BitterSweet Legacy [4th;Aphrodisiac]

BitterSweet Legacy [4th; Aphrodisiac]

By Sookyubiased

Cast:

Choi Sooyoung;Cho Kyuhyun;Kim Junmyeon;Baek Sumin

Romance, family, humor

PG-18

Series

Sooyoung menatap kaku sosok Kim Hana—ibu mertuanya—yang sedang sibuk menyiapkan bahan-bahan untuk memasak makan malam. Kyuhyun sendiri sudah bilang pada ibunya itu untuk tidak perlu repot-repot karena di coutage itu sudah terdapat banyak pelayan dan juru masak. Dan hanya dijawab dengan sebuah delikkan mata oleh sang ibu, Kyuhyun bungkam. Mungkin pria itu masih takut mengalami lagi kekerasan yang belum lama ini ia dapatkan dari ayahnya. Oh, malangnya nasibmu Cho Kyuhyun.

 

“Sooyoung, bagaimana kalau kau membantu ibu memotong jamur-jamur ini?” tanya Kim Hana sambil memamerkan eye smilenya dan tentu saja siapa Sooyoung yang bisa menolak?

 

Dengan sebuah anggukan mantap dan satu senyuman Sooyoung langsung menghampiri Kim Hana dan meraih pisau dari laci penyimpanan.

 

“Jadi,bagaimana pengalaman pertama kalian?” tanya Kim Hana dengan nada jahil.

 

Sooyoung mengernyitkan dahi, tetapi tatapannya masih fokus pada jamur yang tengah ia potong kecil-kecil. “Maaf?”

 

Kim Hana terkekeh, sikunya menyiku ringan pinggang ramping Sooyoung. “Jangan berpura-pura bodoh, sayang!” ucapnya sambil terkekeh geli.

 

Sumpah, Sooyoung tidak berpura-pura bodoh, tetapi dia memang tidak mengerti maksud ibu mertuanya ini.

 

Ah, ya. Kyuhyun dan Sooyoung sama sekali belum memberitau perihal surat warisan kakek Cho kepada kedua orang tua Kyuhyun. Dan niatnya, Kyuhyun dan Sooyoung akan menceritakannya saat makan malam nanti.

 

“Ibu, istriku ini tidak berpura-pura bodoh!” sambar Kyuhyun yang entah muncul darimana kini sudah berdiri sangat dekat dibelakang tubuh Sooyoung, mengapit Sooyoung diantara tubuhnya dan kitchen set. Disaat seperti ini seperti neraka bagi Sooyoung dan surga bagi Kyuhyun.

 

Sial.Sial.Sial.

 

Sooyoung semakin memaki dalam hati saat tangan Kyuhyun sudah memeluk pinggangnya dengan erat dari belakang dan melayangkan sebuah kecupan seringan bulu di tengkuknya, membuat Sooyoung merinding.

 

“Cih, mau pamer hah?” tanya sang Ibu dengan nada sinis. Tangannya sedang sibuk mengaduk-aduk masakannya di panci. Sooyoung berharap sendok sayur ditangan sang ibu melayang ke kepala Kyuhyun, agar tangan lancang pria itu terlepas dari pinggangnya. Karena di depan Kim Hana, Sooyoung tidak mungkin menolak perlakuan Kyuhyun tersebut.

 

Sooyoung bisa mendengar kekehan Kyuhyun ditengkuknya. Sial, sekarang Kyuhyun bahkan menempelkan ujung hidungnya di tengkuk Sooyoung, hanya untuk membuat wanita itu kesal tentu saja, memangnya apa lagi.

 

“Kyuhyun, bisa kau lepaskan pelukanmu sayang? Aku sedang membantu ibu,” ada nada mengancam tersirat dalam nada bicara Sooyoung dan hanya Kyuhyun yang tau itu, yang justru membuat pria itu semakin merasa menang.

 

“Dengan Kyuhyun, jangan ganggu dia!” nasehat sang ibu yang terkesan mengusir—dan memang mengusir karena Kyuhyun memperlambat pekerjaan Sooyoung.

 

Kyuhyun menggeleng manja dan semakin melesakkan hidungnya di titik pertemuan antara bahu dan leher Sooyoung. Sialan kau brengsek. “Sa—“

 

Cup.

 

“yang…”

 

Kyuhyun nyengir melihat wajah shock Sooyoung. Bibir yang beberapa detik lalu berhasil ia kecup itu kini tengah menganga. Lalu Kyuhyun mengedipkan sebelah matanya sambil melepas pelukannya dari pinggang Sooyoung. “Oke, aku pergi. Bye sayang! Jangan sampai setetespun minyak melukai tubuh cantikmu, ok?”

 

DEMI BUMI DAN LANGIT AKU AKAN MENCELUPKANMU KE DALAM MINYAK PANAS CHO KYUHYUN!

 

“Ckck. Ada aku saja kalian se-mesra itu. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana kalian saat tidak ada kami,“ Kim Hana terdiam sejenak sambil meletakkan sendok sayurnya di sisi kompor dan kini menghadap Sooyoung dengan sebelah alis terangkat. “Kau tidak hamil diluar nikah kan, Sooyoung?”

 

BOOM. Dan lagi-lagi tuduhan yang sama.

 

Sooyoung tersenyum, tipis. “Tidak bu.”

 

Kim Hana tiba-tiba mengerucutkan bibirnya. “hahh ku kira aku akan punya cucu dalam waktu dekat!” lalu wanita paruh baya itu langsung memasang kembali senyuman lebarnya. “hehehe, tidak apa. Kalian kan masih muda, masih banyak waktu!” ucapnya lalu kembali berkutat dengan masakannya.

 

Sayangnya, kami hanya akan menikah dalam waktu satu tahun.

 

“Iya, bu.”

 

***

Makan malam berjalan sangat kekeluargaan dan hangat. Tidak sekaku yang Sooyoung bayangkan karena orang tua Kyuhyun benar-benar cerewet, membuat Sooyoung kini percaya istilah, daun tak jatuh jauh dari pohonnya.

 

Tiba-tiba Sooyoung merasakan colekan di pahanya, berasal dari Kyuhyun.Membuat wanita itu menatapnya. Kyuhyun seolah berkata “sekarang” tapi tanpa suara. Sooyoung mengedikkan bahunya, pertanda tidak mau memulainya duluan.

 

“Ekhem,“ Kyuhyun berdehem mencoba mendapat perhatian ibu dan ayahnya yang sedang mengobrol tentang entah apa itu, tetapi hasilnya nihil, keduanya cuek-cuek saja.

 

“Ekh—“

 

“Kalau mau bicara, langsung saja tidak usah pakai taktik kuno begitu.”

 

Ucapan datar sang ayah membuat Kyuhyun memberengutkan bibirnya. Sedangkan Sooyoung sibuk menahan tawa melihat Kyuhyun dipermalukan ayahnya.

 

“Jadi, kami mau jujur, Bu, Yah.”

 

Kim Hana kini seratus persen mengalihkan perhatiannya pada putra satu-satunya itu begitupun Kim Yeung Hwan.

 

Sadar sudah menjadi pusat perhatian, Kyuhyun mendadak merasa gugup. Dia menelan ludahnya berusaha membasahi tenggorokannya yang terasa kering. Sekali lagi ia melirik Sooyoung lalu setelah merasa mendapat sedikit keberanian, Kyuhyun membuka mulut.

 

“Sebenarnya, aku menikah dengan Sooyoung karena surat warisan kakek.”

 

Hening.

 

Sedetik, dua detik, tiga detik.

 

Tidak ada yang bersuara selain jam klasik besar yang berdiri angkuh tidak jauh dari meja makan memepet dinding. Baik Hana dan Yeung Hwan hanya diam sambil mengedipkan kedua matanya seolah mencerna baik-baik ucapan anaknya.

 

“Intinya, aku dan Sooyoung memang menikah, tapi kau kan tau bagaimana aku. Aku tidak suka terikat, pernikahan ini hanya sebatas status. Sooyoung pun setuju, maka aku akan memberinya seperempat dari harta warisan kakek.”

 

Yeung Hwan dan Hana lalu saling berpandangan. Cerita Kyuhyun sedikit mengingatkan mereka tentang kisah cinta mereka dulu.

 

Ya, seperti kata Kyuhyun dulu, keluarga Cho itu sangat tidak asing dengan pernikahan status. Perjodohan, pernikahan karena perjanjian dan hal semacam itu banyak dilakukan oleh silsilah keluarga Cho, termasuk Yeung Hwan dan Hana. Tetapi bedanya, mereka berdua menyadari kalau mereka saling jatuh cinta dan memulai kehidupan mereka dari awal, termasuk melepaskan marga Cho dari nama mereka karena…

 

“Oh.”

 

Hanya oh?

 

Kyuhyun melotot kaget mendengar respon ayahnya yang sangat tenang dan datar. “Oh?” tanya Kyuhyun memastikan kalau-kalau ia salah dengar.

 

“Sudah kami duga, kau tidak mungkin bisa tobat secepat ini.”

 

Kyuhyun memutar matanya. “Memangnya kenapa aku harus tobat sih?” tanya Kyuhyun kesal, karena dimata orang tuanya itu Kyuhyun adalah seorang bajingan. Walaupun memang benar sih.

 

Sooyoung menyaksikan semuat itu sambil mencoba mencerna. Tetapi semakin ia cerna, semakin ia bingung dibuatnya. Kyuhyun dan orang tuanya sama sekali belum menceritakan rahasia keluarga mereka. Kenapa kedua orang tua Kyuhyun melepas nama Cho dan pergi dari keluarga itu, kenapa Kyuhyun dan kedua orang tuanya terkesan tidak menyukai Nenek Cho dan rahasia-rahasia lainnya. Sooyoung tiba-tiba merasa asing. Ok, dia memang sejak awal adalah orang asing yang tiba-tiba mendapat durian runtuh, namanya tertera dalam surat warisan keluarga Cho. Tapi kan dia sekarang juga bagian dalam keluarga.

 

Tunggu, kenapa aku terkesan ingin sekali jadi bagian keluarga ini? Cish.

 

“Kyuhyun, bagaimana kalau malam ini kita minum?” tanya sang ayah tiba-tiba. Kyuhyun mengernyit. “apa? Kenapa tiba-tiba?” tanyanya bingung.

 

“Kau ini, kita sudah lama tidak bertemu dasar bajingan cilik.” Kyuhyun mendengus sambil memasukkan potongan terakhir dagingnya ke mulut sambil mengedikkan bahu.

 

“Kalau begitu aku dan Sooyoung ke kamar ya,” ucap Hana tanpa persetujuan membuat Sooyoung menatapnya. Yeung Hwan mengangguk, sedangkan Kyuhyun hanya menatap Sooyoung dan ibunya datar.

 

Tiba-tiba Kyuhyun berseru saat Sooyoung sudah mencapai pintu ruang makan yang tersambung ke ruang tengah dimana tangga terletak. “SAYANG TUNGGU AKU DI RANJANG YA!”

 

MESUM SIALAN!

 

***

Kyuhyun menenggak gelas kedua winenya yang dituangkan oleh Yeung Hwan setelah melakukan cheers. Keduanya sedang duduk di kursi santai di balkon menikmati angin malam pantai.

 

Kyuhyun yang sedang menikmati sensasi winenya tiba-tiba merasa gelenyar aneh dalam tubuhnya, sesuatu seperti gejolak nafsu yang tiba-tiba menggelegak begitu saja, mendidih seperti larva, refleks ia merapatkan pahanya saat merasakan sesuatu menegang dibalik celana santainya. Susah payah ia mencoba mengatur nafasnya yang tiba-tiba memburu dan tubuhnya yang tiba-tiba kepanasan. Aneh sekali. Batinnya.

 

Diliriknya sang ayah yang sedang menatap datar pemandangan alam sekitarnya dengan gelas wine yang tertempel dibibir, mata Kyuhyun beralih pada isi gelas sang ayah yang masih sama seperti saat pertama kali ia menuangkan winenya lalu tiba-tiba kepala Kyuhyun seperti dipukul palu saat melihat sebuah seringai keluar dari bibir sang ayah.

 

“AYAH!!!” seru Kyuhyun mulai mengerti apa yang terjadi.

 

Dengan segera ia berlari ke kamarnya dan Sooyoung diiringi dengan gelak tawa sang ayah.

 

Kyuhyun membuka kasar pintu kamarnya membuat Sooyoung yang baru saja akan meneguk teh gingseng yang dibuatkan Hana beberapa menit yang lalu menghentikan aksinya. Ditatapnya Kyuhyun dengan kesal.

 

“Bisa tidak sih masuk dengan sopan?” tanyanya galak, didekatkannya kembali gelas berisi teh gingseng itu ke bibirnya membuat Kyuhyun yang baru saja bernafas lega kembali panik dan langsung berlari menerjang gelas ditangan Sooyoung mendorong gelas itu hingga terpental ke lantai kamar dan pecah berantakan.

 

“Astaga, kau ini apa-apaan sih?” teriak Sooyoung sambil melap wajahnya yang terciprat teh dengan lengan bajunya.

 

“grr—ja—ngan—kauhh—kau—terhh—terima—apapun—darhh-dariih—merekahh”
Sooyoung menatap Kyuhyun aneh. Lelaki itu terlihat mengucurkan keringat, tubuhnya gemetaran, begitupun dengan bicaranya dan lelaki itu berdiri tidak tegak seperti menahan pipis.

 

“Kau ini kenapa sih? Aneh sekali.” Tanya Sooyoung. Lalu sekelebat bayangan saat Kyuhyun tenggelam di kolam barusan membuat Sooyoung mengira kalau Kyuhyun terkena flu.

 

“Kau flu? Demam?” tanya Sooyoung sambil melangkah mendekati Kyuhyun namun lelaki itu secara panik berlari ke ujung kamar.

 

“ja-jangan! Menjauh sana!!!” teriak Kyuhyun tanpa mau melihat Sooyoung.

 

Ku rasa ia kerasukan.

 

“Heh, bagaimana bisa aku tau kau kenapa kalau kau begitu?” tanya Sooyoung lagi sambil kembali mendekati Kyuhyun yang semakin gemetaran. Kaus yang Kyuhyun kenakan bahkan sudah basah dibagian punggung karena keringat.

 

Sooyoung tidak tau kalau Kyuhyun tengah mati-matian menahan untuk tidak menyerang Sooyoung saat ini juga. Karena, ia sedang benar-benar dalam keadaan horny maksimal.

 

BLAM.

 

Kyuhyun dan Sooyoung sama-sama dikejutkan oleh pintu yang dibanting tertutup. Dengan panik, Kyuhyun berlari ke pintu menubruk bahu Sooyoung hingga wanita itu tersungkur ke lantai sambil bersumpah serapah, sedangkan Kyuhyun dengan brutal menarik kenop pintu yang sudah terkunci rapat.

 

“AYAH IBU!!! KALIAN GILA HAH? BUKA PINTUNYAAA” jerit Kyuhyun seraya menggedor-gedor pintu kayu mahogani itu dengan brutal.

 

Disaat seperti ini, Kyuhyun merutuki kenapa pintu kamarnya dibuat dari mahogani super mahal dan kokoh seperti ini. Sama sekali tidak bisa dibobol.

 

“AYAH IBUUUHHH KU MOHONHH” suara Kyuhyun bercampur desah tertahan. Celananya sudah sangat sesak, dia butuh pelampiasan dan gawatnya dikamar itu hanya ada Sooyoung.

 

Iya, Sooyoung yang sedang mengusap-usap bokong ratanya yang baru saja mencium lantai.

 

Dan dimata Kyuhyun, itu benar-benar menggoda iman. Menambah sesak celananya.

 

“HAHAHAHA”

 

Suara tawa menggelegar dari balik pintu. Tawa Ayah dan Ibunya yang sudah seperti raja dan ratu setan. Kyuhyun sekarang mengerti darimana ia mendapat jiwa setannya.

 

“Kyu! Ada apa ini sebenarnya hah?” tanya Sooyoung yang kini mendekati Kyuhyun yang masih setia didepan pintu kamarnya. Dia langsung memasang kuda-kuda saat Sooyoung mendekat.
“Jangan mendekat! Masuk ke kamar mandi! Kunci dirimu disana, cepat!” seru Kyuhyun galak.

 

Sooyoung memandang Kyuhyun bingung sekaligus kesal.

 

“Tidak mau! Tidak sebelum kau menjelaskannya!”

 

Kyuhyun sekuat tenaga berdiri tegak.Masih dengan tubuh yang mengucurkan keringat dan tubuh gemetar. “Baik, biar aku yang masuk kesana!” dengan sigap, Kyuhyun berlari ke kamar mandi dan membanting pintunya hingga tertutup, lalu terdengar suara kunci diputar.

 

“Ish, ada apa sih dengan dia?” Sooyoung lalu melirik pintu kamarnya yang tiba-tiba terbuka dengan perlahan dan memperlihatkan kedua mertuanya yang terkejut menemukan Sooyoung berdiri diam menatap mereka.

 

“Soo—Sooyoung? Dimana Kyuhyun?” tanya Hana sambil memperhatikan sekitar dan tidak menemukan anaknya dikamar tersebut. Jelas-jelas tadi ia mendengar Kyuhyun yang berteriak minta dibukakan pintu.

 

Hana juga semakin bingung melihat Sooyoung yang terlihat sehat-sehat saja. Seharusnya reaksi Sooyoung tidak jauh dengan Kyuhyun dan seharusnya sekarang mereka…

 

Yeung Hwan yang seakan mengerti keadaan lebih cepat langsung berjalan masuk kamar menuju pintu kamar mandi didalam kamar Kyuhyun dan Sooyoung yang tertutup rapat. “KYUHYUN BUKA PINTUNYA!” teriaknya sambil menggedor pintu kamar mandi tersebut.

 

“Ibu, sebenarnya ada apa?” tanya Sooyoung sambil menatap Kim Hana yang terdiam di ambang pintu.

 

“Soo? Kau tidak meminum teh gingseng dariku?” tanya Hana tak menghiraukan pertanyaan Sooyoung barusan. Sooyoung mengernyit. “Ah iya, tadi Kyuhyun melempar gelasnya sampai pecah sebelum aku meminumnya.”

 

Hana menepuk jidatnya. “Anak itu! Kenapa dia terlahir dengan IQ yang begitu tinggi sih,” Sooyoung menggaruk kepalanya yang tak gatal, bingung dengan ucapan Hana yang tidak nyambung.

 

“CHO KYUHYUN BUKA PINTUNYAAA, KAU MAU KESAKITAN DI DALAM SANA HAH?” teriak Yeung Hwan sambil menggedor-gedor pintu.

 

“Ayah kenapa, bu?” tanya Sooyoung sambil menatap sang ayah mertua ngeri.

 

Hana lagi-lagi mengacuhkan Sooyoung dan justru memegang kedua tangan Sooyoung.

 

“Ugh, aku tau ini memang terkesan sedikit jahat. Kami hanya—eum intinya, kau harus membantu Kyuhyun! Dia sedang sekarat di dalam sana!” ucap Hana membuat mata Sooyoung melebar. “Apa?”

 

Hana meneguk ludahnya lalu kembali menatap Sooyoung sungguh-sungguh. “kami memasukkan aprosidak kedalam minuman Kyuhyun dan kau. Seharusnya kau juga meminumnya, maka kalian tidak akan ah maksudku maka Kyuhyun tidak akan menderita seperti sekarang.”

 

Dahi Sooyoung sukses mengernyit dalam.

 

“Aprosidak?”

 

Hana mengangguk. “Obat perangsang.”

 

Dan mata Sooyoung sukses membulat. “APA??!!”

 

Orang tua mana yang memasukkan obat perangsang ke dalam minuman anaknya agar anaknya tidur dengan anak orang. Walaupun dalam kasus mereka, mereka sudah terikat pernikahan tetapi mereka kan tadi sudah menjelaskan kalau pernikahan mereka hanyalah status dan TIDAK MUNGKIN mereka melakukan hubungan suami istri. Meskipun Kyuhyun sering menggodanya, tetapi lelaki itu tidak akan memaksa Sooyoung jika memang Sooyoung tidak mau.

 

Mungkin hanya orang tua Kyuhyun yang nekat dan gila. Mereka kelewat nyentrik hampir pada titik freak.

 

“Hanya kau yang bisa meredakan penderitaan Kyuhyun di dalam sana, Sooyoung.”

 

Sooyoung merasakan perasaan kasian kepada Kyuhyun yang sedang berjuang melawan perasaan hornynya di dalam kamar mandi sana. Dan Kyuhyun juga merasakan perasaan yang mengetuk hatinya, saat ia sadar kalau Kyuhyun rela merasakan perasaan tersiksa sendirian untuk menjaganya.

 

Kyuhyun tau Sooyoung masih perawan, Kyuhyun juga tau Sooyoung hanya akan memberikan keperawanannya pada suami yang mencintai dan dicintainya. Pernikahan mereka hanya pernikahan status dan Kyuhyun tau kalau Sooyoung tidak bersedia jika keperawanannya diberikan kepada Kyuhyun. Apalagi dibawah pengaruh obat perangsang. Jadi, lelaki itu sama saja sudah menjaganya.

 

“Ap—apa yang harus kulakukan?” tanya Sooyoung sambil menatap nanar ke pintu kamar mandi. Dimana Yeung Hwan masih setia berdiri untuk menggedor pintunya.

 

Hana menggaruk kepalanya yang tak gatal. Lalu dia mendekatkan dirinya ke arah Sooyoung. “Buat dia mengeluarkan hasratnya, bahasa kerennya klimaks.”

 

TUHAN AMPUNI KELUARGA SINTING INI!!!

 

***

Hana dan Yeung Hwan sudah keluar dari kamar Kyuhyun dan Sooyoung karena Sooyoung meyakinkan mereka kalau dia akan membantu Kyuhyun untuk klimaks. Meskipun sebenarnya Sooyoung tidak yakin dia siap atau tidak untuk itu.

 

Sooyoung sudah sering berpacaran sejak ia duduk di bangku sekolah menengah, tetapi Sooyoung tidak pernah melakukan hal yang aneh-aneh dengan lawan jenis selain berpelukan dan mencium pipi.Terserah jika Sooyoung di cap sok suci atau bahkan primitif sekalipun. Sooyoung memang sangat menjaga dirinya untuk diberikan kepada suaminya kelak.

 

Sooyoung menghela nafas sambil menatap takut-takut ke arah pintu kamar mandi. Samar-samar ia bisa mendengar suara pancuran air shower yang bertubrukan dengan marmer kamar mandi. Sudah lebih dari setengah jam Kyuhyun mengurung diri di kamar mandi, lelaki itu bisa-bisa terserang demam karena terlalu lama di dalam sana.

 

Dengan memberanikan diri Sooyoung mengetuk pintu. “Kyu—Kyuhyun, buka pintunya,” mungkin sejauh perkenalan Sooyoung dan Kyuhyun, itu adalah nada terlembut yang pernah Sooyoung gunakan saat berbicara dengan Kyuhyun.

 

Mengingat selama ini ia selalu marah-marah saat berbicara dengan Kyuhyun.

 

“Kyu, buka pintunya! Kau sudah hampir satu jam di dalam sana!” Sooyoung menaikkan nada bicaranya, berharap Kyuhyun merespon.

 

“KYUHYUN!” kini Sooyoung berteriak, ritme ketukannya pun berubah menjadi gedoran keras.

 

Sooyoung bisa mendengar suara air shower yang mulai dimatikan. Perlahan harapannya meninggi, berharap Kyuhyun akan membukakan pintu, meskipun dia tidak yakin apakah ia akan selamat setelah Kyuhyun benar-benar membuka pintu.

 

“Ppp—pergi!” seru Kyuhyun dari dalam kamar mandi, membuat Sooyoung menghela nafas kecewa.

 

Didekatkannya telinganya ke pintu kamar mandi, dan ia bisa mendengar jelas suara Kyuhyun yang mengerang dan mendesah-desah tak jelas dibalik pintu. Sepertinya, Kyuhyun sedang duduk bersandar di balik pintu tersebut.

 

Sooyoung teringat apa kata Yeung Hwan tadi. “Obat itu tidak akan hilang efeknya walaupun Kyuhyun bermarturbasi sendirian di kamar mandi sana, obat itu obat spesial dan sangat kuat dosisnya. Akan butuh semalaman sampai efeknya hilang.”

 

“Kyu—buka pintunya. Mari kita selesaikan ini,” ucap Sooyoung yakin.

 

Meskipun Sooyoung membenci Kyuhyun, biar bagaimanapun lelaki itu sudah mengorbankan diri untuknya. Rela menyiksa diri sendiri karena tidak ingin mengambil keperawanannya, alasan itu cukup bagi Sooyoung untuk dia membantu Kyuhyun.

 

Toh kalaupun dia akan kehilangan keperawanannya malam ini, dia menyerahkannya untuk suaminya yang sah.

 

“Akuhh—aku bisa menyerangmu, Soo.”

 

Sooyoung menggigit bibir bawahnya. Ia mencoba menetralkan detak jantungnya yang tak normal. “Tidak masalah.”

 

Krek.

 

Pintu terbuka perlahan, menampilkan Kyuhyun yang sudah dalam keadaan basah kuyup lengkap dengan bajunya. Mata Sooyoung sontak mengalihkan pandangan saat melihat sesuatu menonjol dibagian bawah Kyuhyun. Tentu saja, junior Kyuhyun.

 

Sooyoung melempar handuk yang sejak tadi ia pegang ke arah Kyuhyun, ia khawatir suami menyebalkannya itu benar-benar terserang demam.

 

Kyuhyun melempar handuk yang tadi bersarang dikepalanya itu ke sembarang arah. Nafasnya menderu dan Sooyoung sudah gemetar, membayangkan apa yang akan terjadi.

 

Bruk.

 

Sooyoung terdorong ke kasur dengan Kyuhyun yang menindihnya. Baju Kyuhyun yang basah ikut membasahi dirinya. Belum apa-apa Kyuhyun sudah menyerang bibir Sooyoung dengan ciuman ganas, susah payah Sooyoung mengimbangi ciuman Kyuhyun tetapi lelaki itu terlalu bernafsu dan menggebu-gebu.

 

“Akkhh” Sooyoung memekik saat payudaranya diremas Kyuhyun secara tiba-tiba. Awalnya ia terkejut, tetapi remasan Kyuhyun dengan cepat membuatnya merasa nyaman. Belum sempat Sooyoung menikmati remasan Kyuhyun, sebelah tangan Kyuhyun yang lain meraba-raba pahanya. Dan junior Kyuhyun yang sudah mengeras menggesek-gesek kewanitaannya, meskipun terhalang celana.

 

“ahh shh” Kyuhyun mendesah dalam ciumannya. Sesekali ia melepas pagutannya dari bibir Sooyoung untuk mengambil nafas dan mengeluarkan desahan.

 

Sooyoung merasakan tubuhnya terangkat dan tiba-tiba kausnya sudah terlepas. Kyuhyun langsung menyambar kembali bibirnya. Sooyoung merasakan kulit Kyuhyun yang panas namun basah bersentuhan dengan kulit telanjangnya.

 

“Akkkhh” Sooyoung kembali mendesah keras saat Kyuhyun melahap payudaranya yang baru saja terbebas. Sebelah tangannya lagi meremas payudara yang lain, sedangkan tubuh Kyuhyun terus bergerak untuk menggesekkan organ intim mereka.

 

“Ughh”

 

Sooyoung memejamkan matanya rapat-rapat saat ia merasakan tangan Kyuhyun yang mencoba membuka celana pendeknya. Tanpa ia sadari sebuah air mata menetes di pipinya, bukan, bukan karena Sooyoung tidak rela ia akan melakukan sex pertamanya dengan Kyuhyun tetapi ia merasa ini bukanlah sex pertama yang ia inginkan. Meskipun jujur saja, Sooyoung mulai menikmati sensasi ini, saat melihat Kyuhyun yang sedang dilumuri nafsu akibat obat perangsang, sesuatu seperti melukai hatinya.

 

Tiba-tiba beban yang sejak tadi menimpa tubuh Sooyoung hilang. Tidak ada ciuman ganas, remasan, bahkan sentuhan Kyuhyun lagi. Membuat Sooyoung membuka matanya, karena sedikit merasa kehilangan.

 

“Kyu?”

 

Dilihatnya lelaki itu sudah berjalan menjauh dari tempat tidur. Kyuhyun yang sudah setengah telanjang, sama sepertinya, berdiri dengan wajah frustasi. Ia meremas-remas rambut jabriknya sehingga semakin jabrik.

 

Kyuhyun mendengus. Ia membuka kasar lemari pakaiannya dan menarik salah satu kausnya yang terlipat dan melemparnya ke arah Sooyoung. “Pakai itu!” perintahnya.

 

Sooyoung mengernyit bingung, ia tidak kunjung memakai pakaiannya dan justru terus memandangi Kyuhyun.

 

Kyuhyun mengeraskan rahangnya. Dengan cepat ia hampiri Sooyoung dan memakaikan wanita itu kausnya yang membuat tubuh Sooyoung tenggelam. Setelah itu ia kembali berdiri dan beringsut menjauh dari Sooyoung.

 

“Ayah dan Ibu pasti masih mengunci pintunya, lebih baik aku kembali ke kamar mandi. Tidurlah, ini sudah malam.”

 

Sooyoung masih melongo, mencoba mencerna apa yang baru saja Kyuhyun lakukan dan katakan.

 

“Jangan! Kau bisa demam, oh salah, kau memang sudah demam Kyu.”

 

Kyuhyun mendengus, masih dalam posisi membelakangi Sooyoung karena ia khawatir nafsunya tidak bisa ditahan lagi jika melihat Sooyoung. “Jadi, kau lebih memilih untuk aku perkosa daripada aku demam?”

 

Sooyoung mengigit bibir bawahnya. “Um aku…”

 

“Sudahlah, lebih baik kau tidur.”

 

“Aku akan tidur, jika kau tidur bersamaku!”

 

Sooyoung, kemana harga dirimu!

 

Jika Kyuhyun tidak sedang dalam dikuasai obat, mungkin ia akan menggoda Sooyoung habis-habisan. Tetapi saat ini, Kyuhyun hanya terdiam.

 

“Kyuhyun…”

 

Kyuhyun menghela nafas lalu mengambil pakaian ganti dari lemari, berjalan ke kamar mandi dan tidak lama keluar dengan pakaian yang sudah diganti.Kyuhyun lalu mengambil sesuatu dari dalam laci lemari, yang ternyata sebuah dasi hitam.

 

Sooyoung mengernyit ketika Kyuhyun membawa dasi hitam itu ke tempat tidur. Kyuhyun sejak tadi sama sekali tidak mau menatap balik Sooyoung.

 

Tiba-tiba Kyuhyun mengulurkan kedua tangannya ke depan Sooyoung. “Ikat aku dengan dasi hitam itu,” perintah Kyuhyun membuat kernyitan Sooyoung semakin dalam.

 

“Apa?”

 

“Ikat, untuk jaga-jaga.”

 

“Hah?”

 

“Kau bilang kau akan tidur kalau aku juga tidur kan? Makanya ikat, agar aku bisa tidur!” jelas sekali suara Kyuhyun serak karena demam. Bahkan saat mereka hampir melakukan sex tadi, Sooyoung bisa merasakan panas tubuh Kyuhyun.

 

Mau tidak mau, Sooyoung mengikat tangan Kyuhyun sesuai keinginannya. Setelah merasa ikatannya cukup kuat, Kyuhyun langsung mengambil posisi tidur.

 

“Buat garis teritorial seperti waktu itu dan jika nanti sewaktu-waktu aku lepas kendali, kau harus lari ke kamar mandi dan mengunci pintunya. Mengerti?” Sooyoung tidak menjawab Kyuhyun dan Kyuhyun juga tidak menunggu jawaban Sooyoung. Ia langsung tidur memunggungi Sooyoung.

 

Kyuhyun merasakan Sooyoung menyelimutinya dan wanita itu ikut berbaring di sampingnya.

 

“Ayahmu bilang, pengaruh obatnya tidak akan hilang jika kau tidak melakukan sex.”

 

“Ayahku bohong, tidak ada obat secanggih itu. Efeknya akan segera habis, mungkin beberapa jam lagi.” Sooyoung meringis. Pasti Kyuhyun sangat menderita. Ingin sekali Sooyoung membantu Kyuhyun lepas dari penderitaannya, tetapi dia juga tidak ingin kalau sex pertamanya dilakukan karena obat.

 

Tiba-tiba Sooyoung punya ide. Mungkin sedikit gila dan nanti dia yakin akan menyesalinya. Tetapi menurut Sooyoung, ini bisa membantu Kyuhyun, semoga saja.

 

Greb.

 

Kyuhyun merasakan Sooyoung mendekap erat tubuhnya dari belakang. Bisa ia raskaan bagaimana dada kecil Sooyoung menyentuh punggungnya. Membuat nafasnya tercekat. “Soo, lepas.”

 

Bukannya melepaskan, Sooyoung justru mengeratkan pelukannya. Ia kecup lembut tengkuk Kyuhyun. Dan Sooyoung menemukan satu fakta, tengkuk Kyuhyun wangi dan wanginya semacam aroma bayi. Membuat Sooyoung semakin melesakkan wajahnya disana.

 

Mungkin hanya sebuah kecupan dan sesekali hisapan dikulit tengkuknya, tetapi efeknya sangat dasyat. Mengingat sebenarnya, Kyuhyun hampir saja klimaks saat menyerang Sooyoung tadi. Tetapi Kyuhyun mengurungkan niat saat melihat air mata menitik dimata Sooyoung, Kyuhyun tau Sooyoung tidak mungkin menyerahkan sesuatu yang berharga untuknya. Pria yang sudah membohonginya, menjebaknya hingga harus menikah dalam sebuah pernikahan status.

 

“Ahhh”

 

Kyuhyun mengatur nafasnya yang menderu. Sesuatu yang sejak tadi menyiksanya, akhirnya keluar dan tersalurkan. Ya, Kyuhyun klimaks, hanya karena kecupan dan hisapan Sooyoung ditengkuknya.

 

Sooyoung sendiri merasa senang bisa membuat Kyuhyun terlepas dari penderitaannya. Tetapi anehnya, ia tidak juga melepaskan pelukannya dari Kyuhyun dan menjauhkan bibir dan hidungnya dari tengkuk Kyuhyun meskipun tau lelaki itu sudah mencapai klimaksnya.

 

“Soo?” tanya Kyuhyun saat mereka sudah lama terdiam dalam keheningan.

 

Sooyoung refleks memejamkan mata dan membuat nafasnya teratur agar Kyuhyun menyangkanya sudah tidur. Dan benar saja, Kyuhyun benar-benar mengira Sooyoung sudah tidur.

 

“Kau benar-benar kelemahanku, Choi Sooyoung.”

 

Aku? Kelemahan seorang…Cho Kyuhyun?

 

***

Junmyeon baru saja akan berangkat ke coutage milik Kyuhyun sambil membawa berkas-berkas yang harus ditanda tangani bosnya itu. Ya, berkas-berkas pencairan harta warisan. Namun langkahnya terhenti di pintu utama rumah keluarga Cho saat seorang wanita tua berpakaian serba hitam dengan rambut disanggul tinggi muncul diikuti lima pria berpakaian formal dibelakangnya.

 

Refleks Junmyeon membungkuk hormat. “Selamat datang kembali nyonya Cho.” Ucapnya hormat.

 

Wanita tua yang tidak lain adalah neneknya Kyuhyun itu menatap Junmyeon dengan tatapan datar namun tegas miliknya. “kemana mereka berbulan madu?” tanyanya tanpa basa-basi.

 

Junmyeon terlihat mematung sesaat namun dengan cepat ia mengembalikan ekspresinya menjadi normal. “Ke pulau pribadi tuan muda Cho, di Gwangju.”

 

Nyonya besar Cho mengangguk sekilas. “Lalu kau mau kemana, Junmyeon?” tanya nyonya Cho lagi, melihat Junmyeon yang memang sudah bersiap untuk pergi tersebut. Junmyeon tanpa sadar mengeratkan pegangannya pada berkas ditangannya.

 

“Ka—kantor nyonya, ada urusan.”

 

“hm, kalau begitu kau telfon orang di kantor, bilang kalau kau ada urusan yang lebih penting.” Ucap wanita tua itu masih dengan ekspresi datarnya.

 

Junmyeon mengernyit. “tapi—“

 

“Kau akan ikut denganku, menjemput Kyuhyun dan istrinya di Gwangju.” Junmyeon baru akan membuka mulut, namun dia tau perintah wanita tua itu tak terbantahkan. Dengan pelan ia membungkuk pada wanita tua itu dan bergeser dari pintu agar wanita itu bisa berjalan masuk.

 

Namun saat wanita itu sudah berada persis didepan Junmyeon, dia berhenti dan kembali melanjutkan ucapannya. “Oh ya, dan nona Baek akan ikut bersama kita juga.”

 

Junmyeon menoleh kearah pintu, dimana akhirnya sosok mungil Baek Sumin muncul dari balik tubuh pengawal nyonya besar Cho dengan seringaian licik. Ia memeletkan lidahnya ke arah Junmyeong, menikmati ekspresi terkejut Junmyeon.

 

Ketika Sumin sudah sejajar dengan Junmyeon dan mereka saling bertatapan, Sumin menggumam tanpa suara. “Loser.” Dan berlalu mengikuti kemana nyonya besar Cho berjalan.

 

Junmyeon lupa, kalau gadis itu selalu punya cara untuk mendapatkan apa yang ia inginkan. Terlebih, ia mempunyai back up, nyonya besar Cho, orang yang paling berkuasa di keluarga Cho setelah kakek Cho meninggal.

 

TBC

HAHAHAHAHAHA. 3.983 words! Pegel banget gue nulisnya dari jam 10 pagi sampe sekarang. COMMENT!!! Gak komen awas aja, udah diketikin panjang-panjang gini:’) Tell me what do you think dan favorite scene dari part ini ya. Btw, ini cuma filler chapter jadi rahasia keluarga Cho masih abu-abu hehehe. Dan jangan lupa mampir ke wattpad gue ya ada novel remajanya lho:3> rapsodiary

Untuk yang pernah baca ff heartache, ff itu aku edit jadi teenlit remaja. Dipost di wattpad juga-_-v wkwk.