Posted in Cho Kyuhyun, Choi Sooyoung, Drama, Hurt, Romance, Series

[Series] Beautiful Fate (Part 1)

Beautiful Fate_PosterBeautiful Fate

(Chapter 1)

 

.

 

.

 

.

 

.

Disclaimer : Story belong to ChoChoiAddict (Me) . Cast belong to Family and Agency.  KyuYoung Belong to KNIGHT. Kyuhyun belong to Sooyoung, and Sooyoung belong to Kyuhyun.

For those who are old enough or feel no need to read this story. Please press the back button on this page!!!

But if you like and want to read, yes please read JJJ

 

Warning!! : This is my Story. Typo, OOC’s (Very). Don’t Plagiarism, Don’t Copy, Don’t Paste.Cerita kampungan. Penuh kegajean. Jangan dibaca kalo gak suka.

Genre : Romance, Drama, Hurt/Comfort, (Maybe Humor)

Rate : M (For Save)

Pairing : KyuYoung

Duration : Mini Drama Series

 

Backsound : Baekhyun-EXO (Beautiful)

Words:2156Words

Don’t Like … Don’t Read !!!

Happy Reading J

.

 

.

 

“Bagaimana kehidupan Choi Sooyoung saat memilih kabur dari rumah setelah mendengar kabar bahwa ia akan dijodohkan dengan anak salah satu kolega perusahaan ayahnya, dan bertemu dengan seorang pemuda tampan, luar biasa pintar, dingin, datar, menyebalkan, tapi sayang seribu sayang. Pemuda itu hanyalah seorang tukang yang mengantarkan koran keliling dan tukang kebun.”

 

“Apakah benih-benih cinta bermunculan seiring hari-hari kebersamaan dan di tengah-tengah pertengkaran kecil mereka.”

 

.

 

.

 

.

 

 

 

Chapter 1

 

Normal POV

 

 

“Sooyoung, Sayang. Buka pintu nya. Cepat.”

 

Choi Sooyoung, seorang gadis cantik bertubuh bagaikan model inipun menggeliat dalam tidurnya. Sebuah suara yang sangat ia kenali mengusik mimpi indahnya.

 

“Choi Sooyoung, dalam 3 detik kau tidak buka juga pintu ini. Aku akan menyuruh Paman Hwang untuk mendobrak nya.”

 

Sooyoung mendengus lalu bangun dari tidurnya. Suara dua perempuan kenalan nya di luar sana benar-benar mengganggu tidur nyenyaknya. Entah sampai kapan penderitaan di hari sabtunya berakhir.

 

“1..”

 

Gadis itu berjalan dengan malas kearah pintu kamarnya.

 

“2..”

 

‘Cklek’

 

“Akhirnya kau bangun juga pemalas.” Sooyoung mendecih sebal melihat sang kakak dan ibu tercintanya sudah memsang raut wajah menyebalkan.

 

“Ada apa sih, bu. Ini kan masih  jam 9 pagi. Lagipula hari ini aku tidak memiliki jadwal kuliah.”

 

“Kau harus bersiap-siap sekarang. Ibu dan kakak mu akan pergi berbelanja.” Nyonya Choi berhigh five bersama Choi Soojin.

 

“Aku tidak mau ikut. Membosankan sekali.”

 

“Tidak bisanya kau menolak. Ada apa?”

 

“Aku hanya ingin istirahat, kak. Sudah seminggu ini kuliahku tidak memberikan keringanan saat memberi tugas. Dan aku sudah terlalu muak mengurusi makalah-makalah tugas itu.”

 

“Begitu? Bukankah berbelanja adalah hal yang menyenangkan untuk melepaskan stres.” Sooyoung benar-benar sedang malas berdebat dengan kakak nya yang sedang hamil tua itu.

 

“Dengar ya kakak gendut, aku hanya ingin tidur seharian ini. Jadi segala bentuk ajakan apapun akan aku tolak. Aku tidak berminat sama sekali.” Soojin menjewer telinga Sooyoung.

 

“Aw! Kau ini apa-apaan sih, kak. Sakit tahu.” Sooyoung meringis sambil mengusap-usap telinganya yang memerah.

 

“Bu, sebaiknya kau saja yang menjelaskan kepada anak pemalas ini. Aku takut darahku naik kalau terus-terusan berdebat dengan dia.” Soojin menghela nafas nya kasar.

 

“Sudahlah, kalian ini sudah tumbuh menjadi perempuan-perempuan yang dewasa. Setidaknya hapuslah sedikit sifat kekanak-kanakan kalian.” Nyonya Choi mulai berceramah. Sooyoung dan Soojin mulai malas mendengarnya.

 

“Ibu, aku kan bukan menyuruhmu untuk berceramah.” Wanita hamil itu merengek manja. Sooyoung yang melihatnya mengeryit tak suka.

 

“Baiklah. Sooyoung kau harus ikut ibu dan kakakmu berbelanja hari ini. Rencana nya malam nanti keluarga kita mendapat undangan makan malam di salah satu restoran milik kolega ayah.”

 

“Aku tidak mau ikut. Malas. Paling juga hanya membahas tentang masalah bisnis.” Sooyoung menjawab acuh tak acuh.

 

“Bukan begitu, kau akan tahu apa yang menjadi pembahasan kedua keluarga malam nanti. Maka dari itu kau harus ikut.” Nyonya Choi tak mau kalah.

 

“Ayolah bu, masih ada Kak Soojin. Suruh saja dia yang datang. Aku ingin tidur seharian.”

 

“Aku memiliki suami yang harus ku urus, bodoh. Lagipula aku lah yang butuh istirahat banyak karena aku sedang mengandung.”

 

“Kakak banyak mengumpat hari ini. Kau tidak takut anakmu mendengar umpatan mu dari dalam kandungan.”

 

“Choi Sooyoung, perkataanmu bukan inti pembicaraan kita.”

 

“Sudah-sudah. Ibu terlalu pusing mendengar perdebatan kalian. Choi Sooyoung mau tak mau kau harus ikut kami berbelanja. Dan ibu tak menerima penolakan.”

 

 

 

Sooyoung POV

 

“APA!” Aku berteriak kencang saat keluarga ku membicarakan sesuatu bersifat serius dengan kolega ayahku.

 

“Choi Sooyoung, jaga sikapmu. Tidak sopan.” Ayah mendelik tajam kearahku. Tapi aku tidak perduli. Pembicaraan ini menyangkut tentang masa depanku.

 

“Ayah dan ibu tidak bilang sebelumnya kalau aku akan dijodohkan dengan anak salah satu kolega ayah.”

 

“Sooyoung sayang, bersikaplah yang sopan. Malu dilihat oleh keluarga Cho.” Aku juga tidak mengurbis kata-kata ibuku yang bernada lembut. Persetan dengan semuanya. Aku tidak suka hidupku diatur-atur.

 

“Pokoknya aku tidak mau menerima perjodohan ini. Kalau kalian memaksa, suruh saja kak Soojin menikah lagi dengan putra kolega ayah itu.” Aku duduk dengan terpaksa saat delikan mata ayah sudah menajam bagaikanbelati yang siap mencongkel kedua mata indahku.

 

“Tidak ada penolakan lagi, Sooyoung. Mau tidak mau, terima tidak terima kau  akan dijodohkan dengan salah satu putra kolega ayah. Lagipula ayah dan tuan Cho sudah meresmikan pertunangan kalian. Kami sepakat menggelar acara pertunangan kalian bulan depan.” Penuturan ayah bagaikan keputusan mutlak yang harus diterima ku.

 

“Ayah keterlaluan, memaksakan kehendak secera sepihak. Aku tidak suka hidupku di atur-atur. Bukankah seorang anak bebas menentukan masa depannya.” Aku merenggut kesal dalam dudukku. Aku tidak mau masa depannya hancur berantakan karena sebuah  perjodohan.

 

“Tidak usah membantah. Kau mau jadi anak durhaka. Turuti saja apa kata kedua orangtua mu maka kau akan hidup dengan aman dan bahagia.”

 

Bukankah orangtua yang durhaka kepada anaknya kalau mereka memaksakan apa yang tidak diinginkan oleh anaknya. Mennghancurkan masa depan sang putri itu bukan ide yang bagus, ayah ibu.

 

Apakah ada istilah alam seperti itu heh, Choi Sooyoung?

 

“Benar apa kata ayah dan ibumu, Sooyoung. Kau belum melihat putra kami, sekarang ini dia memang berhalangan datang. Tapi bibi yakin saat pertama kali kalian bertemu kau pasti langsung jatuh cinta dengannya.” Cih, apa-apaan itu. Bibi Cho benar-benar wanita tua yang sama narsis nya dengan ibu.

 

“Terima kasih, bibi Cho. Tapi aku benar-benar belum siap untuk mengikat hubungan dengan seseorang.” Kataku sesopan mungkin agar bibi Cho tidak sakit hati karena perkataanku.

 

“Tenang saja, Cho Jina. Putriku ini hanya malu saja. Tak akan lama lagi dia juga pasti akan menerima perjodohan ini.” Aku mendelik tak suka kearah ibuku.

 

Aku tak pernah mengatakan seperti itu sebelumnya. Ibu terlalu mengambil keputusan seorang diri. Padahal masa depanku lah yang sedang dipertaruhkan disini.

 

“Jadi perjodohan ini benar-benar sudah disepakati oleh kedua belah pihak, kan? Jadi kita berdua hanya tinggal menentukan kapan dan dimana pertunangan itu akan di gelar.” Baru saja ingin protes dengan ucapannya paman Cho, tapi ayahku sudah lebih dulu memotongnya.

 

“Tentu saja. Tinggal mempertemukan putra mu dengan putri ku. Setelah mereka membiasakan diri untuk saling akrab, baru setelahnya pertunangan akan digelar.” Ayah benar-benar tidak sayang padaku lagi. Aku ini kan bukan boneka yang bisa dimmainkan kapan saja sesuka hati.

 

.

 

.

 

.

 

 

“Ayah kenapa sih selalu saja memutuskan sesuatu seenaknya. Padahal perjodohan konyol itu bakal merusak masa depanku.” Protesku saat kami baru saja sampai rumah. Bahkan aku tak membiarka ayahku untuk meminum teh yang dihidangkan ibu.

 

“Kau akan menyesal kalau kau tak menerima perjodohan ini. Lagipula tak akan ada masalah apapun dengan masa depanmu, karena putra sulung Cho Junhae sangat cerdas dan tentu saja tampan.”

 

“Aku tidak peduli mau pria itu tampan atau tidak, yang penting aku mau membatalkan perjodohan itu. Aku tidak mau mengikat hubungan dengan sorang pria diusia ku yang masih 20 tahun.”

 

“Tinggal beberapa bulan lagi maka kau akan berusia  21 tahun. Ayah pikir kau sudah cukup umur untuk memiliki pendamping.” Pendamiping? Rasanya kepalaku ingin pecah kalau aku terus-terusan berdebat dengan ayahku yang sama keras kepala nya denganku.

 

“Benar, Sayang. Putra sulung Tuan Cho benar-benar keren. Kau pasti akan menyesal kalau menolak dijodohkan dengannya. Walau sebenarnya ibu lebih menyukai adiknya yang dingin tapi menggairahkan itu.” Ibu berbicara mengenai dua putra dari paman Cho dengan raut wajah yang menjijikan.

 

“Ibu, sadarlah kau ini sudah akan memiliki seorang cucu. Masa kau masih membangga-banggakan seorang pemuda, apalagi dengan raut wajah yang seakan-akan ibu akan menerkam mereka bagai binatang buas.” Ayah ku mengangguk setuju dengan ucapanku.

 

“Lagipula seharusnya kau sadar diri kalau suami mu jauh lebih tampan dibandingkan dua bersaudara Cho itu.” Ayah sepertinya tidak terima saat ibu membangga-banggakan kedua Cho itu.

 

“Tapi tetap saja, si bungsu Cho menjadi andalanku. Tapi sayang, sudah 6 bulan ini dia pergi dari rumah dan memutuskan untuk tinggal di luar kota yang bahkan seluruh keluarga nya tidak tahu..” Aku tertegun mendengar penuturan ibu tentang si bungsu Cho yang entah seperti apa wujud nya.

 

“Kenapa bisa begitu, bu?” Oke, aku mulai berubah menjadi seorang gadis jelita yang begitu penasaran dengan kisah hidup seseorang yang belum ku kenal. Bertemu saja tidak pernah.

 

“Si bungsu itu kabur dari rumah gara-gara tuan Cho yang akan menjodohkannya. Sebenarnya yang akan dijodohkan dengan mu itu adalah si bungsu, tapi karena sifat arogan dan keras kepalanya si bungsu, dia memilih kabur dari rumah dari pada hidupnya harus terkengkang karena menikah denganmu.” Aku meringis mendengar kata-kata ibu yang terdengar seperti menyindirku.

 

“Aku bukan gadis seburuk itu, kenapa dia melarikan diri saat tahu akan dijodohkan denganku. Seperti aku ini seorang janda beranak 5, dan bertubuh gendut dengan tahi lalat besar di bawah bibir.” Aku mendengus kesal.

 

Si bungsu Cho itu belum melihatku saja makanya dia berani menolak perjodohan ini. Coba kalau dia sudah bertemu denganku, aku jamin dia tidak akan berkutik dibawah tatapan mataku.

 

Ayah dan ibu malah tertawa terbahak-bahak. Dan aku merasa kata-kataku tadi bukan sebuah lelucon yang pantas untuk ditertawakan.

 

“Jadi kau sudah mulai menerima perjodohan ini kan, Soo?” Ayah kembali mengungkit masalah yang sejenak ku lupakan.

 

“Tentu saja tidak. Aku. Tidak. Akan. Mau. Dijodohkan. Dengan. Siapapun.” Kataku dengan penuh penekanan di setiap kalimatnya.

 

“Kalau kau tidak mau menerima perjodohan ini maka ucapkan selamat tinggal kepada mobil mewahmu, dan seluruh aset yang sudah ayah berikan kepadamu.”

 

“Apa maksudnya itu? Kenapa segala kebutuhanku diungkit-ungkit juga. Ini kan masalah perjodohan bukan masalah pembagian warisan.”

 

“Mau tida mau. Suka tidak suka, kalau kau begitu menyayangi segala kemewahan yang sudah ayah berikan, maka pilihan terakhir yang harus kau ambli adalah menerima perjodohan ini.”

 

“Tidak mau. Ayah, aku kan sudah pernah bilang kalau aku masih ingin hidup senang-senang dulu. Aku tidak mau terikat dengan siapapun apalagi itu seorang pria.”

 

“Keputusan ayah sudah sangat bulat, sebulat kue donat yang dibuat ibu kemarin. Dan kau tidak bisa lagi menolak. Setidaknya ayah sudah berbaik hati mencarikan seorang pria yang sangat tampan untukmu.”

 

“Ayah keterlaluan..”

 

 

.

 

.

 

 

.

 

 

Normal POV

 

 

Jam dinding sudah menujukkan pukul 10 malam lebih 10 menit, nona muda kita ini belum bisa memejamkan kedua matanya sama sekali. Sejak tadi ia terus berpikir mencari cara bagaimana caranya agar ayahnya tidak lagi memaksa dirinya untuk menerima perjodohan yang menurutnya  nya konyol itu.

 

“Mau tidak mau aku harus berpikir keras untuk mencari cara agar ayah tidak lagi memaksa ku untuk bertunangan. Walaupun sampai tidak tidur sampai besokpun tak apa-apa.” Sooyoung beranjak dari ranjang nya lalu berjalan kearah balkon kamar nya yang pintu nya senagaja ia buka.

 

“Si bungsu itu kabur dari rumah gara-gara tuan Cho yang akan menjodohkannya. Sebenarnya yang akan dijodohkan dengan mu itu adalah si bungsu, tapi karena sifat arogan dan keras kepalanya si bungsu, dia memilih kabur dari rumah dari pada hidupnya harus terkengkang karena menikah denganmu.”

 

Tiba-tiba saja sekelabat ucapan ibunya mengenai si bungsu Cho itu terngiang-ngiang dalam kepalanya.

 

“Bukankah awalnya aku akan dijodohkan dengan bungsu Cho, tapi dia memutuskan untuk kabur dari rumah karena tahu akan dijodohkan denganku. Itu berarti tandanya dia juga menolak perjodohan ini sama sepertiku.” Sooyoung berpikir keras mencari jalan keluar nya.

 

“Apa aku harus melakukan hal yang sama seperti yang bungsu Cho itu lakukan ya? Kabur dari rumah dan dengan begitu perjodohan ini tidak akan dilanjutkan. Setelah itu aku bebas hidup dengan tenang.” Senyum lebar terukir jelas di wajah cantik Choi Sooyoung.

 

“Ah, kenapa tidak terpikirkan sejak tadi sih.” Sooyoung langsung beranjak menjauhi balkon kamarnya dan berjalan cepat menuju lemari besarnya.

 

Di keluarkannya koper sedang dengan warna pink menyala. Sooyoung memasukkan beberapa pakaian nya, beberapa buku, dan yang terakhir sejumlah uang yang ia dapat dari tabungannya sendiri. Tentu bukan tabungan yang diberikan oleh ayahnya. Setidaknya uang ini cukup untuk biaya sehari-harinya dan juga untuk biaya menyewa apartement sederhana di luar kota nanti.

 

Setelah tiba di kota tujuannya nanti Sooyoung akan langsung mencari kerja untuk menambah penghasilannya. Tentu ia tidak ingin menjadi orang miskin yang tak memiliki apa-apa saat pergi nanti.

 

“Oke, semuanya sudah beres. Sekarang tinggal mencari waktu untuk bisa keluar dari rumah. Semoga ‘Doggy’ sedang tidur pulas.”

 

Sooyoung meletakkan selembar kertas yang isinya curahan hatinya. Jaga-jaga kalau ayah dan ibunya mencarinya nanti. Hanya surat untuk memberitahu kedua orang tuanya kalau dia merasa tertekan dengan keputusan perjodohan ini, dan dia memutuskan untuk pergi dari rumah.

 

Sooyoung begitu terinspirasi dengan kisah hidup bungsu Cho yang nasib nya sama seperti dirinya.

 

 

‘To Be Continue’

 

 

ChoChoiArea :

 

Aku tahu ini fanfic abal-abal, tapi aku nekat juga buat. Tapi gimana lagi. Ide lagi ngalir sederas air sungai. Kalo gak di tuangkan kedalam ff bakal sayang nantinya.

 

Oke, sekarang keputusan ada ditangan kalian. FF ini mau dilanjut atau di stop?

 

Berikan jawabannya di kolom komentar.

 

 

Thanks For Reading and Review

 

Regards

 

ChoChoiAddict ❤

Author:

As Nice People As Women As good Muslimah As Best Friend As Everything I Can and I want Love Kpop..SHINee and KyuYoung Jjang!!!

27 thoughts on “[Series] Beautiful Fate (Part 1)

  1. Seru sih eon ceritanya…
    Tapi maaf sebelumnya aku kurang srek sama cara manggilnya soo soalnya biasanya kan ff itu meskipun bahasa indo tapi diselipin bahasa korea dikit-dikit walaupun cuma cara manggil misal ibu -> eomma ayah->appa trus kakak perempuan -> eonni nggak tau sih tulisanku ini bener apa enggak tapi setidaknya feel kalo cerita ini cerita korea tu dapet..
    Maaf ya eon.. cuma saran sih..
    Aku juga nggak tau apa-apa sebenernya hehe…
    Semangat terus ya eon..
    Lanjutin sampek ending…
    Fighting..

  2. Seru nih ff, ditunggu lanjutannya ya….
    Annyeong, aku reader lama tapi baru muncul lgi, dn aku baru ganti email karna email lama lupa passwordnya…..

  3. trus ntar pas soo eonn kabur ketemu cho bungsu, eh jadi suka deh
    Kyaaa

    Next part ditunggu ☺

  4. Next nya d’tunggu chingu.
    Aq yakin cho bungsu yg kabur it ad/ cho kyuhyun yg merangkak m’jd tukang koran n mereka akan d’pertemukan kembali dlm situasi yg berbeda bkn sbg anak pengusaha. Penasaran,apa nnt soo yg akan nguber2 kyu soalnya kan kyu it dingin sedingin freezer(es berjalan) tp kan mrk sama2 keras kepala,,ach aq jd pusing sediri.

  5. Wah soo nekat jga kabur, apakah si bungsu cho itu kyu? Kayaknya iya dech secara tampan,pintar dan arogan. Wah penasaran gimana mereka ketemu dan saling jatuh cinta. Next!!!! Jgn lama2

  6. aku tunggu kelanjutan ffnya kayanya si bunsu cho itu kyu deh kan secara di gayanya kaya arogan gitu

  7. lanjut thor …. ceritanya ringan dan cenderung lucu makanya aku suka bacanya 🙂
    semangka thor !!

  8. Lanjut dong, penasaran sama kelanjutannya. Syoo berhasil kabur dr rumahnya ga? Anak bungsu tn.cho itu kyupa bkn sih?

  9. lanjut donk.. penasaran sma kehidupan soo setelah dia kabur… dan si bungsu cho itu kyuhyun bukan????

  10. Pst seru eon …. Pas mrk ktmu diacara kabur mrk?? Kekeke~ trs saling jth cnt 😉 dtunggu fighting eon 😀

  11. jrlas dong dilanjutt terus sampai tamat.
    lagian n blom ad moment kyuyoung ketemu. ak yakin sibungsu cho it pasti kyu, tp dia myamar jd orang biasa saat ketemu soo. bgtupun sblikny soo mjd orang biasa jga..
    pokokny next part dtunggu bgt ya

  12. Mungkin cho bungsu kyuhyun oppa kali ya. Moga kyuyoung cepet bertemu. Gk sabar pengen baca pas kyuyoung moment.

    Next part ditunggu

  13. Sejujurnya dah baca ni ff d blog yg stu lgi n udah cmoment jg. Jd gk tau m ngmong apa aaaa…

  14. Well menurut gue agak aneh dan membingungkan ya knp? Aneh tuh bahasanya aja gtu gue kurang srek bacanya jd gmna gtu ,bingung nya gue gua ga mudeng ama jalan ceritanya mungkin ini cuma gue doang kali ya . Oh ya kurang panjang juga nih sis 😁 next chap nya di tunggu dan harus lebih bagus dri ini ya . Sekian thanks 😉

GO AWAY SIDERS! You have to leave comment here...