorang yeoja setengah baya yang masih terlihat cantik di umurnya dengan balutan blouse sederhana tapi terkesan elegan berwarna merah yang dipadu dengan celana panjang hitam. Rambutnya tidak panjang—tapi juga tidak pendek, dan ditata dengan rapi. Wajahnya terlihat sangat keibuan, membuatku merindukan eomma-ku sendiri yang memang sudah lama tidak aku temui.

Annyeonghaseyo,” sapaku ramah sambil membungkukkan badan dan menyunggingkan senyum terbaikku.

Eomma Kyuhyun membalas sapaanku lengkap dengan senyumannya lalu dia mengajak kami masuk. Seketika mataku takjub melihat interior rumah ini yang benar-benar terkesan mewah tapi juga sederhana. Ada beberapa pigura foto yang terletak di atas sebuah rak pendek, tapi aku tidak sempat melihatnya lebih jauh karena terlalu sibuk mengagumi desain rumah ini.

Kita ke ruang tamu saja. Maja eomma?” kata Kyuhyun memecah keheningan.

Hm. Semuanya sudah menunggu disana,”

Ne, sahutku cepat-cepat.

Aku menarik Kyuhyun agar dia tidak membiarkanku berjalan sendiran di tengah suasana yang terasa asing bagiku seperti ini. Untungnya dia mengerti dan diapun tetap disampingku sambil menggandeng tanganku yang mengikuti langkah eomma-nya.

Kami sangat senang saat Kyuhyun memberi kabar bahwa dia akan datang bersamamu. Beberapa saudara bahkan datang setelah kami memberitahu mereka karena selain sudah lama tidak bertemu Kyuhyun, itu juga mereka adalah penggemarmu, Sooyoung-ssi” kata eomma Kyuhyun sambil tersenyum sekali lagi.

Ah, kamsahamnida eommeonim” sahutku karena tak tahu harus menanggapinya bagaimana lagi.

Aigoo… kau mendapatkan penggemar lagi, Sooyoung-ah” celetuk Kyuhyun ringan. “Sepertinya orang-orang disekitarku ini semuanya adalah penggemarmu. Majayo?”

Aku tertawa pelan sambil menepuk pelan bahu Kyuhyun. “Kau membuatku tersanjung, oppa

Tapi memang begitu,” sahut Kyuhyun cepat. “Eomma, bayangkan saja… setiap kali aku mengajaknya menemui seseorang yang aku kenal, mereka pasti adalah penggemarnya”

Apa kau sedang cemburu?”

Apa kau cemburu?”

Aku terkejut karena aku mengatakan hal yang sama di waktu yang bersamaan dengan eomma Kyuhyun. Kami berdua saling menatap dan tertawa satu sama lain sampai akhirnya tiba di ruang keluarga yang sama megahnya dengan ruang tamu. Begitu aku masuk, selusin orang sudah menunggu disana. Mereka semua menyambutku dengan antusias, seakan-akan aku memang bagian dari keluarga ini. Tentu saja aku terkejut dengan perlakuan ini karena tak pernah terbayangkan olehku sebelumnya, tapi tetap saja aku harus bersikap sewajarnya. Karena selain ada kamera yang mengawasi, juga karena mereka adalah penggemarmu, seperti yang dikatakan eomma Kyuhyun sebelumnya.

Sooyoung eonni, Sooyoung eonni, ayo berfoto denganku” kata seorang yeoja berumur kira-kira lima belas tahunan.

Noona, bolehkah aku meminta tanda tanganmu?” Seorang anak kecil datang dan langsung menyahut perkataan yeoja sebelumnya. Dia menyodorkan sebuah note padaku lengkap dengan spidolnya.

Nado, nado, nado

Ya! Nado,”

Aku tersenyum tipis, dan sedikit merasa canggung karena semua itu pasti terekam di kamera sekarang. Tapi entah itu akan ditayangkan atau tidak, semuanya diserahkan pada PD Go yang tentu saja akan melakukan editing sebelum benar-benar ditayangkan.

Aigoo…aigoo, jamkkaman yeodeura” seru Kyuhyun sambil berdiri di depanku. Menghalangiku dari serbuah yang tiba-tiba datang ini. “Biarkan yeojachingu-ku ini untuk mengenal kalian dulu, setelah itu dengan tertib dan sopan kalian boleh berkenalan lebih jauh dengannya. Eotte?”

Ne,” jawab mereka serempak sambil duduk di tempatnya masing-masing.

Mianhaeyo. Mereka tidak sopan, ‘kan?” kata Kyuhyun pelan padaku.

Aniyo, gwenchanayo” kataku sambil melemparkan senyum ke arah anak-anak tadi meskipun sebenarnya aku benar-benar gugup sekarang.

Nah, eomma-appa, noona dan keluargaku sekalian. Perkenalkan ini yeojachingu-ku. Yeojachingu—Choi Sooyoung” kata Kyuhyun mulai mengenalkanku.

Aku tersenyum lagi sesaat sebelum membungkukkan badan, “Annyeonghaseyo” sapaku.

Mereka semua membalas sapaanku dengan anggukkan kepala dan sebuah senyuman ramah. Bahkan ada beberapa anak kecil—yang tadi menyerbuku, bangkit berdiri lalu ikut membungkukkan badan ke arahku. Tindakan mereka itu kontan membuat tawa seluruh isi ruangan ini. Tapi kemudian aku langsung menghampiri mereka dan mengusap kepala ataupun pipi mereka dengan lembut.

Sekarang, Sooyoung-ah. Biarkan aku mengenalkan keluargaku yang dengan sangat antusias berkumpul hari ini untuk menyambutmu” Kyuhyun berbicara lagi setelah suasana kembali kondusif. “Ini wanita terhebat dalam hidupku, eomma” Dia mengenalkan eomma-nya yang langsung melambaikan tangannya padaku.

Aku membalasnya dengan senyuman lebar.

Di sebelahnya, ada appa” seru Kyuhyun, dan namja paruh baya dengan potongan rambut pendeknya langsung melambaikan tangannya ke arahku.

Aku kembali tersenyum.

Lalu ada noona-ku. Disebelah sini,” Kyuhyun melanjutkan smabil mengarahkan pandanganku pada seorang yeoja cantik dengan seorang bayi di gendongannya. “Disebelahnya ada kakak iparku, lalu itu dua sepupuku beserta orang tuanya, harabeoji, dua sepupuku lagi lengkap dengan keluarganya” katanya memperkenalkan semua keluarganya padaku tanpa menyebutkan nama mereka dan itu membuatku sedikit kebingungan.

Kyuhyun-ah, kau benar-benar tidak sopan” celetuk eomma tiba-tiba. Lalu dia memanggilku dan berbicara padaku dengan ramah sambil menepuk sofa di sebelahnya. “Duduklah disini, Sooyoung-ssi

Ah, ne” kataku patuh lalu duduk di dekat eomma Kyuhyun. Aku memberikan tatapan pada Kyuhyun, dan namja itupun ikut duduk disebelahku.

Yah, rumah kita sekarang terasa benar-benar berbeda dengan kehadiran seorang yeoja cantik seperti Sooyoung-ssi” kata appa Kyuhyun setelah dia hanya diam sedari tadi. “Sudah lama sekali rasanya aku tidak melihat yeoja yang cantik sepertimu, Sooyoung-ssi

Ah, kamsahamnida

Appa, lebih cantik mana antara Sooyoung dengan eomma?” celetuk Kyuhyun.

Oh?” Appa Kyuhyun terlihat terkejut diberi pertanyaan seperti itu oleh putranya. Dia menatapku sesaat sebelum melirik istrinya, “Hmm… Tentu saja… Choi Sooyoung!” jawabnya tanpa ragu sedikitpun.

Semua orang kembali tertawa, dan aku hanya bisa tersipu malu.

Senang melihatmu diluar layar televisi, Sooyoung-ssi. Kau benar-benar terlihat lebih cantik” komentar salah satu bibi Kyuhyun yang memakai gaun berwarna hijau dengan bunga-bunga cantik di beberapa sisinya. “Aku masih tidak percaya bisa bertemu dan berbicara seperti ini denganmu,” Dia berkata lagi.

Majayo, imo. Selama ini kita hanya bisa melihatnya di televisi tapi sekarang dia benar-benar ada di depan kita” sambung noona Kyuhyun.

Aku sama sekali tak bisa berkata apa-apa selain hanya tersenyum. Entah sampai kapan aku harus seperti ini padahal biasanya aku selalu mengomentari sesuatu tapi sekarang aku mendadak diam.

Sooyoung-ah, kau tahu. Ahra noona ini adalah penggemar beratmu. Dia bahkan menonton drama-mu yang terakhir dari awal sampai akhir, dan selalu bersemangat menceritakan bagaimana setiap detail adegannya” kata Kyuhyun memberitahu yang langsung membuatku secara otomatis menatap noona-nya yang bernama Ahra itu. Dia tersenyum malu saat aku menatapnya.

Darimana kau tahu semua itu?” tanya Ahra pada Kyuhyun.

Eomma yang memberitahu,” Kyuhyun menjawab. Lalu dia menoleh padaku, “Dia penggemar pasangan antara kau dan Park Sangwoo-ssi juga”

Ne?” sahutku terkejut.

Tentu saja begitu. Smeua orang yang menonton drama ‘Have You Seen’ pasti akan menyukai Kim Seung Hee dan Lee Jonghyun” Ahra langsung memberi tanggapan diikuti anggukkan beberapa orang yang sepertinya juga penggemar drama terakhirku itu.

Oppa, bukankah kau juga menonton drama Sooyoung eonni? Kurasa Taesung oppa pernah memberitahu—“

Mwo?” sela Kyuhyun dengan cepat pada perkataan salah satu sepupunya yang paling besar.

Aku menolehkan kepala ke arah Kyuhyun, “Jinjjayo, oppa?

Jinjjayo, mwo?” Kyuhyun balik bertanya tapi dengan cepat dia mengalihkan pandangannya dariku.

Aku tersenyum tipis, “Kau menonton dramaku, ‘kan?” tanyaku lagi untuk memastikan perkataan sepupu Kyuhyun itu benar atau tidak. “Emm… coba kita lihat. Kau tahu adegan dimana Seung Hee terus mendengar rintihan seorang yeoja?”

Adegan itu sangat mengerikan!” seru Ahra ikut menyambung. “Suara rintihan itu bahkan terus terdengar di telingaku selama beberapa hari” tambahnya.

Eomma paling suka adegan saat kau berada di dunia diantara kehidupan dan kematian. Ani… maksud eomma, adegan Seung Hee saat itu”

Nado imo! Disitu Sooyoung eonni terlihat sangat cantik meskipun dia juga cantik setiap harinya”

Aku ikut menangis saat Seung Hee bertemu orang tuanya—“

Aku terus mendengarkan celotehan-celotehan itu. Membuatku kembali teringat beberapa adegan di drama ‘Have You Seen’ yang masih bisa aku ingat dengan jelas setiap detailnya. Menurutku adegan-adegan itu memang sangat berkesan bahkan hampir semua adegannya. Ada beberapa action juga di dalamnya, dan itu pertama kalinya aku melakukan adegan action.

Aku menyukai semua adegan saat kau berinteraksi dengan gwishin. Kau membaut siapapun yang menontonmu percaya bahwa kau sebenarnya juga memiliki kemampuan itu” kata Kyuhyun dengan pelan di telingaku.

Aku kembali menoleh pada Kyuhyun, dan terkejut dengan perkataannya itu. Lalu akipun tersenyum karena itu berarti dia benar-benar menonton drama-ku. Aku tak tahu kenapa aku sesenang ini setelah mengetahuinya padahal saat aku mengetahui beberapa orang juga menonton dramaku, baik itu teman sesama selebriti atau bukan, aku menanggapinya dengan biasa saja. Tapi sekarang aku justru benar-benar senang sampai aku bahkan tak berusaha menyembunyikannya di depan kamera yang terus menyorot kami. Kurasa aku akan menikmati kunjungan ke rumah keluarga Kyuhyun ini karena mereka pun sangat akrab padaku. Yah, setidaknya berkumpul bersama keluarga seperti ini—meskipun bukan keluargaku sendiri, bisa sedikit mengurangi kerinduanku pada keluargaku di luar kota.

__

Kyuhyun POV

Kau tahu, oppa, aku senang sekali bisa mengunjungi studio yang biasanya kau gunakan untuk latihan. Aku benar-benar sudah tidak sabar,” kata Sooyoung antusias saat kami baru saja turun dari mobil yang aku kemudikan menuju sebuah studio musik yang masih merupakan bagian dari YM Entertainment. Hanya saja gedungnya memang terpisah dari kantor utamanya.

Aku akan mengenalkanmu semua hal yang ada di sana dan mungkin aku juga bisa mengajarimu sesuatu” sahutku sambil menoleh ke arah Sooyoung. “Seperti misalnya bermain gitar atau keyboard. Atau apapun yang ingin kau pelajari disana,”

Sooyoung tersenyum lebar, “Joahaeyo, oppa

Geureom, kajja” ajakku meraih tangan Sooyoung dan menuntunnya masuk ke studio di distrik Mapo.

Aku membalas setiap sapaan orang-orang yang berpapasan denganku dengan ramah, begitu pula Sooyoung. Tanpa banyak mengobrol, aku langsung membawa Sooyoung masuk ke sebuah ruangan yang berisi satu set alat musik, seperti drum, gitar, keyboard, bass dan beberapa peralatan pelengkap lainnya. Ini pertama kalinya aku mengajak seseorang—yang bukan dari kalangan penyanyi, untuk masuk ke ruangan ini jadi aku sendiripun sedikit bingung harus melakukan apa. Tapi pada akhirnya aku mengajak Sooyoung untuk duduk di sofa yang berukuran kecil yang ada di sudut ruangan.

Disinilah tempat biasanya aku menghabiskan waktu, jagiya. Ini sudah seperti rumah ketigaku selain ruang latihan di agensi” kataku memberitahu. “Aku bisa menghabiskan waktu seharian disini untuk membuat lagu”

Daebak” komentar Sooyoung yang tak bisa mengalihkan perhatiannya pada seluruh isi ruangan. “Ini pertama kalinya bagiku,”

Jinjja? Haruskah kita berkeliling?”

Eodigayo?”

Emm,” Aku berpikir sejenak, lalu bangkit dari tempat dudukku. “Kajja, aku akan menunjukkan sesuatu padamu” kataku seraya mengulurkan tangan ke arah Sooyoung yang langsung menyambutnya.

Aku menuntun yeoja itu ke sebuah ruangan lain, yaitu ruangan yang digunakan untuk proses rekaman. Dua orang namja ada disana, sedang duduk di depan komputer dan mengobrol dengan seru. Tapi kemudian mereka menyadari kedatanganku, dan menghentikan percakapan untuk menyambutku. Seperti biasanya, mereka terlihat terkejut saat mengenali Sooyoung meskipun ekspresi mereka berubah dengan cepat menjadi biasa saat menangkap kamera yang mengikuti kami.

Aku ingin melihat-lihat sebentar, hyung. Bolehkah?” tanyaku meminta ijin pada salah satu namja yang selalu memakai topi disetiap penampilannya. Namanya adalah Jang Geun Woo, sementara namja yang satunya—yang lebih pendek dan rapi bernama Park Jae Bum.

Tentu saja boleh. Kebetulan sekali aku dan Jae Bum akan keluar sebentar,” jawab Jang Geun Woo. “Itu akan bagus sekali jika ada orang disini selama kami pergi untuk membeli kopi. Benar begitu, Jae Bum-ah?”

Park Jae Bum menganggukkan kepala dalam diam.

Lalu mereka berdua pun pergi, dan meninggalkanku hanya bersama Sooyoung di dalam studio. Ah, dan juga kameramen yang berdiri di sudut ruangan meskipun sesekali dia berpindah tempat untuk mengambil gambar kami.

Aku meminta Sooyoung untuk duduk di kursi yang sebelumnya di duduki oleh Jang Geun Woo, sementara aku duduk di kursi lainnya. Di depanku sudah terdapat beberapa perlengkapan rekaman yang saat ini memang sedang tidak digunakan karena tak ada yang sedang melakukan rekaman. Meskipun begitu tempat ini selalu dijaga oleh dua namja itu untuk menjaga data-data yang ada disini serta bisa juga untuk melatih kemampuan recording mereka.

Kau lihat, disana biasanya aku dan beberapa penyanyi lainnya melakukan proses rekaman” kataku sambil menunjuk ke ruangan lainnya yang dipisahkan dengan sebuah kaca besar di balik ruangan ini. “Itu adalah recording room (ruangan rekaman). Di dalamnya juga dilengkapi microfon, instrument, headphone dan lainnya. Sementara ini adalah recording control room, dan seperti yang kau lihat ada beberapa peralatan yang fungsinya untuk mengontrol proses rekaman yang sedang berlangsung dan juga mengontrol ruangan lainnya” Aku melanjutkan.

Sooyoung mengangguk mengerti.

Di dalam recording room itu diberi peredam suara dan ada beberapa yang dirancang secara akustik, seperti yang ada di studio ini” kataku lagi. “Selama proses recording, selalu ada Sound Engineer yang juga disebut operator studio. Namja yang memakai topi tadi itu adalah Sound Engineer di studio ini”

Apa yang yang seorang Sound Engineer lakukan oppa?”

Emm… dia bertanggung jawab dan mengerjakan tracking, audio editing, mixing dan mastering. Karena tak mungkin dilakukan sendiri, maka dia membutuhkan asisten, dan Park Jae Bum-ssi lah orang yang membantunya” jawabku. “Ah, kau mau mencobanya?”

Ne?”

Jamkkaman, jamkkaman” Aku cepat-cepat bangkit dari tempatku, lalu masuk ke dalam recording room, menyalakan beberapa alat dan kembali menemui Sooyoung. “Pakailah ini,” kataku sambil menyerahkan sebuah headphone padanya.

Setelah memastikan Sooyoung memakainya, aku bergegas masuk kembali ke recording room. Aku mengambil gitar yang ada disana, lalu memetiknya asal. Mataku menatap Sooyoung yang sepertinya mendengarkan petikan gitar yang aku mainkan ini jadi akupun meneruskan memainkannya sedikit dan menyanyikan sebait laguku. Sooyoung terlihat sedang tersenyum sambil memegangi headphone-nya lalu dia mengacungkan kedua ibu jarinya padaku. Aku tertawa kecil dan menghentikan permainanku sebelum bergabung lagi dengan Sooyoung.

Eotteyo?” tanyaku.

Daebak oppa

Proses untuk menghasilkan suatu lagu itu tidak singkat karena harus melalui beberapa proses terlebih dahulu sebelum menjadi satu lagu” kataku seraya mengajak Sooyoung pergi meninggalkan ruangan ini dengan gerakan kepalaku. “Terkadang para penyanyi pun harus merekam suaranya beberapa kali untuk mendapatkan suara yang bagus”

Apa kau juga begitu?”

Aku mengangguk, “Aku bahkan pernah rekaman sampai lima kali atau lebih untuk sebuah lagu”

Oh? Jinjjayo?”

Aku kembali menganggukkan kepala. “Tapi memang hasilnya sangat memuaskan, jadi tidak masalah bagiku berapa kalipun aku bernyanyi karena aku menyukainya”

Kami tiba kembali ke ruangan yang pertama kali kami datangi dan duduk di sofa yang sama. Bisa aku rasakan Sooyoung sedang menatap ke sekeliling ruangan yang sepertinya masih membuatnya takjub. Aku bangkit berdiri, dan aku tahu Sooyoung langsung menoleh ke arahku saat menyadari gerakanku. Aku pergi untuk mengambil gitar, lalu menarik sebuah kursi saat kembali menghampiri Sooyoung. Dia terus menatap semua gerakan yang aku lakukan dengan pandangan bingung yang sangat terlihat jelas di wajahnya. Membuatku tersenyum melihat bagaimana polosnya dia sekarang.

Oppa,”

Hm?

Sooyoung menunjuk gitar yang aku pegang dalam diam.

Ah, aku akan mengajarimu. Eotteyo?” kataku cepat-cepat. “Bukankah kau pernah berkata ingin belajar memainkan alat musik?”

Kapan aku—“ Sooyoung tidak melanjutkan kata-katanya sendiri karena sepertinya dia ingat apa yang dia katakan dalam sebuah interview yang dia lakukan baru-baru ini. Lalu yeoja itu menghela napas panjang, “Geuraeyo, aku memang ingin mengetahui bagaimana cara kerjanya” katanya kemudian.

Aku kembali tersenyum, “Bukan bagaimana cara kerjanya tapi bagaimana cara memainkannya”

Ah, begitu”

Tentu saja begitu,” sahutku seraya menyerahkan gitar itu pada Sooyoung yang justru menatapku tanpa mengambilnya. “Ambillah, aku akan mengajarimu” kataku.

Sooyoung terlihat ragu untuk beberapa saat, tapi kemudian diapun mengambilnya dan memegangnya dengan canggung. Aku tak bisa menahan diriku untuk tidak tersenyum melihatnya karena sekalipun orang tak pernah bermain gitar, tapi biasanya mereka mengetahui bagaimana cara memegangnya. Benar, bukan? Aku kembali bangkit berdiri pada akhirnya dan membenarkan posisi Sooyoung dan memberitahu bagaimana memegang gitarnya dengan nyaman.

Nah, sekarang kita mulai dengan kunci C” kataku tanpa menunggu apapun lagi. “Sooyoung-ah, posisikan jari telunjukmu pada senar kedua dan kolom satu, lalu jari tengah pada senar ke empat dan kolom dua. Selanjutnya jari manis pada senar lima dan kolom 3”

Igeoyo?”

Aku mengangguk setelah melihat posisi jari Sooyoung yang benar untuk menghasilkan suara kunci C. “Cobalah bunyikan semuanya, kecuali senar enam”

Sooyoung mengikuti perkataanku, dan suara gitarpun langsung terdengar.

Aku melanjutkan mengajarinya dengan kunci D, kunci A, kunci, B, kunci F, kunci E, kunci G, kunci D yang merupakan kunci-kunci dasar dalam permainan gitar. Sooyoung cukup bagus mempelajarinya sejauh ini, seperti saat dia belajar menunggangi kuda. Kelihatannya dia tipe orang yang mudah mempelajari sesuatu yang baru. Karena disaat banyak orang yang mengalami kesulitan, dia justru sangat cepat menguasainya. Dan kurasa juga tak ada yang tidak bisa dilakukan oleh yeoja ini selama aku mengenalnya lebih jauh lagi.

Ani, bukan disana” seruku saat Sooyoung salah meletakkan jarinya. “Jari tengahmu seharusnya menekan senar dua kolom dua, Sooyoung-ah

Igeoyo?” tanya Sooyoung sambil menunjukkan posisi jarinya padaku.

Aniya, aniya” sahutku seraya bangkit dari tempatku dan berdiri di belakang Sooyoung. Aku langsung merangkulnya, lalu menunjukkan bagaimana posisi jari yang benar padanya. Tapi kemudian aku sadar bahwa posisiku dan Sooyoung sendiri benar-benar terasa aneh, setidaknya bagiku. Karena aku seperti sedang memberinya back hug, dan itu membuatku diam mematung selama beberapa saat.

Waeyo, oppa?” tanya Sooyoung yang tiba-tiba menolehkan kepala ke arahku. Membuatku sedikit terperanjat karena dekatnya wajah kami sekarang.

Aku menatap mata Sooyoung lekat-lekat dan masih diam di posisiku. Jantungku terus berdetak lebih cepat dari biasanya dan aku bahkan tak bisa menyembunyikan kegugupanku sekarang meskipun biasanya aku berhasil. Aku tak menyangka jika posisiku dan Sooyoung bisa menjadi seperti ini. Setelah beberapa saat diam dengan posisi yang sama, akupun tersadar bahwa saat ini aku masih dalam proses syuting. Maka akupun kembali memusatkan perhatianku pada pengajaranku mengenai cara bermain gitar pada Sooyoung.

Nah, seperti ini yang benar” kataku menutupi kegugupanku sendiri setelah membenarkan posisi jari Sooyoung. “Cobalah untuk membunyikannya,” kataku kemudian seraya kembali duduk di kursiku semula.

Sooyoung menurut dan mulai memetik gitarnya. Lalu akupun memintanya untuk mengulangi dari awal semua kunci gitar yang telah aku ajarkan padanya, dan itu membuatku—sekali terkesan, saat dia benar-benar bisa menunjukkannya padaku. Ah, ada beberapa posisi jari yang salah yang dengan cepat aku benarkan sebelum dia membunyikan senar gitarnya.

Sekarang, bagaimana kalau kita mencoba memainkannya bersama-sama?” Sebuah ide itu muncul begitu saja di kepalaku. “Jamkkaman—“ Aku cepat-cepat pergi untuk mengambil gitar yang lain dan bergegas kembali setelah menemukannya.

Oppa, aku tak bisa—“

Kau bisa,”

Aku tak bisa, sungguh” Sooyoung menyahut dengan cepat. “Emm, bagaimana kalau kau saja yang bermain dan aku menontonnya? Kau tahu, aku selalu menyukai permainan gitarmu”

Aku menghela napas panjang. “Geurae, tapi bernyanyilah denganku. Eotteyo?”

Ne? Bernyanyi?” sahut Sooyoung terkejut. “Oppa, sudah kukatakan aku juga tak bisa bernyanyi”

Coba saja,” kataku mengabaikan perkataan Sooyoung. “Lagu apa yang sedang kau sukai atau bisa kau nyanyikan?”

Aku tak—“

Aku langsung memberi pandangan memohon pada Sooyoung yang langsung membuat yeoja itu menghentikan perkataannya. Lalu aku melihatnya menarik napas pelan sambil mengalihkan pandangannya dariku ke sepatunya.

Apa?” tanyaku lagi.

Acoustic Collabo, Maybe Say Love” jawab Sooyoung sangat pelan.

Ne? Mworaguyo?”

Sooyoung sempat diam beberapa saat, tapi kemudian dia kembali berbicara sambil mengangkat wajahnya. “Acoustic Collabo, Maybe Say Love

Ah, geu norae. Hm… jamkkaman—“ kataku sambil mencari-cari nada lagu itu dengan memainkan senar-senar gitar di tanganku. “Lagu ini, ‘kan?”

Sooyoung mengangguk.

Aku kembali tersenyum dan melanjutkan permainanku. Setelah intro selesai aku mainkan, akupun mulai menyanyikan beberapa bait liriknya.

Choeum geudereul bon sun-gan

Seulpeun ne sarangeul nan aratjyo

Irwojil sudo irwojyosodo andwel

Honjamane seulpeun maeumeul”

Aku melirik Sooyoung, memintanya untuk ikut bernyanyi bersamaku tapi dia hanya diam dan menikmati petikan gitar yang aku mainkan. Aku berhenti bermain, lalu menatap Sooyoung lekat-lekat.

Kenapa diam?” tanyaku heran. “Bukankah kita akan bernyanyi bersama?”

Ah, emm… kurasa lebih baik aku mendengarkanmu bernyanyi, oppa. Itu sangat bagus, seperti biasanya” jawab Sooyoung terdengar jujur. Tapi aku terus menatapnya, dan itu membuatnya kembali berbicara. “Oppa jinjja! Aku benar-benar tak bisa bernyanyi. Jinjjayo!”

Sedikit saja. Aku ingin mendengarmu bernyanyi, eo?”

Oppa,”

Aku mengabaikan protes Sooyoung itu dan kembali memetik gitar. Saat aku mulai bernyanyi lagi, aku menatap Sooyoung dan memintanya untuk ikut bernyanyi denganku. Awalnya dia diam, tapi kemudian saat aku melewati refrain pertama, suara Sooyoung terdengar. Aku tersenyum senang dan langsung diam untuk membiarkan yeoja itu yang bernyanyi sementara aku bermain gitar. Pandanganku beralih dari Sooyoung ke arah staf We Are On Dating yang sepertinya menikmati penampilanku dan Sooyoung ini. Akupun berharap saat episode ini ditayangkan, orang-orang yang menontonnya juga sama menikmatinya dengan mereka.

-TBC-

Eotte?

Mianhaeyo kalau ada yang kurang atau bagaimana, tapi aku butuh banget saran kalian, knightdeul. Jadi, jangan lupa komentarnya! (biar semangat lanjutin FF-nya)^^

Gomawo^^

Author:

just an ordinary girl in a ordinary life

25 thoughts on “[Series] We Are On Dating -3-

  1. Makin makin manis aja mereka..
    Kyu yg makin kesini makin keliatan sukanya ke syo
    dan syo yg..entahlah

  2. keyennnnnn seperti kataku dpart sblmny klo baca ffmu n serasa nonton teality show sungguhan. aplg pendeskripsianmu itulohh kna bgtttt

    hn..mnurut ak saran ya..klo bsa dbwh stlh tbc ad translate dr kosakata korea yg kmu pake. kan gk smua ngeh dg kata2ny hhee

    next part dtunggu bgt ya

  3. Aku .. rada gak suka sama karakter Sooyoung disini.. karena.. dia tipikal yg sulit terlepas dari sesuatu hal, example si Changmin.. aku fikir Changmin nya emang kurang ajar ga bertanggung jawab gitu, ih nyebelin.
    Dan Kyuhyun.. semangat ya beb.. aku yakin banget dia udah jatuh cinta ama Sooyoung..
    Dan Author … Daebakk!!! Author tegar ya yaampun..
    Padahal tiap kali post FF, dirimu selalu buat FF yang panjang.. tapi sayang banget siders merajalela, padahal menurutku bahasamu itu enak banget.. ngalir gitu aja.. pokoknya K.E.R.E.N
    Semangatt Author!!!^^

  4. suka bgt part ini, banyak kyuyoung momentnya
    Tp gak suka tbc yg muncul tiba tiba
    Nice ff
    Next part ditunggu ☺

  5. Jadi syoong bakalan main film sama changmin dan itu abis acara reality show ama kyu dong? yah berarti nnti gada interaksi mereka berdua lagi dong…
    Wah syoo udh dikenalin ke keluarga kyu, dan kelurganya kyuu fans syoong smua lagi…
    Makin kesini makin romantis mereka, semoga cepet deh mereka sadar kalo udh ada perasaan..
    Next part chinguuu 😉 selalu semangat buat nulis dan cari idenya yaaa ><

  6. Programnya coba kalo beneran udh jingkrak2 nontonnya coba wkwkwk
    Next
    Sweet bgt sih merekaaaa iri pengen baperrr wkwkwkk

  7. momentnya kyuyoung disini sweet dan juga banyak. kyu nya udah mulai nunjukkin rasa sukanya ke soo, tinggal soo aja yang belum. ditunggu next chapt nya

  8. suka sama ceritanya, tapi menurut aku alurnya cerita ini tuh terlalu lambat thor.. pengen cepet cepet kyuyoungnya menjalin hubungan.. hahay
    di tunggu lanjutannya thor

  9. feelnya dapet banget, cm kayanya di sini baru keliatan kyuhyun yg sukaaa banget sama sooyoung sedangkan sooyoung suka juga sih, tp di sini nampaknya belum di perjelas,.penasaran dengan perasaan sooyoung sebenernya, di tunggu part selanjutnya ^^

  10. duuuuhh momentnya mereka manis deh disini kaya bener2 lagi dating.. tapi disini sooyoungnya agak kalem yah beda bgt sama aslinya yg dorky hehehehe

  11. Sweet bgt d part nich….Author bsa bgt bwa pmbxa buat hanyut ma jln ceritanya.
    puas bgt sma moment Kyuyoung dsni.
    n’ scandal sma Changppa akhirnya beres…
    Dsin Kyuppa ngjalnin prannya dari hati,,, n kyanya nggep nich real. krasa bgt Kyuppaah suka bgt ma Sooeon.
    d tnggu bgt next partnya, bkin yg mkin sweetya thor…
    walaupun d “real life” blm da moment Kyuyoung lgi.
    Kyuyoung Jjang.
    biar telat “Happy Anniversary for Our Kyuyoung & Knight”

  12. keren.. kenapa enggak langsung di cium aja sih pas yg di back hug nya.. bikin gemes aja..
    ditunggu kelanjutan nya

  13. ini we’re on dating yg ke 3 ya chingu?
    lumayan moment kyuyoungnya. dan untuk alur ceritanya aku rasa agak lambat ya? (maap ini hanya pemikiran aku aja ya)
    tapi ini sudah bagus kok karna ngerangkai ide cerita itu susah-susah-gampang. itu pendapat aku ya

GO AWAY SIDERS! You have to leave comment here...